Anda di halaman 1dari 9

LIBERALISME, KAPITALISME, DAN SOSIALISME

Dalam tulisan ini akan dipaparkan penjelasan mengenai liberalisme, kapitalisme, dan
sosialisme. Dimana penjelasan tersebut dikumpulkan dari berbagai referensi dan juga bertujuan
untuk menambah ilmu pengetahuan tentang hal tersebut.
Berikut penjelasannya:
LIBERALISME
Secara etimologis berasal dari kata atau bahasa latin yang berati free selanjutnya liberal
berati nonrestricted, tidak dibatasi atau independent in opinion; bebas dalam berpendapat.[1]
[1]
Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik
yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama. Secara
umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan
berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari
pemerintah dan agama. Liberalisme menghendaki adanya, pertukaran gagasan yang bebas,
ekonomi pasar yang mendukung usaha pribadi (private enterprise) yang relatif bebas, dan suatu
sistem pemerintahan yang transparan, dan menolak adanya pembatasan terhadap pemilikan
individu.
SEJARAH KELAHIRAN
Sejarah liberalisme termasuk juga liberalisme agama adalah tonggak baru bagi sejarah
kehidupan masyarakat Barat dan karena itu, disebut dengan periode pencerahan. Perjuangan
untuk kebebasan mulai dihidupkan kembali di zaman renaissance di Italia. Paham ini muncul
ketika terjadi konflik antara pendukung-pendukung negara kota yang bebas melawan pendukung
Paus. Liberalisme lahir dari sistem kekuasaan sosial dan politik sebelum masa Revolusi Prancis
berupa sistem merkantilisme, feodalisme, dan gereja roman Katolik. Liberalisme pada umumnya
meminimalkan campur tangan negara dalam kehidupan sosial. Sebagai satu ideologi, liberalisme
bisa dikatakan berasal dari falsafah humanisme yang mempersoalkan kekuasaan gereja di zaman
renaissance dan juga dari golongan Whings semasa Revolusi Inggris yang menginginkan hak
untuk memilih raja dan membatasi kekuasaan raja. Mereka menentang sistem merkantilisme dan
bentuk-bentuk agama kuno dan berpaderi.
Prinsip dasar liberalisme adalah keabsolutan dan kebebasan yang tidak terbatas dalam
pemikiran, agama, suara hati, keyakinan, ucapan, pers dan politik. Di samping itu, liberalismme
juga membawa dampak yang besar bagi sistem masyarakat Barat, di antaranya adalah
mengesampingkan hak Tuhan dan setiap kekuasaan yang berasal dari Tuhan; pemindahan agama
dari ruang publik menjadi sekedar urusan individu; pengabaian total terhadap agama Kristen dan
gereja atas statusnya sebagai lembaga publik, lembaga legal dan lembaga sosial.
Dalam liberalisme budaya, paham ini menekankan hak-hak pribadi yang berkaitan dengan
cara hidup dan perasaan hati. Liberalisme budaya secara umum menentang keras campur tangan
pemerintah yang mengatur sastra, seni, akademis, perjudian, seks, pelacuran, aborsi, keluarga
berencana, alkohol, ganja, dan barang-barang yang dikontrol lainnya. Belanda, dari segi
liberalisme budaya, mungkin negara yang paling liberal di dunia.
