PENDAHULUAN
teratur, mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan hidup sehat, dan penting untuk
pembatasan gerak atau keterbatasan fisik dari anggota badan dan tubuh itu sendiri
dalam berputar, duduk dan berjalan, hal ini salah satunya disebabkan oleh berada
pada posisi tetap dengan gravitasi berkurang seperti saat duduk atau berbaring.
Mobilisasi secara garis besar dibagi menjadi 2, yaitu mobilisasi secara pasif dan
mobilisasi secara aktif. Mobilisasim secara pasif yaitu: mobilisasi dimana pasien
dalam menggerakkan tubuhnya dengan cara dibantu dengan orang lain secara total
Mobilisasi secara tahap demi tahap sangat berguna untuk membantu jalannya
pada pasien bahwa dia mulai merasa sembuh. Perubahan gerakan dan posisi ini
harus diterangkan pada pasien atau keluarga yang menunggui. Pasien dan keluarga
pelaksanaan mobilisasi.
1
3. Jelaskan prosedur tindakan keperawatan memindahkan pasien dengan
barthel index!
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui hal yang berhubungan dengan kebutuhan aktivitas.
2. Untuk mengetahui prosedur tindakan dengan baik dan benar dan terjadinya
kesalahan.
3. Untuk mendapatkan data yang benar saat menangani klien.
BAB II
PEMBAHASAN
memendek jika sedang berkontraksi dan memanjang jika berelaksasi. Kontraksi otot
terjadi jika otot sedang melakukan kegiatan , sedangkan relaksasi otot terjadi jika
2
disaat otot mengalami kediaman ataupun sengaja untuk tidak di gerakkan.
a. Kontraksibilitas yaitu kemampuan otot untuk memendek dan lebih pendek dari
ukuran semula, hal ini teriadi jika otot sedang melakukan kegiatan.
b. Ektensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang dan lebih panjang dari
ukuran semula.
c. Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula.
Otot tersusun atas dua macam filamen dasar, yaitu filament aktin dan filament
miosin. Filamen aktin tipis dan filament miosin tebal. Kedua filamen ini
bergerak. Ini adalah suatu sifat penting bagi organisme. Gerak sel terjadi
halus yang panjang di sebut miofibril. Kalau sel otot mendapat rangsangan
3
Dalam garis besarnya sel otot dapat di bagi dalam tiga golongan, yaitu :
1. Otot motoritas, di sebut juga otot serat lintang oleh karena di
otot ini melekat pada kerangka sehingga di sebut juga otot kerangka.
saraf motoris.
2. Otot otonom, di sebut juga otot polos karena protoplasmanya licin
tidak mempunyai garis garis melintang. Otot ini terdapat di alat alat
lain lain, dapat bekerja di luar kemauan kita ( otot tidak sadar ) oleh
cabang tetapi kalau kita melihat fungsinya seperti otot polos, dapat
susunan otonom. Otot semacam ini hanya terdapat pada jantung yang
4
tertentu. Jadi otot karangka merupakan sebuah alat yang menguasai
panas, dingin dan lain lain. Dalam keadaan sehari hari otot ini bekerja
atau berkontraksi menurut pengaruh atau perintah yang datang dari susunan
saraf motoris.
Tiap otot di kelilingi oleh jaringan yang merupakan selaput pembungkus
juga berfungsi :
1. Menahan dan melindungi otot supaya otot tetap pada tempatnya
2. Tempat asal/origo dari beberapa otot
3. Tempat letaknya pembuluh darah dan saraf untuk jaringan otot
Macam-macam dari jenis otot:
Menurut bentuk dan serabutnya, meliputi otot serabut sejajar atau bentuk
sendi
5
7. Otot pronator, ketika ulna dan radial dalam keadaan sejajar
8. Otot supinator, ketika ulna dan radial dalam keadaan menyilang
9. Endorotasi, memutar ke dalam
10. Eksorotasi, memutar keluar
11. Dilatasi, memanjangkan otot
12. Kontraksi, memendekkan otot
1. Otot kepala
a. Otot pundak kepala, berfungsi membentuk gales aponeurotika disebut
mata
2) Oksipitalis frontalis, menarik kulit kebelakang
b. Otot wajah terbagi atas:
1) Muskulus rektus okuli dan Muskulus oblikus okuli berfungsi
memutar mata
2) Muskulus orbikularis okuli, berfungsi sebagai penutup mata atau
ketika senyum.
6
d. Otot pengunyah, terbagi atas:
1) Muskulus maseter, berfungsi mengangkat rahang bawah ketika
mulut terbuka.
2) Muskulus temporalis, berfungsi menarik rahang bawah ke atas
dan ke belakang.
