Anda di halaman 1dari 33

PRESENTASI CASE dan REFERAT

HERNIA pada ORANG DEWASA

Pembimbing :
dr. Hj. Yanti Daryanti, SpB

Penyaji :
Aileen Clarissa (2009.061.124)
Nellyn Angela (2009.061.267)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah


Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Atma
Jaya
RSUD R. Syamsudin, SH Sukabumi
Case Hernia Inguinalis Sinistra

I. Identitas
Nama : Ny. R
Umur : 21 tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Kebangsaan : Indonesia
Suku : Sunda
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pernikahan : belum menikah
Alamat : Jln. Keramat RT, 02/03- karamat-kota

II. Anamnesis (30 November 2010)


Keluhan Utama
Terdapat benjolan di daerah selangkangan kiri sejak 2 tahun SMRS
Keluhan Tambahan
Pasien merasa mual sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit.
Riwayat Penyakit Sekarang
2 tahun yang lalu : Benjolan di selangkangan sebelah kiri
Awalnya sebesar telur puyuh
Hilang timbul, semakin besar bila berdiri dan berkurang saat
berbaring
Nyeri
Pasien pernah memeriksakan benjolan tersebut ke dokter, akan
tetapi karena dirasakan tidak mengganggu, pada saat itu pasien
menolak untuk dilakukan tindakan lebih lanjut.

3 hari sebelum masuk rumah sakit:


Benjolan di selangkangan kiri
Benjolan tersebut dapat keluar masuk, namun semakin
membesar menjadi sebesar bola tenis sejak tahun yang lalu.
Benjolan semakin membesar setelah bekerja dan batuk/
mengedan, kemudian mengecil ketika pasien tertidur.
Pasien merasakan sedikit mual sehingga nafsu makan pasien
menurun sejak 3 hari lalu. Tidak terdapat muntah.
Pasien tidak merasakan nyeri pada benjolan tersebut. Tidak
terdapat demam. pasien tidak merasakan adanya perut
kembung. Buang air besar dan buang air kecil seperti biasa.
Pasien tidak mengalami penurunan berat badan.
Riwayat trauma pada perut pasien tidak ada
Pasien sebelumnya juga pernah berobat ke praktek dokter dan sempat
didiagnosa sebagai usus buntu dan diberikan 2 macam obat untuk mual
dan antibiotik, namun tidak memberikan perbaikan.
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat operasi sebelumnya disangkal
Riwayat batuk batuk lama disangkal
Riwayat keluarga menderita penyakit serupa disangkal.
Riwayat penyakit keganasan pada keluarga disangkal.

Riwayat kebiasaan
Mengangkat beban berat + (sejak tahun 1996)

III. Pemeriksaan Fisik


Status Generalis
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tanda-Tanda Vital
o Tekanan Darah : 110/ 70 mmHg
o Nadi : 80 x/menit
o Suhu : 36,6oC
o Laju Pernafasan : 20 x/menit
o Berat badan : 48 kg
o Tinggi badan: 160 cm
o BMI: 18,75 kg/m2
o Kesan gizi: baik

Kepala dan Wajah


Rambut: lurus, tidak mudah dicabut
Mata : Konjungtiva anemis, sklera anikterik, pupil isokor 3mm/3mm
Telinga: Membrana timpani intak, tidak terdapat sekret, serumen minimal
Hidung: Septum nasi di tengah, dalam batas normal
Mulut : mukosa bibir dan lidah basah.
Lidah : dalam batas normal
Leher : Tidak teraba KGB, Trakea ditengah

Thorax
Paru
I : Simetris dalam keadaan statis maupun dinamis
P : Stem fremitus kanan = stem fremitus kiri
P : Sonor pada kedua lapang paru
A : Bunyi nafas vesikuler, ronki -/- wheezing-/-
Jantung
I : Iktus kordis tidak terlihat
P : Iktus kordis teraba di ICS 4 linea midklavikularis sinistra
P : Batas atas : ICS III
Batas kanan : Linea Sternalis Dekstra
Batas kiri : Linea Midclavicularis sinistra
A : BJ I dan II reguler, tidak terdapat gallop maupun murmur

Abdomen

Inspeksi : datar, venektasi , massa pada inguinal kiri status lokalis


Palpasi : supel, nyeri tekan -, nyeri lepas , hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : timpani di semua kuadran
Auskultasi : bising usus +, 4-5 kali/menit
Pinggang dan Punggung

I : Tidak ditemukan skoliosis, lordosis, maupun kifosis. Simetris dalam keadaan


statis maupun dinamis
P : Stem fremitus kanan = stem fremitus kiri
P : Sonor pada seluruh lapangan paru, tidak terdapat nyeri ketok CVA
A : Bunyi nafas vesikuler, tidak terdapat ronki maupun wheezing

Ekstremitas

Ekstremitas Atas :
Eutrofi, normotonus, akral hangat, cap. Refill < 2 detik, kekuatan 5/5.
Refleks fisiologis +/+

Ekstremitas Bawah :
Eutrofi, normotonus, akral hangat, cap. Refill <2 detik, kekuatan 5/5.
Refleks fisiologis +/+, refleks patologis -/-

Alat Kelamin: Kesan wanita dewasa normal

Status lokalis

ABDOMEN REGIO INGUINALIS Sinistra


Saat posisi berdiri
1. Inspeksi: terdapat sebuah massa berukuran 9 cm x 9cm, berbatas tidak tegas,
bewarna sama seperti kulit sekitar, dan tanda peradangan tidak ada
2. Palpasi: teraba massa pada regio inguinalis sinistra, batas tidak jelas, konsistensi
kenyal, nyeri tekan pada massa tersebut tidak ada, massa mengecil jika pasien
diposisikan tredelenburg
3. Auskultasi : bising usus (+)
4. Pemeriksaan dengan fingger test dengan menggunakan jari ke 2 posisi pasien
berdiri, dengan penekanan jari massa dapat masuk ke dalam dan ketika pasien
batuk teraba tekanan pada ujung jari

ABDOMEN REGIO INGUINALIS Sinistra


Saat posisi berbaring
1. Inspeksi : terlihat massa di daerah inguinal kiri dengan besar +/- 4x4 cm
2. Palpasi : teraba massa pada regio inguinalis sinistra, batas tidak jelas,
konsistensi kenyal, nyeri tekan pada massa tersebut tidak ada
3. Auskultasi : bising usus (+)

IV. Resume
Pasien wanita, 21 tahun, datang dengan keluhan benjolan pada selangkangan kiri
sejak 2 tahun yang lalu. Dapat keluar masuk, semakin membesar terutama jika
bekerja, batuk/mengedan, mengecil ketika tidur. Mual +, nafsu makan menurun.
Nyeri -, demam -, perut kembung -, muntah -, BAB dan BAK normal. Pasien
memiliki kebiasaan mengangkat beban berat. Riwayat operasi sebelumnya
disangkal, riwayat batuk lama disangkal.

