A. Pengertian
terjadi pada saat pertemuan ovum dan sperma hingga masa di mana janin
(Manuaba, 2010).
preventif care untuk mencegah masalah yang kurang baik bagi ibu
maupun janin agar melalui persalinan dengan sejat dan aman, diperlukan
kesiapan fisik dan mental ibu sehingga ibu dalam keadaan status
B. Tujuan
Secara umum antenatal care bertujuan untuk menjaga agar ibu hamil
dapat melalui masa kehamilan, persalinan, dan nifas dengan baik dan
selamat serta menghasilkan bayi yang sehat. Secara rinci tujuan antenatal
1
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu
sosial ibu.
pembedahan.
kematian neonatal.
a) Uterus
b) Vagina
2
Getah dalam vagina biasannya bertambah, reaksi asam PH :3,5-
d) Kulit
e) Dinding perut
f) Payudara
g) Sistem Respirasi
3
pembesaran rahim, kapasitas paru meningkat sedikit selama
25%.
h) Sistem urinaria
a. Trimester Pertama
penolakan,
dengan
4
3) Hasrat melakukan seks berbeda – beda pada setiap wanita.
Ada
tetapi
b. Trimester Kedua
dengan kadar hormon yang tinggi, serta rasa tidak nyaman akibat
5
c. Trimester ketiga
dan waspada sebab pada saat itu ibu tidak sabar menunggu
Seringkali ibu merasa khawatir atau takut kalu – kalau bayi yang
dkk, 2010)
Kunjungan ibu hamil adalah kontak antara ibu hamil dan petugas
selalu ibu hamil yang datang ke fasilitas pelayanan tetapi dapat juga
dirumahnya.
Selama kehamilan keadaan ibu dan janin harus selalu dipantau jika
6
dan diberikan penanganan yang tepat. Oleh karena itu ibu hamil
haid.
bersalin.
E. Manifestasi Klinik
7
kehamilan, dan perlu diketahui hari pertama haid terrakhir untuk
b. Mual muntah
Umumnya tejadi pada kehamilan muda dan sering terjadi pada pagi
c. Ngidam
kehamilan.
e. Payudara tegang
f. Anoreksia nervousa
8
g. Sering kencing
h. Konstipasi/obstipasi
i. Epulis
j. Pigmentasi
Striae albican
9
bakat. Penampakan pembuluh darah itu terjadi disekitar genitalia
a. Pembesaran Perut
keempat kehamilan.
b. Tanda Hegar
uterus.
c. Tanda Goodel
Pelunakan serviks
d. Tanda Chadwiks
e. Tanda Piskacek
10
g. Teraba Ballotement
pemeriksa.
janin (lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia
d. Kerangka janin
11
Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun
F. Pemeriksaan Leopold
Leopold I:
mempalpasi fundus uteri. Jika kepala yang berada di fundus maka akan
terassa keras, bulat dan melenting. Jika bokong teraba di fundus, maka
Leopold II
kedua sisi abdomen. Letakkan tangan pada satu sisi dan tangan lain
Leopold III:
Untuk mengidentifikasi bagian apa dari janin yang dekat dengan daerah
pelvik.
abdomen di atas simpisis pubis dan minta pasien menarik napas panjang
12
dan menghembuskannya. Pada saat mengeluarkan napas, gerakkan tangan
turun perlahan dan menekan sekitar daerah tersebut. Jika kepala akan
teraba keras, bulat, dan bergerak jika disentuh. Jika bokong akan teraba
Leopold IV
bagian tulang yang timbul. Ada 3 keadaan yaitu: Konvergen yaitu jika
bagian yang masuk baru sebagian kecil, sejajar yaitu jika bagian yang
masuk baru setengah, divergen yaitu jika hampir sebagian besar dari tubuh
G. Komplikasi Kehamilan
1. Hiperemisis gravidarum.
4. Perdarahan antepartum.
5. Kehamilan ektopik.
6. Kehamilan kembar.
13
7. Molahydatidosa.
8. Inkompatibilitas darah.
10. Penyakit serta kelainan plasenta dan selaput janin. (Bobak, 2004).
Kehamilan
Trimester I
Trimester III
Mual/muntah kapasitas VU
Trimester III
Perubahan nutrisi Perubahan pola
kurang dari kebutuhan eliminasi
Uterus semakin Perubahan tubuh
membesar semakin tampak
membesar
Diafragma
terdorong ke atas Penekanan pada
saluran kemih Body image
(ureter)
Distensi paru-paru
Urin terhambat
14
Inefektif pola nafas
Resiko infeksi
I. Pemeriksaan Penunjang
1. LABORATORIUM
2. U S G
a) Jenis kelamin.
