TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ergonomi
Ergonomi berasal dari kata Yunani yaitu ergo yang berarti kerja dan
nomos yang berarti hukum. Ergonomi dimaksudkan sebagai suatu cabang
ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasiinformasi mengenai
sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem
kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem tersebut dengan
baik (Nurmianto,E 2008:1).
Ergonomi dapat berperan pula sebagai desain pekerjaan pada suatu
organisasi misalnya penentuan jumlah jam istirahat, pemilihan jadwal
pergantian waktu kerja dan lain-lain. Ergonomi dapat pula berfungsi sebagai
desain perangkat lunak karena semakin banyaknya pekerjaan yang berkaitan
erat dengan komputer. Penyampaian informasi dalam suatu sistem komputer
harus pula diusahakan selengkap mungkin sesuai dengan kemampuan
pemprosesan informasi oleh manusia (Nurmianto,E 2008:2).
Ilmu ergonomi secara umum adalah suatu cabang ilmu yang mengkaji
sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia dalam merancang suatu sistem
kerja agar efektif, aman dan nyaman. Ergonomi juga memberikan peranan
penting dalam meningkatkan faktor keselamatan kerja misalnya desain suatu
sistem kerja untuk mengurangi rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka otot
manusia, desain stasiun kerja untuk alat peraga visual. Hal ini dilakukan
untuk mengurangi ketidaknyamanan saat kerja (Nurmianto,E 2008:2).
Menurut Tarwaka,dkk. (2004:7) secara umum tujuan dari penerapan
ergonomi adalah :
1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan
cidera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan
mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.
2. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak
sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan
6
7
2.3 Stress
Stress adalah sebagai suatu reaksi dalam menyesuaikan diri yang
dipengaruhi oleh perbedaan individu dan proses psikologis, sebagai konsekuensi
dari tindakan lingkungan, situasi atau peristiwa yang terlalu banyak mengadakan
tuntutan psikologis dan fisik seseorang (Luthans,2000). Masalah Stres kerja di
dalam organisasi perusahaan menjadi gejala yang penting diamati sejak mulai
timbulnya tuntutan untuk efisiensi di dalam pekerjaan. Stres kerja karyawan perlu
8
Model ini dikembangkan oleh badan penerbangan dan ruang angkasa Amerika
Serikat. (NASA Ames Research Center). NASA Task Load Index adalah
prosedur rating multi dimensional, yang membagi workload atas dasar rata
rata pembebanan enam subskala. Menurut Hancock (1988), NASA TLX
merupakan pengembangan teori dari rating scale yang menggunakan sepuluh
indikator:
1) Overall workload (OW)
2) Task difficulty (TD)
3) Time pressure (TP)
4) Performance (OP)
5) Physical effort (PE)
6) Mental effort (ME)
7) Frustration level (FR)
8) Stress level (SL)
9) Fatigue (FA)
10) Activity type (AT)
Pembobotan untuk overall workload (OW) dipisahkan dari yang lain
sehingga tersisa sembilan indikator. Setelah melalui beberapa tahap pengujian
pada berbagai kondisi pekerjaan, didapatkan bentuk akhir dari skala
berdasarkan urutan dari yang paling relevan yaitu TD, TP, OP, PE, ME, FR,
SL, FA, dan AT.
Tiga skala pada urutan terakhir dikurangi yaitu SL, FA, dan AT. Dua skala
dikombinasikan yaitu ME dan PE menjadi EF (effort) dan TD dibagi menjadi
dua yaitu MD (mental demand)dan PD (physical demand). Kelebihan NASA
TLX:
diperoleh sudah mencukupi dan akurat untuk diolah. Sebelum dilakukan uji
kecukupan data terlebih dahulu tentukan derajat ketelitian yang menunjukkan
penyimpangan maksimum hasil penelitian. Selain itu juga ditentukan tingkat
harga indeks atau tingkat kepercayaan yang menunjukkan besarnya
keyakinan pengukur akan ketelitian data antropometri. Rumus yang
digunakan menurut (Wignjosoebroto, S. 2008:182) dapat dilihat pada
persamaan berikut ini :
2
k / s N x 2 ( x )2
N'
i i
x i
(2.1)
Keterangan :
N = jumlah pengukuran yang seharusnya dilakukan
N = jumlah pengukuran yang telah dibuat
K = harga indeks
S = tingkat ketelitian yang dipakai
Xi = jumlah hasil pengukuran ke-1
Harga (k) yang dipakai dari tingkat kepercayaan yang diambil yaitu:
1. Tingkat kepercayaan = 95% maka k = 2
2. Tingkat kepercayaan = 99% maka k = 3
Tingkat ketelitian (s) yang dipakai dari tingkat kepercayaan yang diambil
yaitu :
1. Tingkat kepercayaan = 95% maka s = 0.05
2. Tingkat kepercayaan = 99% maka s = 0.01
Hasil Dari data N maka didapat nilai yang menyatakan dan menunjukkan
data cukup atau tidak. Jika N < N maka data dianggap cukup sehingga tidak
perlu mangadakan pengambilan data kembali (Wignjosoebroto, S. 2008:182)
.