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang


Kesadaran : Compos mentis
Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah : 110/ 70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,6oC
Laju Pernafasan : 20 x/menit
Berat badan : 48 kg
Tinggi badan : 160 cm
BMI : 18,75 kg/m2
Kesan gizi : baik

Abdomen:
Status lokalis:

ABDOMEN REGIO INGUINALIS Sinistra


Saat posisi berdiri
Inspeksi: terdapat sebuah massa berukuran 9 cm x 9cm, berbatas tidak tegas, bewarna
sama seperti kulit sekitar, dan tanda peradangan tidak ada
Palpasi: teraba massa pada regio inguinalis sinistra, batas tidak jelas, konsistensi
kenyal, nyeri tekan pada massa tersebut tidak ada, massa mengecil jika pasien
diposisikan tredelenburg
Auskultasi : bising usus (+)
Pemeriksaan dengan fingger test dengan menggunakan jari ke 2 posisi pasien berdiri,
dengan penekanan jari massa dapat masuk ke dalam dan ketika pasien batuk teraba
tekanan pada ujung jari

ABDOMEN REGIO INGUINALIS Sinistra


Saat posisi berbaring
Inspeksi : terlihat massa di daerah inguinal kiri dengan besar +/- 4x4 cm
Palpasi : teraba massa pada regio inguinalis sinistra, batas tidak jelas,
konsistensi kenyal, nyeri tekan pada massa tersebut tidak ada
Auskultasi : bising usus (+)

V. Diagnosa
Wanita usia 21 tahun dengan diagnosa kerja hernia inguinal lateralis reponibilis
sinistra

VI. Diagnosa Banding


Limfadenopati KGB di lipat paha

VII. Terapi
Saran:
USG abdomen
Foto polos abdomen
Rencana herniotomi dan herniorraphy

VIII. Anjuran pre operasi


Pemeriksaan darah :
Hb, Ht, Leukosit, trombosit, masa perdarahan, masa pembekuan
Rontgen thorax
Observasi tanda-tanda vital
Puasa makan dan minum minimal 6 jam sebelum operasi

IX. Prognosis
Quo ad vitam : bonam
Quo ad fungtionam : bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Hernia
Hernia merupakan protusi/ penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian
lemah dari dinding rongga bersangkutan. Berasal dari bahasa Latin, herniae, yaitu
menonjolnya isi suatu rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah pada dinding rongga.
Dinding rongga yang lemah itu membentuk suatu kantong dengan pintu berupa cincin.
Gangguan ini sering terjadi di daerah perut dengan isi yang keluar berupa bagian dari usus.
Hernia sendiri terdiri dari cincin, kantong dan isi hernia. Isi hernia dapat terdiri atas
omentum, usus, bagian lengkung usus, divertikulum meckel, dua lengkung usus, kandung
kemih.

Gambar 1. Bagian-bagian hernia

Hernia yang terjadi pada anak-anak, lebih disebabkan karena kurang sempurnanya
procesus vaginalis untuk menutup seiring dengan turunnya testis atau buah zakar. Sementara
pada orang dewasa, karena adanya tekanan yang tinggi dalam rongga perut dan karena faktor
usia yang menyebabkan lemahnya otot dinding perut. Penyakit hernia banyak diderita oleh
orang yang tinggal didaerah perkotaan yang penuh dengan aktivitas maupun kesibukan
dimana aktivitas tersebut membutuhkan stamina yang tinggi.

Penggolongan hernia:
1. Berdasarkan terjadinya hernia terdiri dari hernia bawaan/ kongenital dan hernia
didapat atau akuisita.
Hernia kongenital dibagi menjadi hernia kongenital sempurna dan hernia kongenital
tidak sempurna (kelainan belum tampak pada saat dilahirkan tapi memiliki defek pada
tempat tertentu/ predisposisi yang akan menjadi hernia apabila tekanan intra
abdominal meningkat).
2. Berdasarkan letaknya dibagi menjadi hernia inguinalis, hernia femoralis, hernia
umbilikalis, hernia para umbilikalis, hernia epigastrika, hernia ventralis, hernia
lumbalis, hernia obturatoria dan hernia perinealis.
Hernia epigastrika adalah hernia yang menonjol melalui defek di linea alba, kranial
dari umbilikus. Hernia lumbalis adalah hernia yang menempati dinding perut bagian
lateral, contohnya pada luka bekas operasi ginjal/ hernia di trigonum lumbal inferior.
Hernia yang kantongnya menjorok ke dalam celah antara lapisan dinding perut
dinamakan hernia interparietalis atau hernia interstitialis.
3. Berdasarkan sifatnya dibedakan menjadi hernia reponible, hernia ireponible, hernia
inkarserata, hernia strangulata dan hernia akreta.
Hernia reponible bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar bila berdiri atau
mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk ke dalam perut.
Hernia irreponible bila isi hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam rongga perut dan
dapat terjadi perlengketan isi kantong dengan peritoneum kantong hernia disebut
hernia akreta.
Hernia inkarserata adalah hernia irreponsibilis yang sudah disertai tanda-tanda ileus
mekanis (usus terjepit sehingga aliran usus tidak dapat lewat). Bila hanya menjepit
sebagian dinding usus disebut hernia richter. Ileus obstruksi dapat partial/total,
sedangkan benjolan hernia baru terdiagnosa pada saat dilakukan laparotomi.
Hernia strangulasi adalah hernia irreponsibilis dimana sudah terjadi gangguan
vaskularisasi visera yang terperangkap dalam kantung hernia.
Hernia inkaserata dan strangulata dapat bervariasi dari hanya pembendungan sampai
dapat terjadinya nekrosis.
Gambar 2. Jenis-jenis hernia

4. Berdasarkan arah dibedakan menjadi hernia eksterna dan hernia interna. Hernia
eksterna adalah hernia yang menonjol ke luar melalui dinding perut, pinggang atau
perineum. Hernia interna adalah tonjolan usus tanpa kantong hernia melalui suatu
lobang dalam rongga perut, misalnya jika isi hernia masuk ke dalam rongga lain,
seperti cavum thorax, bursa omentalis/ masuk ke dalam recesus dalam cavum
abdomen.
5. Hernia yang lain, seperti hernia geser dan hernia sikatriks.
Hernia geser adalah hernia yang sebagian dinding kantongnya terbentuk dari organ isi
hernia, misalnya sekum, kolon sigmoid atau kandung kemih. Alat bersangkutan tidak
turun ke dalam kantung hernia melainkan bergeser turun di retroperitoneal.
Hernia sikatriks/ hernia insisional adalah hernia yang terjadi pada bekas luka
laparotomi. Sayatan pada nervus menyebabkan anastesia kulit dan paralisis otot pada
segmen saraf yang bersangkutan.

Gambaran klinis hernia secara umum:


Jenis reponible Nyeri obstruksi Tampak Toksik
sakit
Reponible + - - - -
Ireponible - - - - -
Inkarserasi - + + + -
Strangulasi - ++ + ++ ++

Tabel 1. Gambaran klinis hernia secara umum

Tatalaksana hernia secara umum dapat dilakukan terapi konservatif (reposisi, sabuk
hernia, posisi tredelenbrug) atau dengan terapi operasi herniotomi, hernioraphy dan
hernioplasti endoskopik.

A.Hernia ingunalis

Definisi
Hernia inguinalis adalah suatu kondisi dimana lemak intra-abdominal atau bagian dari
usus halus, disebut juga usus kecil, menonjol melalui daerah yang lemah pada dinding otot
perut bagian bawah. Hernia inguinal terjadi di daerah pangkal paha antara perut dan paha.
Disebut hernia inguinalis karena lemak atau bagian dari usus menonjol turun melalui cincin
inguinal yang lemah, menuju ke arah kanalis inguinalis. Hernia inguinalis muncul sebagai
tonjolan pada salah satu atau kedua sisi pangkal paha. Hernia inguinalis dapat terjadi setiap
saat dari anak-anak sampai dewasa dan jauh lebih umum pada laki-laki daripada perempuan.
Hernia inguinalis cenderung menjadi membesar seiring bertambahnya waktu.

