PENDAHULUAN
dasar, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman dan perlindungan,
kebutuhan akan rasa kasih sayang dan rasa memiliki, kebutuhan akan harga diri,
dan kebutuhan aktualisasi diri (Eny Retna Ambarwati dan Tri Sunarsih, 2010).
Kebutuhan rasa aman dan perlindungan yang berada pada prioritas kedua terbagi
menjadi dua yaitu rasa aman dan perlindungan secara fisik dan psikologis. Contoh
secara psikologis yaitu rasa cemas atas ancaman dari pengalaman yang baru dan
dalam bentuk pikiran, tindakan, dan kondisi emosional terhadap peristiwa tertentu
yang mungkin atau dianggap akan terjadi dalam hidupnya, perasaan cemas akan
2008). Kecemasan dapat terjadi pada siapapun, termasuk pada pasien-pasien yang
di rawat di rumah sakit yang mengalami berbagai macam diagnosa penyakit, salah
(SKRT) tahun 2009 terdapat 750.000-1,5 juta abortus yang terjadi di Indonesia,
terhadap Angka Kematian Ibu (AKI) yang berjumlah 248 orang/100.000 kelahiran
seluruh dunia, dari 46 juta kelahiran per tahun terdapat 20 juta kejadian abortus.
Sekitar 13% dari jumlah total kematian ibu di seluruh dunia di akibatkan oleh
2006). Menurut WHO tahun 2006 tingkat kasus aborsi di Indonesia tercatat yang
tertinggi di Asia Tenggara mencapai 2 juta kasus dari jumlah kasus yang terjadi di
Negara-Negara Association Of South East Asian Nation (ASEAN) sekitar 4,2 juta
tercatat 374 kasus abortus pada wanita usia 15-49 tahun dari total kasus kehamilan
yang berjumlah 4690 atau dapat diartikan prevalensi kasus abortus sejumlah 7,8-
sendiri kasus abortus terjadi sebanyak 98 dari total 1656 kasus kebidanan
sepanjang tahun 2014 atau dapat dikatakan prevalensi abortus sekitar 6%.
janinnya maupun dari sisi manifestasi dari abortus sendiri, seperti pardarahan.
kembali kejadian abortus pada dirinya. Dampak cemas pada pasien abortus akan
dingin dan berkeringat, mudah tersinggung dan kehilangan nafsu makan dengan
terjadinya perdarahan berasal dari uterus yang timbul sebelum umur kehamilan 20
3
minggu, dimana hasil konsepsi masih berada dalam uterus, dan tanpa dilatasi
disertai atau tidak disertai nyeri pada bagian atas simphisis pubis, terkadang juga
abortus sering kali membuat pasien merasa takut, khawatir dan cemas dengan
abortus merupakan guncangan berat dan belum bisa dipercaya bahwa pasien
abortus terjadi akibat kurangnya informasi dan pengetahuan pasien tentang status
pendek, tangan dingin dan berkeringat, mual, sering berkemih, tekanan darah
fisiologis tersebut, kehilangan nafsu makan yang berujung pada menolak untuk
yang berlebihan, sulit berkonsentrasi, respon kaget berlebihan, sulit tidur, mudah
tersinggung. Seorang pasien dengan tingkat kecemasan yang tinggi biasanya akan
mengalami penolakan dalam hal apapun. Penolakan ini dapat mengganggu proses
dalam keadaan cemas, maka perawat memiliki peran penting adalah perawat
dirasakan oleh pasien serta mendorong orang terdekat untuk berpartisipasi dalam
kecemasan pasien.
Berdasarkan uraian diatas dan mengingat penanganan pasien abortus perlu
upaya pemenuhan kebutuhan rasa aman (cemas) pada pasien abortus imminens di
(cemas) pada pasien abortus imminens di Ruang Bersalin RSUD Dr. Soedono
Madiun?
5
manfaatnya adalah :