Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI DASAR
PENGENALAN ALAT

Nama Dosen : Opik Taupiqurrohman, S.Si


Nama Asisten : Eri Sulistiawati

Nama : Ibaz Juangsih


NIM : 1157020034
Kelas : 3A
Kelompok : 6 (Enam)
Tanggal Praktikum : 23 September 2016
Tanggal Pengumpulan: 30 September 2016

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2016 M / 1437 H
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Mikroskop
a. Prinsip Kerja
Prinsip kerja dari mikroskop ini adalah dengan
memantulkan cahaya melalui cermin, lalu diteruskan
hingga lensa objektif. Di lensa objektif bayangan yang
dihasilkan adalah maya, terbalik, dan diperbesar.
Kemudian bayangan akan diteruskan dan menghasilkan
bayangan yang tegak, nyata dan diperbesar oleh mata
pengamat. Semakin banyak cahaya yang dipantulkan
melalui cermin, maka akan semakin terang juga mikroorganisme yang dilihat.
Mikroskop memiliki pembesaran objektif (4x, 10x, 40x, dan 100x) serta
pembesaran okuler (10x) (Pramesti, 2000).
b. Fungsi
Mikroskop berfungsi sebagai alat bantu untuk melihat mikroorganisme
yang tak dapat terlihat oleh mata telanjang (Pramesti, 2000). Bagian-bagian
mikroskop dan fungsinya masing-masing:
1 Lensa okuler : untuk memperbesar bayangan yang dibentuk.
2 Revolver (pemutar lensa objektif) : untuk memutar lensa objektif sehingga
mengubah perbesaran.
3 Tabung pengamatan (tabung okuler) : untuk mengamati bayangan.
4 Meja objek : tempat meletakan benda / spesimen.
5 Kondensor : untuk mengumpulkan cahaya supaya tertuju ke lensa objektif.
6 Lensa objektif : memperbesar bayangan spesimen.
7 Pengatur kekuatan lampu : untuk memperbesar dan memperkecil itensitas
cahaya lampu.
8 Tombol on-off : menghidupkan dan mematikan lampu.
9 Cincin pengatur diopter : untuk menyamakan fokus antara mata kanan dan
kiri (pada mikroskop binokuler).
10 Pengatur jarak interpupillar : untuk mengatur kejelasan bayangan pada lensa
okuler.
11 Penjepis spesimen : untuk menjepit spesimen yang diamati agar tidak
bergeser.
12 Sumber cahaya : untuk sumber cahaya yang dipantulkan oleh cermin. (pada
mikroskop cahaya biasa).
13 Sekrup pengatur vertikal : untuk menaikan atau menurunkan kaca objek.
14 Sekrup pengatur horizontal : untuk menggeser ke kanan / ke kiri kaca objek.
15 Sekrup fokus kasar (makrometer) : menaikan dan menurunkan meja
preparat secara kasar dan cepat.
16 Sekrup fokus halus (mikrometer) : menaik turunkan meja objek secara halus
dan lembut.
17 Sekrup pengencang tabung okuler.
18 Sekrup untuk mengatur konsensor : untuk menaik-turunkan konsensor.
c. Cara Kerja
a. Menyalakan Lampu
b. Tekan tombol on pada tombol on-off
c. Atur kekuatan cahaya lampu dengan memutar bagian pengatur itensitas
keterangan cahaya.
d. Menempatkan spesimen pada meja benda
e. Letakan objek glass diatas meja benda kemudian jepit dengan penjepit
spesimen. Jika meja benda belum turun maka turunkan dengan sekrup kasar
(Makrometer).
f. Cari bagian objek glass yang terdapat preparat ulas (dicari dan diperkirakan
memiliki gambar yang jelas) dengan memutar sekrup vertikal dan
horozontal (penggeser).
g. Memfokuskan, Putar revolver pada pembesaran objektif yang diperlukan,
misalnya 40x lalu putar sekrup kasar (Makrometer) sehingga meja benda
bergerak ke atas untuk mencari fokus.
h. Setelah terlihat bayangan benda lalu fokuskan dengan menggunakan sekrup
halus (Mikrometer) untuk mendapatkan bayangan yang lebih bersih dan
jelas