Gambar 3. Hernia inguinalis

Epidemiologi
Hernia inguinalis termasuk hernia eksterna dan mempunyai angka kejadian yang
paling banyak dibanding dengan hernia yang lain. Kurang lebih 75% dari semua hernia
terjadi di regio inguinal, dimana 50% sebagai hernia inguinalis indirek dan 25% sisanya
adalah hernia inguinalis direk. Hernia ingunal lebih banyak terjadi pada laki-laki dari pada
perempuan dengan perbandingan 12:1. Insiden hernia meningkat dengan bertambahnya umur
karena meningkatnya penyakit yang meninggikan tekanan intra abdomen dan jaringan
penunjang berkurang kekuatannya.

Klasifikasi
Hernia ingunalis terdiri dari 2 tipe, yaitu hernia inguinalis indirek dan hernia ingunalis
direk. Hernia ingunalis lateralis (indirek) adalah hernia yang melalui annulus inguinalis
eksternus yang terletak di sebelah lateral vasa epigastrika inferior, menyusuri kanalis
inguinalis dan keluar ke rongga perut melalui annulus inguinalis eksternus. Disebut hernia
inguinalis lateralis karena menonjol dari perut di lateral dari pembuluh epigastrika inferior.
Disebut indirek karena keluar melalui dua pintu dan saluran yaitu annulus dan kanalis
inguinalis. Pada wanita, sebuah hernia inguinal tidak langsung disebabkan oleh organ wanita
atau usus kecil meluncur ke selangkangan melalui kelemahan pada dinding perut.
Hernia ingunalis direk, disebut juga hernia ingunalis medialis adalah hernia yang
melewati dinding inguinal posterior yaitu di daerah medial pembuluh darah epigastrika
inferior yang berbatasan dengan trigonum haesselbach. Disebut direk karena langsung
menonjol melalui segitiga hasselbach. Hernia ingunalis direk hampir tidak pernah mengalami
strangulasi/ inkarserasi.
Hernia inguinal direk disebabkan oleh degenerasi jaringan ikat dari otot-otot perut,
yang menyebabkan melemahnya otot-otot pada orang dewasa. Hernia inguinal langsung
hanya terjadi pada laki-laki. Hernia ini melibatkan lemak atau usus kecil turun melalui otot
yang lemah ke pangkal paha. Hernia inguinalis direk berkembang secara bertahap karena
stres terus menerus pada otot. Satu atau lebih faktor berikut dapat menyebabkan tekanan pada
otot perut dan dapat memperburuk hernia:
* Mengangkat benda berat
* Sering mengedan karena kontipasi
* Berat badan berlebih
* Batuk kronis

Untuk klasifikasi lain yaitu klasifikasi nyhus terdapat 4 tipe hernia inguinalis, yaitu
tipe 1 hernia inguinalis indirek dengan ukuran normal, tipe 2 hernia inguinalis indirek dengan
pembesaran cincin internal tapi dengan dasar inguinal yang normal, tipe 3 hernia inguinal
direk maupun indirek dengan dasar inguinal yang terdistorsi, tipe 4 bila terjadi kekambuhan
pada hernia.

Anatomi
Gambar 4 a,b. Hernia inguinal
lateralis dan medialis

Kanalis inguinalis
Kanalis ingunalis merupakan saluran oblik yang melewati bagian bawah dinding
anterior abdomen. Pada pria, saluran ini memungkinkan struktur-struktur yang melewati
menuju ke dan dari testis ke abdomen. Sedangkan pada wanita, saluran ini dilewati oleh
ligamentum rotundum uteri, dari uterus ke labium majus. Selain itu saluran ini dilewati
oleh n.ilioinguinalis pada pria maupun wanita. Kanalis inguinalis terbentang dari annulus
inguinalis profundus berjalan turun dan medial sampai annulus inguinalis superficialis.
Batas kanalis inguinalis
Di kraniolateral oleh annulus inguinalis internus yang merupakan bagian terbuka
dari fasia tranversalis dan aponeurosis m.tranversus abdominis.
Di medial bawah, di atas tuberkulum pubikum dibatasi oleh kanalis inguinalis
eksternus, bagian terbuka dari aponeurosis m.oblikus eksternus.
Atapnya ialah aponeurosis m.oblikus eksternus dan di dasarnya terdapat
ligamentum inguinale. Kanal berisi tali sperma pada laki-laki.
Gambar 5. Anatomi pelvic

Kekuatan dari kanalis inguinalis tergantung dari beberapa hal, yaitu


1. Kekuatan dinding anterior pada bagian lateralnya ketika kontraksi otot oblik eksterna
menyempitkan cincin eksterna.
2. Kekuatan dinding posterior pada bagian medialnya ketika kontraksi otot oblik interna
dan tranversus abdominis mengencangkan konjoint tendon.
3. Gerakan ke atas dan lateral dari cincin interna yang berbentuk u.
Pada wanita, pembentukan prosesus vaginalis dan jalannya melalui bagian bawah dinding
anterior abdomen disertai pembentukan kanalis inguinalis. Normalnya bagian atas
mengalami obliterasi tepat sebelum persalinan dan bagian bawah tetap sebagai tunica
vaginalis.
Segitiga hesselbach

Gambar 6. Segitiga hesselbach


Batas-batas dari segitiga hesselbach adalah
Bagian inferior dibatasi oleh ligamentum inguinale
Bagian lateral dibatasi oleh pembuluh epigastrika inferior
Bagian medial dibatasi oleh tepi lateral m.rectus abdominis.
Dasar segitiga hesselbach dibentuk oleh fasia transversal yang diperkuat oleh serat
aponeurosis m.tranversus abdominis yang kadang-kadang tidak sempurna sehingga
daerah ini potensial untuk menjadi lemah.
Nervus illioinguinalis dan n.illeofemoralis mempersyarafi otot di regio inguinalis,
sekitar kanalis inguinalis dan tali sperma, serta sensibilitas kulit regio inguinalis skrotum
dan sebagian kecil kulit tungkai atas bagian proksimomedial.

Etiologi
Pada orang sehat terdapat tiga mekanisme yang mencegah terjadinya hernia
inguinalis, yaitu kanalis inguinalis yang berjalan miring, adanya struktur m.oblikus
internus abdominis yang menutup annulus inguinalis internus ketika berkontraksi, dan
adanya fasia tranversa yang cukup kuat menutupi segitiga hesselbach.
Terdapat 3 faktor penting yang menyebabkan hernia, yaitu processus vaginalis yang
masih terbuka sehingga terbentuknya kantong hernia, peningkatan tekanan intra
abdomen, dan lemahnya otot-otot dan jaringan pada abdomen. Terbukanya processus
vaginalis memegang peranan penting pada kejadian hernia inguinal indirek pada bayi,
anak-anak dan juga pada remaja.
Tekanan intra abdomen meningkat misalnya pada batuk kronik, konstipasi, obstruksi
leher vesika/ uretral, parturisi, muntah, penggunaan otot berlebihan, keganasan abdomen
dengan asites merupakan faktor presipitasi dalam terjadinya hernia. Hernia juga dapat
terjadi akibat kelemahan dinding abdomen akibat cacat bawaan/ didapat setelah lahir.
Kelemahan ini terjadi akibat kerusakan n.illioinguinalis dan n.illeofemoralis setelah
appendektomi misalnya.

