TINJAUAN PUSTAKA
amount of one currency that can be exchange per unit of another currency, or the
Adiningsih, et.al (1998) bahwa nilai tukar rupiah adalah harga rupiah terhadap
mata uang negara lain. Jadi, nilai tukar rupiah merupakan nilai dari satu mata
rupiah yang ditranslasikan ke dalam mata uang negara lain. Terdapat beberapa
diperdagangkan di pasar valuta asing. Salah satunya adalah faktor eksternal yang
Nilai tukar suatu mata uang atau kurs adalah nilai tukar mata uang suatu
negara terhadap negara asing lainya (Thobarry, 2009). Definisi yang lebih lengkap
tentang kurs (Exchange Rate) adalah pertukaran antara dua mata uang yang
berbeda, yaitu merupakan perbandingan nilai atau harga antara kedua mata uang
tersebut. Perbandingan nilai inilah sering disebut dengan kurs (exchange rate).
Nilai tukar biasanya berubah-ubah mengikuti perubahan nilai tukar negara lain,
perubahan kurs dapat berupa depresiasi dan apresiasi. Perubahan nilai tukar
harga mata uang domestik terhadap mata uang asing, sedangkan apresiasi
6
menunjukan menguatnya harga mata uang domestik terhadap mata uang asing.
Sementara itu, Mankiw (2006) membedakan antara dua nilai tukar yaitu nilai
tukar nominal dan nilai tukar riil. Nilai tukar nominal (nominal exchange rate)
adalah harga relatif dari mata uang dua negara. Sedangkan nilai tukar riil (real
Exchange rate) adalah harga relatif dari barang-barang kedua negara. Nilai tukar
Kurs merupakan salah satu harga yang lebih penting dalam perekonomian
penawaran yang terjadi di pasar, mengingat pengaruhnya yang besar bagi neraca
Pertumbuhan nilai mata uang yang stabil menunjukkan bahwa negara tersebut
memiliki kondisi ekonomi yang relatif baik atau stabil (Salvator, 1997).
Ketidakstabilan nilai tukar ini mempengaruhi arus modal atau investasi dan
bahan baku industri mengalami dampak dari ketidakstabilan kurs ini, yang dapat
Nilai tukar mata uang atau yang sering disebut dengan kurs adalah harga
satu unit mata uang asing dalam mata uang domestik atau dapat juga
7
dikatakan harga mata uang domestik terhadap mata uang asing. Sebagai contoh
nilai tukar (NT) Rupiah terhadap Dolar Amerika (USD) adalah harga satu dolar
Amerika (USD) dalam Rupiah (Rp), atau dapat juga sebaliknya diartikan
Dalam hal ini, apabila Nilai tukar meningkat maka berarti Rupiah
tukar tetap, perubahan nilai tukar dilakukan secara resmi oleh pemerintah.
Kebijakan suatu negara secara resmi menaikkan nilai mata uangnya terhadap
mata uang asing disebut dengan revaluasi, sementara kebijakan menurunkan nilai
sistem nilai tukar mengambang bebas atau revaluasi untuk sistem nilai tukar
depresiasi untuk sistem nilai tukar mengambang bebas atau devaluasi untuk
Dalam menganalisis nilai tukar kita juga mengenal apa yang disebut sebagai
nilai tukar riil. Nilai tukar riil adalah nilai tukar nominal yang sudah
8
dengan harga-harga di luar negeri. Nilai tukar riil tersebut dapat dihitung dengan
Q = S . P/P*
dimana Q adalah nilai tukar riil, S adalah nilai tukar nominal, P adalah
tingkat harga di dalam negeri dan P* adalah tingkat harga di luar negeri.
dari dua negara. Dalam transaksi perdagangan internasional, suatu negara tidak
hanya melakukan transaksi pada satu negara, tetapi juga dengan beberapa negara.
Dengan demikian, pengukuran nilai tukar riil suatu negara terhadap mitra
nilai tukar dari masing-masing negara tersebut. Pengukuran rata-rata nilai tukar
suatu mata uang riil terhadap seluruh atau sejumlah mata uang asing disebut
efektif tersebut dipergunakan suatu bobot atas suatu mata uang tertentu. Bobot
tersebut ,misalnya, dapat berupa pangsa perdagangan suatu negara dengan negara
lain. Nilai tukar efektif ini dapat dihitung antara satu negara dengan negara lain
tetap, mata uang lokal ditetapkan secara tetap terhadap mata uang asing.