MUNCULNYA LIBERALISME
Liberalisme tidak diciptakan oleh golongan pedagang dan industri, melainkan diciptakan
oleh golongan intelektual yang digerakkan oleh keresahan ilmiah dan artistik umum pada zaman
itu. Keresahan intelektual tersebut disambut oleh golongan pedagang dan industri, bahkan hal itu
digunakan untuk membenarkan tuntutan politik yang membatasi kekuasaan bangsawan, gereja
dan gilde-gilde. Mereka tidak bertujuan semata-mata untuk dapat menjalankan kegiatan ekonomi
secara bebas, tetapi juga mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. Masyarakat yang terbaik
(rezim terbaik), menurut paham liberal adalah yang memungkinkan individu mengembangkan
kemampuan-kemampuan individu sepenuhnya. Dalam masyarakat yang baik, semua individu
harus dapat mengembangkan pikiran dan bakat-bakatnya. Hal ini mengharuskan para individu
untuk bertanggung jawab pada segala tindakannya baik itu merupakan sesuatu untuknya atau
seseorang. Seseorang yang bertindak atas tanggung jawab sendiri dapat mengembangkan
kemampuan bertindak. Menurut asumsi liberalisme inilah, John Stuart Mill mengajukan argumen
yang lebih mendukung pemerintahan berdasarkan demokrasi liberal. Dia mengemukakan tujuan
utama politik ialah mendorong setiap anggota masyarakat untuk bertanggung jawab dan menjadi
dewasa. Hal ini hanya dapat terjadi manakalah mereka ikut serta dalam pembuatan keputusan
yang menyangkut hidup mereka. Oleh karena itu, walaupun seorang raja yang bijaksana dan baik
hati, mungkin dapat membuat putusan yang lebih baik atas nama rakyat dari pada rakyat itu
sendiri, bagaimana pun juga demokrasi jauh lebih baik karena dalam demokrasi rakyat membuat
sendiri keputusan bagi diri mereka, terlepas dari baik buruknya keputusan tersebut. Jadi, ciri-ciri
ideologi liberal sebagai berikut :
- Pertama, demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang lebih baik.
- Kedua, anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh, termasuk kebebasan
berbicara, kebebasan beragama dan kebebasan pers.
- Ketiga, pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat secara terbatas. Keputusan yang
dibuat hanya sedikit untuk rakyat sehingga rakyat dapat belajar membuat keputusan untuk diri
sendiri.
- Keempat, kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain merupakan hal yang buruk. Oleh karena
itu, pemerintahan dijalankan sedemikian rupa sehingga penyalahgunaan kekuasaan dapat
dicegah. Pendek kata, kekuasaan dicurigai sebagai hal yang cenderung disalahgunakan, dan
karena itu, sejauh mungkin dibatasi.
- Kelima, suatu masyarakat dikatakan berbahagia apabila setiap individu atau sebagian besar
individu berbahagia. Walau masyarakat secara keseluruhan berbahagia, kebahagian sebagian
besar individu belum tentu maksimal. Dengan demikian, kebaikan suatu masyarakat atau rezim
diukur dari seberapa tinggi indivivu berhasil mengembangkan kemampuan-kemampuan dan
bakat-bakatnya. Ideologi liberalisme ini dianut di Inggris dan koloni-koloninya termasuk
Amerika Serikat.
Pada tahun 1932 Franklin D. Roosevelt (1882-1945) ingin mengubah Amerika
Serikatmenjadi masyarakat yang peduli terhadap sesama: meningkatkan kehidupan bersama
kearah kesejahteraan bersama. Agaknya apa yang dikatakan Green, the self is a social self, ia
terapkan dalam praktek. Maka dalam hak milik pun yang semula dianggap pantang untuk
dibatasi atau dicampuri, sebagian yang dimiliki itu dipandang hak orang hak berpunya. Jaminan
sosial (social security) bagi pekerja menjadi kemestian; malah kaum pengangguran pun dibantu,
dan orang jompo tidak dibiarkan merana. Dengan New Deal(cara baru) ia menuju welfare state,
negara kesejahteraan walaupun masik dengan penamaan individualisme. Liberalisme, ( dan
demokrasi).[2][2]
Prinsip dasar liberalisme adalah keabsolutan dan kebebasan yang tidak terbatas dalam
pemikiran, agama, suara hati, keyakinan, ucapan, pers dan politik. Di samping itu, liberalismme
juga membawa dampak yang besar bagi sistem masyarakat Barat, di antaranya adalah
mengesampingkan hak Tuhan dan setiap kekuasaan yang berasal dari Tuhan; pemindahan agama
dari ruang publik menjadi sekedar urusan individu; pengabaian total terhadap agama Kristen dan
gereja atas statusnya sebagai lembaga publik, lembaga legal dan lembaga sosial.[3][3]
Sistem Politik Liberalisme
Jhon Lock mengemukan bahwa manusia itu dijamin oleh konstitusi dan dilindungi oleh
pemerintah. Pemerintah harus memakai system perwakilan, jadi harus dalam rangka demokratis.