Patofisiologi
Pada fetus yang normal, pada umur 8 bulan kehamilan akan terjadi decensus testis
melalui kanal tersebut. Penurunan testis tersebut akan menarik peritoneum ke daerah
skrotum sehingga terjadi penonjolan peritoneum yang disebut procesus vaginalis peritonei.
Pada bayi yang baru lahir, umumnya procesus sudah mengalami obliterasi sehingga isi
rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut. Testis kiri umumnya akan turun terlebih
dahulu kemudian disusul dengan testis kanan. Hal ini menyebabkan kanalis inguinalis
tetap terbuka sampai 2 bulan dan hal ini dapat menyebabkan terjadinya hernia inguinal
lateralis kongenital. Pada kejadian processus vaginalis yang masih terbuka, terdapat
mekanisme pertahanan otot-otot abdomen untuk mencegah agar usus tidak turun.
Umumnya dianggap prosesus vaginalis yang paten adalah penyebab utama terjadinya
hernia, namun hal ini dipengaruhi juga oleh angulus inguinalis yang cukup besar. Dalam
keadaan relaksasi otot dinding perut, bagian yang membatasi anulus internus akan
mengendur. Pada keadaan ini tekanan abdomen tidak tinggi dan kanalis inguinalis akan
lebih vertikal. Sebaliknya, bila otot dinding perut berkontraksi, kanalis inguinalis akan
berjalan lebih tranversal dan annulus inguinalis tertutup sehingga usus tidak masuk. Pada
keadaan n.illeofemoralis dan n.illeoinguinalis rusak maka akan terjadi kelemahan otot
abdomen.
Pada orang tua kanalis tersebut telah menutup, namun karena merupakan lokus
minoris resiten maka keadaan yang menyebabkan tekanan intraabdominal meningkat,
kanal tersebut akan terbuka kembali dan terjadilah hernia inguinal lateralis akuisita. Pada
orang tua kanalis tersebut telah menutup, namun karena merupakan lokus minoris resiten
maka keadaan yang menyebabkan tekanan intraabdominal meningkat maka kanal tersebut
akan terbuka kembali dan terjadilah hernia inguinal lateralis akuisita. Pada orang tua juga
terdapat abnormalitas struktur jaringan kolagen dan berkurangnya konsentrasi hidroksi
prolin yang berperan penting terhadap berkurangnya daya ikat serabut kolagen dan ini ada
hubungannya dengan mekanisme rekurensi hernia ataupun adanya kecenderungan sifat-
sifat familier dari hernia.

Manifestasi klinis
Hernia inguinal sering terlihat sebagai tonjolan intermitten yang secara berangsur-
angsur meningkat dalam ukuran dan menjadi ketidaknyamanan yang progresif dan
persisten. Kadang hanya sedikit nyeri, sakit atau rasa terbakar didaerah lipat paha yang
mungkin didapatkan sebelum perkembangan dari penonjolan yang nyata. Ketidak
nyamanan ini memperjelas onset dari gejala hernia yang sering dideskripsikan sebagai rasa
sakit dan sensasi terbakar. Gejala tidak hanya didapatkan didaerah inguinal tapi juga
menyebar kedaerah pinggul, belakang, kaki, atau kedaerah genital (Reffered pain).
Gejala ketidaknyamanan pada hernia meningkat dengan durasi atau intensitas dari
kerja, tapi kemudian dapat mereda atau menghilang dengan istirahat, meskipun tidak
selalu. Rasa tidak enak yang ditimbulkan oleh hernia selalu memburuk disenja hari dan
membaik pada malam hari, saat pasien berbaring bersandar dan hernia berkurang. Nyeri
lipat paha tanpa hernia yang dapat terlihat, biasanya tidak mengindikasikan atau
menunjukkan mula timbulnya hernia. Kebanyakan hernia berkembang secara diam-diam,
tetapi beberapa yang lain dicetuskan oleh peristiwa tekanan muscular. Secara khas,
kantong hernia dan isinya membesar dan mengirimkan impuls yang dapat teraba jika
pasien mengedan atau batuk pada saat pasien berdiri. Hernia yang tidak dapat dideteksi
oleh pemeriksaan fisik, dapat dilihat dengan ultra sonografi atau tomografi komputer.
Strangulasi menimbulkan nyeri hebat dalam hernia yang diikuti dengan cepat oleh nyeri
tekan, obstruksi interna, dan tanda atau gejala sepsis. Reduksi dari hernia strangulasi
adalah kontraindikasi jika ada sepsis atau isi dari sakus yang diperkirakan mengalami
gangrenosa.

Pemeriksaan fisik
Daerah inguinalis pertama-tama diperiksa dengan inspeksi, sering benjolan muncul
dalam lipat paha dan terlihat cukup jelas. Kemudian jari telunjuk diletakkan disisi lateral
kulit skrotum dan dimasukkan sepanjang funikulus spermatikus sampai ujung jari tengah
mencapai annulus inguinalis profundus. Suatu kantong yang diperjelas dengan batuk
biasanya dapat diraba pada titik ini. Jika jari tangan tak dapat melewati annulus inguinalis
profundus karena adanya massa, maka umumnya diindikasikan adanya hernia.Hernia juga
diindikasikan, bila seseorang meraba jaringan yang bergerak turun kedalam kanalis
inguinalis sepanjang jari tangan pemeriksa selama batuk.
Walaupun tanda-tanda yang menunjukkan apakah hernia itu indirek atau direk,
namun umumnya hanya sedikit kegunaannya, karena keduanya biasanya memerlukan
penatalaksanaan bedah, dan diagnosis anatomi yang tepat hanya dapat dibuat pada waktu
operasi. Gambaran yang menyokong adanya hernia indirek mencakup turunnya kedalam
skrotum, yang sering ditemukan dalam hernia indirek, tetapi tak lazim dalam hernia direk.
Hernia direk lebih cenderung timbul sebagai massa yang terletak pada annulus inguinalis
superfisialis dan massa ini biasanya dapat direposisi kedalam kavitas peritonealis,
terutama jika pasien dalam posisi terbaring. Jari tangan pemeriksa didalam kanalis
inguinalis, pada hernia inguinalis indirek maju menuruni kanalis pada samping jari,
sedangkan penonjolan keujung jari khas dari hernia direk.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisik. Benjolan akan
membesar jika penderita batuk, membungkuk, mengangkat beban berat atau mengedan.
Gejala dan tanda klinik hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi hernia. Pada
hernia reponibel keluhan satu-satunya adalah benjolan dilipat paha yang muncul pada
waktu berdiri, batuk, bersin, atau mengedan dan menghilang setelah berbaring . Keluhan
nyeri jarang dijumpai, kalau ada biasanya didaerah epigastrium, atau paraumbilikal berupa
nyeri viseral karena regangan pada mesenterium pada waktu satu segmen usus halus
masuk kedalam kantong hernia.
Nyeri yang disertai mual atau muntah baru timbul kalau sudah terjadi inkarserasi
karena ileus atau strangulasi karena nekrosis atau gangren. Tanda klinik pada pemeriksaan
fisik bergantung pada isi hernia. Pada inspeksi saat pasien mengedan dapat dilihat hernia
inguinalis lateralis muncul sebagai penonjolan di regio inguinalis yang berjalan dari lateral
atas kemedial bawah. Kantong hernia yang kosong kadang dapat diraba pada funikulus
spermatikus sebagai gesekan dari dua lapis kantong yang memberikan sensasi gesekan dua
permukaaan sutera. Tanda ini disebut tanda sarung tangan sutera, tetapi umumnya tanda
ini sukar ditentukan. Kalau kantong hernia berisi organ maka tergantung isinya, pada
palpasi mungkin teraba usus, omentum (seperti karet), atau ovarium.