J. Penatalaksanaan
Standar minimal asuhan antenatal care (10 T), yaitu sebagai berikut
berdasarkan massa tubuh (BMI: Body Mass Index) di mana metode ini
ukuran normal tinggi badan yang baik untuk ibu hamil antara lain >145
cm.
15
2) Pemeriksaan tekanan darah
16
Imunisasi TT 0,5 cc
Lama
Antigen Interval (Selang Waktu Minimal) % Perlindungan
Perlindungan
Keterangan :
* artinya dalam waktu 3 tahun WUS tersebut melahirkan, maka bayi yang
17
Pemeriksaan denyut jantung janin harus dilakukan pada ibu
18
b) Lingkarkan dan masukkan ujung pita di lubang yang ada
9) Tatalaksana kasus
kehamilan
19
g) Menyepakati diantara pengambilan keputusan dalam keluarga
20
ASUHAN KEPERAWATAN
terakhir.
d. Varises
2. Integritas Ego
3. Eliminasi
d. Hemoroid
21
4. Makanan/Cairan
umum terjadi
mudah berdarah
kehamilan.
6. Pernapasan
pernapasan torakal.
22
8. Keamanan
9. Seksualitas
a. Penghentian menstruasi
23
10. Integritas Sosial
stressor kehamilan
11. Penyuluhan/Pembelajaran
terhadap inkompatibilitas
tipe 2
24
h) Urinalisis: skin untuk kondisi media (mis: pemastian kehamilan
l) Skin glukosa serum / 1 jam tes glukosa: < 140 jam mg/dl (biasanya
(Doengoes, 2002)
Trisemester I
Tindakan:
25
2) Dapatkan riwayat kesehatan: catat usia (khususnya kurang dari 17 tahun
3) Berikan informasi tertulis dan verbal yang tepat tentang diet, Rasional:
hari
Tindakan:
mola hidatidosa
26
Rasional: Memberikan data berkenaan dengan semua kondisi.
4) Kaji suhu dan turgor kulit, membran mukosa, TD, suhu, masukan
tingkat/kebutuhan hidrasi
karbohidrat
kehamilan.
Tindakan:
27
Rasional: Memberikan informasi dan meningkatkan hubungan
saling percaya
jelas.
mempertahankan hubungan.
Tindakan:
28
Rasional: Karena aktivitas keras dapat menurunkan aliran darah
seksual.
otak janin
Trisemester II
Tindakan:
29
Rasional: Pada trisemester II perubahan bentuk tubuh telah
perubahan emosi
saat hamil
Tindakan:
pembesaran ulkus.
30
Rasional: Menurunkan kemungkinan gejala-gejala
4) Kaji Ht / Hb
mengakibatkan kesejahteraan.
Tindakan:
31
4) Diskusikan adanya obat-obatan yang mungkin diperlukan untuk
pada janin.
Trisemester III
Tindakan:
untuk mengatasinya
32
Rasional: Lordososis dan regangan otot disebabkan oleh
kandung kemih
Tindakan:
33
Rasional: Mendeteksi anemia dengan hipoksemia/anoksia
diabetic
Tindakan:
frekuensi berkemih.
