KEPANITERAAN KLINIK
STATUS OBSTETRI
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
Hari/Tanggal Ujian/Presentasi Kasus:
STATUS OBSTETRI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CENGKARENG
...........................
dr. Yusuf Manga, SpOG Tanda Tangan
...........................
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S Nama : Tn. U
Tempat tanggal lahir : Jakarta, 3 mei 1990 (26 Umur : 28 tahun
tahun)
Status Perkawinan : Kawin Status Perkawinan : Kawin
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan : Karyawan swasta
Jenis kelamin : Perempuan Jenis kelamin : Laki-laki
Suku bangsa : Betawi Suku bangsa : Betawi
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SLTA Pendidikan : SLTA
Alamat : Jl. Menceng Raya Permata dalam, Alamat : Jl. Menceng Raya Permata dalam,
Cengkareng Cengkareng
G1P0A0
I. ANAMNESIS
2
Riwayat Anc
Pasien belum pernah melakukan pemeriksaan antenatal care.
Pasien tinggal dengan suami di daerah yang padat penduduk, pasien mengatakan
lingkungan rumah pasien cukup nyaman dan cukup bersih. Pasien adalah seorang ibu
3
rumah tangga dan suami pasien adalah karyawan swasta Pasien tidak mengkonsumsi
alkohol, rokok dan obat obatan terlarang.
Riwayat Haid
Riwayat Perkawinan
Kawin : sudah/ belum/ tidak Dengan suami sekarang sudah 1,5 tahun
4
Kawin : 1 kali
Kehamilan
Pasien mengatakan ini adalah kehamilan pertamanya dan pasien tidak pernah mengalami
keguguran. Pasien mengalami mual-muntah dan pasien juga mengatakan tekanan darah
dan kadar gula darah pasien saat kehamilan dalam batas wajar.
Riwayat Obstetrik
Kesulitan
Keuangan : Tidak diketahui
Pekerjaan : Tidak diketahui
Keluarga : Tidak diketahui
Lain-lain : Tidak diketahui
PEMERIKSAAN JASMANI
Pemeriksaan Umum
Berat badan : 62 kg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,9 C
Habitus : Atletikus
Kulit
Lain-lain : (-)
Muka : Simetris
Mata
Pupil : Isokor
Kepala : Normochepalic
Hidung : Normosmia, tidak ada sekret dan tidak ada septum deviasi
Dada
Paru - paru
7
Inspeksi paru kanan dan kiri : Simetris pada keadaan statis dan dinamis
Auskultasi paru kanan dan kiri: Suara nafas Vesikuler, Ronkhi dan Wheezing negative
Jantung
Sensibilitas : Baik
8
Abdomen
Inspeksi : Perut buncit, tampak striae gravidarum.
Palpasi :
- Tinggi fundus : Teraba tiga jari di bawah processus xiphoideus (32 cm).
- Letak anak : Presentasi kepala
- Letak punggung : Sebelah kiri ibu
- Turunnya kepala : Belum turun
Pertumbuhan rambut
Kumis : Tidak ada
Ketiak : Tipis
Pubis : Distribusi merata
Betis : Tipis
PEMERIKSAAN GINEKOLOGI
Inspeksi : Vulva keluar darah, bau biasa, tidak terdapat gatal, tidak ditemukan
masa.
Trombosit : 403.000 / uL
Masa perdarahan : 1 menit 30 detik
Glucose sewaktu : 87 mg/dl
PEMERIKSAAN LAIN
USG
Hasil pemeriksaan USG 4 Februari 2017 didapatkan kondisi janin tunggal hidup
intrauterine, presentasi kepala, air ketuban cukup, dan berat badan janin 3199 gram,
plasenta berada di jalan lahir.
