Anda di halaman 1dari 6

Polietilen adalah suatu bahan yang termasuk dalam golongan polimer, dalam bahasa

komersial lebih dikenal dengan nama plastik, karena bahan tersebut bersifat termoplastik.
Jika polietilen diradiasi, maka bahan tersebut akan mengalami perubahan strukturnya,
yang pada umumnya akan terjadi perubahan sifat-sifat fisisnya.
Perubahan sifat- sifat fisis yang paling menonjol, adalah terjadinya pembentukan ikat
silang. Sejalan dengan pembentukan ikat silang, beberapa informasi yang dapat diperoleh,
yaitu :
1. Harga Derajat kristalinitas, yang diuji dengan difraksi sinar-x.
2. Kekuatan tarik, diuji dengan peralatan mesin instron-500.
3. Titik leleh, diuji dengan alat DSC-40.

Pengaruh radiasi terhadap pembentukan ikat silang, lebih ditekankan pada


permasalahan yang berkaitan dengan struktur molekul, kekuatan tarik dan titik leleh.
Berikut adalah penjelasan mengenai berbagai jenis polietilen yang
diklasifikasikan berdasarkan kepadatan dan percabangan molekulnya.
1) Polietilena bermassa molekul sangat tinggi (Ultra high molecular weight
polyethylene) (UHMWPE)
UHMWPE adalah polietilena dengan massa molekul sangat tinggi, hingga jutaan.
Biasanya berkisar antara 3.1 hingga 5.67 juta. Tingginya massa molekul membuat
plastik ini sangat kuat, namun mengakibatkan pembentukan rantai panjang menjadi
struktur kristal tidak efisien dan memiliki kepadatan lebih rendah dari pada HDPE.
UHMWPE bisa dibuat dengan teknologi katalis, dan katalis Ziegler adalah yang paling
umum. Karena ketahanannya terhadap penyobekan dan pemotongan serta bahan
kimia, jenis plastik ini memiliki aplikasi yang luas. UHMWPE digunakan sebagai
onderdil mesin pembawa kaleng dan botol, bagian yang bergerak dari mesin pemutar,
roda gigi, penyambung, pelindung sisi luar, bahan anti peluru, dan sebagai implan
pengganti bagian pinggang dan lutut dalam operasi.
2) Polietilena berdensitas tinggi (High density polyethylene) (HDPE)
HDPE dicirikan dengan densitas yang melebihi atau sama dengan 0.941 g/cm 3.
HDPE memiliki derajat rendah dalam percabangannya dan memiliki kekuatan antar
molekul yang sangat tinggi dan kekuatan tensil. HDPE bisa diproduksi dengan katalis
kromium/silika, katalis Ziegler-Natta, atau katalis metallocene. HDPE digunakan
sebagai bahan pembuat botol susu, botol/kemasan deterjen, kemasan margarin, pipa
air, dan tempat sampah.
3) Polietilena cross-linked (Cross-linked polyethylene) (PEX atau XLPE)
PEX adalah polietilena dengan kepadatan menengah hingga tinggi yang memiliki
sambungan cross-link pada struktur polimernya. Sifat ketahanan terhadap temperatur
tingi meningkat seperti juga ketahanan terhadap bahan kimia.
4) Polietilena berdensitas menengah (Medium density polyethylene) (MDPE)
MDPE dicirikan dengan densitas antara 0.9260.940 g/cm 3. MDPE bisa diproduksi
dengan katalis kromium/silika, katalis Ziegler-Natta, atau katalis metallocene. MDPE
memiliki ketahanan yang baik terhadap tekanan dan kejatuhan. MDPE biasa digunakan
pada pipa gas.
5) Polietilena berdensitas rendah (Low density polyethylene) (LDPE)
LDPE dicirikan dengan densitas 0.9100.940 g/cm 3. LDPE memiliki derajat tinggi
terhadap percabangan rantai panjang dan pendek, yang berarti tidak akan berubah
menjadi struktur kristal. Ini juga mengindikasikan bahwa LDPE memiliki kekuatan antar
molekul yang rendah. Ini mengakibatkan LDPE memiliki kekuatan tensil yang rendah.
LDPE diproduksi dengan polimerisasi radikal bebas.
6) Polietilena linier berdensitas rendah (Linear low density polyethylene) (LLDPE)
LLDPE dicirikan dengan densitas antara 0.9150.925 g/cm 3. LLDPE adalah polimer
linier dengan percabangan rantai pendek dengan jumlah yang cukup signifikan.
Umumnya dibuat dengan kopolimerisasi etilena dengan rantai pendek alfa-olefin (1-
butena, 1-heksena, 1-oktena, dan sebagainya). LLDPE memiliki kekuatan tensil
yanglebih tinggi dari LDPE, dan memiliki ketahanan yang lebih tinggi terhadap tekanan.
7) Polietilena berdensitas sangat rendah (Very low density polyethylene) (VLDPE)
VLDPE dcirikan dengan densitas 0.8800.915 g/cm 3. VLDPE adalah polimer linier
dengan tingkat percabangan rantai pendek yang sangat tinggi. Umumnya dibuat
dengan kopolimerisasi etilena dengan rantai pendek alfa-olefin.