tidur
34
Rasional: Kehilangan / pembatasan natrimn dapat sangat
35
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, I.M., Lowdermilk, D.L., & Jensen, M.D. (2005). Buku Ajar Keperawatan
Doenges, E.M., Moorhouse, M.F., & Murr, A.C. (2001). Manual Diagnosis
medika
Rogmah, N,. Et al. (2009). Proses Keperawatan; Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
Ar-ruzz Media
36
LAPORAN KASUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KUTA BARO
ACEH BESAR
A. Data demografi
Umur: 35 Tahun
Agama: Islam
BB: 75 Kg
B. Pemeriksaan fisik
1. Kepala: bersih, tidak berketombe dan tidak ada benjolan pada kepala
4. Hidung: tidak ada sekret, tidak ada nyeri saat dilakukan penekanan pada
sinus
5. Mulut: tidak ada karies, mukosa bibir lembab, tidak terdapat stomatitis
vena jugularis
37
7. Dada: dada tampak simetris, tidak ada retraksi dada, suara paru vesikuler
10. Ektremitas: kuku pasien merah muda, terdapat edema pada tungkai kaki
C. Asuhan Keperawatan
1. Analisa data
tiga hari”
Do:
- TTV: TD:
130/100 mmHg
Nadi: lemah, 86
kali/menit
RR: 20 kali/menit
- BB: 75 kg
38
- Terdapat edema
dan kiri
- Edema grade I (2
mm)
janin saya
oblique”
saya lakukan
saya oblique”
2. Perencanaan keperawatan
39
Intervensi keperawatan
No Diagnosa
NOC NIC
Resiko Setelah dilakukan perawatan - monitor vital sign
untuk mencegah
perkembangan
ketidakseimbangan cairan
2 Defisiensi Setelah dilakukan perawatan - identifikasi pengetahuan
40
- Menyatakan pemahaman posisi oblique)
- pastikan klien
Umur: 45 Tahun
41
Suku/bangsa: Jawa/ Indonesia
Agama: Islam
A. Riwayat keperawatan
Ny. SD masuk ke ruang Arafah-3 pada tanggal 5 maret 2020 dengan
keluhan sakit pada tempat operasi dan keluar cairan dari luka operasi.
Sebelumnya Ny. SD mengatakan sudah dilakukan operasi pengangkatan kista
dan saat ini telah dilakukan tindakan laparotomi eksplorasi, adhesiolisis,
omentektomi dan aspirasi pus.
B. Riwayat Obstetri
1. Riwayat menstruasi: pasien mengatakan pertama kali menstruasi umur 13
tahun dan teratur setiap bulannya.
2. Riwayat kehamilan
Pasien dengan G1P1A0, melahirkan dengan normal
C. Riwayat keluarga berencana
Pasien mengatakan tidak menggunakan alat KB
42
dirumah. Berdasarkan hasil observasi didapatkan kesadaran pasien
komposmentis dengan nilai GCS 15 (E: 4, V:5, M:6),
E. Pemeriksaan fisik
12. Kepala: bersih, tidak berketombe dan tidak ada benjolan pada kepala
13. Mata: tidak edema,reaksi pupil terhadap cahaya (+), pupil isorkor,
konjungtiva tidak anemis
14. Telinga: tidak ada serumen
15. Hidung: tidak ada sekret, tidak ada nyeri saat dilakukan penekanan pada
sinus
16. Mulut: tidak ada karies, mukosa bibir lembab, tidak terdapat stomatitis
17. Leher: tidak terdapat pembengkakan kelenjar limfe, tidak ada tonjolan
vena jugularis
18. Dada: dada tampak simetris, tidak ada retraksi dada, suara paru vesikuler
kanan-kiri, tidak ada suara tambahan pada jantung
19. Abdomen: terdapat luka pada abdomen, tertutup dengan perban yang saat
dibuka mengeluarkan cairan nanah. Terdapat luka bekas drainage tertutup
perban
20. Ektremitas: perfusi jaringan baik, CRT < 2 detik, tidak ada kelemahan
pada ektremitas, nilai kekuatan otot 5.
