Anda di halaman 1dari 15

HEALTH AND SAFETY CONTROL

Kesehatan dan keselamatan kerja


Definisi K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) umumnya terbagi
menjadi 3 (tiga) versi diantaranya ialah pengertian K3 menurut
filosofi, keilmuan, serta menurut standar OHSAS 18001: 2007.
1. Definisi Menurut Filosofi
Menurut Mangkunegara, keselamatan dan kesehatan
kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun
rohani tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budaya untuk menunjukan
masyarakat adil dan makmur.
Menurut Simanjuntak (1994), keselamatan kerja adalah
kondisi keselamatan yang bebas dari risiko kecelakaan
dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup
tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan
keselamatan, dan kondisi pekerja.
Menurut Ridley, John (1983), mengartikan kesehatan dan
keselamatan kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan
yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya,
perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan
serta pabrik atau tempat kerja tersebut.
2. Definisi Menurut Keilmuan
Suatu cabang ilmu pengetahuan dan penerapan yang
mempelajari tentang cara mencegah terjadinya kecelakaan
kerja, penyakit akibat kerja (PAK), kebakaran, peledakan dan
pencemaran lingkungan.
3. Definisi Menurut Standar OHSAS 18001: 2007
Semua kondisi dan faktor yang berdampak pada
keselamatan dan kesehatan kerja tenaga kerja maupun
orang lain (kontraktor, pemasok, penunjung dan tamu) di
tempat kerja.[1]
Kesehatan kerja merupakan modal utama di dalam usaha untuk
melakukan peningkatan efisiensi dan produktivitas kerja. Upaya
perbaikan kesehatan kerja perlu diarahkan kepada faktor yang
menghambat peningkatan efisiensi dan produktivitas kerja seperti.
Berikut adalah faktor-faktor penghambat peningkatan efisiensi dan
produktivitas kerja seperti yang ditampilkan di bawah ini.
1. Faktor fisik
2. Faktor kimia
3. Faktor biologi
Faktor-faktor tertera diatas perlu untuk diperhatikan secara
seksama karena akan sangat berpengaruh terhadap lingkungan kerja.
Lingkungan kerja para karyawan terdiri dari :

1. Lingkungan kerja mekanis, merupakan keadaan dan proses


dimana mesin-mesin dan peralatan yang digunakan dalam
proses produksi. Lingkungan kerja mekanis dapat menjadi
bahaya potensial bila keadaan dan proses mesin-mesin
tersebut tidak terlindungi secara optimal.
2. Lingkungan kerja fisik, antara lain berupa kebisingan, tekanan,
panas, radiasi dan lain-lain. Lingkungan kerja fisik secara
konkrit akan mempengaruhi kesehatan kesehatan fisik dan
kesehatan kerja. Jiwa tenaga kerja apabila telah melewati nilai
ambang batasnya.
3. Lingkungan kerja bahan-bahan kimia, banyak sekali bahan-
bahan kimia yang mempunyai sifat racun sehingga sangat
berbahaya bagi manusia. Pengaruh bahan kimia yang beracun
selain menyebabkan menurunnya beberapa fungsi fisik.
4. Lingkungan kerja biologis.

Penanggulangan Kecelakaan Kerja


Kecelakaan adalah hal yang selalu dihidari oleh setiap
perusahaan karena dampakanya yang mempengaruhi langsung
terhadap perusahaan dan juga karyawannya. Secara umum
kecelakaan yang mungkin terjadi di tempat kerja dikelompokkan
menjadi 2, yaitu :
a. Kondisi mekanik atau fisik berbahaya yang erat kaitannya
dengan
1. Mesin peralatan
2. Lingkungan kerja
3. Proses produksi
4. Sifat pekerjaan
5. Cara kerja yang dilakukan
b. Tindakan berbahaya dapat dilatar belakangi oleh hal-hal
berikut:
1. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan
2. Keletihan atau kelelahan dalam bekerja
3. Sikap dan tingkah laku yang menyalahi peraturan yang
berlaku.