2. Mikroskop momokuler

a. Fungsi dan keterangan


Mikroskop monokuler berfungsi untuk melihat objek yang membutuhkan
pembesaran tidak terlalu besar. Di Laborarotium Mikrobiologi, mikroskop ini
biasanya digunakan untuk mengamati secara detail bentuk koloni dan jamur
(Pramesti, 2000).
Bagian-bagian mikroskop stereo (misal Zoom Stereo Microscope,
Olimpus SZ3060), yaitu :
a Lensa okuler
b Cincin pengatur diopter
c Sekrup pengatur pembesaran
d Sekrup pengatur fokus
e Pelat tempat spesimen diletakan
f Penjepit preparat
g Prosedur Operasi
h Letakan spesimen di plat preparat, jepit jika perlu
i Atur pembesaran pada pembesaran terkecil dengan memutar sekrup pengatur
pembesaran kemudian dicari fokusnya dengan memutar sekrup pengatur
fokus
j ika ingin mendapatkan bayangan yang lebih besar, putar sekrup pengatur
pembesaran ke pembesaran yang lebih tinggi kemudian dicari fokusnya.
3. Cawan petri
a. Prinsip Kerja
Cawan petri selalu berpasangan, yang ukurannya agak kecil sebagai wadah dan
yang lebih besar merupakan tutupnya. Prinsip kerjanya yaitu medium dapat
dituangkan ke cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup
(Kaunang, T. 2009).
a Fungsi
Fungsi dari cawan petri ini yaitu sebagai tempat pertumbuhan mikroba
secara kuantitatif dan sebagai tempat pengujian sample.
4. Labu erlenmeyer
a Prinsip Kerja
Menurut abdul dan Nogy (2009)., Prinsip kerjanya yaitu dengan menuangkan
larutan atau zat kimia secara langsung atau menggunakan corong dengan hati-hati.
Labu ini memiliki bagian yang lebar di bawah dan bagian yang agak sempit
(menyempit) pada bagian atasnya.
b Fungsi
Untuk menampung larutan, bahan, atau cairan. Labu Erlenmeyer dapat
digunakan juga untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan, komposisi
media, menampung aquadest, kultivasi mikroba dalam kultur cair, dan lain-lain.
5. Gelas kimia / beker gelas
a Prinsip Kerja
Prinsip kerjanya yaitu dengan menuangkan larutan atau cairan kedalam
Beaker glass ini.
b Fungsi
Fungsi dari Beaker glass ini banyak. Didalam mikrobiologi alat ini dapat
digunakan untuk preparasi media, menampung aquadest dan lain-lain.
6. Gelas ukur
a Prinsip Kerja
Prinsip kerjanya yaitu dengan menuangkan larutan atau cairan zat kimia
secara langsung dengan berhati-hati.
b Fungsi
Fungsi dari Gelas Ukur adalah untuk mengukur volume suatu cairan,
seperti labu erlenmeyer, memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya.
Pada saat mengukur volume larutan, sebaiknya volume tersebut ditentukan
berdasarkan menuskus cekung larutan (Chang, Raymond. 2005).

7. Jarum ose

a Prinsip kerja
Sebelum alat ini digunakan, terlebih dahulu disterilkan dengan membakar
ujungnya pada pembakar bunsen sampai berpijar, kemudian biarkan ujung jarum
ini dingin sebelum digunakan untuk mencegah matinya bakteri atau mikroba yang
akan dipindahkan atau ditanam. Jarum ini memiliki 2 jenis ujung, ada yang lurus
dan ada juga yang ujungnya berbentuk lingkaran (Poedjiadi,Anna.1984).
b Fungsi
Untuk menginokulasi kultur mikroba khususnya mikroba aerob dengan
metode streak, juga digunakan untuk mengambil mikroorganisme untuk
diinokulasi/ ditanam pada media.
8. Pinset
a Prinsip Kerja
Prinsip kerjanya adalah menjepit benda yang akan
diambil atau di pindahkan.
b Fungsi
Untuk mengambil benda dengan menjepit, misalnya saat memindahkan
cakram antibiotik.
9. Batang L

a Prinsip Kerja
Yaitu dengan menggunakan bagian yang berbentuk L untuk menyebarkan
permukaan cairan.
b Fungsi
Untuk menyebarkan cairan dipermukaan supaya bakteri yang tersuspensi
dalam cairan tersebut tersebar merata.

10. Tabung reaksi

a Prinsip Kerja
Prinsip kerjanya yaitu pada waktu memanaskan media yang ada didalam
tabung reaksi, tabung reaksi harus berada dalam keadaan miring diatas nyala api
dna mulut tabung jangan sekali-kali menghadap pada diri kita atau orang lain.
Tabug reaksi yang disterilkan didalam autoklaf harus ditutp dengan kapas atau
alumunium foil.
b Fungsi
Fungsinya adalah untuk uji-uji biokimiawi dan menumbuhkan mikroba
dan untuk uji-uji biokimiawi.
11. Pipet tetes
a Prinsip Kerja
Prinsip kerja alat ini yaitu dengan menekan bagian karet yang berada pada
pangkal pipet ini, kemudian bagian ujungnya dimasukkan kedalam cairan atau
larutan yang akan diambil dan melepaskan tekanan pada karet tersebut. Pipet ini
hampir sama dengan pipet ukur hanya saja volume pada pipet ini tidak dapat
diketahui (karena tak terdapat skala pada pipet ini).
b Fungsi
Fungsi dari pipet ini yaitu untuk memindahkan atau mengambil larutan
atau cairan dengan volume yang tak diketahui.
12. Pipet volum
a Prinsip Kerja
Pipet ukur dapat digunakan dengan bantuan filler sebagai penyedotnya. Pada
pipet ini terdapat skala yang dapat digunakan sebagai takaran atau ukuran volume
larutan atau cairan yang akan di ambil (Untuk memindahkan atau mengambil
larutan dengan volume yang diketahui).