RINGKASAN (RESUME)
Seorang wanita yang sedang mengandung berusia 28 tahun G1P0A0 hamil 38 minggu
datang dengan keluhan nyeri perut bagian bawah. Pasien mengatakan nyeri perut bagian
bawah semakin berat seiring bertambahnya usia kehamilan. Pasien mengatakan pernah
mengalami keluarnya darah dari vagina berwarna merah segar tetapi tidak banyak. Saat
darah keluar pasien tidak merasakan nyeri pada perutnya. Pendarahan awalnya sedikit
tetapi lama kelamaan menjadi banyak. Pada pemeriksaan USG didapatkan kondisi janin
tunggal hidup intrauterine, presentasi kepala, air ketuban cukup, dan berat badan janin
3199 gram, plasenta berada di jalan lahir. Tekanan darah dan gula darah pasien dalam
batas normal, pasien juga mengatakan tidak terdapat adanya riwayat trauma secara fisik
maupun psikologis, tidak ada penyakit infeksi yang sedang diderita. Tekanan darah
110/70, Nadi 80 x/menit, pernapasan 20 x/menit, suhu 36,9 o. Pemeriksaan laboratorium
Hemoglobin 9,4 g/dl, Leukosit 13300 / mm3, Hematokrit 28 %, Trombosit 403.000 / uL.
Dasar diagnosis
Dari anamnesis, pemeriksaan fisik/obstetrik, dan pemeriksaan penunjang, diagnosis dapat
ditegakan. Pasien memenuhi kriteria kehamilan aterm dengan Plasenta previa totalis.
Pasien mengeluhkan keluarnya darah pervaginam tanpa disertai dengan nyeri perut
bagian bawah yang semakin lama semakin banyak darahnya. Pada pemeriksaan leopold
kepala bayi belum memasuki pintu atas panggul. Pada pemeriksaan USG didapatkan
kondisi janin tunggal hidup intrauterine, presentasi kepala, air ketuban cukup, dan berat
badan janin 3199 gram, plasenta berada di jalan lahir.
Penatalaksanaan
Medikamentosa : -
Non-medikamentosa :
Rencana pengelolaan
Sectio caesarea tanggal 8 februari 2017
Edukasi pasien
1. Harus istirahat total
2. Tidak boleh melakukan hubungan suami istri
Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad fungsionam: dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Tinjauan Pustaka
Definisi
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim
demikian rupa sehingga sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum.
11
Sejalan dengan bertambah besarnya rahim dan meluasnya segmen bawah rahim ke arah
proksimal memungkinkan plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim seolah
plasenta tersebut bermigrasi. Ostium uteri yang secara dinamik mendatar dan meluas dalam
persalinan kala satu bisa mengubah luas pembukaan serviks yang tertutup oleh plasenta.
Fenomena ini berpengaruh pada derajat atau klasifikasi dari plasenta previa ketika pemeriksaan
dilakukan baik dalam masa antenatal maupun dalam masa intranatal, baik dengan ultrasonografi
maupun pemeriksaan digital. Oleh karena itu, pemeriksaan ultrasonografi perlu diulang secara
berkala dalam asuhan antenatal ataupun intranatal. 1
Klasifikasi
1. Plasenta Previa Totalis atau komplit adalah plasenta yang menutupi seluruh ostium uteri
internum.
2. Plasenta previa parsial adalah plasenta yang menutupi sebagian ostium uteri internum.
3. Plasenta previa marginalis adalah plasenta yang tepinya berada pada pinggir ostium uteri
internum.
4. Plasenta letak rendah adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim
demikian rupa sehingga tepi bawahnya berada pada jarak lebih kurang 2 cm dari ostium
uteri internum. Jarak yang lebih dari 2 cm dianggap plasenta letak normal. 1,2
Insiden
Plasenta previa lebih banyak pada kehamilan dengan paritas tinggi dan pada usia
diatas 30 tahun. Juga lebih sering terjadi pada kehamilan ganda daripada kehamilan tunggal.
Uterus tercatat ikut mempertinggi angka kejadiannya. Pada beberapa rumah sakit umum
pemerintah dilaporkan insidennya berkisar 1,7% sampai dengan 2,9%. Dinegara maju insidennya
lebih rendah yaitu kurang dari 1% mungkin disebabkan berkurangnya perempuan hamil paritas
tinggi. Dengan meluasnya penggunaan ultrasonografi dalam obstetrik yang memungkinkan
deteksi lebih dini, insiden plasenta previa bisa lebih tinggi.
Etiologi
satu penyebabnya adalah vaskularisasi desidua yang tidak memadai, mungkin sebagai akibat dari
proses radang atau atrofi. Paritas tinggi, usia lanjut, cacat rahim misalnya bekas bedah sesar,
kuret, miomektomi, dan sebagainya berperan dalam proses peradangan dan kejadian atrofi di
endometrium yang semuanya dapat dipandang sebagai faktor risiko bagi terjadinya plasenta
previa. Bekas bedah sesar berperan menaikkan insiden dua sampai tiga kali. Pada perempuan
perokok dijumpai insideni plasenta previa lebih tinggi 2 kali lipat. Hipoksemia akibat karbon
mono-oksida hasil bakaran rokok menyebabkan plasenta menjadi hipertrofi sebagai upaya
kompensasi, plasenta yang terlalu besar seperti pada kehamilan ganda dan eritroblastosis fetalis
bisa menyebabkan pertumbuhan plasenta melebar ke segmen bawah rahim sehingga menutupi
sebagian atau seluruh ostium uteri internum. 1
Gejala Klinik
Ciri yang menonjol pada plasenta previa adalah perdarahan uterus keluar melalui
vagina tanpa rasa nyeri. Perdarahan biasanya baru terjadi pada akhir trimester kedua ke atas.
Perdarahan pertama berlangsung tidak banyak dan berhenti sendiri. Perdarahan kembali terjadi
tanpa sesuatu sebab yang jelas setelah beberapa waktu kemudian, jadi berulang. Pada setiap
pengulangan terjadi perdarahan yang lebih banyak bahkan seperti mengalir. Pada plasenta letak
rendah perdarahan baru terjadi pada waktu mulai persalinan; perdarahan bisa sedikit sampai
banyak mirip solusio plasenta. Perdarahan diperhebat berhubung segmen bawah rahim tidak
mampu berkontraksi sekuat segmen atas rahim. Dengan demikian, perdarahan bisa berlangsung
sampai pasca persalinan. Perdarahan bisa juga bertambah disebabkan serviks dan segmen bawah
rahim pada plasenta previa lebih rapuh dan mudah mengalami robekan. Robekan lebih mudah
terjadi pada upaya pengeluaran plasenta dengan tangan misalnya pada retensio plasenta sebagai
komplikasi plasenta akreta. 1,3
Berhubung plasenta terletak pada bagian bawah, maka pada palpasi abdomen sering
ditemui bagian terbawah janin masih tinggi di atas simfisis dengan letak janin tidak dalam letak
memanjang. Palpasi abdomen tidak membuat ibu hamil merasa nyeri dan perut tidak tegang. 1,3
Diagnosis
13
Dewasa ini double set-up examination pada banyak rumah sakit sudah jarang
dilakukan berhubung telah tersedia alat ultrasonografi. Transabdominal ultrasonografi dalam
keadaan kandung kemih yang dikosongkan akan memberi kepastian diagnosis plasenta previa
dengan ketepatan tinggi sampai 96%-98%. Walaupun lebih superior jarang diperlukan
transvaginal ultrasonografi untuk mendeteksi keadaan ostium uteri internum. Di tangan yang ahli
pemakaian transvaginal ultrasonografi bisa memprovokasi perdarahan lebih banyak. Di tangan
yang ahli dengan transvaginal ultrasonografi dapat dicapai 98% positive predictive value dan
100% negative predictive value pada upaya diagnosis plasenta previa. Transperineal sonografi
dapat mendeteksi ostium uteri internum dan segmen bawah rahim, dan teknik ini dilaporkan 98%
positive predictive value dan 100% negative predictive value dalamdiagnosis plasenta previa.
14
Komplikasi
Ada beberapa komplikasi utama yang bisa terjadi pada ibu hamil yang menderita plasenta previa
diantaranya ada yang bisa menimbulkan perdarahan yang cukup banyak dan fatal.
1. Oleh karena pembentukan segmen rahim terjadi secara ritmik, maka pelepasan plasenta
dari tempat melekatnya di uterus dapat berulang dan semakin banyak, dan perdarahan
yang terjadi itu tidak dapat dicegah sehingga penderita menjadi anemia bahkan syok. 1
2. Oleh karena plasenta berimplantasi pada segmen bawah rahim dan sifat segmen ini yang
tipis mudahlah jaringan trofoblas dengan kemampuan invasinya menerobos ke dalam
miometrium bahkan sampai ke perimetrium dan menjadi sebab dari kejadian plasenta
inkreta dan bahkan plasenta perkreta. Paling ringan adalah plasenta akreta yang
perlekatannya lebih kuat tetapi vilinya masih belum masuk ke dalam miometrium.