[4][4] Dengan dianutnya paham liberal negara-negara kerjaan yang bersifat feodal dan bertumpu
pada kesetiaan terhadap raja dan keluarnya telah berubah. Prinsip dasar liberalisme adalah
keabsolutan dan kebebasan yang tidak terbatas dalam pemikiran, agama, suara hati, keyakinan,
ucapan, pers dan politik. Di samping itu, liberalismme juga membawa dampak yang besar bagi
sistem masyarakat Barat, di antaranya adalah mengesampingkan hak Tuhan dan setiap kekuasaan
yang berasal dari Tuhan; pemindahan agama dari ruang publik menjadi sekedar urusan individu;
pengabaian total terhadap agama Kristen dan gereja atas statusnya sebagai lembaga publik,
lembaga legal dan lembaga sosial. Sedangkan liberalisme ekonomi mendukung kepemilikan
harta pribadi dan menentang peraturan-peraturan pemerintah yang membatasi hak-hak terhadap
harta pribadi. Paham ini bermuara pada kapitalisme melalui pasar bebas. Sedangkan liberalisme
ekonomi mendukung kepemilikan harta pribadi dan menentang peraturan-peraturan pemerintah
yang membatasi hak-hak terhadap harta pribadi. Paham ini bermuara pada kapitalisme melalui
pasar bebas.[5][5]
KAPITALISME

Adapun kapitalisme merupakan cara produksi, secara luas dapat dijelaskan bahwa
kapitalisme sebagai: Suatu cara perekonomian yang berhubungan dengan produksi-produksi
apa saja yang dapat diselenggarakan dalam suatu perusahaan[6][6]. Atau stelsel pergaulan hidup
yang timbul dari cara produksi yang memisahkan kaum buruh dari alat-alat produksi.[7][7]
Kapitalisme juga merupakan sistem ekonomi yang filsafat sosial dan politiknya didasarkan
kepada asas perkembangan hak milik pribadi dan pemeliharaannya serta perluasaan paham
kebebasan. Tetapi siistem ini telah melahirkan banyak malapetaka didunia, akan tetapi ia terus
melakukan tekanan-tekanannya dan campur tangan politis, sosial, dan kultur terhadap bangsa-
bangsa didunia.[8][8]
Kapitalisme atau Kapital adalah suatu paham yang meyakini bahwa pemilik modal bisa
melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Demi prinsip tersebut, maka
pemerintah tidak dapat melakukan intervensi pasar guna keuntungan bersama. Walaupun
demikian, kapitalisme sebenarnya tidak memiliki definisi universal yang bisa diterima secara
luas. Beberapa ahli mendefinisikan kapitalisme sebagai sebuah sistem yang mulai berlaku di
Eropa pada abad ke-16 hingga abad ke-19, yaitu pada masa perkembangan perbankan komersial
Eropa di mana sekelompok individu maupun kelompok dapat bertindak sebagai suatu badan
tertentu yang dapat memiliki maupun melakukan perdagangan benda milik pribadi, terutama
barang modal, seperti tanah dan manusia guna proses perubahan dari barang modal ke barang
jadi. Untuk mendapatkan modal-modal tersebut, para kapitalis harus mendapatkan bahan baku
dan mesin dahulu, baru buruh sebagai operator mesin dan juga untuk mendapatkan nilai lebih
dari bahan baku tersebut.
SEJARAH
Kapitalisme memiliki sejarah yang panjang, yaitu sejak ditemukannya sistem perniagaan
yang dilakukan oleh pihak swasta. Di Eropa, hal ini dikenal dengan sebutan guild sebagai cikal
bakal kapitalisme. Saat ini, kapitalisme tidak hanya dipandang sebagai suatu pandangan hidup
yang menginginkan keuntungan belaka. Peleburan kapitalisme dengan sosialisme tanpa adanya
pengubahan menjadikan kapitalisme lebih lunak daripada dua atau tiga abad yang lalu.
Kapitalisme adalah salah satu pola pandang manusia dalam segala kegiatan ekonominya.