b Fungsi
Fungsi dari pipet ukur adalah untuk memindahkan atau mengambil cairan
atau larutan yang volumenya dapat diketahui (melalui skala yang terdapat pada
pipet ini).
13. Mortar & Pestle
a. Prinsip
Prinsipnya adalah menggerus atau menumbuk bahan yang akan di gunakan
yang berbentuk padatan agar menjadi halus dan berbentuk serbuk. Alat ini terdiri
dari Lumpang dan Alu (kalo dalam keseharian, prinsipnya sama dengan ulekan)
(Chang, Raymond. 2005).
b. Fungsi
Fungsi alat ini adalah untuk menumbuk atau menghancurkan bahan yang
akan digunakan agar agak halus.
14. Pembakar Bunsen
a Prinsip Kerja
Prinsip kerjanya yaitu dengan menyalakannya dengan membakar bagian
sumbu (pada pembakar spirtus) dengan korek api atau dengan memberi api pada
bagian atas (dari pembakar bunsen yang berbahan bakar gas). Bunsen ini ada
yang berbahan bakar gas atau methanol.
b Fungsi
Untuk menciptakan kondisi yang steril. Api yang menyala dapat membuat
aliran udara karena oksigen dikonsumsi dari bawah dan diharapkan kontaminan
ikut terbakar dalam pola aliran udara tersebut. Juga alat ini dapat digunakan untuk
mensterilkan jarum ose atau yang lainnya.
15. Mikropipet
a Fungsi
Fungsi alat ini yaitu untuk memindahkan atau
mengambil larutan atau cairan dalam volume yang
cukup kecil.
b Cara Operasi/ Cara Penggunaan
Cara penggunaan alat ini adalah :
2. Sebelum digunakan Thumb Knob sebaiknya ditekan berkali-kali untuk
memastikan lancarnya mikro pipet
3. Masukkan Tip bersih kedalam Nozzle/ ujung mikropipet
4. Tekan Thumb Knob sampai hambatan pertama/ first stop, jangan ditekan
lebih kedalam lagi
5. Masukkan Tip kedalam cairan sedalam 3-4 mm
6. Tahan pipet dalam posisi vertikal kemudian lepaskan tekanan dari Thumb
Knob maka cairan akan masuk ke dalam Tip
7. Pindahkan ujung Tip ke tempat penampung yang diinginkan (Cawan Petri
atau Kaca Objek misalnya)
8. Tekan Thumb Knob sampai hambatan kedua/ second stop atau tekan
semaksimal mungkin maka semua cairan akan keluar dari ujung Tip
9. Jika ingin melepas Tip putar Thumb Knob searah jaarum jam dan tekan
maka Tip aka terdorong keluar dengan sendirinya, atau menggunakan alat
tambahan yang berfungsi mendorong Tip keluar.
16. Incubator
a Prinsip Kerja
Prinsip kerja alat ini yaitu dengan memasukan atau
menyimpan biakan murni mikroorganisme, kemudian
mengatur suhunya, biasanya hanya dapat diatur siatas
suhu tertentu (Choudhary, M.I., 2008).
b Fungsi
Fungsi inkubator adalah untuk menginkubasi atau
memeram mikroba pada suhu tertentu yang terkontrol.