b. Sifat Sifat
Secara kimia polietilen merupakan parafin yang mempunyai berat molekul tinggi.
Karena itu sifat sifatnya serupa dengan sifat parafin. Terbakar kalau dinyalakan dan
menjadi cair, menjadi rata kalau dijatuhkan di atas air.
(1) Hubungan dengan massa jenis
Dengan cara polimerisasi etilen yang berbeda didapat struktur molekul yang
berbeda pula. Pada polietilen massa jenis rendah, molekul molekulnya tidak
mengkristal secara baik tetapi mempunyai banyak cabang. Di pihak lain, polietilen
tekanan rendah kurang bercabang dan merupakan rantai lurus, karena itu massa
jenisnya lebih besar sebab mengkristal secara baik sehingga mempunyai kristalinitas
tinggi. Karena kristal yang terbentuk baik itu mempunyai gaya antar molekul kuat, maka
bahan ini memiliki kekuatan mekanik yang tinggi dan titik lunak yang tinggi pula.
Tabel di bawah menunjukkan hubungan antara massa jenis dan sifat sifat lain

klik untuk mrmperbesar gambar

(2) Hubungan dengan berat molekul


Sifatnya cukup berubah oleh perubahan massa jenis. Kalau massa jenis
(kristalinitas) sama, sifat sifat mekanik dan mampu olahnya berbeda menurut ukuran
molekul. Karena berat molekul kecil, kecairannya pada waktu cair lebih baik, sedangkan
ketahanan akan zat pelarut dan kekuatannya menurun. Polietilen pada suhu tetap
190C diekstruksi melalui lubang dengan diameter 2,1 mm dan panjang 8 mm,
memberikan 2161 g selama 10 menit. Jumlah yang terekstruksikan dalam gram adalah
indeks cair.
(3) Sifat sifat listrik
Polietilen merupakan polimer non polar yang khas memiliki sifat sifat listrik
yang baik. Terutama sangat baik dalam sifat khas frekuensi tinggi, banyak dipakai
sebagai bahan isolasi untuk radar, TV dan berbagai alt komunikasi. Akan mempunyai
sifat lebih baik lagi jika massa jenisnya lebih tinggi.
(4) Sifat sifat kimia
Polietilen adalah bahan polimer yang sifat sifat kimianya cukup stabil tahan
berbagai bahan kimia kecuali halida dan oksida kuat. Polietilen larut dalam hidrokarbon
aromatik dan larutan hidrokarbon yang terklorinasi di atas suhu 70C, tetapi tidak ada
pelarut yang dapat melarutkan polietilen secara sempurna pada suhu biasa. Karena
bersifat non polar, polietilen tidak mudah diolah dengan merekat dan mencap. Perlu
perlakuan tambahan tertentu seperti oksidasi pada permukaan atau pengubahan
struktur permukaannya oleh sinar elektron yang kuat. Kalau dipanaskan tanpa
berhubungan dengan oksigen, hanya mencair sampai 300C, kemudian terurai karena
termal jika melampaui suhu tersebut. Tetapi jika dipanaskan dengan disertai adanya
oksigen akan teroksidasi walaupun baru 50C. Karena polietilen lemah terhadap sinar
UV, bahan anti oksida seperti turunan naftilamin atau bahan pengabsorb UV seperti
serbuk karbon, bensofenon, ester asam salisil, dicampurkan untuk memperbaiki
ketahanan UV, perlu menjadi perhatian karena polietilen akan retak di bawah pengaruh
tegangan apabila berhubungan dengan berbagai surfaktan, minyak mineral, alkali,
alcohol, dsb.
(5) Permeabilitas gas
Film polietilen sangat sukar ditembus air, tetapi mempunyai permeabilitas cukup
tinggi terhadap CO2, pelarut organic, parfum, dsb. Polietilen massa jenis tinggi kurang
permeabel daripada polietilen dengan massa jenis rendah.