Perkembangannya tidak selalu bergerak ke arah positif seperti yang dibayangkan banyak orang,
tetapi naik turun. Kritik keberadaan kapitalis sebagai suatu bentuk penindasan terhadap
masyarakat kelas bawah adalah salah satu faktor yang menyebabkan aliran ini banyak dikritik.
Akan tetapi, bukan hanya kritik saja yang mengancam kapitalisme, melainkan juga ideologi lain
yang ingin melenyapkannya, seperti komunisme.
Sistem Ekonomi Kapitalis
Adam Smith adalah tokoh ekonomi kapitalis klasik yang menyerang merkantilisme yang
dianggapnya kurang mendukung ekonomi masyarakat. Ia menyerang para psiokrat yang
menganggap tanah adalah sesuatu yang paling penting dalam pola produksi. Gerakan produksi
haruslah bergerak sesuai konsep MCM (Modal-Comodity-Money, modal-komoditas-uang), yang
menjadi suatu hal yang tidak akan berhenti karena uang akan beralih menjadi modal lagi dan
akan berputar lagi bila diinvestasikan. Adam Smith memandang bahwa ada sebuah kekuatan
tersembunyi yang akan mengatur pasar (invisible hand), maka pasar harus memiliki laissez-faire
atau kebebasan dari intervensi pemerintah. Pemerintah hanya bertugas sebagai pengawas dari
semua pekerjaan yang dilakukan oleh rakyatnya.[9][9]
Ide-ide Karl Marx sangatlah penting. Dia sama sekali tidak menganggap kepemilikan alat-
alat produksi oleh individu swasta merupakan masalah utama kapitalisme. Yang ia tolak adalah
sebuah situasi dimana alat produksi dikontrol oleh minoritas dalam berbagai bentuk untuk
mengeksploitasi mayoritas. Eksploitasi semacam ini mengambil bentuk dalam hubungan sosial
di tempat kerja. Yakni para pekerja yang tidak memiliki perangkat produksi, dan tidak memiliki
komoditi untuk dijual sehingga mereka harus menjual tenaga kerjanya untuk gaji (wage labour
system). Ini berarti mereka tidak memiliki kontrol dari hasil kerjanya. Dalam sebuah sistem
ekonomi seperti ini, tidak ada kemungkinan untuk merencanakan perekonomian demi
kepentingan masyarakat luas. Justru sebaliknya, setiap kapitalis akan didorong oleh kompetisi
untuk membangun usaha dengan mengorbankan orang lain. Seperti yang dikatakan Marx,
'Akumulasi! Akumulasi! itu adalah nabi-nabi baginya'. Ini berarti yang kuat memakan yang
lemah, dan sistemnya akan turun secara drastis sampai mengalami krisis ekonomi.
Marx, menyebut kondisi seperti ini keterasingan (atau alienasi) pekerja, dan salah satu
slogannya yang sangat terkenal adalah 'penghapusan sistem wage labour".Di dunia moderen,
modal memiliki bentuk yang bermacam-macam. Di mancanegara terjadi swastanisasi
perusahaan-perusahan milik negara. Negara-negara lain seperti Swedia atau Italia masih
memiliki sektor negara yang besar, sedangkan di Cina dan Kuba perencanaan ekonominya masih
dilakukan secara terpusat. Tetapi di semua negara itu analisa fundamental Marx masih sangat
relevan. Alat-alat produksi masih dikontrol oleh minoritas meskipun komposisinya sangat
bermacam-macam dari para pengusaha individu melalui sektor swasta dan birokrat yang bekerja
di sektor publik.
SOSIALISME

Istilah sosialisme atau sosialis dapat mengacu ke beberapa hal yang berhubungan dengan
ideologi atau kelompok ideologi, sistem ekonomi, dan negara. Istilah ini mulai digunakan sejak
awal abad ke-19. Dalam bahasa Inggris, istilah ini digunakan pertama kali untuk menyebut
pengikut Robert Owen pada tahun 1827. Di Perancis, istilah ini mengacu pada para pengikut
doktrin Saint-Simon pada tahun 1832 yang dipopulerkan oleh Pierre Leroux dan J. Regnaud
dalam l'Encyclopdie Nouvelle. Penggunaan istilah sosialisme sering digunakan dalam berbagai
konteks yang berbeda-beda oleh berbagai kelompok, tetapi hampir semua sepakat bahwa istilah
ini berawal dari pergolakan kaum buruh industri dan buruh tani pada abad ke-19 hingga awal
abad ke-20 berdasarkan prinsip solidaritas dan memperjuangkan masyarakat egalitarian yang
dengan sistem ekonomi menurut mereka dapat melayani masyarakat banyak daripada hanya
segelintir elite.

