Anda di halaman 1dari 16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.2.1 Pengertian Nilai Tukar (Krus)

Menurut Fabozzi dan Franco (1996) an exchange rate is defined as the

amount of one currency that can be exchange per unit of another currency, or the

price of one currency in items of another currency. Sedangkan menurut

Adiningsih, et.al (1998) bahwa nilai tukar rupiah adalah harga rupiah terhadap

mata uang negara lain. Jadi, nilai tukar rupiah merupakan nilai dari satu mata

rupiah yang ditranslasikan ke dalam mata uang negara lain. Terdapat beberapa

faktor yang mempengaruhi nilai tukar (foreign exchange rate) yang

diperdagangkan di pasar valuta asing. Salah satunya adalah faktor eksternal yang

berhubungan dengan kondisi makroekonomi.

Nilai tukar suatu mata uang atau kurs adalah nilai tukar mata uang suatu

negara terhadap negara asing lainya (Thobarry, 2009). Definisi yang lebih lengkap

tentang kurs (Exchange Rate) adalah pertukaran antara dua mata uang yang

berbeda, yaitu merupakan perbandingan nilai atau harga antara kedua mata uang

tersebut. Perbandingan nilai inilah sering disebut dengan kurs (exchange rate).

Nilai tukar biasanya berubah-ubah mengikuti perubahan nilai tukar negara lain,

perubahan kurs dapat berupa depresiasi dan apresiasi. Perubahan nilai tukar

disebut sebagai depresiasi dan apresiasi. Depresiasi menunjukan melemahnya

harga mata uang domestik terhadap mata uang asing, sedangkan apresiasi

6
menunjukan menguatnya harga mata uang domestik terhadap mata uang asing.

Sementara itu, Mankiw (2006) membedakan antara dua nilai tukar yaitu nilai

tukar nominal dan nilai tukar riil. Nilai tukar nominal (nominal exchange rate)

adalah harga relatif dari mata uang dua negara. Sedangkan nilai tukar riil (real

Exchange rate) adalah harga relatif dari barang-barang kedua negara. Nilai tukar

riil menyatakan tingkat dimana kita bisa memperdagangkan barang-barang dari

suatu negara untuk barang-barang dari negara lain.

Kurs merupakan salah satu harga yang lebih penting dalam perekonomian

terbuka, karena ditentukan oleh adanya keseimbangan antara permintaan dan

penawaran yang terjadi di pasar, mengingat pengaruhnya yang besar bagi neraca

transaksi berjalan maupun bagi variabel-variabel makro ekonomi lainnya. Kurs

dapat dijadikan alat untuk mengukur kondisi perekonomian suatu negara.

Pertumbuhan nilai mata uang yang stabil menunjukkan bahwa negara tersebut

memiliki kondisi ekonomi yang relatif baik atau stabil (Salvator, 1997).

Ketidakstabilan nilai tukar ini mempengaruhi arus modal atau investasi dan

pedagangan Internasional. Indonesia sebagai negara yang banyak mengimpor

bahan baku industri mengalami dampak dari ketidakstabilan kurs ini, yang dapat

dilihat dari melonjaknya biaya produksi sehingga menyebabkan harga barang-

barang milik Indonesia mengalami peningkatan. Dengan melemahnya rupiah

menyebabkan perekonomian Indonesia menjadi goyah dan dilanda krisis ekonomi

dan kepercayaan terhadap mata uang dalam negeri menurun.

Nilai tukar mata uang atau yang sering disebut dengan kurs adalah harga

satu unit mata uang asing dalam mata uang domestik atau dapat juga

7
dikatakan harga mata uang domestik terhadap mata uang asing. Sebagai contoh

nilai tukar (NT) Rupiah terhadap Dolar Amerika (USD) adalah harga satu dolar

Amerika (USD) dalam Rupiah (Rp), atau dapat juga sebaliknya diartikan

harga satu Rupiah terhadap satu USD.