Adapun penyakit kerja yang disebabkan oleh keadaan


berbahaya adalah sebagai berikut.

a. Faktor fisik, termasuk kebisingan, radiasi, penerangan.


b. Faktor biologi antara lain disebabkan oleh bakteri,
kuman, dan virus.
c. Faktor kimia, termasuk debu, gas beracun dan cairan
beracun.
d. Faktor yang berhubungan dengan ergonomi yang dalam
hal ini adanya ketidak sesuaian anatar kontruksi mesin
dan kemampuan tubuh manusia.
e. Faktor yang berhubungan dengan psikologi seperti
suasana kerja yang serba kurang aman.[2]
(dinii,2016)

Proses Berbahaya
Suatu proses dapat dikatakan berbahaya apabila dalam
pelaksanaannya menimbulkan indikasi terjadinya kebakaran atau
ledakan, diantaranya :

1. Kebocoran pada pipa-pipa penyalur gas


2. Temperatur operasi yang tinggi dan adanya gas yang
bersifat eksplosif
3. Percikan api
4. Over pressure pada peralatan dan pipa-pipa
5. Kelalaian pada karyawan.
Keselamatan Kerja
Tujuan utama dari kesehatan dan keselamatan kerja yaitu
mencegah dan mengurangi dampak kecelakan kerja. Langkah-
langkah yang dapat diambil untuk meminimalisir jumlah
kecelakaan kerja yang terjadi diantara :

1. Menerapkan peraturan Perundang-undangan


Dengan melakukan mekanisme pembentukan peraturan
perundangan yang mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan, teknik, dan teknologi yang berkaitan
dengan K3 dapat menggurangi terjadinya kecelakaan
kerja.
2. Melakukan Standardisasi Alat Operasi dan Operator
Berupa penetapan standar-standar resmi atau tidak resmi
mengenai konstruksi yang memenuhi syarat-syarat
keselamatan kerja dan kesehatan kerja, jenis-jenis
peralatan industri dan alat-alat pelindung diri (APD).
3. Melakukan Inpeksi dan Pemeriksaan yang Rutin.
Kegiatan yang dilakukan secara berkala untuk
membuktikan apakah kondisi di tempat kerja sesuai
dengan peraturan perundangan dan standar yang
berlaku, seperti operasional mesin proses beserta
instalasinya.
4. Melakukan Riset Teknis
Kegiatan penelitian atau riset yang dilaksanakan untuk
mendapatkan data-data sifat fisik, dan ciri-ciri bahan
berbahaya, pengujian alat-alat pelindung diri (APD),
penelitian tentang pencegahan peledakan gas dan debu.
5. Melakukan Riset Medis
Kegiatan penelitian atau riset yang dilakukan untuk
mendapatkan data-data tentang efek psikologis,
patologis, faktor-faktor lingkungan, dan keadaan fisik
yang dapat mengakibatkan terjadinya suatu kecelakaan.
6. Melakukan Riset Statistik
Kegiatan penelitian atau riset yang dilakukan menyangkut
dengan jenis kecelakaan, jumlah kecelakaan, korban
kecelakaan, dan penyebab terjadinya kecelakaan.
7. Melakukan Riset Psikologis
Kegiatan penelitian atau riset yang dilakukan tentang
pola-pola kejiwaan yang menyebabkan terjadinya
kecelakaan.
8. Memberikan Pelatihan Keterampilan Operasional Terhadap
Karyawan
Kegiatan yang dilakukan berupa latihan praktis bagi para
tenaga kerja, khususnya tenaga kerja baru dalam hal
terkait keselamatan dan kesehatan kerja, untuk
meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan dan
keselamatan kerja. Hal ini juga dapat meningkatkan
kualitas pengetahuan dan keterampilan karyawan
mengenai K3.
9. Pemberian Asuransi Tenaga Kerja
Berupa pemberian insentif finansial untuk meningkatkan
pencegahan kecelakaan, misalnya dengan menerapkan
pembayaran premi yang lebih rendah terhadap
perusahaan yang memenuhi syarat K3 dan memiliki
tingkat kecelakaan yang kecil di perusahaan.[2]

Alat Pelindung Diri


Terdapat beberapa jenis alat pelindung diri yang lazim
digunakan, dibawah ini alat pelindung diri yang lazim
digunakan :

1. Pelindung kepala berupa helm (safety helmet)


Helm pengamanan sangat efektif untuk melindungi
kepala dari benturan atau bahaya kejatuhan benda berat
dari atas khususnya di lapangan. Helm yang digunakan
merupakan helm yang telah diuji oleh badan standar
internasional.
Alat pelindung kepala ini ada beberapa macam fungsi
yaitu :
Topi pelindung rambut
Topi pelindung batok kepala
Topi pelindung sengatan listrik
Topi pelindung suhu ekstrim
Topi pemadam kebakaran
Perlengkapan safety helmet :
Ratchet/Crown (Penyangga)
Headband (Adjuustable)
Sweatband
Chin strap / tali pengikat
2. Pelindung kaki berupa sepatu berpengaman (safety
shoes)
Tipe sepatu atau boots pengaman yang digunakan
bergantung pada jenis pekerjaannya. Pada bagian sol
sepatu harus keras dan bagian ujung atas mempunyai
lapisan pelindung besi. Adapun jenis sepatu pengaman
yang umum digunakan :
Sepatu pengaman ringan yang tipis untuk memanjat
Sepatu pengaman biasa untuk perkerjaan berat
Sepatu pengaman karet atau plastik yang digunakan
untuk melindungi terhadap cairan kimia korosif,
bahan-bahan kimia dan air.

