MIKROBIOLOGI DASAR
PENGENALAN ALAT
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2016 M / 1437 H
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Mikroskop
a. Prinsip Kerja
Prinsip kerja dari mikroskop ini adalah dengan
memantulkan cahaya melalui cermin, lalu diteruskan
hingga lensa objektif. Di lensa objektif bayangan yang
dihasilkan adalah maya, terbalik, dan diperbesar.
Kemudian bayangan akan diteruskan dan menghasilkan
bayangan yang tegak, nyata dan diperbesar oleh mata
pengamat. Semakin banyak cahaya yang dipantulkan
melalui cermin, maka akan semakin terang juga mikroorganisme yang dilihat.
Mikroskop memiliki pembesaran objektif (4x, 10x, 40x, dan 100x) serta
pembesaran okuler (10x) (Pramesti, 2000).
b. Fungsi
Mikroskop berfungsi sebagai alat bantu untuk melihat mikroorganisme
yang tak dapat terlihat oleh mata telanjang (Pramesti, 2000). Bagian-bagian
mikroskop dan fungsinya masing-masing:
1 Lensa okuler : untuk memperbesar bayangan yang dibentuk.
2 Revolver (pemutar lensa objektif) : untuk memutar lensa objektif sehingga
mengubah perbesaran.
3 Tabung pengamatan (tabung okuler) : untuk mengamati bayangan.
4 Meja objek : tempat meletakan benda / spesimen.
5 Kondensor : untuk mengumpulkan cahaya supaya tertuju ke lensa objektif.
6 Lensa objektif : memperbesar bayangan spesimen.
7 Pengatur kekuatan lampu : untuk memperbesar dan memperkecil itensitas
cahaya lampu.
8 Tombol on-off : menghidupkan dan mematikan lampu.
9 Cincin pengatur diopter : untuk menyamakan fokus antara mata kanan dan
kiri (pada mikroskop binokuler).
10 Pengatur jarak interpupillar : untuk mengatur kejelasan bayangan pada lensa
okuler.
11 Penjepis spesimen : untuk menjepit spesimen yang diamati agar tidak
bergeser.
12 Sumber cahaya : untuk sumber cahaya yang dipantulkan oleh cermin. (pada
mikroskop cahaya biasa).
13 Sekrup pengatur vertikal : untuk menaikan atau menurunkan kaca objek.
14 Sekrup pengatur horizontal : untuk menggeser ke kanan / ke kiri kaca objek.
15 Sekrup fokus kasar (makrometer) : menaikan dan menurunkan meja
preparat secara kasar dan cepat.
16 Sekrup fokus halus (mikrometer) : menaik turunkan meja objek secara halus
dan lembut.
17 Sekrup pengencang tabung okuler.
18 Sekrup untuk mengatur konsensor : untuk menaik-turunkan konsensor.
c. Cara Kerja
a. Menyalakan Lampu
b. Tekan tombol on pada tombol on-off
c. Atur kekuatan cahaya lampu dengan memutar bagian pengatur itensitas
keterangan cahaya.
d. Menempatkan spesimen pada meja benda
e. Letakan objek glass diatas meja benda kemudian jepit dengan penjepit
spesimen. Jika meja benda belum turun maka turunkan dengan sekrup kasar
(Makrometer).
f. Cari bagian objek glass yang terdapat preparat ulas (dicari dan diperkirakan
memiliki gambar yang jelas) dengan memutar sekrup vertikal dan
horozontal (penggeser).
g. Memfokuskan, Putar revolver pada pembesaran objektif yang diperlukan,
misalnya 40x lalu putar sekrup kasar (Makrometer) sehingga meja benda
bergerak ke atas untuk mencari fokus.
h. Setelah terlihat bayangan benda lalu fokuskan dengan menggunakan sekrup
halus (Mikrometer) untuk mendapatkan bayangan yang lebih bersih dan
jelas
2. Mikroskop momokuler
7. Jarum ose
a Prinsip kerja
Sebelum alat ini digunakan, terlebih dahulu disterilkan dengan membakar
ujungnya pada pembakar bunsen sampai berpijar, kemudian biarkan ujung jarum
ini dingin sebelum digunakan untuk mencegah matinya bakteri atau mikroba yang
akan dipindahkan atau ditanam. Jarum ini memiliki 2 jenis ujung, ada yang lurus
dan ada juga yang ujungnya berbentuk lingkaran (Poedjiadi,Anna.1984).
b Fungsi
Untuk menginokulasi kultur mikroba khususnya mikroba aerob dengan
metode streak, juga digunakan untuk mengambil mikroorganisme untuk
diinokulasi/ ditanam pada media.