17. Oven

Oven merupakan alat yang digunakan untuk


proses sterilisasi dengan menggunakan udara panas
dan kering, dimana oven berfungsi untuk
mensterilisasikan berupa alat-alat gelas yang
tidak berskala (Poedjiadi,Anna.1984).
Prinsip kerja alat ini adalah dengan menghancurkan
lisis mikroba dengan menggunakan udara panas kering. Mekanisme kerja oven yaitu adanya
konduksi panas dan adanya absorbsi oleh permukaan panas.. Adapun suhu dan waktu
yang digunakan bervariasi antara lain 140c selama 3 jam, 160c selama 2 jam, dan 180c
selama 1 jam (Poedjiadi,Anna.1984).
18. Autoclave manual
a. Keterangan:
1 Tombol pengatur waktu mundur (timer)
Timer pada autoklaf berfungsi sebagai pengaturan waktu lama atau
sebentarnya proses sterilisasi, sesuai dengan kebutuhan/penggunaan yang di
inginkan.
2 Katup uap adalah komponen yang berfungsi sebagai tempat keluarnya uap air.
3 Pengukur tekanan
Pengukur tekanan adalah komponen yang berfungsu untuk mengetahiu
tekanan uap yang berada didalam autoklaf saat proses sterilisasi berlangsung.
4 Kelep pengamanan
Kelep pengaman berfungsi sebagai penahan atau pengunci dari penutup
autoklaf.
5 Tombol on/off
Tombol ini berfungsi untuk menghidupkan atau mematikan mesin autoklaf.
6 Termometer
Termometer adalah komponen yang berfungsi untuk mengetahui suhu yang
sudah dicapai pada saat pensterilan.
7 Lempeng sumber panas
Ini adalah komponen yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi kalor
(panas). Pada dasarnya heater terbuat dari kumparan/lilitan kawat tembaga
yang jika dialiri arus listrik akan menghasilkan energi panas.
8 Aquades (H2O)
9 Skrup pengamanan
10. Angsa
Angsa adalah komponen yang berfungsi sebagai batas penambahan air.
Selain keterangan yang di atas, autoklaf juga memiliki komponen lain yaitu
Pompa Vacum, pada autoclave pompa vacum berfungsi untuk menghisap udara
atau uap campuran dari kamar/ruang sterilisasi (chamber), setelah proses
sterilisasi selesai uap panas akan segera hilang. Sehingga saat yuser membuka lied
handle terbuka uap panas yang ada di dalam chamber sudah berkurang sehingga
tidak membahayakan yuser saat mengeluarakan alat/peralatan yang hendak
dipakai dari dalam Autoklaf. Selain pompa vacun, autoklaf juga memiliki Penutup
yang berfungsi sebagai penutup autoklaf pada saat proses sterilisasi. Terdapat juga
temperatur yang digunakan untuk mengatur suhu pada saat akan melakukan
proses sterilisasi (Tean, John. 2009).
b. Cara Penggunaan Autoklaf
Cara penggunaan autoklaf sederhana yang biasanya dipake di Laboratorium,
untuk mensterilkan alat adalah sebagai berikut :
1. Sebelum kita menggunakan autoklaf, terlebih dahulu kita harus memahami
bagian-bagian yang ada pada autoklaf beserta fungsi -fungsinya.
2. Bahan yang akan disterilkan diletakan pada wadah alumunium, disusunan
dengan rapi, dan diantara wadah-wadah tersebut diberi rongga untuk
pergerakan uap air dan udara.
3. Autoklaf diisi dengan akuades sampai elemen pemanas terendam air.
4. Tubuh sterilisator telah cocok dengan tempatnya, yang terletak pada tutup.
5. Tutup autoklaf dengan rapat, pastikan baut-baut yang ada dibagian atas tutup
sudah terpasang.
6. Putar serentak secara bersama-sama baut-baut yang berlawanan letaknya, agar
tutup autoklaf ini berada pada posisi yang tepat.
7. Pengatur katup pengaman dibuka, agar udara yang ada di dalam autoklaf
keluar.
8. Setelah itu, pasanglah sumber pemanas..
9. Nyalakan autoklaf (tombol autoklaf dibawah dinaikkan ke atas tuasnya),
diatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu 121 oC (suhu
optimal dimana mikroba akan terdenaturasi).
10. Setelah itu, katup ditutup apabila uap air sudah keluar cukup banyak akan
terdengar bunyi desis dari katup pengaman. Suhu dan tekanan autoklaf akan
naik.
11. Skala suhu dan tekanan dibaca sampai mencapai suhu 121 oC dengan tekanan
15 Psi atau sekitar 2 atm. Suhu distabilkan selama 15 menit dengan cara
mengatur sumber panas.
12. Matikan autoklaf, tunggu hingga tekanan dan suhunya turun hingga mencapai
nol. Autoklaf tidak boleh dibuka sebelum tekanan menjadi nol.
13. Katup pengaman dibuka setelah tekanan autoklaf mencapai nol, katup
pengaman dibuka dengan cara meluruskannya untuk mengeluarkan sisa uap
air yang masih ada dalam autoklaf.
14. Buka tutup autoklaf dengan cara kendurkan terdahulu bautnya, kemudian
tutup autoklaf diputar kemudian diangkat.
15. Jika suhu dan tekananya sudah nol, dan tutupnya sudah dibuka, keluarkan
bahan yang telah diserilkan, kemudian didinginkan.
19. Mikroskop streo
Digunakan untuk pengamatan benda-benda yang tidak terlalu
besar,transparan atau tidak. Penyinaran dapat diatur dari atas maupun dari bawah
dengan sinar lampu atau alam. Meiliki dua objektif dan dua buah okuler, sehingga
diperoleh bayangan tiga dimensi dengan pengamatan dua belah mata. Kekuatan
perbesaran tidak terlalu kuat umumnya sebagai berikut: Objektif 1x atau 2x
dengan okuler 10x atau 15x Teknik dalam penggunaan mikroskop cahaya ada
enam yaitu, sebagai berikut:
1) Medan terang(spesimen tak diwarnai) Meneruskan cahaya langsung melalui
spesimen. Citra memiliki kontras kecil, kecuali jika sel berpigmen alami atau
secara buatan (Campbell, 2000).
2) Medan terang (spesimen di warnai) Mewarnai dengan berbagai pewarna(dye)
akan meningkatkan kontras. Sebagian prosedur pewarnaan mensyaratkan sel
untuk difiksasi (diawetkan) (Campbell, 2000) Fase-kontras Meningkatkan
kontras pada sel yang tidak diwarnai dengan memperbesar variasi
identitas(kerapatan) dalam spesimen; sangat berguna untuk mempelajari sel
hidup yang tak berpigmen.
4) Diferensial-interferensi-kontras. Seperti mikroskop fase kontras, penggunaan
modifikasi optik untuk melebih-lebihkan perbedaan dentitas menjadikan citra
nyaris seperti 3-D (Campbell, 2000).
5) Flouresensi Menunjukkan letak molekul spesifik dalam sel dengan cara
melabeli molekul menggunakan pewarna atau antibodi flourense. Zat-zat
flourense ini menyerap radiasi ultraviolet dan memancarkan cahaya tampak
(Campbell, 2000).
6) Konfokus Teknik pembagian optik flourense yang menggunakan bukan lubang
jarum untuk melenyapkan cahay yang tidak fokus dari sampel yang tebal,
menciptakan bidang tunggal flourense pada citra. Dengan menangkap citra-
citra yang tajam di banyak tempat. Rekonstruksi 3-D dapat diciptakan
(Campbell, 2000).
20. Autoclave modern
Autoklaf digunakan sebagai alat
sterilisasi uap dengan tekanan
tinggi. Penggunaan autoklaf
untuk sterilisasi, tutupnya jangan