Alat pelindung kaki, perlindungan terhadap bahaya


seperti :
Tertusuk
Kejatuhan benda keras
Terpeleset
Terpukul (pada tulang kering dan lutut)
Terkena percikan benda panas (seperti saat
mengelas)

Ada beberapa perlindungan kaki dari cedera yaitu :


Benda jatuh sebesar 60 % cedera
Menginjak benda tajam sebesar 16 % cedera
Terjepit benda berputar atau menggelinding 13 %
cedera
Tiga dari lima cedera pada kaki terjadi pada bagian jari-
jari kaki.
Jenis jenis alat pelindung kaki diantaranya yaitu :
Sepatu keselamatan
Sepatu lars (boot) keselamatan
Sepatu lars (boot) karet
Boot karet setinggi paha
Sepatu atau boot kerja listrik
Sepatu anti listrik statis
Boot pemadam kebakaran
Pelindung jari kaki (toe guard)
Pelindung tulang kering dan lutut (shin)
3. Alat pelindung tangan
Alat pelindung tangan berfungsi untuk melindungi dari
yaitu :
Kotoran seperti grease, arang, oli dll
Robek karena permukaan tajam dan/ atau kasar
Tertusuk benda tajam
Tersayat
Panas
Terkena bahan kimia
Percikan benda panas
Licin
Sengatan listrik dll
Alat pelindung tangan yang digunakan adalah berupa
sarung tangan.
Beberapa macam alat pelindung tangan yaitu :
Sarung tangan listrik
Sarung tangan karet atau PVC
Sarung tangan logam (wire mesh gloves)
Srung telapak tangan kulit
Sarung lengan karet atau PVC
Sarung lengan las

Ada beberapa penggunaan sarung tangan yaitu :


Pekerjaan ringan, sarung tangan bahan katun atau
kanvas. Pekerjaan kasar atau abrasif, bahan kulit
yang diperkuat.
Pekerjaan dengan alat alat / benda tajam seperti
pisau pemotong bahan kulit yang diperkuat
dengan jahitan logam atau kasa logam
Pekerjaan abrasif atau slinter (pecah-pecah),
sarung tangan berbahan kulit atau yang memiliki
bantalan
Pekerjaan bahan kimia sarung tangan polymer
(seperti nitrile, neoprene, latex, pvc.
Pekerjaan panas; sarung tangan bahan wool, terry
(bahan handuk), kevlar, ATAU GLASS FIBER

Hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan sarung


tangan sebaiknya tidak digunakan ketika sedang
menggunakan peralatan mesin seperti bor, gergaji, gerinda
atau peralatan mesin berputar lainnya

4. Alat pelindung pernapasan

Alat pelindung pernapasan ini digunakan di unit-unit


yang melibatkan gas-gas berbahaya. Alat yang biasa
digunakan adalah masker yang dilengkapi dengan filter
atau penyaring udara sehingga dapat melindungi hidung,
mulut dan mata.
5. Alat pelindung wajah dan mata

Cedera muka dan mata yaitu :


70 % cedera mata karena benda terbang/ jatuh
20% terkena percikan bahan kimia berbahaya
Fungsi alat pelindung wajah dan mata sebagai berikut :
Perisai wajah
Perisai setengah wajah
Topeng las atau kap las
Kacamata keselamatan
Kacamata las
Kedok mata atau gogel keselamatan
Kedok mata las atau gosel las
alat yang digunakan untuk melindungi mata biasanya
kaca mata anti radiasi.
Beberapa fungsi dari alat pelindung wajah dan mata :
Pelindung mata atau muka digunakan ketika
terekspos bahaya
Spt : logam cair, kimia cair, asam atau caustic
liquid, gas atau asap, radiasi cahaya menyebabkan
cedera atau kerusakan.
Perlindungan mata bagian samping digunakan
ketika ada bahaya benda terbang.
Pekerjaan yang terekspose radiasi cahaya harus
menggunakan perlengkapan dengan lensa
gelap/shade number (tingkat kegelapan) yang
sesuai
6. Alat pelindung kulit
Alat pengaman ini merupakan pakaian keamanan yang
dilengkapi dengan tali pengaman. Pakaian pengaman ini
digunakan pada proses maintenance alat-alat dan juga
pada tempat-tempat yang berhubungan langsung
dengan bahan kimia.
7. Alat pelindung telinga

