240210140009
Kelompok 2A
Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi
serat. Serat yang digunakan biasanya adalah alami dan mengandung selulosa.
Kertas terutama terdiri dari serat selulosa yang diperoleh dari kayu atau bahan
selulosa lainnya yang melalui salah satu proses pembuatan pulp (Buckle, 1987).
Praktikum kali ini dilakukan uji ketahanan kertas terhadap minyak atau
disebut juga sebagai terpentine test. Kertas yang digunakan dalam praktikum ini
ialah kertas minyak dan kertas roti. Minyak terpentin adalah minyak atsiri
(berwarna kuning muda sampai cokelat) yang diperoleh dengan cara penyulingan
uap getah Tusam (Pinus sp.) dengan senyawa utamanya yaitu alpha pinene. Salah
satu komponen utama dalam minyak terpentin adalah -pinena. Senyawa ini
merupakan senyawa monoterpena yang mempunyai ikatan rangkap dua sehingga
memungkinkan untuk mengalami derivatisasi melalui reaksi epoksidasi dan
isomerisasi. Transformasi monoterpena menjadi senyawa lain dapat meningkatkan
nilai ekonomi dan manfaatnya. Terpentin dalam industri biasa digunakan sebagai
bahan baku industri kosmetik, minyak cat, campuran bahan pelarut, antiseptik,
kamper, dan farmasi (Buckle, 1987).
Dalam praktikum digunakan sebuah pipa yang berisi pasir kuarsa yang
diletakkan diatas kertas sebagai penghalang antara kertas dan minyak. Penghalang
pasir kuarsa ini akan memperlambat proses penetrasi minyak ke kertas sehingga
dapat diamati waktu yang diperlukan untuk penetrasi minyak ke kertas. Penetrasi
minyak adalah besaran yang menyatakan sifat penyerapan kertas dan karton
terhadap zat cair standar, dihitung berdasarkan kebalikan panjang hasil cetakan
pada jalur uji.
Pasir kuarsa digunakan sebagai media penghalang karena sifatnya yang
tidak menyerap minyak. Selain itu, digunakan pula kaca dan kertas stensil
dibawah kertas yang akan diuji. Tujuan penggunaan kertas stensil adalah untuk
mempertebal lapisan sehingga penetrasi tidak terjadi terlalu cepat dan waktunya
dapat dicatat. Sedangkan kaca digunakan untuk melihat terbentuknya penetrasi
minyak pada kertas stensil.
Dwi Putri Andartani
240210140009
Kelompok 2A
sehingga sering disebut kertas glasin, tidak mempunyai daya hambat yang baik
terhadap gas, kecuali jika dilapisi dengan bahan tertentu.
Sifat daya serap air pada kertas dipengaruhi oleh sizer dan filler. Sizer akan
mengubah sifat hidrofilik selulosa menjadi hidrofobik sehingga kemampuan
penyerapan airnya akan berkurang. Untuk melindungi kepentingan konsumen juga
untuk pengawasan proses dan pengendalian mutu bagi produsen kertas maka
diperlukan batas maksimum berat air. Surface sizer merupakan proses untuk
memberikan ketahanan penetrasi cairan pada kertas dengan penggunaan bahan
berselaput tipis seperti tepung, getah dan polimer sintetis (Casey, J.P, 1961), oleh
karena itu, kertas minyak dan roti memiliki daya tahan minyak yang lebih baik
dibanding kertas lainnya.
Dwi Putri Andartani
240210140009
Kelompok 2A
V. KESIMPULAN
Ketahanan kertas terhadap minyak dipengaruhi oleh beberapa factor,
yakni tebal kemasan, permukaan kemasan, tinggi pipa, tinggi pasir dalam
pipa, serta kecepatan minyak saat diteteskan.
Permukaan yang halus dan licin lebih tahan terhadap minyak.
Semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk penetrasi minyak, maka
semakin tahan kertas tersebut terhadap minyak.
Kertas minyak menghasilkan waktu penetrasi minyak yang lebih lama
dibandingkan dengan kertas roti.
Dwi Putri Andartani
240210140009
Kelompok 2A
DAFTAR PUSTAKA
Casey, J.P. 1961. Pulp and Paper, vol.II Second Ed. International Publisher Inc.
New York.
Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. PT.Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Dwi Putri Andartani
240210140009
Kelompok 2A
JAWABAN PERTANYAAN