8. Pinset
a Prinsip Kerja
Prinsip kerjanya adalah menjepit benda yang akan
diambil atau di pindahkan.
b Fungsi
Untuk mengambil benda dengan menjepit, misalnya saat memindahkan
cakram antibiotik.
9. Batang L
a Prinsip Kerja
Yaitu dengan menggunakan bagian yang berbentuk L untuk menyebarkan
permukaan cairan.
b Fungsi
Untuk menyebarkan cairan dipermukaan supaya bakteri yang tersuspensi
dalam cairan tersebut tersebar merata.
a Prinsip Kerja
Prinsip kerjanya yaitu pada waktu memanaskan media yang ada didalam
tabung reaksi, tabung reaksi harus berada dalam keadaan miring diatas nyala api
dna mulut tabung jangan sekali-kali menghadap pada diri kita atau orang lain.
Tabug reaksi yang disterilkan didalam autoklaf harus ditutp dengan kapas atau
alumunium foil.
b Fungsi
Fungsinya adalah untuk uji-uji biokimiawi dan menumbuhkan mikroba
dan untuk uji-uji biokimiawi.
11. Pipet tetes
a Prinsip Kerja
Prinsip kerja alat ini yaitu dengan menekan bagian karet yang berada pada
pangkal pipet ini, kemudian bagian ujungnya dimasukkan kedalam cairan atau
larutan yang akan diambil dan melepaskan tekanan pada karet tersebut. Pipet ini
hampir sama dengan pipet ukur hanya saja volume pada pipet ini tidak dapat
diketahui (karena tak terdapat skala pada pipet ini).
b Fungsi
Fungsi dari pipet ini yaitu untuk memindahkan atau mengambil larutan
atau cairan dengan volume yang tak diketahui.
12. Pipet volum
a Prinsip Kerja
Pipet ukur dapat digunakan dengan bantuan filler sebagai penyedotnya. Pada
pipet ini terdapat skala yang dapat digunakan sebagai takaran atau ukuran volume
larutan atau cairan yang akan di ambil (Untuk memindahkan atau mengambil
larutan dengan volume yang diketahui).
b Fungsi
Fungsi dari pipet ukur adalah untuk memindahkan atau mengambil cairan
atau larutan yang volumenya dapat diketahui (melalui skala yang terdapat pada
pipet ini).
13. Mortar & Pestle
a. Prinsip
Prinsipnya adalah menggerus atau menumbuk bahan yang akan di gunakan
yang berbentuk padatan agar menjadi halus dan berbentuk serbuk. Alat ini terdiri
dari Lumpang dan Alu (kalo dalam keseharian, prinsipnya sama dengan ulekan)
(Chang, Raymond. 2005).
b. Fungsi
Fungsi alat ini adalah untuk menumbuk atau menghancurkan bahan yang
akan digunakan agar agak halus.
14. Pembakar Bunsen
a Prinsip Kerja
Prinsip kerjanya yaitu dengan menyalakannya dengan membakar bagian
sumbu (pada pembakar spirtus) dengan korek api atau dengan memberi api pada
bagian atas (dari pembakar bunsen yang berbahan bakar gas). Bunsen ini ada
yang berbahan bakar gas atau methanol.
b Fungsi
Untuk menciptakan kondisi yang steril. Api yang menyala dapat membuat
aliran udara karena oksigen dikonsumsi dari bawah dan diharapkan kontaminan
ikut terbakar dalam pola aliran udara tersebut. Juga alat ini dapat digunakan untuk
mensterilkan jarum ose atau yang lainnya.
15. Mikropipet
a Fungsi
Fungsi alat ini yaitu untuk memindahkan atau
mengambil larutan atau cairan dalam volume yang
cukup kecil.
b Cara Operasi/ Cara Penggunaan
Cara penggunaan alat ini adalah :
2. Sebelum digunakan Thumb Knob sebaiknya ditekan berkali-kali untuk
memastikan lancarnya mikro pipet
3. Masukkan Tip bersih kedalam Nozzle/ ujung mikropipet
4. Tekan Thumb Knob sampai hambatan pertama/ first stop, jangan ditekan
lebih kedalam lagi
5. Masukkan Tip kedalam cairan sedalam 3-4 mm
6. Tahan pipet dalam posisi vertikal kemudian lepaskan tekanan dari Thumb
Knob maka cairan akan masuk ke dalam Tip
7. Pindahkan ujung Tip ke tempat penampung yang diinginkan (Cawan Petri
atau Kaca Objek misalnya)
8. Tekan Thumb Knob sampai hambatan kedua/ second stop atau tekan
semaksimal mungkin maka semua cairan akan keluar dari ujung Tip
9. Jika ingin melepas Tip putar Thumb Knob searah jaarum jam dan tekan
maka Tip aka terdorong keluar dengan sendirinya, atau menggunakan alat
tambahan yang berfungsi mendorong Tip keluar.