Sementara dalam sistem nilai tukar mengambang, nilai tukar atau Kurs dapat
9
valuta asing relatif terhadap mata uang domestik. Setiap perubahan dalam
penawaran dan permintaan dari suatu mata uang akan mempengaruhi nilai tukar
mata uang yang bersangkutan. Dalam hal pemintaan terhadap valuta asing relatif
terhadap mata uang domestik meningkat, maka nilai mata uang domestik akan
menurun. Sebaliknya jika permintaan terhadap valuta asing menurun, maka nilai
mata uang domestik meningkat. Sementara itu, jika penawaran valuta asing
meningkat relatif terhadap mata uang domestik, maka nilai tukar mata uang
domestik meningkat. Sebaliknya jika penawaran menurun, maka nilai tukar mata
impor. Semakin tinggi impor barang dan jasa, maka semakin besar permintaan
terhadap valuta asing sehingga nilai tukar akan cenderung melemah. Sebaliknya,
mendorong menguatnya nilai tukar . Kedua, faktor aliran modal keluar (capital
outflow). Semakin besar aliran modal keluar, maka semakin besar permintaan
valuta asing dan pada lanjutannya akan memperlemah nilai tukar. Aliran modal
keluar meliputi
10
Permintaan Valuta Asing :
Penawaran Valuta Asing :
1. PembayaranImpor Barang
1. Penerimaan Ekspor Barang
dan Jasa
danJasa
2. Aliran Modal Keluar
2. Aliran Modal Masuk
a) Pembayaran Hutang
a) Penerimaan Hutang Luar
Luar Negeri
Negeri Pemerintah dan
Pemerintah dan Nilai Tukar Swasta
Swasta b) Penanaman Modal Asing
b) Penarikan Kembali USD/NT
Jangka Pendek
Modal Asing Domestik Jangka Panjang
c) Penempatan Modal 3. Intervensi atau Penjualan
Penduduk DN ke LN
Cadangan Devisa Bank
3. Kegiatan Spekulasi
a. Domestik Sentral
b. Internasional
kepada pihak asing dan penempatan dana penduduk Indonesia ke luar negeri.
Ketiga, kegiatan spekulasi. Semakin banyak kegiatan spekulasi valuta asing yang
dilakukan oleh spekulan maka semakin besar permintaan terhadap valuta asing
sehingga memperlemah nilai tukar mata uang lokal terhadap mata uang
asing.Sementara itu, penawaran valuta asing dipengaruhi oleh dua faktor utama.
ekspor barang dan jasa, maka semakin besar jumlah valuta asing yang dimiliki
oleh suatu negara dan pada lanjutannya nilai tukar terhadap mata uang asing
cenderung menguat atau apresiasi. Sebaliknya, jika ekspor menurun, maka jumlah
valuta asing yang dimiliki semakin menurun sehingga nilai tukar juga
11
inflow). Semakin besar aliran modal masuk, maka nilai tukar akan cenderung
hutang luar negeri, penempatan dana jangka pendek oleh pihak asing (Portfolio
2.2.2 Ekspor
dari dalam negeri ke luar negeri. Menurut Murni (2009:208), ekspor adalah suatu
sistem pembayaran, kualitas, kuantitas dan syarat penjualan lainnya yang telah
disetujui oleh pihak eksportir dan importir. Permintaan ekspor adalah jumlah
barang/jasa yang diminta untuk diekspor dari suatu negara ke negara lain
negara lain.
daya yang langka dan pasar-pasar internasional yang potensial untuk berbagai
12
miskin tidak akan mampu mengembangkan kegiatan dan kehidupan
keunggulan efisiensi alias produktifitas tenaga kerja. Ekspor juga dapat membantu
semua negara dalam mengambil keuntungan dari skala ekonomi yang mereka
dilihat dari sisi permintaan dan sisi penawaran (Krugman dan Obstfeld, 2000).
Dari sisi permintaan, ekspor dipengaruhi oleh harga ekspor, nilai tukar riil,
pendapatan dunia dan kebijakan devaluasi. Sedangkan dari sisi penawaran, ekspor
dipengaruhi oleh harga ekspor, harga domestik, nilai tukar riil, kapasitas produksi
yang bisa diproksi melalui investasi, impor bahan baku, dan kebijakan deregulasi.