21. Genital: tidak dapat dikaji
F. Farmakologis
1. Paracetamol 500 mg, 3 x 1
2. Omeprazol 200 mg, 2 x 1
3. Cefixime 100 mg, 2 x 1
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Analisa Data
43
No Analisa data Etiologi Masalah
1 DS: Kerusakan Infeksi
- Pasien mengatakan tidak paham jaringan: prosedur
merawat luka invasif ; kurang
pengetahuan
DO:
- Pasien riwayat operasi kista
- Terdapat luka operasi tertutup perban
pada abdomen
- Terdapat nanah pada luka post-op
- Leukosit: 18.2 106 /mm3
- TTv:
TD: 130/90 mmHg
N: 86 kali/menit
T: 37,6°C
RR: 24 kali/menit
2 DS: Agen pencedera Nyeri akut
- Pasien mengatakan sakit pada luka biologis
operasi
DO:
- Skala nyeri: 3 (NRS)
- Pasien tampak meringis
- Pasien diaforesis
- Pasien tampak melindungi area nyeri
(tangan berada di perut)
2. Perencanaan Keperawatan
44
keperawatan (Tujuan & Kriteria hasil ) (Intervensi)
Infeksi Setelah dilakukan - Observasi keadaan luka Terapi terlambat akan
berhubungan perawatanselama 2 x 24 jam, pasien dan tanda-tanda menyebabkan
dengan diharapkan peningkatan infeksi terjadinya
Kerusakan pengetahuan pengendalian perkembangan infeksi
jaringan: resiko dengan kriteria hasil:
prosedur - Menyatakan - tekankan menjaga Pertahanan lini pertama
invasif ; kurang pemahaman tentang kebersihan disekitar luka terhadap pencegahan
pengetahuan perawatan luka dan teknik mencuci tangan infeksi bertambah parah
- Mengetahui intervensi sebelum menyentuh luka
untuk mencegah resiko Meningkatkan
peningkatan infeksi - jelaskan tentang pemahaman pasien
- Penyembuhan luka perawatan luka untuk melakukan
tepat waktu perawatan luka secara
mandiri
Mengurangi bakteri
- kolaborasi dalam penyebab infeksi
pemberian obat
farmakologi
Nyeri akut Setelah dilakukan perawatan - Pantau TTV dan kaji TTV saat nyeri akut
berhubungan selama 2 x 24 jam, diharapkan nyeri yang dirasakan bisa berubah,
dengan agen pasien akan melaporkan nyeri pasien (PQRST) pengkajian nyeri untuk
pencedera berkurang atau terkendali identifikasi kondisi dan
biologis dengan kriteria hasil: perencanaan intervensi
- Melaporkan nyeri yang diberikan
berkurang/ terkendali]
- Mendemonstrasikan - kaji faktor budaya yang Mempengaruhi sikap
teknik non-farmakologi mempengaruhi persepsi dan kepercayaan pasien
untuk mengontrol nyeri pasien terhadap nyeri dan pemberi asuhan
- Mengikuti program terkait pengalaman
45
farmakologi yang nyeri, ekspresi dan
diresepkan harapan terkait
manajemen nyeri
46
pasien dan tanda-tanda infeksi (disekitar -
luka kulit terasa hangat, keluar push O:
saat dibuka perban, luka kemerahan) - Luka post-op kista
- Luka masih mengeluarkan nanah
melakukan perawatan luka dan saat GV
menjelaskan pada pasien teknik - Kulit disekitar luka amsih kemerahan
perawatan luka dirumah (luka dan hangat
dibersihkan setiap hari, mencuci tangan - T: 36,8°C
sebelum menyentuh luka, menggunakan
sarung tangan, luka dibersihkan dnegan A: Infeksi belum teratasi
kasa streil dengan cairan Nacl,
dibersihkan sambil ditekan ringan agar P:
push nya keluar, setelah bersih ditutup - Tetap observasi keadaan luka
dengan kasa steril) - Tetap lakukan perawatan luka
- Kolaborasi dalam pemberian obat
menganjurkan pasien dan keluarga
menjaga kebersihan disekitar luka dan
teknik mencuci tangan sebelum
menyentuh luka
47
dan seperti sayatan - Pasien masih meringis sesekali
R: nyeri pada perut bagian bawah pusat
dan tempat luka operasi A: Nyeri akut belum teratasi
S: 4 (NRS)
T: nyeri dirasakan saat perut tegang P:
dan bergerak terlalu banyak - Pertahankan teknik nonfarmakologi
- Ajarkan pasien teknik distraksi
- Melakukan pengkajian dan
mendiskusikan dengan pasien budaya
pasien yang memengaruhi nyeri yang
dirasakan
(pasien mengatakan jika nyeri datang,
pasien dzikir,)
48