3) Muskulus pteregoid internus dan eksternus, berfungsi menarik
belakang
3) Muskulus genioglosus, berfungsi mendorong lidah ke depan
2. Otot leher
7
a. Muskulus platisma, terdapat di samping leher menutupi sampai bagian
Ketiga otot ini terdapat di belakang leher, terbentang dari belakang kepala
belikat dan diafise tulang pangkal lengan. Di antara otot ini dan taju besar
8
b. M. Subskapularis ( otot depan tulang belikat ) otot ini mulai dari
bagian depan tulang belikat, menuju taju kecil tulang pangkal lengan,
keluar.
1) M. Teres Mayor ( otot lengan bulat besar ). Otot ini berpangkal
pangkal lengan. Di antar otot lengan bulat kecil dan otot lengan
9
Gambar 2.3. Otot Pada Bagian Bahu
4. Otot dada
Otot dada besar ( muskulus pektoralis mayor ). Pangkalnya terdapat
diujung tengah selangka, tulang dada dan rawan iga. Fungsinya dapat
selangka dan ujung iga I, bagian dada atas sebelah bawah os klavikula.
IX dan menuju ke sisi tengah tulang belikat, tetapi yang terbanyak menuju
ke bawah.
d. Otot dada sejati yaitu otot otot sela iga luar dan otot sela sela iga
dada bagian dalam disebut juga otot dada sejati, yaitu dada yang
10
1) Muskulus interkostalis eksternal dan internal terdapat diantara
5. Otot perut
11
a. Muskulus abdominis inetrnal ( dinding perut ). Garis di tengah
linea itu.
b. Lapisan sebelah luar sekali di bentuk otot miring luar ( muskulus
perut lurus mulai dari pedang rawan iga III dibawah dan menuju ke
ke kosta III terus ke simfisis. Otot ini membentuk 4 buah urat yang
vagina.
Otot yang masuk ke dalam formasi bagian bawah dinding perut
12
1) Muskulus Psoas, terletak di belakang difragma bagian bawah
6. Otot Punggung
a. Otot yang menggerakkan lengan
1) Trapezius ( otot kerudung ). Terdapat di semua ruas ruas tulang
13
mengangkat dan menarik sendi bahu. Bagian atas menarik
lateral.
2) Muskulus latisimus dorsi ( otot punggung lebar ), berpangkal
14
Gambar 2.6. Otot Pada Bagian Lengan
15
2) Muskulus sakrospinalis ( muskulus eroktor spina) terletak di samping
belakang.
3) Muskulus quadratus luborum, terletak antara krista iliaka dan os
kosta, terdiri dari dua lapisan; fleksi dari vertebra lumbalis dan
bawah otot segi tiga di tulang pangkal lengan dan menuju taju
siku.
c) Muskulus korakobrakialis otot ini berpangkal di prosesus korakoid
16
Kepala berpangkal di sebelah belakang tulang pangkal lengan
di atas sendi siku, sendi sendi tangan, sendi jari, dan sebagian
ibu jari.
e) Muskulus ekstensor policis longus, berfungsi ekstensi ibu
jari.
2) Otot otot ketul yang menedangkan siku dan tangan serta ibu jari
dua disebelah luar pangkal tulang adalah pangkal lengan. Di dalam lapisan
pertama terdapat otot-otot yang meliputi sendi siku, sendi antara hasta dan
17
jari tangan. Lapisan yang ke-empat ialah otot-otot untuk sendi-sendi antara
tulang hasta dan tulang pengumpil. Di antara otot otot ini disebut :
(1) Otot silang hasta bulat ( muskilus pronator teres )
fleksi jari ke 1, 2, 3, 4.
(7) Muskulus fleksor policis longus berfungsi memfleksikan
ibu jari
b) Otot yang bekerja memutar radialis (pronator dan supinator).
c) Otot-otot disebelah tulang pengumpil berfungsi
7. Otot Panggul
Otot ini berasal dari tulang panggul atau kolumna vertebralis menuju
18
a. Sebelah depan bagian dalam dari panggul terdapat :
1) Muskulus psoas mayor. Terbentang dari prosesus tranfersi
femur.
19
8. Otot Ekstremitas Bawah
a. Otot tungkai atas
Otot tungkai atas (otot paha), memiliki selaput pembugkus yang
sangat kuat dan disebut fasia lata yang di bagi atas 3 golongan
yaitu :
pada femur.
2) Muskulus ekstensor ( quadriseps femoris ) otot berkepala empat.
terdiri dari:
a) Biseps femoris otot berkepala dua. Fungsinya
20
memutar memutar ke luar pada waktu lutut mengetul, serta
kaki.
2) Muskulus ekstensor talangus longus. Fungsinya meluruskan jari
sebelah luar.
4) Otot ketul empu kaki panjang ( muskulus falangus longus ).