Dalam hal ini, apabila Nilai tukar meningkat maka berarti Rupiah

mengalami depresiasi, sedangkan apabila Nilar tukar menurun maka Rupiah

mengalami apresiasi. Sementara untuk sesuatu negara menerapkan sistem nilai

tukar tetap, perubahan nilai tukar dilakukan secara resmi oleh pemerintah.

Kebijakan suatu negara secara resmi menaikkan nilai mata uangnya terhadap

mata uang asing disebut dengan revaluasi, sementara kebijakan menurunkan nilai

mata uang terhadap mata uang asing tersebut devaluasi.

Apabila Nilai tukar meningkat, maka Rupiah mengalami apresiasi untuk

sistem nilai tukar mengambang bebas atau revaluasi untuk sistem nilai tukar

tetap, sedangkan apabila Nilai tukar menurun, maka Rupiah mengalami

depresiasi untuk sistem nilai tukar mengambang bebas atau devaluasi untuk

sistem nilai tukar tetap.

Nilai tukar yang kita kenal dalam pengertian sehari-hari sebagaimana

diuraikan di atas adalah dalam pengertian nominal (nilai tukar nominal).

Dalam menganalisis nilai tukar kita juga mengenal apa yang disebut sebagai

nilai tukar riil. Nilai tukar riil adalah nilai tukar nominal yang sudah

dikoreksi dengan harga relatif, yaitu harga-harga didalam negeri dibanding

8
dengan harga-harga di luar negeri. Nilai tukar riil tersebut dapat dihitung dengan

menggunakan rumus sederhana sebagai berikut:

Q = S . P/P*

dimana Q adalah nilai tukar riil, S adalah nilai tukar nominal, P adalah

tingkat harga di dalam negeri dan P* adalah tingkat harga di luar negeri.

Formula di atas digunakan untuk menghitung nilai tukar riil. bilateral

dari dua negara. Dalam transaksi perdagangan internasional, suatu negara tidak

hanya melakukan transaksi pada satu negara, tetapi juga dengan beberapa negara.

Dengan demikian, pengukuran nilai tukar riil suatu negara terhadap mitra

dagangnya perlu juga disesuaikan dengan memperhitungkan laju inflasi dan

nilai tukar dari masing-masing negara tersebut. Pengukuran rata-rata nilai tukar

suatu mata uang riil terhadap seluruh atau sejumlah mata uang asing disebut

sebagai nilai tukar efektif.

Sebagai suatu angka rata-rata biasanya dalam menghitung nilai tukar

efektif tersebut dipergunakan suatu bobot atas suatu mata uang tertentu. Bobot

tersebut ,misalnya, dapat berupa pangsa perdagangan suatu negara dengan negara

lain. Nilai tukar efektif ini dapat dihitung antara satu negara dengan negara lain

(bilateral) atau satu negara dengan beberapa negara (multilateral).

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar Dalam sistem nilai tukar

tetap, mata uang lokal ditetapkan secara tetap terhadap mata uang asing.

Sementara dalam sistem nilai tukar mengambang, nilai tukar atau Kurs dapat

berubah-ubah setiap saat, tergantung pada jumlah penawaran dan permintaan

9
valuta asing relatif terhadap mata uang domestik. Setiap perubahan dalam

penawaran dan permintaan dari suatu mata uang akan mempengaruhi nilai tukar

mata uang yang bersangkutan. Dalam hal pemintaan terhadap valuta asing relatif

terhadap mata uang domestik meningkat, maka nilai mata uang domestik akan

menurun. Sebaliknya jika permintaan terhadap valuta asing menurun, maka nilai

mata uang domestik meningkat. Sementara itu, jika penawaran valuta asing

meningkat relatif terhadap mata uang domestik, maka nilai tukar mata uang

domestik meningkat. Sebaliknya jika penawaran menurun, maka nilai tukar mata

uang domestik menurun.

Dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, terdapat tiga faktor

utama yang mempengaruhi permintaan valuta asing . Pertama, faktor pembayaran

impor. Semakin tinggi impor barang dan jasa, maka semakin besar permintaan

terhadap valuta asing sehingga nilai tukar akan cenderung melemah. Sebaliknya,

jika impor menurun, maka permintaan valuta asing menurun sehingga

mendorong menguatnya nilai tukar . Kedua, faktor aliran modal keluar (capital

outflow). Semakin besar aliran modal keluar, maka semakin besar permintaan

valuta asing dan pada lanjutannya akan memperlemah nilai tukar. Aliran modal

keluar meliputi

Gambar 1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar Domestik

10
Permintaan Valuta Asing :
Penawaran Valuta Asing :
1. PembayaranImpor Barang
1. Penerimaan Ekspor Barang
dan Jasa
danJasa
2. Aliran Modal Keluar
2. Aliran Modal Masuk
a) Pembayaran Hutang
a) Penerimaan Hutang Luar
Luar Negeri
Negeri Pemerintah dan
Pemerintah dan Nilai Tukar Swasta
Swasta b) Penanaman Modal Asing
b) Penarikan Kembali USD/NT
Jangka Pendek
Modal Asing Domestik Jangka Panjang
c) Penempatan Modal 3. Intervensi atau Penjualan
Penduduk DN ke LN
Cadangan Devisa Bank
3. Kegiatan Spekulasi
a. Domestik Sentral
b. Internasional

Pembayaran hutang penduduk Indonesia (baik swasta dan pemerintah)

kepada pihak asing dan penempatan dana penduduk Indonesia ke luar negeri.

Ketiga, kegiatan spekulasi. Semakin banyak kegiatan spekulasi valuta asing yang

dilakukan oleh spekulan maka semakin besar permintaan terhadap valuta asing

sehingga memperlemah nilai tukar mata uang lokal terhadap mata uang

asing.Sementara itu, penawaran valuta asing dipengaruhi oleh dua faktor utama.

Pertama, faktor penerimaan hasil ekspor. Semakin besar volume penerimaan

ekspor barang dan jasa, maka semakin besar jumlah valuta asing yang dimiliki

oleh suatu negara dan pada lanjutannya nilai tukar terhadap mata uang asing

cenderung menguat atau apresiasi. Sebaliknya, jika ekspor menurun, maka jumlah

valuta asing yang dimiliki semakin menurun sehingga nilai tukar juga

cenderung mengalami depresiasi. Kedua, faktor aliran modal masuk (capital

11
inflow). Semakin besar aliran modal masuk, maka nilai tukar akan cenderung

semakin menguat. Aliran modal masuk tersebut dapat berupa penerimaan

hutang luar negeri, penempatan dana jangka pendek oleh pihak asing (Portfolio

investment) dan investasi langsung pihak asing (foreign direct invetment).

2.2.2 Ekspor

Ekspor dapat diartikan sebagai pengiriman dan penjualan barang-barang

dari dalam negeri ke luar negeri. Menurut Murni (2009:208), ekspor adalah suatu

kegiatan ekonomi menjual produk dalam negeri ke pasar di luar negeri.

Keuntungan melakukan ekspor menurut Sukirno (2010:205) adalah dapat

memperluas pasar, menambah devisa negara, memperluas lapangan kerja.

Ekspor adalah penjualan barang ke luar negeri dengan menggunakan

sistem pembayaran, kualitas, kuantitas dan syarat penjualan lainnya yang telah

disetujui oleh pihak eksportir dan importir. Permintaan ekspor adalah jumlah

barang/jasa yang diminta untuk diekspor dari suatu negara ke negara lain

(Sukirno,2010). Proses ekspor pada umumnya adalah tindakan untuk

mengeluarkan barang atau komoditas dari dalam negeri untuk memasukannya ke

negara lain.