Pemeriksaan fisik khas untuk hernia inguinalis lateralis adalah finger test, Ziemen
test dan Thumb test.

Pemeriksaan Finger Test :

1. Menggunakan jari ke 2 atau jari ke 5.


2. Dimasukkan lewat skrortum melalui anulus eksternus ke kanal inguinal.
3. Penderita disuruh batuk:
Bila impuls diujung jari berarti Hernia Inguinalis Lateralis.
Bila impuls disamping jari Hernia Inguinnalis Medialis.

Pemeriksaan Ziemen Test :


1. Posisi berbaring, bila ada benjolan masukkan dulu (biasanya oleh penderita).
2. Hernia kanan diperiksa dengan tangan kanan dan sebaliknya.
3. Penderita disuruh batuk bila rangsangan pada :
jari ke 2 : Hernia Inguinalis Lateralis.
jari ke 3 : hernia Ingunalis Medialis.
jari ke 4 : Hernia Femoralis.

Pemeriksaan Thumb Test :


Anulus internus ditekan dengan ibu jari dan penderita disuruh mengejan
Bila keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis medialis.
Bila tidak keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis Lateralis

Gamba r 7.
Fingger test Gambar 8. Ziemen test Gambar 9.Thumb test

Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
a. Hitung darah lengkap
leukositosis dengan shift hitung jenis ke kiri dapat terjadi pada hernia strangulate
b. Kadar elektrolit, BUN, kreatinin
Untuk menilai status hidrasi pasien dengan mual dan muntah. Tes ini jarang
dibutuhkan untuk pasien dengan hernia kecuali sebagai bagian dari hasil
pemeriksaan pra operasi.
c. Urinalisis: Tes ini membantu dengan mempersempit diagnosis banding penyakit
pada genitourinari yang menyebabkan nyeri pada pangkal paha.

Studi Imaging
* Ultrasonografi dapat digunakan dalam membedakan massa di paha atau
dinding perut atau dalam membedakan sumber pembengkakan testis.
* Jika hernia inkaserata atau stangulata dicurigai, dapat dilakukan:
foto rontgen abdomen tegak untuk melihat apakah terdapat obstuksi usus
atau mengeksklusi adanya udara bebas intraabdomninal.
Gambar 10. USG hernia lateralis

Tatalaksana
1.Konservatif
Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian
penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi.

Gambar 11. Korset hernia

a.Reposisi
Reposisi tidak dilakukan pada hernia inguinalis strangulate, kecuali pada pasien
anak-anak. reposisi dilakukan secara bimanual. Tangan kiri memegang isi hernia
membentuk corong sedangkan tangan kanan mendorongnya kearah cincin hernia
dengan tekanan lambat tapi menetap sampai terjadi reposisi. Pada anak-anak
inkarserasi lebih sering terjadi pada umur dibawah dua tahun. Reposisi spontan lebih
sering dan sebaliknya gangguan vitalitas isi hernia jarang terjadi jika dibandingkan
dengan orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh cincin hernia yang lebih elastis
dibandingkan dengan orang dewasa. Reposisi dilakukan dengan menidurkan anak
dengan pemberian sedative dan kompres es diatas hernia. Bila usaha reposisi ini
berhasil anak disiapkan untuk operasi pada hari berikutnya. Jika reposisi hernia tidak
berhasil dalam waktu enam jam harus dilakukan operasi segera.

b.Bantalan penyangga
Pemakaian bantalan penyangga hanya bertujuan menahan hernia yang telah
direposisi dan tidak pernah menyembuhkan sehingga harusdipakai seumur hidup.
Namun cara yang berumur lebih dari 4000 tahun ini masih saja dipakai sampai
sekarang.
Sebaiknya cara ini tidak dinjurkan karena mempunyai komplikasi, antara lain
merusak kulit dan tonus otot dinding perut didaerah yang tertekan sedangkan
strangulasi tetap mengancam. Pada anak-anak cara ini dapat menimbulkan atrofitestis
karena tekanan pada tali sperma yang mengandung pembuluh darah testis.

c. Posisi tredelenburg
Apabila pasien mengalami hernia inguinal inkarserata makan dapat digunakan
posisi tredelenburg untuk mengatasinya. Posisi pasien dimiringkan kurang lebih 30
derajat ,pasien diberikan kompres dingin di bagian hernia yang menonjol tersebut dan
diberikan infus perenteral.

2.Operatif
Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia inguinalis yang
rasional. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. Prinsip dasar operasi
hernia terdiri dari herniotomi dan hernioplastik.

a.Herniotomi
Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai kelehernya.
Kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian direposisi,
kantong hernia dijahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotong.

b.Hernioraphy
Pada hernioraphy dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan
memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Hernioraphy lebih penting artinya
dalam mencegah terjadinya residif dibandingkan dengan herniotomi.
Dikenal berbagai metode hernioraphy seperti memperkecil anulus inguinalis
internus dangan jahitan terputus, menutup dan memperkuat fasia transversa, dan
menjahitkan pertemuan m. tranversus internus abdominis dan m. oblikus internus
abdominis yang dikenal dengan nama conjoint tendon ke ligamentum inguinale
poupart menurut metode Bassini, atau menjahitkan fasia tranversa m. transversus
abdominis, m.oblikus internus abdominis ke ligamentum cooper pada metode Mc Vay.
Bila defek cukup besar atau terjadi residif berulang diperlukan pemakaian bahan
sintesis seperti mersilene,prolene mesh atau marleks untuk menutup defek.
Gambar 12. Hernioraphy

Diagnosis banding
1. Hidrocele pada funikulus spermatikus maupun testis. Yang membedakan:
- pasien diminta mengejan bila benjolan adalah hernia maka akan membesar, sedang
bila hidrocele benjolan tetap tidak berubah. Bila benjolan terdapat pada skrotum ,
maka dilakukan pada satu sisi , sedangkan disisi yang berlawanan diperiksa melalui
diapanascopy. Bial tampak bening berarti hidrocele.
- Pada hernia: canalis inguinalis teraba usus
- Perkusi pada hernia akan terdengar timpani karena berisi usus
- Fluktuasi positif pada hernia.
2. Hernia Femoral
Suatu hernia femoral tampak pada inguinal di bawah bagian ujung dalam ligamentum
inguinal dan lateral dari tuberkulum pubikum, sedangkan hernia inguinal tampak di
atas ligamentum inguinal dan turun ke arah medial dari tuberkulum pubikum.
3. Limfonodi inguinal
Limfonodi inguinal yang teraba dapat membingungkan dengan hernia femoral
iredusibel, namun keadaan ini biasanya bersifat multipel dan terletak di bawah
ligamentum inguinal. Perhatikan pula apakah ada infeksi pada kaki yang sama.
4. Kriptochismus
Testis tidak turun sampai ke skrotum tetapi kemungkinanya hanya sampai kanalis
inguinalis.
5. Varix Saphena
Hal ini berhubungan dengan varikositas saphena longus. Varix ini terletak di bawah
ligamentum inguinal dan menghilang ketika anggota gerak diangkat, juga akan
menimbulkan thrill serta bruit ketika pasien batuk. (cruveilhier's sign)
6. Lipoma dari korda

Prognosis
Perbaikan klasik memberikan angka kekambuhan sekitar 1% -3% dalam jarak waktu
10 tahun kemudian. Kekambuhan disebabkan oleh tegangan yang berlebihan pada saat
perbaikan, jaringan yang kurang, hernioplasti yang tidak adekuat, dan hernia yang
terabaikan.
Kekambuhan yang sudah diperkirakan, lebih umum dalam pasien dengan hernia
direk, khususnya hernia direk bilateral. Kekambuhan tidak langsung biasanya akibat eksisi
yang tidak adekuat dari ujung proksimal kantung. Kebanyakan kekambuhan adalah
langsung dan biasanya dalam regio tuberkulum pubikum, dimana tegangan garis jahitan
adalah yang terbesar.insisi relaksasi selalu membantu. Perbaikan hernia inguinalis bilateral
secara bersamaan tidak meningkatkan tegangan jahitan dan bukan merupakan penyebab
kekambuhan seperti yang dipercaya sebelumnya. Hernia rekurren membutuhkan prostesis
untuk perbaikan yang berhasil, kekambuhan setelah hernioplasti prostesisanterior paling
baik dilakukan dengan pendekatan preperitoneal atau secara anterior dengan sumbat
prostesis.

