Anda di halaman 1dari 5

Carcinoma Vagina

Gambaran Klinis

Ca in situ lebih sering di dapat sebagai proses yang multifokal. Dapat ditemukan bersama-sama
tumor sejenis di bagian lain dari traktus genitalis, atau setelah pembedahan yang tidak radikal
pada Ca in situ serviks uteri atau pasca radiasi Ca serviks uteri. Adenokarsinoma vagina yang
jarang, dapat berasal dari uretra, kelenjar Bartholin, atau sebagai metastasis dari Ca ovarium atau
endometrium. Mengingat dinding vagina begitu tipis, kebanyakan dinding vagina yang invasif
pada saat didiagnosis, ditemukan dalam tingkat II. Jika seorang penderita merasa sakit waktu
bersetubuh ( dispareunia) dan berdarah, kemungkinan ia mengidap tumor ganas. Pada tingkat
yang lebih lanjut, disertai fluor albus dan foetor ( berbau busuk). (Wiknjosastro, et al, 2008)

Rabas vagina dan perdarahan pasca menopause, pascakoitus, atau perdarahan vagina
intermenstruasi adalah tanda yang paling sering. Nyeri atau masalah pada kandung kemih
biasanya muncul pada penyakit yang sudah lanjut. (Price, S,A, Wilson, M,L,2006)

Diagnosis

Diagnosis karsinoma vagina invasive dibutat dengan inspeksi, palpasi, dan biopsy. Selain
itu pemeriksaan foto toraks, keadaan biokimia, CT Scan abdomen dan pelvis, barium enema,
sitoskopi, dan proktoskopi diperlukan untuk diagnostik yang lebih ekstensif. (Price, S,A, Wilson,
M,L,2006)

Pada pemeriksaan inspekulo dapat ditemukan ulkus dengan tepi yang induratif atau pertumbuhan
tumor eksofitik seperti bunga kol (cauliflower) yang mudah berdarah pada sentuhan. Biopsi
harus dibuat pada daerah yang dicurigai, sehingga bukti histologik dapat menegakkan diagnosis.
(Wiknjosastro, et al, 2008)

Diagnosis Dini
Untuk dapat menangkap lesi pramaligna berupa perubahan epitel/mukosa vagina yang displastik
dapat dikerjakan usapan vaginal untuk pemeriksaan sitologi eksfoliatif dengan pengecatan
menurut Papanicolaou (Pap Smear). Pada pemeriksaan rutib secara berkala, pengambilan bahan
untuk pemeriksaaan sitologik dari dinding vagina perlu pula pengambilan bahan dari ekto- dan
endoserviks. Pada klinik yang sudah maju, pemeriksaan kolposkopik, biopsi terarah dengan
bimbingan kolposkop, kolpomikroskopo dilakukan untuk dibuat, setelah melalui pemeriksan
yang diteliti. Kemungkinan metastasis di vagina dari tumor lain, harus dapat disingkirkan.
Endometriosis di kavum douglas, dapat menembus ke bagian atas/ proksimal vagina dengan
gambaran klinik menyerupai karsinoma. Dengan biopsi dua kelainan tersebut dapat dibedakan.
Untuk metastasis koriokarsinoma di vagina, yang tidak dapat dibiopsi karena akan ada
perdarahan banyak yang dapat berakibat fatal, dengan penetapan Beta-HCG (petanda/marker
tumor) mudah dibedakan. (Wiknjosastro, et al, 2008)

Penanganan

Stadium I

Pilihan terapi dari kanker vagina stadium I adalah terapi bedah dan radioterapi. Terapi
merupakan pilihan terapi yang sering digunakan bila terdapat kemudahan untuk mencapai tempat
kanker dengan tindakan bedah. Terapi tunggal dengan tindakan bedah didapatkan peningkatan
angka harapan hidup 5 tahun yang lebih besar bila dibandingkan dengan terapi tunggal dari
radioterapi (90% berbanding 63%). Untuk radioterapi dapat dilakukan dengan penyinaran
eksternal atau dengan brachytherapy atau dapat dengan keduanya. Khusus untuk brachytherapy
tunggal penggunaannya menunjukkan kesuksesan untuk terapi lesi kecil kanker vagina pada
stadium I. (Cunningham, FG. et. al. 2007)