diletakkan sembarangan dan dibuka-buka karena isi botol atau tempat medium
akan meluap dan hanya boleh dibuka ketika manometer menunjukkan angka 0
serta dilakukan pendinginan sedikit demi sedikit. Medium yang mengandung
vitamin, gelatin atau gula, maka setelah sterilisasi medium harus segera
didinginkan. Cara ini untuk menghindari zat tersebut terurai. Medium dapat
langsung disimpan di lemasi es jika medium sudah dapat dipastikan steril (Dahlia,
Ami. 2011).
a Prinsip Kerja
Prinsip kerja alat ini yaitu dengan menggunakan uap air panas bertekanan
untuk membunuh dan menghilangkan kotoran dan mikroba yang terdapat pada
alat atau bahan yang akan digunakan dalam praktikum atau percobaan (Dahlia,
Ami. 2011).
b Fungsi
Untuk mensterilkan alat atau bahan yang akan digunakan pada percobaan
atau prkatikum Mikrobiologi untuk menghindari kontaminasi (Dahlia, Ami.
2011).
c Bagian-bagian autoklaf :
1 Tombol pengatur waktu mundur (timer)
2 Katup pengeluaran uap
3 Pengukur tekanan
4 Klep pengaman
5 Tombol on-off
6 Termometer
7 Lempeng sumber panas
8 Aquadest
9 Sekrup pengaman.
10 Batas penambahan air
d Cara penggunaan :
1. Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoklaf.
Jika air kurang dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambahkan air
sampai batas tersebut. Gunakan air hasil destilasi (air
penyulingan/aquadest), untuk menghindari terbentuknya kerak dan karat.
2. Masukkan peralatan dan bahan yang akan di sterilkan. Jika mensterilkan
botol bertutup ulir, maka tutup harus dikendorkan.
3. Tutup autoklaf dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak ada
uap yang keluar dari bibir autoklaf. Klep pengaman jangan dikencangkan
terlebih dahulu.
4. Nyalakan autoklaf, diatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu
121C.
5. Tunggu sampai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen
autoklaf dan terdesak keluar dari klep pengaman. Kemudian klap pengaman
ditutup (dikencangkan) dan tunggu sampai selesai. Penghitungan waktu 15
menit dimulai sejak tekanan mencapai 2 atm.
6. Jika alarm tanda selesasi berbunyi, maka tunggu tekanan dalam
kompartemen turun hingga sama dengan tekanan udara lingkungan (jarum
pada presure gauge menunjuk ke angka nol). Kemudian klep-klep
pengaman dibuka dan keluarkan isi autoklaf dengan hati-hati.
21. Colony counter
a Prinsip Kerja
Prinsip kerja alat ini yaitu setelah di-on-kan, kita
menyimpan cawan petri berisikan bakteri atau jamur
dalam kamar hitung, kemudian mengatur alat penghitung
pada posisi (000) dan mulailah menghitung dengan
menggunakan jarum penunjuk sambil melihat jumlah
pada layar hitung (Choudhary, M.I., 2008).
b Fungsi
Fungsi dari alat ini adalah untuk menghitung jumlah koloni dari bakteri.
Untuk mempermudah perhitungan koloni yang tumbuh setelah diinkubasi di
dalam cawan karena adanya kaca pembesar (Choudhary, M.I., 2008).

22. Lamina air flaw


a Prinsip Kerja
Prinsip kerja dari alat ini yaitu membunuh dan
menghilangkan bakteri yang terbawa atau terapung
diudara pada suatu ruangan untuk menciptakan suasana
ruangan yang steril (Koesmadja, 2006).
b Fungsi
Alat ini berfungsi untuk mensterilkan suatu ruangan
yang akan digunakan untuk percobaan Mikrobiologi agar tidak ada kontaminasi
bakteri yang terdapat diudara (Koesmadja, 2006).
c Cara Operasi
Cara pengoperasian alat ini, misalnya pada alat Purifier TM Biological Safety
Cabinet dari LABCONCO yang dimiliki laboratorium mikrobiologi adalah :
1. Hidupkan lampu UV selama 2 jam, selanjutnya matikan segera sebelum
dimulai bekerja
2. Pastikan kaca penutup terkunci dan pada posisi terendah
3. Nyalakan lampu neon dan blower
4. Biarkan selama 5 menit
5. Cuci tangan dan lengan denga n sabun gemisidal/ alkohol 70%
6. Usap permukaan interior BSC dengan alkohol 70% atau desinfektan yang
cocok dan biarkan menguap
7. Masukan alat dan bahan yang akan dikerjakan, jangan terlalu penuh karena
memperbesar resiko kontaminan
8. Atur alat dan bahan yang telah dimasukan ke BSC sedemikian rupa
sehingga efektif dalam bekerja dan tercipta areal yang benar-benar steril
9. Jangan menggunakan pembakar bunsen dengan bahan bakar alkohol tapi
gunakan yang berbahan bakar gas
10. Kerja secara aseptis dan jangan sampai pola aliran udara terganggu oleh
aktivitas kerja
11. Setelah selesai bekerja, biarkan 2-3 menit supaya kontaminan tidak keluar
dari BSC
12. Usap permukaan interior BSC dengan alkohol 70% / desinfektan dan
biarkan menguap lalu tangan dibasuh dengan deesinfektan
13. Matikan lampu neon dan blower
23. Pipet Filler/ Rubber Bulb
b Prinsip Kerja
Prinsip kerjanya adalah dengan menempelkan atau memasang alat ini pada
pangkal pipet ukur, untuk mengambil larutan tekan bagian bundar pada alat ini.
Pada alat ini terdapat 3 saluran yang masing-masing saluran memiliki katup.
Katup yang bersimbol A (aspirate) berguna untuk mengeluarkan udara dari
gelembung. Bersimbol S (suction) merupakan katup yang juka ditekan maka
cairan dari ujung pipet akan tersedot ke atas. Kemudian bersimbol E (exhaust)
berfungsi untuk mengeluarkan cairan dari dalam pipet ukur (Kaunang, T. 2009).
c Fungsi
Fungsi dari alat ini adalah untuk menyedot larutan pada pipet ukur
(seebagai alat sedot pada pipet ukur).
24. Rak tabung reaksi
Rak tabung berbentuk persegi panjang dengan permukaan
papannya berlubang sebagai tempat penyimpanan tabung reaksi
agar posisi tabung tetap tegak. Prinsip kerjanya adalah untuk
meletakkan tabung reaksi dalam jumlah yang banyak
(Poedjiadi,Anna.1984).
25. Kulkas
Refrigerator /kulkas adalah alat yang digunakan untuk
pengerjaan medium seperti proses isolasi atau penanaman bakteri dalam
kondisi ruangan yang aseptis agar tidak terkontaminasi dengan udara luar.
Adapun prinsip kerja dari lemari pendingin adalah untuk mengawetkan
mikroba atau medium sesuai pada suhu yang diinginkan (Kaunang, T.
2009).