SEJARAH
Sosialisme yang kita kenal sekarang ini timbul sebagian besar sebagai reaksi terhadap
liberalisme abad ke 19. Pendukung liberalisme abad ke 19 adalah kelas menengah yang memiliki
industri, perdagangan dan pengaruh mereka di pemerintahan besar akibatnya kaum buruh
terlantar. Kaum Borjuis dengan semakin baiknya alat produksi, sempurnanya alat-alat
komunikasi, menarik semua bangsa bahkan yang paling biadab sekalipun keperadaban dunia.
[10][10]
Sosialisme Utopis atau Sosialisme Utopia adalah sebuah istilah untuk mendefinisikan awal
mula pemikiran sosialisme modern. Para sosialis utopis tidak pernah benar-benar menggunakan
ini untuk menyebut diri mereka; istilah "Sosialisme Utopis" awalnya diperkenalkan oleh Karl
Marx dan kemudian digunakan oleh pemikir-pemikir sosialis setelahnya, untuk menggambarkan
awal kaum sosialis intelektual yang menciptakan hipotetis masa datang dari penganut paham
egalitarian dan masyarakat komunal tanpa semata-mata memperhatikan diri mereka sendiri
dengan suatu cara dimana komunitas masyarakat seperti itu bisa diciptakan atau diperjuangkan.
Karena Sosialisme utopis ini lebih merupakan sebuah kategori yang luas dibanding
sebuah gerakan politik yang spesifik, maka sebenarnya sulit untuk mendefinisikan secara tepat
istilah ini. Merujuk kepada beberapa definisi, desinisi sosialisme utopis ini sebaiknya melihat
para penulis yang menerbitkan tulisan-tulisan mereka pada masa antara Revolusi Perancis dan
pertengahan 1930-an. Definisi lain mengatakan awal mula sosialisme utopis jauh lebih ke masa
lalu, dengan mengambil contoh bahwa figur Yesus adalah salah satu diantara penganut
sosialisme utopis.
Istilah "sosialisme ilmiah" kadang digunakan oleh para penganut paham Marxisme untuk
menguraikan versi sosialisme mereka, terutama untuk tujuan membedakannya dari Sosialisme
Utopis dimana telah terdeskripsi dan idealistis (dalam beberapa hal mewakili suatu yang ideal)
dan bukan ilmiah, yaitu, yang dibangun melalui pemikiran dan berdasarkan pada ilmu-ilmu
sosial.

SOSIALISME DAN DEMOKRASI


Demokrasi dan sosialilsme merupakan dua ideologi yang sekarang nampak diannut di
berbagai Negara yang bukan Fasis dan bukan Komunis. Dalam keadaan sekarang tidak mudah
merumuskan pengertian demokrasi . Berbagai macam demokrasi telah berkembang menjadi
berbagaai bentuk masyarakat. Demokrasi Inggris modern atau demokrasi Swedia lebih dekat
dalam beberapa hal pada sosialisme Negara di Soviet Rusia dibandingkan dengan sistim
ekonomi Amerika Serikat . Akan tetapi dalam soal-soal perorangan dan kemerdekaan politik hal
sebaliknya yang berlaku . Berbeda lagi yang ada di Amerika Serikat mungkin dapat disebut
demokrasi kapitalis. Disebut demikian karena yang tampak hanya demokrasi politik, tetapi
tidak cukup ada apa yang dinamakan demokrasi ekonomi dengan tetap adanya freefight ekonomi
yang memungkinkan beberapa gelintir orang menjadi kapitalis yang amat kaya .