16. Incubator
a Prinsip Kerja
Prinsip kerja alat ini yaitu dengan memasukan atau
menyimpan biakan murni mikroorganisme, kemudian
mengatur suhunya, biasanya hanya dapat diatur siatas
suhu tertentu (Choudhary, M.I., 2008).
b Fungsi
Fungsi inkubator adalah untuk menginkubasi atau
memeram mikroba pada suhu tertentu yang terkontrol.
17. Oven
diletakkan sembarangan dan dibuka-buka karena isi botol atau tempat medium
akan meluap dan hanya boleh dibuka ketika manometer menunjukkan angka 0
serta dilakukan pendinginan sedikit demi sedikit. Medium yang mengandung
vitamin, gelatin atau gula, maka setelah sterilisasi medium harus segera
didinginkan. Cara ini untuk menghindari zat tersebut terurai. Medium dapat
langsung disimpan di lemasi es jika medium sudah dapat dipastikan steril (Dahlia,
Ami. 2011).
a Prinsip Kerja
Prinsip kerja alat ini yaitu dengan menggunakan uap air panas bertekanan
untuk membunuh dan menghilangkan kotoran dan mikroba yang terdapat pada
alat atau bahan yang akan digunakan dalam praktikum atau percobaan (Dahlia,
Ami. 2011).
b Fungsi
Untuk mensterilkan alat atau bahan yang akan digunakan pada percobaan
atau prkatikum Mikrobiologi untuk menghindari kontaminasi (Dahlia, Ami.
2011).
c Bagian-bagian autoklaf :
1 Tombol pengatur waktu mundur (timer)
2 Katup pengeluaran uap
3 Pengukur tekanan
4 Klep pengaman
5 Tombol on-off
6 Termometer
7 Lempeng sumber panas
8 Aquadest
9 Sekrup pengaman.
10 Batas penambahan air
d Cara penggunaan :
1. Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoklaf.
Jika air kurang dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambahkan air
sampai batas tersebut. Gunakan air hasil destilasi (air
penyulingan/aquadest), untuk menghindari terbentuknya kerak dan karat.
2. Masukkan peralatan dan bahan yang akan di sterilkan. Jika mensterilkan
botol bertutup ulir, maka tutup harus dikendorkan.
3. Tutup autoklaf dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak ada
uap yang keluar dari bibir autoklaf. Klep pengaman jangan dikencangkan
terlebih dahulu.
4. Nyalakan autoklaf, diatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu
121C.
5. Tunggu sampai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen
autoklaf dan terdesak keluar dari klep pengaman. Kemudian klap pengaman
ditutup (dikencangkan) dan tunggu sampai selesai. Penghitungan waktu 15
menit dimulai sejak tekanan mencapai 2 atm.
6. Jika alarm tanda selesasi berbunyi, maka tunggu tekanan dalam
kompartemen turun hingga sama dengan tekanan udara lingkungan (jarum
pada presure gauge menunjuk ke angka nol). Kemudian klep-klep
pengaman dibuka dan keluarkan isi autoklaf dengan hati-hati.
21. Colony counter
a Prinsip Kerja
Prinsip kerja alat ini yaitu setelah di-on-kan, kita
menyimpan cawan petri berisikan bakteri atau jamur
dalam kamar hitung, kemudian mengatur alat penghitung
pada posisi (000) dan mulailah menghitung dengan
menggunakan jarum penunjuk sambil melihat jumlah
pada layar hitung (Choudhary, M.I., 2008).
b Fungsi
Fungsi dari alat ini adalah untuk menghitung jumlah koloni dari bakteri.
Untuk mempermudah perhitungan koloni yang tumbuh setelah diinkubasi di
dalam cawan karena adanya kaca pembesar (Choudhary, M.I., 2008).
26. Sentrifuge
Sentrifuge merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan zat dalam cairan yang
dapat mengendap dengan cara pemutaran menggunakan kekuatan rotasi. Dengan
pemutaran kecepatan tertentu, zat-zat yang tidak terlarut akan mengendap. Satuan
yang digunakan pada sentrifuge adalah Rpm (Rotasi per meter).