Stadium II

Untuk kanker stadium II dapat diterapi dengan terapi bedah maupun radiasi, tergantung
pada kebijakan klinisi. Berdasarkan penelitian didapatkan adanya keuntungan angka harapan
hidup 5 tahun pada penderita kanker vagina stadium II yang diterapi dengan terapi pembedahan
dibandingkan dengan penderita yang diterapi dengan terapi radiasi (62% berbanding 53%).
Sedangkan penelitian lainnya menunjukkan bahwa penderita kanker vagina stadium II yang
diterapi pembedahan tunggal memiliki angka harapan hidup 5 tahun sebesar 70%, radioterapi
tunggal sebesar 57% dan dengan terapi bedah yang dikombinasikan dengan radioterapi sebesar
58%. (Cunningham, FG. et. al. 2007)

Sedangkan apabila pilihan terapi yang digunakan adalah radioterapi, terapi yang paling
sering digunakan adalah kombinasi dari terapi penyinaran eksternal dan brachytherapy. Secara
umum, yang pertama kali diberikan adalah terapi penyinaran eksternal yang dan berdasarkan
respon tumor, brachytherapy diberikab kemudian. Terapi radiasi diindikasikan bila letak tumor
sulit terjangkau dengan terapi bedah, dengan penilaian dari letak anatomisnya, ukuran tumor atau
penderita memiliki resiko lain bila dilakukan pembedahan. (Cunningham, FG. et. al. 2007)

Stadium III dan IV

Untuk kanker yang sudah pada stadium lanjut, terapi penyinaran eksternal tunggal atau
kombinasinya dengan brachytherapy yang biasanya digunakan. Terapi tersebut biasanya diikuti
dengan kemoterapi dengan pemberian cisplatin. (Cunningham, FG. et. al. 2007)

Kemoradiasi

Kemoterapi yang dikombinasikan dengan terapi radiasi menunjukkan hasil yang lebih
superior dibandingkan dengan terapi radiasi tunggal untuk penanganan kanker sel squamous
serviks. Sedangkan, karena jumlah kasus yang saggat jarang, sehingga jumlah pasien yang
sangat kecil tidak memadai untuk dilakukannya penelitian prospectif, randomized trial, namun
umumnya pemberian kemoterapi dan radiasi memberi keuntungan bagi penderita kanker vagina.
(Cunningham, FG. et. al. 2007)
Kemoterapi

Pada umumnya, pemberian kemoterapi tunggal tidak memberikan hasil yang efektif pada
tatalaksana kanker vagina. Percobaan pada 26 wanita yang mederita kanker vagina yang
mendapat kemoterapi dengan pemberian cisplatin, hanya 1 wanita yang memperlihatkan respon
yang komplit. Sedangkan 5 dari 16 pasien tidak memperlihatkan kenajuan dari penyakitnya, dan
10 lainnya memperlihatkan adanya perbaikan dengan pemberian cisplatin. Dari data ini, dapat
disimpulkan pemberian tunggal dari cisplatin tidak efektif untun penanganan kanker vagina.

(Cunningham, FG. et. al. 2007)

Radiasi

Radisi ditujukan untuk kelenjar getah bening yang dalam dan superficial bila hasil biopsy
menunjukkan adanya (Cunningham, FG. et. al. 2007)

Prognosis

Prognosis dari kanker sel squamous vagina memperlihatkan kemajuan sejak tahun 1950-an
hingga saat ini, dimana dari studi kasus didapatkanangka harapan hidup selama 5 tahun hanya 18
persen. Namun dengan kemajuan dari teknik radiasi dan diagnosis yang lebih cepat,
meningkatkan angka harapan hidup dari penderita kanker vagina. Sekarang ini angka harapan
hidup 5 tahun dari pendertia kanker vagina meningkat menjadi 45-60 persen pada semua
stadium. (Cunningham, FG. et. al. 2007)

Prognosis dari kanker sel squamous vagina dapat dibagi berdasarkan pembagian stadium
yang ditetapkan oleh FIGO. Dimana angka harapan hidup 5 tahun dari penderita kanker vagina
stadium I sebesar 85%, untuk stadium II 78% dan 58% untuk penderita pada stadium III dan IV
A. (Cunningham, FG. et. al. 2007)
Referensi

Cunningham, FG. et. al. 2007, Williams Gynecology, Twenty Second Edition, McGraw Hill :
New York.
Wiknjosastro, Hanifa, Abdul Bari Saifuddin, Triatmojo Rachimhadhi. 2008. Ilmu Kebidanan,
edisi II. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta.
Price, S,A, Wilson, M,L,2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Proses Penyakit. EGC :
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai