UNIT RADIOLOGI
RUMAH SAKIT UMUM ANANDA SRENGAT BLITAR
TAHUN 2017
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di Blitar
Tanggal : 25 Januari 2017
DIREKTUR RSU ANANDA SRENGAT BLITAR
Lampiran I : Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Ananda Srengat Blitar Tentang
Pedoman Pelayanan Unit Radiologi di RSU Ananda srengat
Nomor : /SK/RSUA/I/2017
Tentang : Pedoman Pelayanan Unit Radiologi RSU Ananda Srengat
b. Tujuan PEDOMAN
1. Memberikan standar pelayanan Radiologi baku bagi seluruh staf di lingkungan Unit
Radiologi dalam memberikan pelayanan yang bermutu dan menjamin keselamatan
pasien,
2. Menjamin kontinuitas pelayanan pasien Radiologi dalam mendapatkan
kesembuhan, baik yang membutuhkan pelayanan rawat inap, tindakan bedah,
maupun rujukan ke tempat lain.
3. Sebagai acuan bagi fasilitas pelayanan kesehatan dalam melaksanakan pelayanan
Radiologi secara sistematik dan terarah.
c. Ruang Lingkup Pelayanan
Ruang lingkup pelayanan Unit Radiologi meliputi :
1. Pelayanan Radiodiagnostik
Yaitu pelayanan penunjang diagnostic yang diberikan kepada pasien untuk
mengetahui kondisi/ keadaan/struktur tubuh pasien dengan menggunakan sinar x
guna menegakkan diagnose medis.
2. Pelayanan Radiologi Imaging
Yaitu pelayanan kepada pasien yang mengutamakan pencitraan gambar (imaging)
yang dihasikan dari alat Ultrasonography (USG) dengan menggunakan frekwensi /
panjang gelombang untuk menembus tubuh (obyek/organ) pasien.
d. Batasan Operasional
1. Tindakan Radiologi Umum
Suatu tindakan Radiologi normal/umum yang dilakukan pada pasien yang tidak
dalam kondisi emergency dan CITO, dengan keluaran hasil expertise sesuai dengan
waktu yang ditetapkan.
2. Tindakan Radiologi True emergency
Suatu tindakan Radiologi yang harus dilakukan untuk membantu dokter dalam
menegakkan diagnose primer kepada pasien berupa kasus emergency yang biasa
dikenai pada pasien yang mengalami kejadian kecelakaan ataupun kejadian yang
disebabkan trauma fisik pada pasien.
3. Tindakan Radiologi CITO
Tindakan Radiologi yang dilakukan pada kasus kasus pasien yang perlu meminta
expertise Dokter Spesialis Radiologi untuk membantu menegakkan diagnose
sebelum dilakukannya tindakan operasi/bedah atau penanganan lanjutan yang akan
dilakukan pada diri pasien.
e. Landasan Hukum
1. Undang Undang Pokok Kesehatan No.23 Tahun 1992.
2. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran
3. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1997 tentang Tenaga Kesehatan
5. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2000 tentang Keselamatan dan Kesehatan
terhadap Pemanfaatan Radiasi Pengion
6. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion
dan Keamanan Sumber Radioaktif
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 780/Menkes/Per/VIII/2008 tanggal 19
Agustus 2008 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Radiologi.
8. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 410/Menkes/SK/III/2010 tanggal 25
Maret 2010 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1014/MENKES/SK/XI/2008 tentang Standar Pelayanan
Radiologi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
JUMLAH JUMLAH
JENIS TENAGA PERSYARATAN
(Standart RS Type D) (RSU Ananda Srengat)
1. Spesialis Radiologi Memiliki SIP 1 1
1
Minimal D III
2. Radiografer 2 / Alat Kekurangan Segera
Memiliki STR
Rekruitment Pegawai
3. Petugas Proteksi
Tingkat II memiliki
Radiasi (PPR) 1 1
SIB
medik
4. Tenaga
D III ATEM 1 -
elektromedis
5. Tenaga kamar
gelap dan
SMU/Sederajat 1 -
administrasi
radiologi
a. Distribusi Ketenagaan
Pola distribusi tenaga Unit Radiologi diatur dan disesuaikan dengan waktu kerja yang
sudah ditentukan oleh RSU Ananda Srengat Blitar, meliputi :
No Jenis Tenaga Pagi Siang Malam Libur Keterangan
1. Kepala Radiologi Datang Hari senin dan
(Spesialis Radiologi) Tanggal Kamis waktu
1
Merah pemeriksaan USG
(Hari lain via w.a)
2. Radiografer Tanggal Kekurangan Segera
On Merah Rekruitment Pegawai
1 On Call
Call (On
Call)
3. Petugas Kamar gelap
Kekurangan Segera
dan administrasi - - - -
Rekruitment Pegawai
radiologi
b. Pengaturan Jaga
1. Pengaturan Dinas Petugas kamar gelap dan administrasi Radiologi
a. Pengaturan dinas petugas kamar gelap dan administrasi dibuat oleh Kepala Unit
Radiologi.
b. Staf Administrasi dalam pelaksanaan kerjanya dilakukan pada dinas pagi
sebagai tenaga kamar gelap dan administrasi dibidang Radiologi.
c. Bila dalam keadaan cuti, sakit, ijin maka tugas kesehariannya dapat di kerjakan
oleh radiografer yang bertugas pada dinas pagi tersebut.
d. Izin sakit atau tidak masuk untuk kepentingan mendadak, sedapat mungkin
disampaikan 1 (satu) hari sebelumnya dengan pemberitahuan lisan, dan pada
kesempatan pertama membawa surat izin.
2. Pengaturan Jaga Radiografer
a Pengaturan dinas radiografer dibuat oleh Kepala Unit Radiologi
b Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu 1 (satu) bulan ke depan. Pembuatan
jadwal dinas dilakukan 1 (satu) minggu sebelum pelaksanaan dinas pada bulan
berikutnya berjalan.
c Jadwal dinas diatur oleh Kepala Unit Radiologi terbagi dalam 3 shift, shift Pagi
sedang shift sore dan shift malam on call, samapai terdapat tambahan
radiographer.
d Apabila dalam suatu kondisi terdapat tenaga radiografer yang tidak masuk
dikarenakan sesuatu hal yang tidak dapat ditunda (misal Sakit, duka, dsb),
radiografer segera menginformasikan berita tersebut kepada Kepala Unit
Radiologi agar pelaksanaan dinas dapat digantikan oleh radiografer yang
lainnya.
3. Pengaturan Jaga Dokter Spesialis Radiologi
a. Dalam kesehariannya dokter spesialis Radiologi bekerja pada saat adanya
tindakan pelayanan USG yang perlu dilakukannya sesuai dengan kompetensinya,
untuk di RSU Ananda Srengat dilakukan 2 kali seminggu setiap hari senin dan
kamis pada waktu siang hari atau pada saat adanya permintaan USG.
b. Diluar dari waktu kehadirannya, maka expertise Radiologi dapat dilakukan
dengan cara mengirim lembar film via W.A ke dokter sehingga hasil expertise
dapat segera diterima pasien dengan waktu yang cepat.
c. Untuk pemeriksaan Ultrasonography (USG) kondisi pelaksanaan kerjanya
disesuaikan dengan jadwal yang sudah ditentukan.
d. Khusus untuk permintaan CITO, dikarenakan kondisi pasien yang tidak baik /
buruk yang membutuhkan pemeriksaan USG, maka hasil pemeriksaan dapat
dilakukan dengan segera merujuk pasien ke rumah sakit lain.
e. Pada saat berhalangan (sakit, cuti, izin) tidak dapat hadir melaksanakan
tugasnya, maka ekspertise dilakukan saat kehadiran atau merujuk pasien ronsen
ke rumah sakit lain.
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan
(Terlampir)
B. Standar Fasilitas
1. Fasilitas dan Sarana
Unit Radiologi berlokasi dilantai dasar dari gedung utama. Sebagai sarana
penunjang medik, Unit Radiologi dilengkapi dengan berbagai sarana pendukung
dalam memberikan informasi diagnostik Radiologi kepada pasien. Unit Radiologi
mempunyai 1 (satu) ruangan radiodiagnostik dan 1 (satu) ruangan diagnostik
imaging dalam pelayanannya serta menyediakan fasilitas pelayanan Radiologi yang
meliputi :
a Pelayanan Radiologi konvensional
b Pelayanan Ultrasonografi (USG),
Sesuai dengan macam ruangan yang terdapat pada Unit Radiologi RSU Ananda
Srengat Blitar. Ruangan Radiologi dibagi menjadi beberapa ruangan untuk
melaksanakan kegiatannya, meliputi :
1. Ruang Radiodiagnostik 1 dipergunakan untuk melakukan tindakan pemeriksaan
radiodiagnostik. Dilihat dari segi proteksi radiasi maka batasan ruang
radiodiagnostik 1 berhubungan dengan :
a. Bagian Utara : Pekarangan Warga Sekitar
b. Bagian Selatan: Ruang Isolasi
c. Bagian Timur : Taman
d. Bagian Barat : Pekarangan kosong
2. Ruang USG (Ultrasonography) dipergunakan sebagai tempat dilakukannya
pemeriksaan Ultrasonography terhadap pasien.
3. Ruang Expertise atau ruang baca Dokter Spesialis Radiologi dipergunakan
sebagai tempat Dokter Spesialis Radiologi dalam melakukan expertise hasil
radiography
4. Ruang Tunggu Pasien, terletak di depan dan disamping dari ruang pemeriksaan
Radiologi.
2 Tranducer 1
3 Monitor 1
4 Printer USG 1
5 UPS 1
3. Sarana Penunjang
Nama Type & No
No Jml Keterangan
Peralatan Seri
1 Cassette 24x30, Masing masing 1 Ada
30x40,
35x35
2 Grid 30x40 1 Ada
3 Film Badge / 4 Ada
TLD
4 Apron 1
5 Gonad Shiled Belum dimiliki
6 Ovarium Belum dimiliki
Shiled
7 Sarung Handscoen Belum dimiliki
tangan
8 Kaca mata Pb Belum dimiliki
9 Thyroid Belum dimiliki
shiled
10 Tabir timah 1 Ada
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Tata Laksana Pendaftaran
1. Petugas penanggung Jawab
Petugas radiologi dan petugas administrasi
2. Perangkat Kerja
Surat permintaan dari dokter / Rumah Sakit / Laboratorium
3. Tata laksana Pendaftaran Pasien
a Setiap pasien rawat jalan / dari ruang IGD yang akan datang ke Radiologi harus
mendaftarkan diri ke ruang pendaftaran guna mengkonfirmasi kepada petugas
radiologi. Selanjutnya dengan membawa surat permintaan foto atau USG dari
dokter pengirim. Dan setelah pemeriksaan akan di hubungkan ke bagian
administrasi.
b Pasien yang menginginkan pemeriksaan radiologi sendiri tanpa adanya surat
permintaan foto dari dokter pengirim, petugas loket menyarankan pasien ke
IGD untuk dilakukan pemeriksaan medis terlebih dahulu untuk mengetahui
keluhan dan kondisi pasien agar tindakan Radiologi yang akan dilakukan ke
pasien akan lebih tepat posisi dan tepat sasaran.
c Setiap pasien yang ingin melakukan pemeriksaan Radiologi wajib mempunyai
Nomer Rekam Medis pasien. Apabila pasien baru pertama kali datang ke RSU
Ananda Srengat Blitar dan tidak mempunyai nomer Rekam Medis, maka
petugas loket radiologi akan melakukan pendaftaran/identitifikasi pasien sesuai
standar yang berlaku.
d Prosedur pendaftaran pasien rawat jalan, rawat inap dan pasien dengan
permintaan sendiri sesuai dengan prosedur yang berlaku.
e Untuk pasien rawat inap petugas jaga rawat inap menghubungi bagian radiologi
untuk mengkonfiormasi selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan. Setelah
pemeriksaan petugas radiologi menghubungi bagian administrasi.
2. Perangkat Kerja
a. Hasil pemeriksaan Radiologi
b. Buku expedisi penyerahan hasil
3. Tata laksana Penyerahan Hasil
a. Hasil Radiologi (Rontgen atau USG) yang sudah dilakukan expertise oleh
dokter spesialis Radiologi sudah siap untuk diberikan ke pasien.
b. Petugas Radiologi akan meneliti kembali kelengkapan dan isi berkas yang ada
sesuai dengan surat permintaan yang ada.
c. Petugas Radiologi menulis di buku expedisi penyerahan hasil, seluruh pasien
radiography dan imaging yang sudah selesai dan menyerahkannya ke perawat
ruangan untuk pasien rawat inap dan menyimpan hasil ronsen yang sudah
ekspertise di radiologi
Indikasi Kritis
1. Trauma Cervico thoraco lumbal
Foto polos AP dan Lateral
Apabila ditemukan fraktur, fragmen fraktur dan memperlihatkan
komplikasi yang ditimbulkan oleh daerah tersebut
Apabila ditemukan adanya korpus alienum seperti proyeki pada luka
tembak
2. Trauma Kepala
Foto polos AP dan Lateral
Ditemukan fraktur, perdarahan ekstra dan intra serebral serta komplikasi
lain akibat trauma.
3. Trauma Dada
Foto polos AP dan Lateral,
Ditemukan Fraktur dnding-dinding dada
Ditemukan adanya benda asing (luka tembak)
Ditemukan adanya kelainan pada mediastinum
Ditemukan adanya hematotoraks, pneumotoraks
4. Trauma pada Traktus Urinarius
Foto polos Abdomen AP dan pemeriksaan USG
Dilihat kemungkinan adanya kontusio, leserasi atau rupture ginjal dan
buli buli
Dilihat adanya fraktur pada tulang tulang yang menyebabkan adanya
perubahan distribusi usus dan psoas line serta peritoneal line
5. Trauma Hati Pemeriksaan USG
Adanya hematoma intra parenkimal
6. Trauma Lien Pemeriksaan USG
Ditemukan adanya hematom intrakapsular serta rupture pada limpa
7. Trauma Orbita Foto polos AP dan lateral
Adanya Fraktur dinding orbita serta adanya benda asing dan hematoma
disekitar orbita
8. Akut Abdomen Foto polos Abdomen AP dan LLD
Adanya perforasi usus
adanya tanda sumbatan traktur gastrointestinal
adanya distensi usus besar dan usus kecil
adanya ascites, kalsifikasi intraperitoneal, ekstraperitoneal dan dinding
abdomen
9. Aspirasi Benda Asing
Foto polos radiologi dengan menyesuaikan letak benda asing tersebut
10. Aspirasi Pneumonia (Adanya Berda asing pada saluran pernapasan)
Foto polos Thorax AP/PA
Benda Asing Cair
a. Tampak penebalan dan edema dinding bronkiolus
b. Terdapat gambaran semiopak menyebar dari sentral ke perifer,
corakan bronkovaskuler meningkat dan tampak bercak ilfiltrat
terutama pada bronkus primaries kanan
c. Daerah perifer tampak hiperlisen karena adanya proses air trapping
Benda Asing Padat
a. Tampak benda asing terutama di bronkus primaries kanan apabila
benda asingnya bersifat radioopak
b. Tampak etelektasis pulmonal di sebelah distal bronkus yang
tersumbat
11. Ileus dan Perforasi Usus
Foto polos Abdomen AP dan LLD
tampak udara bebas terdistribusi merata di rongga abdomen
Tampak gambaran udara bebas terdistribusi dibagian tertinggi dari cavum
abdomen
Temuan Indikasi
Kritis
Laporkan langsung
dengan menyerahkan
Laporkan Tanda
Segera dilakukan
tangan buku terapi lanjut
Indikasi oleh
kritis oleh
hasil pemeriksaan
melalui telepon dokter yang laporan
penerima merawat radiologi
I. Pemeriksaan Yang Dapat Dilakukan di Radiologi
1. Pemeriksaan Rontgen
a. Skull AP/Lat l. Waters
b. Cervical AP/Lat/ Obliq m. Clavicula AP
c. Shoulder AP n. Humerus AP/Lat
d. Elbow AP/Lat o. Antebrachii AP/Lat
e. Wrist AP/Lat p. Manus AP / Obliq
f. Thorax PA/AP/Lat/RLD q. BOF/BNO
g. LLD r. Pelvis AP
h. Thoracolumbal AP/Lat s. Lumbosacral AP/Lat
i. Femur AP/Lat t. Genu AP/Lat
j. Cruris AP/Lat u. Ankle AP/Lat
k. Pedis AP/Lat v. Calcaneus Axial
2. Pemeriksaan USG
a. USG Total Abdomen
b. USG Fast Abdomen
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Upaya untuk memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan para
karyawan rumah sakit dilakukan dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat
kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan
rehabilitasi.
A. Pencegahan Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja
1. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
2. Ergonomi di Tempat Kerja
i. Pengendalian Bahaya di Tempat Kerja
1. Pengendalian Barang Berbahaya dan Beracun (B-3)
a. Tata Laksana Inventarisasi B-3
1) Melakukan pencatatan penggunaan, penyimpanan bahan dan limbah
berbahaya yang ada di lingkungan Rumah Sakit
2) Pencatatan/inventarisasi berdasarkan UNIT kerja terkait yang
menggunakan, menyimpan dan mengelola berdasarkan jenis, spesifikasi dan
kategori bahan.