Untuk mengurangi intensitas suara yang masuk


kedalam telingan
Macam alat pelindung telinga
Tutup atau mangkok telinga (ear muff)
Sumbat telingan (ear plug)

Tiap alat mempunyai kemampuan pengurangan


instensitas suara berbeda-beda
Perhatikan perawatan sumbat telingan
Alat untuk melemahkan / mengurangi tingkat
kebisingan.
Nilai ambang batas, tingkat kebisingan 85 dB dan
diijinkan selama 8 jam/hari
8. Alat pelindung badan
Baju bahan kulit tahan terhadap panas, percikan
logam panas. Perlindungan terhadap benturan,
radiasi ultraviolet, inframerah
Baju bahan wol tahan terhadap logam panas,
paparan panas atau lidah api pengelasan.
Baju berlapis aluminium tahan temperatur tinggi
Baju tahan api (flame retardant coverall). Bekerja
dilingkungan bahan mudah terbakar (minyak dan
gas bumi).
Pakaian kerja dari bahan katun (coverall) dapat
melindungi dari nyala api atau percikan api
9. Sabuk pengaman (safety belt)
Sabuk pengaman berfungsi untuk menahan korban
bergantung di atas ketika jatuh dari ketinggian sehingga tidak
sampai atau menyentuh permukaan tanah/lantai

10. Alat pelindung jatuh


Jala keselamatan (safety nets)
Sistem tali keselamatan (safety line system)
Tali perorangan (personal line)
Sabuk keselamatan (safety belts dan body harness)
Lan-yar (lanyard)[3]

Bahan-Bahan Berbahaya
Faktor yang menjadikan lingkungan kerja menjadi cukup
riskan diakibatkan oleh memungkinkan terhirupnya berbagai
jenis zat kimia dalam uap, gas, debu, atau kontak langsung
dengan zat-zat tersebut. Penggunaan bahan kimia di dalam
industri semakin meningkat. Walaupun zat kimia yang bersifat
toxic sudah dilarang dan dibatasi jumlah pemakaiannya,
penyebaran zat kimia yang dapat membahayakan tidak dapat
dihindari dari lingkungan kerja. Oleh karena itu, proteksi
terhadap bahan-bahan kimia tersebut perlu ditingkatkan.
Untuk mengenal faktor-faktor yang terdapat pada
lingkungan kerja maka dibutuhkan pengetahuan mengenai
penanganan bahan-bahan kimia secara tepat dan aman, baik
dalam pengamanan bahan baku, penanganan bahan proses
hingga produk hasil proses. Informasi tersebut dapat diperoleh
dari label kemasan bahan tersebut atau dapat dilihat pada
MSDS (material safety data sheet) dari bahan tersebut.[2]

Jenis-Jenis Bahan Kimia Berbahaya


Yang dimaksud dengan berbahaya adalah zat/bahan kimia
baik dalam keadaan tunggal maupun campuran dapat
membahayakan keamanan umum, kesehatan dan lingkungan
hidup baik secara langsung maupun tidak langsung. Bahan-
bahan yang dapat dikategorikan sebagai jenis bahan kimia
berbahaya adalah bahan kimia yang mempunyai sifat :
a. Memancarkan radiasi
Berupa bahan yang dapat memancarkan gelombang
elektromagnetik atau partikel radioaktif yang mampu
mengionkan secara langsung atau tidak langsung materi
bahan yang dilaluinya misalnya : cobalt, radium, sinar X
alfa, sinar beta, sinar gamma.

b. Mudah meledak
Berupa bahan yang mudah membebaskan panas
dengan cepat tanpa disertai pengimbangan kehilangan
panas, sehingga kecepatan reaksi, peningkatan
temperatur, dan tekanan meningkat pesat dan dapat
menimbulkan ledakan. Bahan mudah meledak apabila
terkena panas, gesekan atau bantingan dapat
menimbulkan ledakan, misalnya : gas chlorine, methane,
dan lain-lain.
c. Mudah menyala atau terbakar
Berupa bahan yang mudah membebaskan panas
dengan cepat disertai pengimbangan kehilangan panas
sehingga tercapai kecepatan reaksi yang menimbulkan
nyala, misanya acetone, benzene, methanol, dan lain-lain.
d. Oksidator
Berupa bahan yang mempunyai sifat aktif
mengoksidasikan sehingga terjadi reaski oksidasi,
mengakibatkan reaksi eksotermis.
e. Beracun
f. Korosif
Berupa bahan kimia yang bersifat sangat asam
sehingga dapat menimbulkan korosi pada peralatan proses
g. Karsinogenik
Berupa bahan kimia yang dapat menyebabkan kanker
apabila terpapar pada tubuh.
h. Iritasi
i. Sensitisasi
j. Teratogenik
k. Mutagenic[2]