Ekspor merupakan faktor penting dalam merangsang pertumbuhan

ekonomi suatu negara. Ekspor akan memperbesar kapasitas konsumsi suatu

negara meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber

daya yang langka dan pasar-pasar internasional yang potensial untuk berbagai

produk ekspor yang mana tanpa produk-produk tersebut, maka negara-negara

12
miskin tidak akan mampu mengembangkan kegiatan dan kehidupan

perekonomian nasionalnya. Ekspor juga dapat membantu semua negara dalam

menjalankan usaha-usaha pembangunan mereka melalui promosi serta penguatan

sektor-sektor ekonomi yang mengandung keunggulan komparatif, baik itu berupa

ketersediaan faktor-faktor produksi tertentu dalam jumlah yang melimpah, atau

keunggulan efisiensi alias produktifitas tenaga kerja. Ekspor juga dapat membantu

semua negara dalam mengambil keuntungan dari skala ekonomi yang mereka

miliki (Todaro, 20026).

Secara teoritis ekspor suatu barang dipengaruhi oleh suatu penawaran

(supply) dan permintaan (demand). Dalam teori Perdagangan Internasional

(Global Trade) disebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor dapat

dilihat dari sisi permintaan dan sisi penawaran (Krugman dan Obstfeld, 2000).

Dari sisi permintaan, ekspor dipengaruhi oleh harga ekspor, nilai tukar riil,

pendapatan dunia dan kebijakan devaluasi. Sedangkan dari sisi penawaran, ekspor

dipengaruhi oleh harga ekspor, harga domestik, nilai tukar riil, kapasitas produksi

yang bisa diproksi melalui investasi, impor bahan baku, dan kebijakan deregulasi.

Hamdani (2012) menjelaskan bahwa ekspor adalah menjual barang dari

dalam negeri ke luar peredaran Republik Indonesia dan barang yang dijual

tersebut harus dilaporkan kepada Direktorat Jendral Bea dan Cukai Departemen

Keuangan. Ekspor berasal dari produksi dalam negeri yang dijual dan digunakan

oleh penduduk luar negeri, maka dari itu ekspor merupakan injeksi kedalam aliran

pendapatan seperti halnya investasi.

13
Fungsi penting komponen ekspor dari perdagangan luar negeri adalah

Negara memperoleh keuntungan dan pendapatan nasional naik, yang pada

gilirannya menaikkan jumlah output dan laju pertumbuhan ekonomi. Dengan

tingkat output yang lebih tinggi lingkaran setan kemiskinan dapat dipatahkan dan

pembangunan ekonomi dapat ditingkatkan (Jhingan, 2010).

Menurut Statistik Perdagangan Indonesia, ekspor adalah perdagangan

dengan cara mengeluarkan barang dari dalam keluar wilayah Pabean Indonesia

dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. Daerah pabean yang dimaksud adalah

wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan, dan ruang

udara dialasnya serta tempat-tempat tertentu di Zona Eksklusif dan Landas

Kontinen yang didalamnya berlaku Undang-undang Nomor 10 tahun 1995 tentang

kepabean menurut Agustina (2014).

Kegiatan ekspor adalah sistem perdagangan dengan cara mengeluarkan

barang-barang dari dalam negeri keluar negeri dengan memenuhi ketentuan yang

berlaku. Ekspor merupakan total barang dan jasa yang dijual oleh sebuah negara

ke negara lain, termasuk diantara barang-barang, asuransi, dan jasa-jasa pada

suatu tahun tertentu (Triyoso, 2004).

14
2.2.3 Sektor Andalan Perekonomian Indonesia

Secara umum produk ekspor dan impor dapat dibedakan menjadi dua

yaitu barang migas dan barang non migas. Barang migas atau minyak bumi

dan gas adalah barang tambang yang berupa minyak bumi dan gas. Barang

non migas adalah barang-barang yang bukan berupa minyak bumi dan

gas,seperti hasil perkebunan, pertanian, peternakan, perikanan dan hasil

pertambangan yang bukan berupa minyak bumi dan gas.

Adapun sektor- sektor perekonomian indonesia sebagai berikut :

1. Sektor Migas
Minyak
Gas alam
2. Sektor Non-migas
Industi
Pertambangan
Pertanian dan lainnya

Sektor migas adalah komoditi yang merupakan turunan dari hasil minyak

bumi dan gas contohnya : bensin, solar, minyak tanah, batu bara dan gas alam,

yang berasal dari sumber daya alam yang di produksi sebagai alat untuk

memenuhi kebutuhan manusia. Sektor Non-migas adalah segala sesuatu yang

yang merupakan hasil alam maupun industri contohnya adalah yang dihasilkan

dari sektor industri, pertanian, pertambangan, dan lainnya.

Dalam sektor Non-migas terdapat 3 (tiga) sektor andalan ekrpor di

Indonesia yaitu : 1) Sektor industri, 2) Sektor pertambangan, dan 3) Sektor

pertanian. Dimana ketiga sektor tersebut memegang peranan dalam perkembangan

15
ekspor di Indonesia. Dari kegiatan ekspor 3 (tiga) sektor ini maka dapat terjamin

kegiatan bisnis di sektor riil semakin terjaga.

Sektor industri merupakan komponen utama dalam pembangunan

ekonomi nasional. Sektor ini tidak saja berpotensi mampu memberikan kontribusi

ekonomi yang besar melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga

mampu memberikan kontribusi yang besar dalam transformasi struktural bangsa

ke arah modernisasi kehidupan masyarakat yang menunjang pembentukan daya

saing nasional (Sitohan, 2010). Peran ekspor kelompok hasil industri terhadap

total ekspor hasil industri dimana yang tertinggi adalah dari kelompok industri

kelapa sawit.

sektor industri
125000

100000

75000

50000

25000

0
Juta US$
2011 2012 2013 2014 2015

Gambar 2. Perkembangan Ekspor Non-Migas Sektor Industri (Data diperoleh dari

Kementrian Perdagangan Republik Indonesia)

16
Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian,

penambangan (penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian

(mineral, batubara, dan panas bumi). Sektor pertambangan, khususnya

pertambangan umum, menjadi isu yang menarik khususnya setelah Orde Baru

mulai mengusahakan sektor ini secara gencar. Pada awal Orde Baru, pemerintahan

saat itu memerlukan dana yang besar untuk kegiatan pembangunan, di satu sisi

tabungan pemerintah relatif kecil, sehingga untuk mengatasi permasalahan

tersebut pemerintah mengundang investor-investor asing untuk membuka

kesempatan berusaha seluas-luasnya di Indonesia. Adanya kegiatan pertambangan

ini mendorong pemerintah untuk mengaturnya dalam undang undang (UU). UU

yang berkaitan dengan kegiatan pertambangan, UU No. 11/1967 tentang Pokok-

pokok Pengusahaan Pertambangan. Dalam UU tersebut pemerintah memilih

mengembangkan pola Kontrak Karya (KK) untuk menarik investasi asing.

Berdasarkan ketentuan KK, investor bertindak sebagai kontraktor dan pemerintah

sebagai prinsipal. Di dalam bidang pertambangan tidak dikenal istilah konsesi,

juga tidak ada hak kepemilikan atas cadangan bahan galian yang ditemukan

investor bila eksploitasi berhasil. Berdasarkan KK, investor berfungsi sebagai

kontraktor.