26. Sentrifuge
Sentrifuge merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan zat dalam cairan yang
dapat mengendap dengan cara pemutaran menggunakan kekuatan rotasi. Dengan
pemutaran kecepatan tertentu, zat-zat yang tidak terlarut akan mengendap. Satuan
yang digunakan pada sentrifuge adalah Rpm (Rotasi per meter).
Prinsip kerja alat ini adalah zat yang akan dipisahkan dimasukkan ke dalam
tabung khusus untuk sentrifuge, letak tabung harus sejajar dengan tabung yang
lain, kemudian tutup centrifuge agar tidak ada zat yang mempengaruhi proses
kerjanya.
Setelah itu atur waktu dan rotasi pemutaran yang diinginkan dengan menggunakan
tombol timer dan rotation. Prinsip kerja dari sentrifuge ini adalah untuk menyaring dan
memisahkan padatan (mikroorganisme) dengan larutan atau untuk menghomogenkan larutan.
Alat ini dilengkapi dengan pengatur kecepatan untuk mempercepat proses pemisahan sesuai
dengan kebutuhan (Poedjiadi,Anna.1984).
27. Vortex
Vortex merupakan alat yang digunakan untuk menghomogenkan larutan atau
medium cair dengan menggunakan wadah tabung reaksi. Prinsip kerjanya hanya dengan
mengaktifkan alat dan tekan tabung yang berisi larutan ke permukaan vortex secara
otomatis vortex akan menghomogenkan larutan yang ada didalam tabung reaksi.
28. Neraca analitik
Neraca analitik alat ini berfungsi untuk menimbang bahan kimia dan lain-lain yang
ukurannya sangat terbatas. Timbangan ini memiliki batas maksimal oenimbangan, sehingga
jika bahan yang ditimbang melewati batasan tersebut makan perhitungan ketelitiannya
berkurang. Teknik penggunaanya yaitu pertama menresetnya kemudian memasukkan bahan
pada timbangan ini dan melihat ukuran timbangannya (Tean, John. 2009).

29. Autoclave manual


a. Keterangan:
1 Tombol pengatur waktu mundur (timer)
Timer pada autoklaf berfungsi sebagai pengaturan waktu lama atau
sebentarnya proses sterilisasi, sesuai dengan kebutuhan/penggunaan yang di
inginkan.
2 Katup uap adalah komponen yang berfungsi sebagai tempat keluarnya
uap air.
3 Pengukur tekanan
Pengukur tekanan adalah komponen yang berfungsu untuk mengetahiu
tekanan uap yang berada didalam autoklaf saat proses sterilisasi
berlangsung.
4 Kelep pengamanan
Kelep pengaman berfungsi sebagai penahan atau pengunci dari penutup
autoklaf.
5 Tombol on/off
Tombol ini berfungsi untuk menghidupkan atau mematikan mesin autoklaf.
6 Termometer
Termometer adalah komponen yang berfungsi untuk mengetahui suhu yang
sudah dicapai pada saat pensterilan.
7 Lempeng sumber panas
Ini adalah komponen yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi
kalor (panas). Pada dasarnya heater terbuat dari kumparan/lilitan kawat
tembaga yang jika dialiri arus listrik akan menghasilkan energi panas.
8 Aquades (H2O)
9 Skrup pengamanan
10.Angsa
Angsa adalah komponen yang berfungsi sebagai batas penambahan
air. Selain keterangan yang di atas, autoklaf juga memiliki komponen lain
yaitu Pompa Vacum, pada autoclave pompa vacum berfungsi untuk
menghisap udara atau uap campuran dari kamar/ruang sterilisasi (chamber),
setelah proses sterilisasi selesai uap panas akan segera hilang. Sehingga saat
yuser membuka lied handle terbuka uap panas yang ada di dalam chamber
sudah berkurang sehingga tidak membahayakan yuser saat mengeluarakan
alat/peralatan yang hendak dipakai dari dalam Autoklaf. Selain pompa
vacun, autoklaf juga memiliki Penutup yang berfungsi sebagai penutup
autoklaf pada saat proses sterilisasi. Terdapat juga temperatur yang
digunakan untuk mengatur suhu pada saat akan melakukan proses sterilisasi
(Tean, John. 2009).
b. Cara Penggunaan Autoklaf
Cara penggunaan autoklaf sederhana yang biasanya dipake di
Laboratorium, untuk mensterilkan alat adalah sebagai berikut :
1. Sebelum kita menggunakan autoklaf, terlebih dahulu kita harus memahami
bagian-bagian yang ada pada autoklaf beserta fungsi -fungsinya.
2. Bahan yang akan disterilkan diletakan pada wadah alumunium, disusunan
dengan rapi, dan diantara wadah-wadah tersebut diberi rongga untuk
pergerakan uap air dan udara.
3. Autoklaf diisi dengan akuades sampai elemen pemanas terendam air.
4. Tubuh sterilisator telah cocok dengan tempatnya, yang terletak pada tutup.
5. Tutup autoklaf dengan rapat, pastikan baut-baut yang ada dibagian atas tutup
sudah terpasang.
6. Putar serentak secara bersama-sama baut-baut yang berlawanan letaknya,
agar tutup autoklaf ini berada pada posisi yang tepat.
7. Pengatur katup pengaman dibuka, agar udara yang ada di dalam autoklaf
keluar.
8. Setelah itu, pasanglah sumber pemanas..
9. Nyalakan autoklaf (tombol autoklaf dibawah dinaikkan ke atas tuasnya),
diatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu 121 oC (suhu
optimal dimana mikroba akan terdenaturasi).
10. Setelah itu, katup ditutup apabila uap air sudah keluar cukup banyak akan
terdengar bunyi desis dari katup pengaman. Suhu dan tekanan autoklaf akan
naik.
11. Skala suhu dan tekanan dibaca sampai mencapai suhu 121 oC dengan tekanan
15 Psi atau sekitar 2 atm. Suhu distabilkan selama 15 menit dengan cara
mengatur sumber panas.
12. Matikan autoklaf, tunggu hingga tekanan dan suhunya turun hingga mencapai
nol. Autoklaf tidak boleh dibuka sebelum tekanan menjadi nol.
13. Katup pengaman dibuka setelah tekanan autoklaf mencapai nol, katup
pengaman dibuka dengan cara meluruskannya untuk mengeluarkan sisa uap
air yang masih ada dalam autoklaf.
14. Buka tutup autoklaf dengan cara kendurkan terdahulu bautnya, kemudian
tutup autoklaf diputar kemudian diangkat.
15. Jika suhu dan tekananya sudah nol, dan tutupnya sudah dibuka, keluarkan
bahan yang telah diserilkan, kemudian didinginkan.
30. Spektofotometer
a Prinsip kerja :
Berdasarkan panjang gelombang untuk mengukur kuantitas dan
kemurnian DNA baik rantai tunggal maupun rantai ganda (Tahir I. 2008).
b Fungsi :
Untuk mengukur kuantitas dan kemurnian DN
31. Spektofotometer UV-VIS
Spektrofotometer UV-VIS prinsipnya sama
dengan spektrofotometer pada umumnya
yaitu alat untuk mengukur transmitan atau
absorban suatu sampel sebagai fungsi
panjang gelombang. Pengukuran
menggunakan spektrofotometer ini disebut dengan spektrofotometri (Huang,
2004).
Prinsip kerja spektrofotometer berdasarkan hukum Lambert Beer adalah
bila cahaya monokromatik melalui suatu media, maka sebagian cahaya tersebut
diserap, sebagian dipantukan dan sebagian lagi dipancarkan (Tahir I. 2008).