Komplikasi
Komplikasi hernia bergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia. Isi hernia
dapat tertahan dalam kantong hernia pada hernia irreponibel; ini dapat terjadi kalau
herniaterlalu besar atau terdiri dari omentum, organ ektraperitoneal (hernia geser) atau
hernia akreta. Disini tidak timbul gejala klinik kecuali berupa benjolan. Dapat pula terjadi
isi hernia tercekik oleh cincin hernia sehingga terjadi hernia strangulate yang
menimbulkan gejala obstruksi usus yang sederhana. Sumbatan dapat terjadi total atau
parsial seperti pada hernia richter. Bila cincin hernia sempit, kurang elastis atau lebih kaku
seperti pada hernia femoralis dan hernia obturatoria, lebih sering terjadi jepitan parsial.
Jarang terjadi inkarserasi retrograde yaitu dua segmen usus terperangkap didalam kantong
hernia dan satu segmen lainnya berada dalam rongga peritoneum seperti hurup W. Jepitan
hernia akan menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi hernia. Pada permulaaan terjadi
bendungan vena sehingga terjadi udem organ atau struktur didalam hernia dan transudasi
kedalam kantong hernia. Timbulnya udem menyebabkan jepitan pada cincin hernia makin
bertambah sehingga akhirnya peredaran darah jaringa terganggu. Isi hernia menjadi
nekrosis dan kantong hernia berisi transudat berupa cairan serosanguinus. Kalau isi hernia
terdiri dari usus, dapat terjadi perforasi yang akhirnya dapat menimbulkan abses local,
fistel atau peritonitis jika terjadi hubungan dengan rongga perut.
Gambaran klinik hernia inkarserata yang mengandung usus dimulai dengan gambaran
obstruksi usus dengan gangguan keseimbangan cairan , elektrolit, dan asam basa. Bila
sudah terjadi strangulasi karena gangguan vaskularisasiterjadi gangguan toksik akibat
gangrene, gambaran klinik menjadi komplek dan sangat serius. Penderita mengeluh nyeri
lebih hebat ditempat hernia, nyeri akan menetap karena rangsangan peritoneum. Pada
pemeriksaan lokal yang ditemukan benjolan yang tidak dapat dimasukkan lagi, disertai
nyeri tekan dan tergantung keadaaan isi hernia dapat dijumpai tanda pereitonitis atau abses
local. Hernia strangulate merupakan keadaan gawat darurat karena perlu mendpat
pertolongan segera.

B. HERNIA FEMORALIS
Hernia femoralis adalah suatu protusi/ penonjolan lemak preperitoneal atau organ
intraperitoneal melalui fasia transversa yang lemah masuk ke dalam annulus femoralis dan
kanalis femoralis. Hernia femoralis ini lebih banyak terjadi pada wanita, khususnya pada usia
tua. Angka kejadian hernia femoralis tidak sesering angka kejadian hernia inguinalis dan
sekitar dua kali lebih sering timbul pada sisi kanan dari pada kiri. sepuluh persen wanita dan
lima puluh persen pria dengan hernia femoralis akan menderita hernia inguinalis.

Anatomi
Kelainan yang dapat menyebabkan protusi atau penonjolan kantong peritoneal melalui
dinding abdomen adalah adanya defek pada fasia transversa. Protusi kantong peritoneal
melewati posterior dari jalur illiopubic dan ligamentum inguinale, anterior dari ligamentum
cooper, medial dari vena femoralis dan tepat di lateral dari pelekat dinding inguinal posterior
(aponeurosis tranversus dan fasia tranversa) pada ligamentum cooper. Selain melalui annulus
femoralis penonjolan turun sampai muncul pada fossa ovalis.
Batas-batas kanalis femoralis adalah
1. lateral; vena femoralis,
2. Posterior: ligamentum pectineale (ligamentum cooper),
3. Anterior: lliopubic tract dan ligamentum inguinale (ligamentum pouparti),
4. Medial: insersi aponeurosis musculus tranversus abdominis dan fasia
tranversa dan ligamentum lacunare atau ligamentum gimbernat.

Gambar 13. Hernia Femoralis

Gambar 14. Hernia Femoral dan Inguinal

Ligamentum inguinale merupakan bagian bawah dari apponeurosis muskulus


obliquus externus yang mengalami penebalan, mulai dari SIAS sampai tuberculum pubicum.
Sepertiga medial memiliki tepi bebas, sedangkan 2/3 lateral melekat kuat pada fasia
illiopsoas di bawahnya. Ligamentum lacunare merupakan bagian paling bawah dari
ligamentum inguinale dan terbentuk oleh serabut tendon musculus obliqus externus, melekat
pada ligamnetum pectinale. Ligamentum pectinale merupakan suatu pita tendinous yang kuat
dan tebal, terfiksasi pada periosteum ramus superior ossis pubis dan periosteum osis ilii.

Etiologi
Sampai tahun 1923, penyebab hernia femoralis masih dianut teori adanya kantong
peritoneal kongenital. Sedangkan pada tahun 1961, Mc vay dan savage menyebutkan
penyebab hernia femoralis ini adalah annulus femoralis yang melebar. namun dari penelitaian
berikutnya ditemukan bahwa etiologi primer hernia femoralis adalah sempitnya perlekatan
dinding posterior inguinal pada ligamentum illiopectineale/ cooper sehingga melebarnya
annulus femoralis. Sedangkan etiologi sekundernya adalah peningkatan tekanan
intrabdominal yang mendorong lemak preperitonel masuk ke dalam annulus femoralis yang
melebar secara kongenital.

Gambaran Klinis
Hernia femoralis mempunyai gambaran klinis bervariasi. Biasanya terdapat benjolan
yang dapat direduksi pada lipat paha medial di kaudal dari ligamentum inguinale. Bila
benjolan cukup besar maka dapat meluas ke kranial ligamentum inguinale, sehingga sering
keliru dengan hernia inguinalis. Sebaliknya bila pasien terlalu gemuk maka sering tidak dapat
terditeksi.
Hernia femoralis sering kali mengalami strangulasi/ inkarserasi, menyebabkan
timbulnya rasa nyeri dengan atau tanpa tanda-tanda ileus. Hal ini dikarenakan leher hernia
yang sempit. Hernia femoralis juga dapat bersifat reponible maupun irreponibel.
Dalam diagnosa banding, benjolan pada hernia femoralis harus dibedakan dengan
hernia inguinalis, varises vena saphena, lipoma dan limfadenopati femoral.