dalam negeri ke luar peredaran Republik Indonesia dan barang yang dijual
tersebut harus dilaporkan kepada Direktorat Jendral Bea dan Cukai Departemen
Keuangan. Ekspor berasal dari produksi dalam negeri yang dijual dan digunakan
oleh penduduk luar negeri, maka dari itu ekspor merupakan injeksi kedalam aliran
13
Fungsi penting komponen ekspor dari perdagangan luar negeri adalah
tingkat output yang lebih tinggi lingkaran setan kemiskinan dapat dipatahkan dan
dengan cara mengeluarkan barang dari dalam keluar wilayah Pabean Indonesia
dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. Daerah pabean yang dimaksud adalah
wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan, dan ruang
barang-barang dari dalam negeri keluar negeri dengan memenuhi ketentuan yang
berlaku. Ekspor merupakan total barang dan jasa yang dijual oleh sebuah negara
14
2.2.3 Sektor Andalan Perekonomian Indonesia
Secara umum produk ekspor dan impor dapat dibedakan menjadi dua
yaitu barang migas dan barang non migas. Barang migas atau minyak bumi
dan gas adalah barang tambang yang berupa minyak bumi dan gas. Barang
non migas adalah barang-barang yang bukan berupa minyak bumi dan
1. Sektor Migas
Minyak
Gas alam
2. Sektor Non-migas
Industi
Pertambangan
Pertanian dan lainnya
Sektor migas adalah komoditi yang merupakan turunan dari hasil minyak
bumi dan gas contohnya : bensin, solar, minyak tanah, batu bara dan gas alam,
yang berasal dari sumber daya alam yang di produksi sebagai alat untuk
yang merupakan hasil alam maupun industri contohnya adalah yang dihasilkan
15
ekspor di Indonesia. Dari kegiatan ekspor 3 (tiga) sektor ini maka dapat terjamin
ekonomi nasional. Sektor ini tidak saja berpotensi mampu memberikan kontribusi
ekonomi yang besar melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga
saing nasional (Sitohan, 2010). Peran ekspor kelompok hasil industri terhadap
total ekspor hasil industri dimana yang tertinggi adalah dari kelompok industri
kelapa sawit.
sektor industri
125000
100000
75000
50000
25000
0
Juta US$
2011 2012 2013 2014 2015
16
Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian,
pertambangan umum, menjadi isu yang menarik khususnya setelah Orde Baru
mulai mengusahakan sektor ini secara gencar. Pada awal Orde Baru, pemerintahan
saat itu memerlukan dana yang besar untuk kegiatan pembangunan, di satu sisi
juga tidak ada hak kepemilikan atas cadangan bahan galian yang ditemukan
kontraktor.
17
sektor pertambangan
32500
26000
19500
13000
6500
0
Juta US$
2011 2012 2013 2014 2015
besar dari pemerintah dikarenakan peranannya yang sangat penting dalam rangka
kebutuhan pokok, sandang dan papan, menyediakan lapangan kerja bagi sebagian
tinggi, memberikan devisa bagi negara dan mempunyai efek pengganda ekonomi
pengganda tersebut relatif besar, sehingga sektor pertanian layak dijadikan sebagai
18
pertumbuhan yang terus positif secara konsisten, sektor pertanian berperan besar
sektor pertanian
5400
4500
3600
2700
1800
900
0
Juta US$
2011 2012 2013 2014 2015
Ginting (2013), berdasarkan hasil analisis regresi jangka panjang ternyata nilai
tukar memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap ekspor Indonesia.
Hal ini menunjukkan semakin kuatnya nilai tukar (apresiasi) akan menyebabkan
semakin menurunnya ekspor Indonesia. Demikian pula halnya dengan PDB yang
memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap ekspor. Hal ini
Lenggogeni (2012) Hasil penelitian memberi indikasi bahwa nilai tukar rupiah
19
indeks harga pertanian tidak berpengaruh secara nyata terhadap investasi sektor
pertanian Indonesia. Secara serempak, variabel nilai tukar rupiah dan indeks harga
permintaan mata uang suatu negara. Kegiatan ekspor akan mengakibatkan naiknya
permintaan mata uang negara pengekspor sehingga mata uang akan menguat.
sehingga nilai mata uang dalam negeri akan melemah. Ekspor dan impor juga
hubungan langsung antara nilai tukar dengan ekspor. Berikut kerangka pemikiran
Migas
- Minyak
Non-migas
- Gas Alam
Nilai Tukar - Pertambangan
(Kurs) Ekspor
20
- Pertanian
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa adanya hubungan antara Nilai
meliputi Migas dan Non-migas. Dan hubungan timbal balik dari varibel nilai tukar
terhadap ekspor.
2.4 Hipotesis
Dari perumusan masalah dan kajian empiris yang dilakukan oleh peneliti-
pengaruh dari variabel Nilai Tukar terhadap tingkat ekspor melalui sektor-sektor
21