21
6) Otot kedang jari bersama. Letaknya di punggung kaki, fungsinya
aktivitasi oleh potensial aksi. Kira kira 40% dari seluruh tubuh terdiri dari
bangunan dari susunan saraf. Kebanyakan otot kerangka dimulai dan berakhir
dalam tendo serta serabut otot yang tersusun sejajar di antara ujung
tendinosa, sehingga tenaga kontraktil unit bersifat aditif. Tiap serabut otot
merupakan suatu sel tunggal, multinoklear, panjang dan silindris. Serabut otot
di bentuk dari fibril yang di bagi ke filamen tersendiri dan di bentuk dari
protein kontraktil.
dan teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat. Mobilisasi
kaki dan tungkai bawah sesegera mungkin, biasanya dalam rentan waktu 12 jam.
Berikut adalah mobilisasi sesuai dengan tahap tumbuh kembang:
22
1. Bayi
Tulang belakang bayi yang baru lahir lentur dan kurangnya garis
antero posterior yang ada pada orang dewasa. Garis tulang belakang
badan untuk berdiri dan berjalan. Posturnya aneh kerena kepala dan
garis pada tulang belakang serviks, dan lumbal menonjol serta eversi
23
lebih terkoordinasi. Dari usia tiga tahun sampai permulaan remaja
pada lengan dan tungkai. Otot, ligamen, dan tendon lebih kuat,
4. Remaja
Tahap remaja biasa di tandai dengan pertumbuhan yang pesat.
24
postur normal dan kesejajaran tubuh orang dewasa terjadi terutama
sakit punggung.
6. Lansia
Kehilangan total massa tulang progresif terjadi pada lansia. Beberapa
tulang adalah tulang menjadi lebih lemah, tulang belakang lebih linak
25
2.5. Memindahkan Klien Dengan Hydraulic Lift
1. Pengertian
Hydraulic lift adalah menaikkan pasien bergerak dari telentang ke posisi
duduk memungkinkan aman, transfer nyaman antara tempat tidur dan kursi.
Meskipun sebagian besar model lift hidrolik dapat dioperasikan oleh satu
orang, lebih baik untuk memiliki dua anggota staf hadir selama transfer untuk
memindahkan pasien yang terlalu berat. Hoyer lift terdiri dari beberapa bagian
yaitu:
a. Boom yaitu bagian seperti cabang yang berfungsi untuk mengangkat
26
Merupakan hoyer lift yang menggunakan tenaga baterai atau listrik. Pada
salah satu tombol untuk mengangkat pasien dan tombol lain untuk
27
i. Gulingkan klien ke sisi lain dan selesaikan penarika matras di bawah
klien.
j. Yakinkan salah satu atau kedua sisi pembatas tempat tidur di tinggikan
pada saat anda berpindah dari satu sisi ke sisi lain, jika menggunakan
dekat dengan boom pada bagian tengah tubuh klien, kunci roda
pengangkat.
Rasionalnya :
1). Menggerakkan bagian mekanis dari pengangkat ke sisi tempat tidur.
2). Mencegah pengangkat berguling.
l. Dengan menggunkan base-ad-justment lever, lebarkan jarak dasarnya.
Rasionalnya : memberikan stabilitas yang lebih besar untuk mengangkat.
m. Tinggikan dan kemudian dorong jack handle ke arah mast, untuk
28
o. Letakkan semua alat, jalur IV, dan drain dekat dengan klien sehingga
tidak terjadi perubahan posisi dan matikan drain, jika perlu (ingat untuk
pada matras.
r. Tentukan apakah klien tersokong penuh dan dapat mempertahankan
prosedur.
Rasionalnya : mengkaji stabilitas berat dan penempatan.
s. Buka kunci roda dan tarik pengngkat hoyer lurus ke belakang dan
pegangan agak kendur dari matras, bombing klien ke kursi dengan tangan
kursi.
29
Rasionalnya : menurunkan klien sampai ke kursi.
w. Pindahkan matras (kecuali sulit untuk memindahkan atau klien akan turun
aa. Restrain, jika dioerlukan (mis.. posey vest, seprei, restrain lengan)
Rasionalnya : memudahkan dukungan adekuat terhadap bagian tubuh
yang lain.
ab. Telepon dan barang-barang yang sering di gunakan dalam area terjangkau
Rasionalnya : menempatkan barang-barang yang diinginkan atau
komunikasi.
ac. Kateter di lengkungkan ke bagian bawah kursi.
ad. Penggantung IV di letakkan cukup dekat agar tidak tertarik.
ae. Kaji toleransi klien terhadap duduk.
Rasionalnya : mengurangi resiko jatuh.
af. Biarkan pintu ruangan klien terbuka ketika meninggalkan ruangan,
sendirian.
ag. Jelaskan pada keluarga car untuk memantau klien sesuai interval.
Rasionalnya : mengurangi resiko jatuh.