Tatalaksana
Pada prinsipnya teknik operasi pada hernia femoralis dapat dikelompokan dalam tiga tipe:
pendekatan bawah melalui irisan dibawah ligamentum inguinale, meliputi teknik
bassini dan kirscher,
pendekatan atas melalui irisan diatas ligamentum inguinale meliputi teknik oschowitz
dan lotheissen Mc vay,
pendekatan preperitoneal yang meliputi teknik Mv Evedy dan henry.
Pada teknik bassini, hernioplasti dilakukan dengan menjahit ligamentum inguinale pada
fasia pectinia yang menutup musculus pectineus. Sedangkan pada teknik kirschner
ligamentum inguinale dijahitkan pada ligamentum cooper dengan menggunakan teknik
bassini. Angka kekambuhan lebih rendah pada teknik kirsher dari pada teknik bassini.
Pada teknik moskowitz, hernioplasti dilakukan dengan menjahitkan ligamentum
inguinale dengan ligamentum cooper/ illiopectineale. Dengan angka kekambuhan 9% dari 46
penderita apabila penjahitan dilakukan jarak yang cukup besar.
Pada teknik Mc vay lotheissen dilakukan penjahitan tendon dan arcus aponeurosis
tranversa pada ligamentum cooper. Dengan teknik ini dimungkinkan untuk melakukan
perbaikan terhadap hernia inguinalis yang menyertai hernia femoralis.
Pada teknik henry dilakukan incisi median dari umbilicus sampai simfisis pubis
diperdalam sampai ruang preperitoneal. Hernioplasti dilakukan dengan menjahit iliopubic
tract pada ligamentum cooper. Bila defek terlalu luas dapat dipasang mesh. Teknik ini
memungkinkan reparasi hernia femoralis kontralateral yang belum manifest pada saat yang
sama.
Teknik Mc Evedy merupakan variasi dari pendekatan preperitoneal, yang pertama kali
dideskripsikan oleh henry dan chelate. Dialkuakan insisi vertikal sepanjang tepi lateral
musculus rectus sampai ruang preperitoneal. Variasi irisan yang lain adalah insisi transversal
dan oblik. Annulus femoralis ditutup dengan menjahit konjoint tendon pada ligamentum
cooper.

C. HERNIA UMBILIKALIS
Hernia umbilikalis merupakan hernia kongenital pada umbilikus yang hanya tertutup
peritoneum dan kulit. Terletak pada umbilikal ring/ di daerah tali pusat. Hernia ini terdapat
pada kira-kira 20% bayi dan angka ini lebih tinggi lagi pada bayi prematur. Tidak ada
perbedaan angka kejadian antara bayi laki-laki dan perempuan. Pada orang dewasa, insiden
pada wanita lebih tinggi tiga kali dibandingkn pria.
Gambar15. Hernia umbilikalis

Anatomi dan Embriologi


Dinding perut mengandung struktur muskulo aponeuresis yang kompleks. Dibagian
belakang, struktur ini melekat pada tulang belakang. Disebelah atas, melekat pada iga. Di
bagian bawah melekat pada tulang panggul. Dinding perut ini terdiri dari berbagai lapis, yaitu
dari luar ke dalam lapisan kulit yang terdiri dari kutis dan sub cutis, lemak sub cutan dan fasia
superfisialis ( Fasia scarpa ). Kemudian ketiga otot dinding perut, m. oblikus abdominis
externus, m. oblikus abdominis internus, m. tranfersus abdominis dan ahirnya lapis
preperitoneum. Peritoneum, yaitu fasia tranversalis, lemak peritoneal dan peritoneum. Otot di
bagian depan tengah terdiri dari sepasang otot rectus abdominis dengan fasianya yang di garis
tengah dipisahkan oleh linea alba. Dinding perut membentuk rongga perut yang melindung
isi di dalamnya. Integritas lapisan muskulo aponeuresis sangat penting untuk mencegah
terjadinya hernia bawaan, dapatan maupun iatogenik. Fungsi lain otot dinding perut adalah
pada waktu pernafasan, juga pada saat berkemih, dan buang air besar dengan meninggikan
tekanan intra abdomen. Vaskularisasi dinding perut berasal dari beberapa arah. Dari kranio
dorsal diperoleh pendarahan dari cabang aa. Intercostalis VI s/d XII dan a epigastrika
superior. Dari kaudal terdapat a. iliaka sirkum fleksa superfisialis, a pudenta externa dan a
epigastrika inferior. Kekayaan vaskularisasi ini memungkinkan sayatan perut horisontal
maupun vertical tanpa menimbulkan gangguan pendarahan. Persyarafan dinding perut
dilayani secara segmental oleh n. torakalis VI s/d XII dan n. lumbalis I.
Pada janin usia 5 6 minggu isi abdomen terletak di luar embrio di rongga selom.
Pada usia 10 minggu terjadi pengembangan lumen abdomen sehingga usus dari extra
peritoneum akanmasuk ke rongga perut. Bila proses ini terhambat maka akan terjadi kantong
di pangkal umbilikus yang berisi usus, lambung kadang hati.

Gejala klinis
Hernia umbilikalis merupakan penonjolan yang mengandung isi rongga perut yang
masuk melalui cincin umbilikalis akibat peninggian tekanan intraabdomen, biasanya ketika
bayi menangis. Hernia umumnya tidak menimbulkan nyeri dan sangat jarang terjadi
inkarserasi. Pada mulanya timbul pada saat pasien berdiri/ batuk. Pada keadaan tidur benjolan
ini lebih menghilang. Hernia umbilikalis berbentuk bulat lonjong dan lebih bersifat
ireponible.

Tatalaksana
Bila cincin hernia kurang dari 2 cm umumnya regresi spontan akan terjadi sebelum
bayi berumur enam bulan, kadang cincin baru tertutup setelah satu tahun. Usaha untuk
mempercepat penutupan dapat dikerjakan dengan mendekatkan tepi kiri dan kanan, kemudian
memancangnya dengan pita perekat (plester) untuk 2-3 minggu. Dapat pula digunakan uang
logam yang dipancangkan di umbilikus untuk mencegah penonjolan isi perut. Bila sampai
usia satu setengah tahun hernia masih menonjol, umumnya diperlukan koreksi operasi. Pada
cicin hernia yang melebihi 2 cm jarang terjadi regresi spontan dan lebih sukar diperoleh
penutupan dengan tindakan konsevatif.
Hernia umbilikalis pada orang dewasa merupakan lanjutan hernia umbilikalis pada
masa anak. Peninggian tekanan karena kehamilan, obesitas atau asites merupakan faktor
predisposisi. Perbandingan antara laki-laki dan perempuan kira-kira 1:3. Diagnosis mudah
dibuat seperti halnya anak-anak. Inkarserasi lebih sering terjadi dibandingkan dengan anak-
anak. Terapi hernia umbilikalis pada orang dewasa hanya operatif.

D. Hernia Lumbalis
Hernia lumbalis adalah hernia di daerah lumbal antara iga XII dan krista illiaka. Ada
dua buah trigonum masing-masing trigonum kostolum lumbalis superior (Grinjinfelt)
berbentuk segitiga terbalik dan trigonum kostolumbalis inferior atau trigonum illiolumbalis
(petit) berbentuk segitiga.
Hernia lumbalis adalah hernia yang jarang dijumpai dan sulit didiagnosa secara klinis
maupun radiologisDari semua jenis hernia lumbalis yang terjadi yang paling sering terjadi
adalah hernia pada trigonum kosto lumbalis inferior dengan frekuensi 2:1. Hernia lumbalis
biasanya didapat (80%) atau kongenital, jika didapat biasanya 55% kasus disertai trauma,
operasi atau peradangan 25%. Perbandingan antara lali-laki: perempuan (3:1), Perbandingan
sisi kiri dan sisi kanan (2:1), pasien umumnya berumur antara 50-70 tahun. . Dalam bentuk
parah hernia lumbalis dapat menyebabkan terjadinya ileus obstruktif.