Demokrasi ekonomi dan disamping itu demokrasi sosial dapat diketemukan dalam idiologi
sosialisme, yang pada prinsipnya menjurus kepada suatu keadilan sosial dengan semboyan :
kepada seorang harus diberikan sejumlah yang sesuai dengan nilai pekerjaanya. Akan tetapi
untuk mencapai itu, pemerintah sering harus campur tangan dengan membatasi keluasaan gerak-
gerik para warganegara. Sampai di mana ini berlaku, tergantung dari keadaan setempat di tiap-
tiap Negara ( Wiryono P., 1981: 137) .
UNSUR-UNSUR PEMIKIRAN DAN POLITIK SOSIALISME
Sosialisme, seperti gerakan-gerakan dan gagasan liberal lainnya, hal ini mungkin karena
kaum liberal tidak dapat menyepakati seperangkat keyakinan dan doktrin tertentu. Apalagi
sosialisme telah berkembang di berbagai Negara dengan tradisi nasionalnya sendiri dan tidak
pernah ada otoritas pusat yang menentukan garis kebijakan partai sosialis yang bersifat
mengikat, namun garis-garis besar pemikiran dan kebijakan sosialis dapat disimak dari tulisan-
tulisan ahli sosialis dan kebijakan partai sosialis. Apa yang muncul dari pemikiran dan kebijakan
itu bukanlah merupakan sesuatu konsisten. Kekuatan dan kelemahan utama sosialisme terletak
dalam kenyataan bahwa system itu tidak memiliki doktrin yang pasti dan berkembang karena
sumber-sumber yang saling bertentangan dalam masyarakat yang merupakan wadah
perkembangan sosialisme.
Unsur-unsur pemikiran dan politik sosialis yang rumit dan saling bertentangan dengan jelas
tergambar dalam gerakan sosialis Inggris. Unsur-unsur yang ada dalam gerakan sosialis Inggris
adalah: (1). Agama, (2) Idealisme Etis dan Estetis, (3) Empirisme Fabian, (4) Liberalisme
(Willian Ebenstein,1985:188).
KESIMPULAN
Dari pemaparan diatas kapitalisme lahir karena di latar belakangi oleh paham liberalisme
yang tidak memberikan kepuasan kepada para penguasaha dan pekerja untuk mengembangkan
usahanya. Kapitalisme sendiri menimbulkan malapetaka bagi banyak manusia, karena paham
kapitalisme memberikan kebebasan kepada perusahaan untuk melakukan apa yang diinginkan
dan di perlukan untuk memajukan perusahaan mereka.
Sosialisme adalah pandangan hidup dan ajaran kamasyarakatan tertentu , yang berhasrat
menguasai sarana-sarana produksi serta pembagian hasil-hasil produksi secara merata .
Sosialisme sebagai ideology politik adalah suatu keyakinan dan kepercayaan yang dianggap
benar oleh para pengikutnya mengenai tatanan politik yang mencita-citakan terwujutnya
kesejahteraan masyarakat secara merata melalui jalan evolusi, persuasi , konstitusional
parlementer , dan tanpa kekerasan.
Sosialisme sebagai ideology politik timbul dari keadaan yang kritis di bidang sosial,
ekonomi dan politik akibat revousi industri . Adanya kemiskinan , kemelaratan ,kebodohan kaum
buruh , maka sosialisme berjuang untuk mewujudkan kesejahteraan secara merata.
REFERENSI
Dr Firdaus Syam, M.A. 2007. Pemikiran Politik Barat. Jakarta. Bumi Aksara
Deliar Noer. Pemikiran Politik di Negeri Barat. Mizan Pustaka.
Heywood, Andrew. Key Concepts in Politics, 1988. New York: Palgrave
Franz Mignis-Suseno. 2001. Pemikiran Karl Marx. Jakarta. PT. Gramedia Puataka Utama
Soultou, R.H. 1977. Pengantar Ilmu Politik. Ary Study Club
Cahyono, Cheppy Herry. 1986. Ilmu Politik dan Perspektifnya. Yogyakarta: Tiara Wacana
Surbakti, Ramblan. 1992. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Grasindo

Anda mungkin juga menyukai