Prinsip kerja alat ini adalah zat yang akan dipisahkan dimasukkan ke dalam
tabung khusus untuk sentrifuge, letak tabung harus sejajar dengan tabung yang
lain, kemudian tutup centrifuge agar tidak ada zat yang mempengaruhi proses
kerjanya.
Setelah itu atur waktu dan rotasi pemutaran yang diinginkan dengan menggunakan
tombol timer dan rotation. Prinsip kerja dari sentrifuge ini adalah untuk menyaring dan
memisahkan padatan (mikroorganisme) dengan larutan atau untuk menghomogenkan larutan.
Alat ini dilengkapi dengan pengatur kecepatan untuk mempercepat proses pemisahan sesuai
dengan kebutuhan (Poedjiadi,Anna.1984).
27. Vortex
Vortex merupakan alat yang digunakan untuk menghomogenkan larutan atau
medium cair dengan menggunakan wadah tabung reaksi. Prinsip kerjanya hanya dengan
mengaktifkan alat dan tekan tabung yang berisi larutan ke permukaan vortex secara
otomatis vortex akan menghomogenkan larutan yang ada didalam tabung reaksi.
28. Neraca analitik
Neraca analitik alat ini berfungsi untuk menimbang bahan kimia dan lain-lain yang
ukurannya sangat terbatas. Timbangan ini memiliki batas maksimal oenimbangan, sehingga
jika bahan yang ditimbang melewati batasan tersebut makan perhitungan ketelitiannya
berkurang. Teknik penggunaanya yaitu pertama menresetnya kemudian memasukkan bahan
pada timbangan ini dan melihat ukuran timbangannya (Tean, John. 2009).
a Cara Pengoperasian
Semua alat dihubungkan ke stabilizer, komputer dinyalakan,
spektrofotometer dinyalakan dengan menekan tombol ON, klik tombol start,
pilih program Hitachi Aplication UV solution, tampilan program akan muncul
dan memberitahukan bahwa proses instalisasi sedang berlangsung, tunggu hingga
proses selesai ditandai dengan munculnya warna hijau dan tertulis status
ready(Tahir I. 2008). Biarkan selama 15 menit untuk pemanasan, setelah itu
spektrofotometer siap digunakan, atur panjang gelombangnya. Setelah itu
spektrofotometer siap digunakan untuk pengukuran serapan sampel pada panjang
gelombang tertentu. Setelah selesai bekerja, kuvet dikeluarkan dan dibersihkan
dari pelarutnya kemudian dikeringkan. Spektrofotometer dimatikan dengan
mengklik tanda silang pada bagian kanan atas kemudian pilih cole the lamps and
cole the windows kemudian tekan tombol ON/OFF pada main unit
spektrofotometer (Tahir I. 2008).
KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan:
1 Setiap alat di Laboratorium mempunyai fungsinya masing-masing
dalampraktikum Mikrobiologi, sehingga diperlukan pengenalan terhadap alat-
alatyang akan digunakan dalam praktikum mikrobiologi.
2 Penguasaan dan pemahaman dalam penggunaan alat-alat akan
sangatmembantu dan menghindari kegagalan dalam praktikum Mikrobiologi
ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Wahed, M & Nogy. 2009. Applying kolbsexperiental Learning Cycle for
Laboratory Education. Jurnal of Engineering Education. 98 (3): 283-293.
Campbell, N.A. 2000. Biologi Edisi Ke Lima Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Jilid 1 Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga
Choudhary, M.I., 2008. Keselamatan Dan Keamanan Laboratorium Kimia.
Yudsitira:Jakarta.
Dahlia, Ami. 2011.Nama Fungsi Dan Cara Kerja Alat Alat Laboratorium
Mikrobiologi
Huang, C. 2004. Virtual Labs: E-Learning untuk besok. Journal Polos Biology. 12
(6): 157.
Kaunang, T. 2009. Hand Out Teknik Laboratorium. Surabaya : Unima
Koesmadja. 2006. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga,
Poedjiadi,Anna.1984. Buku Pedoman Praktikum Dan Manual Alat Laboratorium
Pendidikan Kimia.Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan,Jakarta.
Pramesti, H. T. 2000. Mikroskop dan Sel. Banjar Baru: Unlam.
Sudarmadji. 2005. Penuntun Dasar-dasar Kimia. Lepdikbud; Jakarta.-
Tahir I. 2008. Arti Penting Kalibrasi Pada Proses Pengukuran Analitik: Aplikasi
Pada Penggunaan Ph Meter Dan Spektrofotometer Uv Vis. Yogjakarta:
Universitas Gadjah Mada
Tean, John. 2009. Teknik Laboratorium, Mipa. Bandung : ITB