2.9 Uji Kuesioner Sebagai Alat Ukur
Setelah kuesioner sebagai alat ukur atau alat pengumpul selesai disusun,
belum berarti kuesioner tersebut dapat langsung digunakan untuk
mengumpulkan data. Kuesioner dapat digunakan sebagai alat ukur
penelitian jika dilakukan uji validitas, reliabilitas dan juga harus dilakukan
uji coba (trial) di lapangan. Responden yang digunakan untuk uji coba
sebaiknya yang memiliki ciri-ciri responden dari tempat di mana penelitian
tersebut harus dilaksanakan (Notoatmodjo, S. 2005:129).
Agar diperoleh distribusi nilai hasil pengukuran mendekati normal,
maka sebaiknya jumlah responden untuk uji coba paling sedikit 20 orang.
14
Hasil uji coba ini kemudian digunakan untuk mengetahui sejauh mana alat
ukur (kusioner) yang telah disusun tadi memiliki validitas dan reliabilitas
(Notoatmodjo, S. 2005:129).
2.9.1 Kuesioner
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian dibagikan kepada siswa
yang bertujuan untuk mengetahui keluhan saat menggunakan kursi dalam
proses belajar mengajar saat ini. Adapun metode pengolahan data yang
digunakan adalah dengan teknik statistik Wilcoxon Match Pairs Test,
dimana teknik statistik ini digunakan untuk menguji hipotesis komparatif
2 sampel yang berkorelasi bila datanya berjenjang (Sugiyono,2007:134).
dan yang valid dihitung total skornya, lalu skor total dari masing-
masing responden dari kedua kuesioner tersebut dihitung korelasinya
dengan menggunakan teknik korelasi product moment seperti contoh
di atas.
2.10 ANOVA
Jika kita menguji hipotesis nol bahwa rata-rata dua buah kelompok tidak
berbeda, teknik Anova dan uji-t (uji dua pihak) akan menghasilkan
kesimpulan yang sama; keduanya akan menolak atau menerima hipotesis
nol. Dalam hal ini, statistik F pada derajat kebebasan 1 dan n-k akan sama
dengan kuadrat dari statistik t.
Anova digunakan untuk menguji perbedaan antara sejumlah rata-rata
populasi dengan cara membandingkan variansinya. Pembilang pada rumus
variansi tidak lain adalah jumlah kuadrat skor simpangan dari rata-ratanya,
kuadrat skor simpangan sering disebut jumlah kuadrat (sum of squares). Jika
17
jumlah kuadrat tersebut dibagi dengan n atau n-1 maka akan diperoleh rata-
rata kuadrat yang tidak lain dari variansi suatu distribusi. Rumus untuk
menentukan varians sampel yaitu,
(1)
populasi dan rata-rata dari variansi sampel juga akan sama dengan
variansi populasi .
distribusi skor dibagi dengan akar pangkat dua dari besarnya sampel.
..(2)
Sejalan dengan itu, variansi distribusi rata-rata sampel dapat
(3)
Dengan demikian, sebagai penaksir yang tidak bias bagi variansi
berasal dari populasi yang sama, dan kita tidak memiliki dasar untuk
menolak hipotesis nol. Namun, jika ada salah satu nilai rata-rata yang jauh
berbeda dengan nilai rata-rata lainnya maka berarti sampel tersebut berasal
dari populasi yang berbeda.
Seluruh subjek yang berada dalam satu kelompok memiliki
karakteristik yang sama pada peubah bebas yang tengah dikaji. Dalam
bahasa eksperimen, mereka seluruhnya menerima perlakuan yang sama,
sehingga keragaman mereka pada peubah terikat dipandanga sebagai
keragaman galat dan tidak berkaitan dengan perbedaan jenis perlakuan
atau peubah bebas.
Perbedaan rata-rata antar kelompok terdiri atas dua unsur yaitu keragaman
galat dan keragaman yang berkaitan perbedaan pada peubah bebas. Oleh
karena keragaman di dalam kelompok (MSW) merupakan penaksir yang
tidak bias atas variansi populasi dan keragaman antara kelompok (MSB)
terdiri atas MSW dan keragaman yang berkaitan dengan perlakuan, maka
hubungan antara keduanya dapat dituliskan sebagai berikut:
..(6)
Dengan demikian, F dapat juga dituliskan:
(7)
diperoleh jika ternyata Fhitung > Ftabel. Menolak hipotesis nol berarti
menyimpulkan bahwa perbedaan antara MSB dengan MSW berkaitan
dengan pengaruh yang sistematik dari faktor atau peubah bebas yang
diteliti. (Furqon. 2009).