Etiologi
Spontan herniasi biasanya dihasilkan oleh peningkatan tekanan intraabdomen dan
beberapa predisposisi yang didapat seperti: atropi otot yang disebabkan oleh polio,
kegemukan, umur tua atau penyakit keterbelakangan mental.

Anatomi
Trigonum Grinjfelt dibatasi:
1. Di kranial oleh iga XII, di anterior oleh tepi bebas m.oblikus internus abdominis
2. Di anterior oleh tepi bebas m.oblikus internus abdominis
3. Di posterior oleh tepi bebas m.sakrospinalis
4. Dasarnya adalah apponeurosis m.tranversus abdominis dan tutupnya adalah
m.lattisimus dorsi
Trigonum petit dibatasi:
1. Kaudal: krista illiaka
2. Anterior: tepi bebas m.oblikus eksternus abdominis
3. Posterior: tepi bebas m.lattisimus dorsi
4. Dasarnya: m.oblikus interna abdominis dan tutupnya fasia superficialis
Hernia bisa mengandung usus halus, lemak retropertotoneal, ginjal, kolon, omentum,
lambung, ovarium, atau appendiks.

Gambar 16. Hernia lumbalis

Diagnosis Hernia Lumbalis


Pasien biasanya asimptomatik. Keluhan yang mungkin muncul adalah nyeri
pinggang bawah, kolik, atau adanya sensasi tarikan. Jika hernia mengandung usus,
kadang-kadang sebuah massa dapat diraba pada regio flank dan suara usus dapat
didengar. Pada pasien gemuk massa sulit dideteksi. Strangulasi jarang terjadi sebab leher
hernia umumnya lebar. Untuk mendiagnosa suatu hernia lumbal sangat ditekankan untuk
menggunakan pemeriksaan penunjang ct-scan.
Pada pemeriksaan fisik tampak dan teraba benjolan di pinggang di tepi bawah
tulang rusuk XII atau di tepi kranial panggul dorsal. Diagnosis ditegakan dengan
memeriksa pintu hernia.

Diagnosis Banding
Diagnosis banding untuk hernia femoralis adalah hematoma, abses dingin atau
tumor jaringan lunak.

Terapi
Tatalaksana dapat dilakukan dengan herniotomi dan hernioplasty. Hal ini dilakukan
untuk menutup defek yang ada. Repair dari hernia lumbal membuat insisi secara oblik
atau vertikal tepat di atas massa dari arah punggung, kemudian dijahit secara aproksimasi
antara muskulus oblikus eksternus dengan muskulus lattisimus dorsi. Dapat pula
digunakan mesh dan menggunakan flap fasia gluteal untuk menutupi bekas defek yang
masih ada. Pemilihan bahan tergantung defek, untuk defek yang kecil cukup dengan
menutup fasia dan otot dengan benang surgilon no 0, untuk defek yang besar dengan
menggunakan satu/ dua lapis mesh, graft flap atau keduanya.

F. Hernia lain-lain
Hernia Pantolon
Hernia pantolon adalah hernia kombinasi antara hernia inguinalis lateralis dan
medialis pada satu sisi.

Hernia obturatoria
Hernia yang melalui foramen obturatoria pada os innominata. Hernia ini dapat
berlangsung dalam empat tahap: tonjolan lemak retroperitoneal masuk ke dalam
kanalis obturatorius (tahap I), tonjolan peritoneum parietale (tahap 2), kantong hernia
diisi oleh lekuk usus yang dapat mengalami inkarserasi parsial sering secara ritcher
atau total (tahap 3). Hernia obturatoria mempunyai gejala nyeri pada paha bagian
medial (karena penekanan nervus obturatorius), massa pada pangkal paha, echimosis
dan menyerupai gejala ileus.
Gambaran radiologi berupa dialatasi usus halus yang berakhir di daerah
foramen obturatorius atau di atas ramus os pubicum serta kemungkinan adanya udara
dalam satu loop usus terperangkap didaerah foramen obturatorium.

Hernia Richter
Isi hernia usus hanya sebagian dindingnya yang masuk dalam kantong hernia.
Biasanya hernia femoralis dan hernia obturatoria.

Hernia Littre
Isi kantong hernia adalah divertikulum meckel

Hernia Maydi
Isi kantong berupa segmen usus berbentuk w (2 segmen di dalam kantong, 1 segmen
tetap dalam rongga perut). Segmen usus di dalam kantong sering mengalami
strangulasi.

Hernia Spiegel
Melalui defek di antara tepi lateral m. Rectus abdominis dengan linea semisirkularis
(biasanya di kanan).

Hernia Interparietalis
Kantong hernia menonjol ke dalam celah antara lapisan dinding perut.

Hernia Ventralis
Nama umum untuk hernia yang terletak di anterolateral seperti hernia sikatriks/ hernia
insisional.

Hernia Perinealis
Hernia yang melalui dasar panggul yang terdiri dari m.levator ani dan m.
Sakrokoksigeus beserta fasianya. Hernia perinealis terdiri atas hernia perinealis
anterior dan posterior.

Hernia Paraesofagus
Hernia ke rongga toraks melalui hiatus esofagus.
DAFTAR PUSTAKA

1. Townsend, courtney. Sabiston Textbook of Surgery. Saunders: USA. 2001.


2. Sjamsuhidayat.R & Wim de jong. Buku ajar ilmu bedah.edisi revisi.Jakarta : penerbit buku
kedokteran EGC. 2005.
3. Schwartz. et al.intisari prinsip-prinsip ilmu bedah.Ed. 6. jakarta: penerbit buku kedokteran
EGC, 2000.
4.Nicholson S, Keane TE, Devlin HB. 2002. Femoral Hernia: an avoidable source of surgi
calmortalty. Br j Surg. 77:307-308
5.Amanda J, Philip L. Diafragma Hernias. Dalam : Glick DL, Pearl RH, Irish MS, Caty MG.
Penyunting. Pediatric Surgery Secrets. Hanley &Belfus Inc. Philadelphia. 2001, hal 25
31.
6. Husain,F. Bedah Digestif. Bagian Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Hassanudin.
2001. Hal 6-12.
7. Cook, John, Balu Sankaran dan Ambrose E.O.Wasunna. Penatalakasanaan Bedah Umum di
Rumah Sakit. Jakarta: Penerbit buku keddokteran ECG. 2000.
8. Sari, Dina kartika, dkk. Chirugica. Solo:Tosca Enterprise. 2005
9. Bittner JG, Edwards MA, Shah MB, MacFadyen BV, Mellinger JD. Mesh-free
laparoscopic Spigelian hernia repair. Am Surg 2008; 74(8):713-720.
10. Trudie A Goers; Washington University School of Medicine Department of Surgery;
Klingensmith, Mary E; Li Ern Chen; Sean C Glasgow (2008). The Washington manual of
surgery. Philadelphia: Wolters Kluwer Health/Lippincott Williams & Wilkins.
11. Lee HK, Park SJ, Yi BH. Multidetector CT reveals diverse variety of abdominal hernias.
Diagnostic Imaging. 2010;32(5):27-31.

Anda mungkin juga menyukai