3) Mapping lingkungan tempat kerja (area atau tempat kerja yang dianggap
berisiko dan berbahaya)
4) Melakukan pemantauan secara berkala oleh UNIT berwenang, akan
pengunaannya
5) Menyusun prosedur pencatatan, pelaporan, penanggulangan dan tindak
lanjutnya
b. Tata Laksana Penanganan B-3
Dalam penanganan B-3 (menyimpan, memindahkan, menangani tumpahan,
menggunakan, dsb.) setiap staf wajib mengetahui betul jenis bahan dan cara
penanganannya dengan melihat standar prosedur dan MSDS (material safety
data sheet) yang telah ditetapkan.
1) Penanganan untuk personil
a) Kenali dengan seksama jenis bahan yang akan digunakan atau disimpan
b) Letakkan bahan sesuai ketentuan
c) Tempatkan bahan pada ruang penyimpanan yang sesuai dengan petunjuk
d) Perhatikan batas waktu pemakaian bahan yang disimpan
e) Jangan menyimpan bahan melebihi pandangan mata
f) Pastikan kerja aman sesuai prosedur dalam pengambilan dan
penempatan bahan, hindari terjadinya tumpahan/kebocoran
g) Laporkan setiap kejadian atau kemungkinan kejadian yang
menimbulkan bahaya/kecelakaan atau nyaris celaka (accident atau near
miss) melalui formulir yang telah disediakan dan alur yang telah
ditetapkan.
2. Pengendalian dan Penanggulangan Kebakaran
a. Tata laksana identifikasi area berisiko kebakaran
1) Melakukan identifikasi area/lokasi yang berisiko
2) Melakukan inventarisasi bahan dan sumber yang berisiko terjadinya
kebakaran dimasing-masing UNIT Rumah Sakit.
3) Melakukan mapping (denah) area berdasarkan kategori dan jenis/tingkat
risiko bahaya kebakaran.
4) Memberikan tanda dan symbol tempat serta bahan yang mengandung risiko
kebakaran
5) Melakukan sosialisasi ke staf dan pengunjung tentang sumber risiko bila
terjadi kebakaran
b. Tata laksana pencegahan kebakaran
1) Memberikan informasi dan edukasi kepada staf, pasien, pengunjung tentang
bahaya kebakaran.
2) Memberikan pendidikan, pelatihan dan aplikasi/uji coba yang nyata kepada
staf tentang kebakaran secara berkala
3) Mengidentifikasi pemakaian, penggunaan dan penempatan bahan-
bahan/sumber-sumber/peralatan yang mengakibatkan kebakaran.
4) Menetapkan lokasi-lokasi yang dapat menyebabkan risiko kebakaran, baik
risiko kebakaran kecil maupun besar
5) Melakukan kontrol/inspeksi, perbaikan dan penggantian secara berkala
peralatan/fasilitas yang rusak atau sudah waktunya dilakukan pembaharuan.
6) Menjauhkan peralatan dan fasilitas yang berisiko terbakar dengan
sumber/bahan yang mudah terbakar.
7) Menempatkan alat pemadam kebakaran di area-area/titik-titik tertentu yang
dapat mudah dijangkau oleh semua orang.
8) Memasang label, symbol dan tanda peringatan pada lokasi-lokasi yang
berisiko terjadinya kebakaran.
9) Mengatur/mendesain bangunan, peralatan dan sumber-sumber risiko
kebakaran sesuai dengan jarak aman yang diperkenankan.
10) Melakukan pengawasan setiap pembangunan didalam atau berdekatan
dengan bangunan yang dihuni pasien
Rejected rate :
Dari ke empat program pengendalian Mutu yang ada, UNIT Radiologi akan terus
melakukan pengawasan dan pengendalian dalam pelaksanaan kerja sehingga hasil
pelayanan dapat terus terpantau dan berjalan dengan baik sesuai standar yang
ditetapkan. Hasil pengendalian mutu akan dilaporkan kepada Direktur RSU Ananda
Srengat Blitar secara berkala dan akan dilakukan evaluasi untuk mengetahui keurangan
dan akan mengadakan perbaikan ke depannya.
BAB X
PENUTUP
Demikian PEDOMAN Pelayanan UNIT Kerja Radiologi RSU Ananda Srengat Blitar ini
dibuat sebagai kerangka acuan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan khususnya di
UNIT kerja Radiologi, kami berharap dengan adanya buku PEDOMAN Pelayanan
Radiologi ini dapat berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan guna meningkatkan
kualitas dan kuantitas pelayanan yang ada di UNIT Radiologi
Pada akhirnya Buku PEDOMAN Pelayanan Radiologi ini dapat digunakan sebagai
dasar acuan dalam penyelenggaraan pelayanan untuk peningkatan mutu secara
berkelanjutan.