c. Polietilen Keperluan Khusus


(1) Polietilen berat molekul rendah (1.000 12.000)
Dapat diperoleh berbagai mutu mulai dari pelumas pada suhu sampai bahan
dengan titik cair 100C tergantung pada massa jenis dan berat molekulnya.
Dipergunakan untuk memperbaiki mampu cetak dengan mencampur atau dipakai untuk
membuat kertas tahan air, kain tanpa tenunan, pelapis, dan seterusnya dengan jalan
pelapisan. Dipakai juga untuk membebaskan cetakan, permolisan, dsb.
(2) Polietilen berat molekul sangat tinggi (1 4 juta)
Bahan ini sukar untuk diolah karena kecairannya yang buruk, walaupun agak
lunak dengan meningkatnya suhu. Tetapi bahan ini mempunyai ketahanan impak yang
baik, ketahanan abrasi sangat baik, mempunyai sifat mekanik yang baik dan pemelaran
yang kecil pada suhu sekitar 100C.

(3) Polietilen berikatan silang


Jika secara antar molekul diikat silangkan oleh penyinaran sinar radioaktif,
energy tinggi seperti dengan sinar elektron, sinar beta, sinar gama, dan seterusnya,
kekuatan tarik, ketahanan retak tegangan menjadi lebih baik dan titik lunaknya
meningkat (250C).
(4) Polietilen busa
Jika polietilen diikat silangkan dan dibusakan, massa jenisnya bervariasi dari
daerah yang cukup lebar. Maka bahan ini dapat dipergunakan untuk isolasi dan bahan
akustik. Bahan busa rendah dipakai sebagai pengganti bahan kayu.

d. Mampu Olah
Polietilen mudah diolah, maka dari itu sering dicetak dengan penekanan, injeksi,
ekstruksi peniupan dan dengan hampa udara. Perlu diperhatikan bahwa penyusutannya
tinggi.

e. Penggunaan
Pada suhu rendah bersifat fleksibel tahan impak dan tahan bahan kimia. Karena itu
dipakai untuk berbagai keperluan termasuk untuk permbuatan berbagai wadah, alat
dapur, berbagai barang kecil, botol botol, tempat minyak tanah, film, pipa, isolator
kabel listrik, serat, kantong tempat sampah dan sebagainya.

f. Masalah lingkungan
Penggunaan polietilena yang sangat luas menjadi masalah lingkungan yang amat
serius. Polietilena dikategorikan sebagai sampah yang sulit didegradasi oleh alam,
membutuhkan waktu ratusan tahun bagi alam untuk mendegradasinya secara efisien.
Pada bulan Mei tahun 2008, Daniel Burd, remaja Kanada berusia 16 tahun,
memenangkan Canada-Wide Science Fair di Ottawa setelah menemukan
Sphingomonas, tipe bakteri yang mampu mendegradasi polietilena. Bersama bakteri
Pseudomonas, bakteri itu mampu mendegradasi lebih cepat.

Anda mungkin juga menyukai