Hazard operability study (HAZOP)


Aspek keselamatan dan kesehatan kerja mennjadi hal yang
paling perlu diperhatikan bagi suatu instansi atau badan usaha
yang menjalankan usaha terutama proses produksi. Aspek ini
menjadi amat esensial karena akan menentukan produktivitas
dari suatu pabrik.
Aspek keselamatan kerja yang perlu diamati meliputi kesehatan
dan keamanan kerja para pekerja dan dampak lingkungan yang
ditimbulkan. Dengan mengetahui persis bagaimana proses
operasi kimia yang terjadi dalam suatu pabrik, seorang sarjana
teknik kimia bertanggung jawab dengan segala risiko bagi para
pekerja, konsumen, dan masyarakat sekitar. Dampak terhadap
lingkungan juga patut untuk diperhatikan karena limbah dan
proses dalam pabrik secara langsung maupun tidak langsung
sangat berbahaya bagi kelangsungan lingkungan.
Analisis aspek keselamatan ini terdiri dari analisis
bahan/material yang dapat menimbulkan bahaya dan analisis
bahaya. Analisis bahaya meliputi HIRAC (Hazard Identification and
Risk Assessment Control), HAZOP (Hazard Analysis and
Operational Study), dan HAZID (Hazard Identification).
Hazard operability study atau lebih dikenal sebagai HazOp
adalah standar teknik analisis bahaya yang digunakan dalam
persiapan penetapan keamanan dalam sistem baru atau
modifikasi untuk suatu keberadaan potensi bahaya atau maslah
operabilitasnya. Sehingga HazOp didefinisikan sebagai system
dan bentuk penilaian dari sebuah perancangan atau proses atau
operasi dengan maksud untuk mengidentifikasi dn mengevaluasi
masalah-masalah yang mewakili resiko-resiko perorangan atau
peralatan atau mencegah operasi yang efisien.[4]
Tujuan dari penggunaan HAZOP adalah :
1. Untuk meninjau suatu proses atau operasi pada suatu sistem
secara sistematis dan untuk menentukan apakah proses
penyimpangan dapat mendorong ke arah kejadian atau
kecelakaan yang tidak diinginkan.
2. Untuk mengenali berbagai macam masalah kemampuan
operasional (operability) pada setiap proses akibat adanya
penyimpangan-penyimpangan terhadap tujuan perancangan
(design intent), baik di pabrik yang sudah beraktivitas maupun
pabrik yang baru/akan dioperasikan.
3. Untuk pemeriksaan akhir ketika perencanaan yang mendetail
telah terselesaikan.
4. Untuk mengidentifikasi modifikasi yang harus dilakukan guna
mengurangi masalah resiko dan pengoperasian pada suatu
fasilitas.
5. Untuk memastikan bahwa alat/sistem pengaman yang sudah
diterapkan telah sesuai dan cukup untuk membantu mencegah
terjadinya kecelakaan serta mengurangi kemungkinan terjadinya
shutdown yang tidak terjadwal.
HAZOP dilakukan oleh kelompok para ahli dari multi disiplin ilmu
dan dipimpin oleh spesialis keselamatan kerja yang berpengalaman
atau oleh konsultan pelatihan khusus. Berikut ini merupakan HAZOP
dari AAD Corporition :

Tabel. Hazard and Operability Study

PUSTAKA

[1] Djatmiko, Riswan. 2016. Keselamatan dan kesehatan kerja.


DEEPUBLISH : Yogyakarta

Diakses pada tanggal 5 Desember 2016.


https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=-
2C0DAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR6&dq=keselamatan+dan+kesehatan+
kerja&ots=BQM1z-3caA&sig=29iurUirGm-
fEenw7Gg1skHSEpQ&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false
[2] Dinii dkk. 2016. Laporan Perancangan Pabrik Production of Carbon
Disulfide from Natural Gas and Hydrogen Sulfide. ITENAS: Bandung

[3] Nurcaya. 2015. Pedoman Ahli Teknik Power Ahli Teknik Alat Pelindung Diri
GSI. Indramayu.

[4] Solusimaxi consulting and training.

Anda mungkin juga menyukai