17
sektor pertambangan
32500

26000

19500

13000

6500

0
Juta US$
2011 2012 2013 2014 2015

Gambar 3. Perkembangan Ekspor Non-Migas Sektor Pertambangan (Data

diperoleh dari Kementrian Perdagangan Republik Indonesia)

Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup

besar dari pemerintah dikarenakan peranannya yang sangat penting dalam rangka

pembangunan ekonomi jangka panjang maupun dalam rangka pemulihan ekonomi

bangsa. Peranan sektor pertanian adalah sebagai sumber penghasil bahan

kebutuhan pokok, sandang dan papan, menyediakan lapangan kerja bagi sebagian

besar penduduk, memberikan sumbangan terhadap pendapatan nasional yang

tinggi, memberikan devisa bagi negara dan mempunyai efek pengganda ekonomi

yang tinggi dengan rendahnya ketergantungan terhadap impor (multiplier effect),

yaitu keterkaitan input-output antar industri, konsumsi dan investasi. Dampak

pengganda tersebut relatif besar, sehingga sektor pertanian layak dijadikan sebagai

sektor andalan dalam pembangunan ekonomi nasional. Sektor pertanian juga

dapat menjadi basis dalam mengembangkan kegiatan ekonomi perdesaan melalui

pengembangan usaha berbasis pertanian yaitu agribisnis dan agroindustri. Dengan

18
pertumbuhan yang terus positif secara konsisten, sektor pertanian berperan besar

dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional (Antara, 2009).

sektor pertanian
5400
4500
3600
2700
1800
900
0
Juta US$
2011 2012 2013 2014 2015

Gambar 4. Perkembangan Ekspor Non-Migas Sektor Pertanian (Data diperoleh

dari Kementrian Perdagangan Republik Indonesia)

2.2 Penelitian Sebelumnya

Ginting (2013), berdasarkan hasil analisis regresi jangka panjang ternyata nilai

tukar memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap ekspor Indonesia.

Hal ini menunjukkan semakin kuatnya nilai tukar (apresiasi) akan menyebabkan

semakin menurunnya ekspor Indonesia. Demikian pula halnya dengan PDB yang

memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap ekspor. Hal ini

menunjukkan semakin tingginya pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin

meningkat kinerja ekspornya.

Lenggogeni (2012) Hasil penelitian memberi indikasi bahwa nilai tukar rupiah

berpengaruh signifikan terhadap investasi sektor pertanian. Sedangkan untuk

19
indeks harga pertanian tidak berpengaruh secara nyata terhadap investasi sektor

pertanian Indonesia. Secara serempak, variabel nilai tukar rupiah dan indeks harga

pertanian berpengaruh terhadap investasi sektor pertanian.

Murni (2009) kegiatan ekspor dan impor akan mempengaruhi jumlah

permintaan mata uang suatu negara. Kegiatan ekspor akan mengakibatkan naiknya

permintaan mata uang negara pengekspor sehingga mata uang akan menguat.

Kegiatan akan mengakibatkan naiknya permintaan mata uang negara pengimpor

sehingga nilai mata uang dalam negeri akan melemah. Ekspor dan impor juga

memiliki pengaruh terhadap daya beli masyarakat suatu negara.

2.3 Kerangka pemerikiran

Berdasarkan penjelasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa adanya

hubungan langsung antara nilai tukar dengan ekspor. Berikut kerangka pemikiran

yang menggambarkan hubungan antara nilai tukar dengan ekspor terkait:

Migas

- Minyak
Non-migas
- Gas Alam
Nilai Tukar - Pertambangan
(Kurs) Ekspor
20
- Pertanian

- Jasa dan lainnya


Gambar 2. Kerangka pemikiran.

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa adanya hubungan antara Nilai

tukar dengan ekspor melalui sektor-sektor andalan perekonomian indonesia yang

meliputi Migas dan Non-migas. Dan hubungan timbal balik dari varibel nilai tukar

terhadap ekspor.

2.4 Hipotesis

Dari perumusan masalah dan kajian empiris yang dilakukan oleh peneliti-

peneliti sebelumnya, maka hipotesis didalam penelitian ini diduga adanya

pengaruh dari variabel Nilai Tukar terhadap tingkat ekspor melalui sektor-sektor

andalan perekonomian Indonesia.

21

Anda mungkin juga menyukai