30
ah. Kembalikan klien ke tempat tidur dengan menggunakan langkah-langkah
di atas.
Rasionalnya : mencegah cedera dan ketidak nyamanan selama
pemindahan.
pembalut logam yang pas mengelilingi lengan bawah yannnnnng keduanya diatur
mobilisasi.
b. Mencapai kestabilan klien dalam berjalan.
3. Indikasi
a. Pasien dengan kerusakan ligamen di lutut atau tumit.
b. Pasien paralisis ekstermitas bawah.
c. Klien dengan kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan nyeri dan
bengkak sendi.
d. Klien amputasi kaki: di atas atau di bawah lutut.
e. Klien dengan kerusakan mobilitas fisik yang berhungan dengan nyeri dan
kerusakan musculoskeletal.
4. Kontraindikasi
a. Klien dengan nyeri yang berhubungan dengan inflamasi, insisi, dan drainase.
b. Klien yang potensial kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan
31
b. Ghoniometer.
c. Melakukan pengukuran kruk yang meliputi area tinggi klien, jarak antara
bantalan kruk dengan aksila atau siku dan sudut fleksi siku.
d. Pengukuran dilakukan dengan satu dari dua metode berikut, dengan klien berada
klien.
d. Menentukan tempat istirahat klien setelah latihan.
e. Minta klien berdiri dengan posisi tripod, sebelum berjalan dengan kruk.
f. Atur kesejajaran kaki dan tubuh klien.
g. Berdiri dengan kedua kaki dan kruk tepat menyangga siku lengan.
h. Klien memposisikan kruk pertama kali lalu memposisikan kaki yang berlawanan
aktivitas pokok pokok bagi perawatan diri. ADL meliputi antara lain : ke toilet,
Setiabudi, 2009).
32
Sedangkan menurut Brunner & Suddarth (2013) ADL adalah aktifitas
perawatan diri yang harus pasien lakukan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan
ADL adalah ketrampilan dasar dan tugas okupasional yang harus dimiliki
seseorang untuk merawat dirinya secara mandiri yang dikerjakan seseorang sehari-
a) Macam-Macam ADL
1) ADL dasar, sering disebut ADL saja, yaitu ketrampilan dasar yang harus
buang air besar dan buang air kecil dalam kategori ADL dasar ini. Dalam
kertas ADL dasar, sering disebut ADL saja, yaitu ketrampilan dasar yang
makan & minum, toileting, mandi, berhias. Ada juga yang memasukkan
kontinensi buang air besar dan buang air kecil dalam kategori ADL dasar
(Sugiarto,2005)
33
3) ADL vokasional, yaitu ADL yang berhubungan dengan pekerjaan atau
kegiatan sekolah.
4) ADL non vokasional, yaitu ADL yang bersifat rekreasional, hobi, dan
Sumber : Sugiarto,2005
34
IB tidak mengukur ADL instrumental, komunikasi dan psikososial. Item-
dari catatan medik penderita, pengamatan langsung atau dicatat sendiri oleh
yang berkisar antara 0-100, dengan kelipatan 5, skor yang lebih besar
Penulis Interpretasi
Shah dkk 0-20 Dependen Total
21-60 Dependen Berat
61-90 Dependen Sedang
91-99 Dependen Ringan
100 Independen/Mandiri
Sumber : Sugiarto,2005.
35
IB sudah dikenal secara luas, memiliki kehadalan dan kesahian yang
tinggi. Shah melaporkan koefisien konsisten internal alfa 0,87 sampai 0,92 yang
menunjukkan kehandalan intra dan inter-rater yang sangat baik. Wartski dan
konsisten. Ada 35 pasien yang skornya turun 10 poin. Collin dkk meneliti
0,73 dan 0,77 dengan kemampuan motorik dari 976 pasien stroke. Kesahihan
meninggal dalam 6 bulan masuk rumah sakit turun secara bermakna bila skor
karena telah dikenal luas dan cukup rinci untuk mengetahui tingkat
36
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat. Mobilisasi diperlukan
jika sedang berkontraksi dan memanjang jika berelaksasi. Kontraksi otot terjadi jika otot
sedang melakukan kegiatan , sedangkan relaksasi otot terjadi jika otot sedang
beristirahat.
Saran:
37
Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan laporan ini, meskipun penulisan
ini jauh dari sempurna minimal kita dapat mengimplementasikan tulisan ini. Masih
banyak kesalahan dari penulisan laporan saya, karena saya manusia yang adalah tempat
salah dan dosa, dan saya juga butuh saran/ kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. (2010). Teknik Prosedural Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.
Jakarta: EGC
Potter & Perry. (2009). Fundamental Keperawatan ed. 7th . Jakarta: EGC
Sherwood, L. (2012). Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem, ed. 6. Jakarta: EGC
Smeltzer & Bare. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth,
EGC
38