a Cara Pengoperasian
Semua alat dihubungkan ke stabilizer, komputer dinyalakan,
spektrofotometer dinyalakan dengan menekan tombol ON, klik tombol start,
pilih program Hitachi Aplication UV solution, tampilan program akan muncul
dan memberitahukan bahwa proses instalisasi sedang berlangsung, tunggu hingga
proses selesai ditandai dengan munculnya warna hijau dan tertulis status
ready(Tahir I. 2008). Biarkan selama 15 menit untuk pemanasan, setelah itu
spektrofotometer siap digunakan, atur panjang gelombangnya. Setelah itu
spektrofotometer siap digunakan untuk pengukuran serapan sampel pada panjang
gelombang tertentu. Setelah selesai bekerja, kuvet dikeluarkan dan dibersihkan
dari pelarutnya kemudian dikeringkan. Spektrofotometer dimatikan dengan
mengklik tanda silang pada bagian kanan atas kemudian pilih cole the lamps and
cole the windows kemudian tekan tombol ON/OFF pada main unit
spektrofotometer (Tahir I. 2008).

KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan:
1 Setiap alat di Laboratorium mempunyai fungsinya masing-masing
dalampraktikum Mikrobiologi, sehingga diperlukan pengenalan terhadap alat-
alatyang akan digunakan dalam praktikum mikrobiologi.
2 Penguasaan dan pemahaman dalam penggunaan alat-alat akan
sangatmembantu dan menghindari kegagalan dalam praktikum Mikrobiologi
ini.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Wahed, M & Nogy. 2009. Applying kolbsexperiental Learning Cycle for
Laboratory Education. Jurnal of Engineering Education. 98 (3): 283-293.
Campbell, N.A. 2000. Biologi Edisi Ke Lima Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Jilid 1 Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga
Choudhary, M.I., 2008. Keselamatan Dan Keamanan Laboratorium Kimia.
Yudsitira:Jakarta.
Dahlia, Ami. 2011.Nama Fungsi Dan Cara Kerja Alat Alat Laboratorium
Mikrobiologi
Huang, C. 2004. Virtual Labs: E-Learning untuk besok. Journal Polos Biology. 12
(6): 157.
Kaunang, T. 2009. Hand Out Teknik Laboratorium. Surabaya : Unima
Koesmadja. 2006. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga,
Poedjiadi,Anna.1984. Buku Pedoman Praktikum Dan Manual Alat Laboratorium
Pendidikan Kimia.Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan,Jakarta.
Pramesti, H. T. 2000. Mikroskop dan Sel. Banjar Baru: Unlam.
Sudarmadji. 2005. Penuntun Dasar-dasar Kimia. Lepdikbud; Jakarta.-
Tahir I. 2008. Arti Penting Kalibrasi Pada Proses Pengukuran Analitik: Aplikasi
Pada Penggunaan Ph Meter Dan Spektrofotometer Uv Vis. Yogjakarta:
Universitas Gadjah Mada
Tean, John. 2009. Teknik Laboratorium, Mipa. Bandung : ITB

Anda mungkin juga menyukai