2.11 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang digunakan dalam penelitian ini adalah
jurnal. Penjelasan hasil penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.1
berikut :
Tabel 2.1 Penelitian Pendahulu
No Peneliti Judul Metode Hasil Publikasi
Penelitian
1 Miranti Siti Tingkat Beban NASA-TLX Analisis Beban kerja Mental Jurnal Institute
Astuti, Kerja Mental Masinis PT.KAI Daop.II Teknologi
Caecillia S.W, Masinis Bandung yang dapat menjadi Nasional,
Yuniar berdasarkan acuan dalam perbaikan ISSN 2338-
NASA-TLX ( T pembebanan kerja. 5081
ask L oad I ndex
) di PT. KAI
Daop. II
Bandung
2 Mega Mutia Pengukuran NASA-TLX Analisa beban kerja fisik dan Jurnal Teknik
Beban Kerja Dan beban kerja mental, yang Industri
Fisiologis Dan pengukuran dapat dijadikan acuan dalam Universitas
Psiklogis Pada Denyut jantung mengatur beban kerja pada Andalas
Operator PT.Mitra Kerinci ISSN : 2088-
Pemetikan teh 4842
Dan Operator
Produksi The
hijau Di PT
Mitra Kerinci
3 Alper Seker Using Outputs NASA-TLX, Software Workload Expert Gazi
of NASA-TLX ANOVA, FDL, untuk pemberian rating University
for Building a Dan AHP danpromosi kerja Journal of
Mental Science GU J
Workload
Sci
Expert System
27(4):1131-
1142 (2014)
21
MIRANTI S.A, Caecillia S.W, dan Yuniar (2013)., telah melakukan penelitian
pengukuran beban kerja mental terhadap masinis PT.KAI Daop. II Bandung
dengan menggunakan Metode NASA Task Load Index. Penelitian tersebut
menghasilkan analisis tingkat beban kerja jarak terjauh dan jarak terdekat
Daop. II Bandung, dengan hasil nilai rata-rata beban kerja masinis jenis kereta
jarak dekat adalah 77,1% dan untuk beban kerja mental masinis jenis kereta
jarak terjauh adalah 82,7% yang menyimpukan bahwa tingkat beban kerja
mental yang dirasakan masinis cukup tinggi dimana beban kerja mental yang
cukup tinggi ini dapat memicu stress dalam bekerja.
Mutia Mega (2014) melakukan penelitian mengenai pengukuran beban
kerja fisiologis dan psikologism pada operator pemetik teh dan operator
produksi teh PT. Mitra Kerinci. Penelitian ini memadukan antara pengukuran
secara objektif dan pengukuran secara subjektif. Untuk pengukuran objektif
dilakukan pengukuran denyut jantung dan pengukuran suhu tubuh. Untuk
pengukuran subjektif dilakukan dengan metode NASA Task Load Index. Hasil
penelitian menunjukan bahwa beban kerja psikologis operator pemetik teh dan
operator produksi teh tergolong tinggi sedangkan beban kerja fisiologis
operator pemetik teh tergolong ringan.
Seker Alper (2014) dari Gasi University Turki melakukan penelitian
penggunaan output dari NASA Taks Load Index untuk membangun sistem
beban kerja . Dalam penelitian dilakukan kombinasi metode NASA Task Load
Index dengan metode analisis statistic seperti metode ANOVA, dan Least
Significant Difference test untuk mengolah data NASA Task Load Index. Data
NASA Task Load Index serta digunakan juga penggunaan metode AHP
(Analytic Hierarchy Process). Output dari penelitina ini ini adalah software
sistem beban kerja mental yang digunakan untuk menentukan rating dan
promosi karyawan.
Perbedaan penelitian yang akan dilakukan ini terletak pada lokasi dan
objek penelitian. Dimana penelitian ini akan dilakukan di Kalimantan Barat
dengan objek penelitian adalah pengemudi transportasi bus antar kota dalam
provinsi. Perbedaan juga terletak pada variablenya yaitu waktu keberangkatan
dan ukuran / jenis bus yang dioperasikan. Metode penelitian yang akan
22
digunakan adalah metode NASA Task Load Index , metode ANOVA, metode
Korelasi, metode sampling, dan metode homogenitas dan normalitas.
Hasil Penelitian ini memiliki manfaat sebagai acuan dan gambaran tingkat
beban kerja mental pengemudi bus antar kota dalam provinsi, yang berguna
untuk pengambilan kebijakan yang akan dilakukan pemerintah atau pengusaha
trransportasi untuk perbaikan berkelanjutan.