Walaupun biasanya tidak seluruh permukaan maternal plasenta mengalami akreta dan
inkreta akan tetapi dengan demikian terjadi retensio plasenta dan pada bagian plasenta
yang sudah terlepas timbullah perdarahan dalam kala tiga. Komplikasi ini lebih sering
terjadi pada uterus yang pernah seksio sesarea. Dilaporkan plasenta akreta terjadi 10%
sampai 35% pada pasien yang pernah seksio sesarea satu kali, naik menjadi 60% sampai
65% bila terjadi seksio sesarea tiga kali. 1
3. Serviks dan segmen bawah rahim yang rapuh dan kaya akan pembuluh darah sangat
potensial untuk robek disertai oleh perdarahan yang banyak. Oleh karena itu, harus sangat
berhati-hati pada semua tindakan manual di tempat ini misalnya pada waktu
mengeluarkan anak melalui insisi pada segmen bawah rahim ataupun waktu
mengeluarkan plasenta dengan tangan pada retensio plasenta.apabila oleh salah satu
sebab terjadi perdarahan banyak yang tidak terkendali dengan cara-cara yang lebih
sederhana seperti penjahitan segmen bawah rahim, ligasi arteria uterina, ligasi arteria
ovarika, pemasangan tampon, atau ligasi arteria hipogastrika, maka pada keadaan yang
sangat gawat seperti ini jalan keluarnya adalah melakukan histerektomi total. Morbiditas
dari semua tindakan ini tentu merupakan komplikasi tidak langsung dari plasenta previa. 1
4. Kelainan letak anak pada plasenta previa lebih sering terjadi. Hal ini memaksa lebih
sering diambil tidakan operasi dengan segala konsekuensinya. 1
5. Kelahiran prematur dan gawat janin sering tidak terhindarkan sebagian oleh karena
tindakan terminasi kehamilan yang terpaksa dilakukan dalam kehamilan belum aterm.
15
Penatalaksanaan
a. Tatalaksana Umum
PERHATIAN! Tidak dianjurkan melakukan pemeriksaan dalam sebelum
tersedia kesiapan untuk seksio sesarea. Pemeriksaan inspekulo dilakukan secara
hati-hati, untuk menentukan sumber perdarahan. 2
Perbaiki kekurangan cairan/darah dengan infus cairan intravena (NaCl 0,9% atau
Ringer Laktat). 2
Lakukan penilaian jumlah perdarahan.
- jika perdrahan banyak dan berlangsung, persiapkan sesarea tanpa
memperlihatkan usia kehamilan.
- Jika perdarahan sedikit dan berhenti dan janin hidup tetapi prematur,
pertimbangkan terapi ekspektatif. 2
b. Tatalaksana khusus
Terapi konservatif
Agar janin tidak terlahir prematur dan upaya diagnosis dilakukan secara noninvasif.
Terapi Aktif
Prognosis ibu dan anak pada plasenta previa dewasa ini lebih baik jika dibandingkan
dengan masa lalu. Hal ini berkat diagnosis yang lebih dini dan tidak invasif dengan USG di
samping ketersediaan transfusi darah dan infus cairan telah ada di hampir semua rumah sakit
kabupaten. Rawat inap yang lebih radikal ikut berperan terutama bagi kasus yang pernah
melahirkan dengan seksio sesarea atau bertempat tinggal jauh dari fasilitas yang diperlukan.
17
Penurunan jumlah ibu hamil dengan paritas tinggi dan usia tinggi berkat sosialisasi program
keluarga berencana menambah penurunan insiden plasenta previa. Dengan demikian, banyaka
komplikasi maternal yang dapat dihindarkan. Namun, nasib janin masih belum terlepas dari
komplikasi kelahiran prematur baik yang lahir spontan maupun karena intervensi seksio sesarea.
Karenanya kelahiran prematur belum sepenuhnya bisa dihindari sekalipun tindakan
komprehensif diberlakukan. 1
Daftar Pustaka