Anda di halaman 1dari 16

Identifikasi Senyawa Organik Bahan Alam pada Tumbuhan Urang-aring (Tridax

procumbens L)

Editor oleh : Tarmizi

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dunia terdapat senyawa organik bahan alam yang merupakan senyawa yang dikenal sebagai
metabolit sekunder. Senyawa metabolit sekunder adalah senyawa hasil metabolisme sekunder,
yang tidak terdapat secara merata dalam makhluk hidup dan ditemukan dalam jumlah yang
sedikit. Umumnya terdapat pada semua organ tumbuhan (terutama tumbuhan tinggi) pada akar,
kulit, batang, daun, bunga buah dan biji dan sedikit pada hewan.

Berbagai jenis tumbuhan mengandung senywa meabolik sekunder, seperti alkaloid, flavanoid,
streoid, terpenoid, saponin, dan lain-lain. Senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam
tumbuhan merupakan zat bioaktif yang berkaitan dengan kandungan kimia dalam tumbuhan,
sehingga sebagian tumbuhan dapat digunakan sebagai bahan obat. Sekitar 1000 jenis dari 30.000
jenis tumbuhan yang telah dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan.
Obat tradisional adalah obat-obat yang diolah secara tradisional, turun temurun, berdasarkan
resep nenek moyang, adat istiadat, kepercayaan atau kebiasaan setempat, baik bersifat magis
maupun pengetahuan tradisional. Menurut penelitian masa kini, obat-obat tradisional memang
bermanfaat bagi kesehatan dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih mudah dijangkau
masyarakat baik harga maupun ketersediaannya. Obat tradisional pada saat ini banyak digunakan
karena menurut beberapa penelitian tidak terlalu menyebabkan efek samping karena masih bisa
dicerna oleh tubuh. Bagian dari obat tradisional yang bisa dimanfaatkan adalah akar, rimpang,
batang, buah, daun dan bunga (Wikipedia Indonesia).
Salah satu bahan obat-obatan tradisional adalah Tridax procumbens L. Nama umumnya adalah
orang-aring. Batang dan daun Tridax procumbens L berkhasiat sebagai obat sakit perut, obat
malaria. Disamping itu daunnya juga digunakan untuk menutup bisul supaya lekas matang,
rebusan daun diminum untuk mencernakan air susu dan juga dapat digunakan untuk
menghitamkan dan menyuburkan rambut sehingga dipakai untuk bahan pembuatan shampoo.
Kandungan kimia batang dan daun Tridax procumbens L adalah steroid, saponin, tanin, minyak
atsiri dan polifenol. Untuk melihat/membuktikan metabolit sekunder yang terkandung dalam
daun Tridax procumbens L maka dilakukan identifikasi alkaloid: metoda Culivener-Fitzgerald,
identifikasi flavonoid: shinoda test/sianidin tes, identifikasi steroid/terpenoid: metoda
Lieberman-Buchard, identifikasi sapanin: uji busa. Oleh karena itu saya mengambil judul
Identifikasi Senyawa Organik Bahan Alam pada Daun Urang-Aring (Tridax procumbens L)
untuk paper saya ini.

B. Perumusan Masalah

1. Apakah daun Tridax procumbens L mengandung alkaloid, flavonoid, steroid terpenoid


dalam saponin?

2. Bagaimana cara penentuan kandungan senyawa metabolit sekunder dalam daun Tridax
procumbens L

3. Apa saja pemanfaatan dari daun Tridax procumbens L

C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini dilakukan hanya dibatasi pada botani dan penentuan kandungan senyawa metobolit
sekunder yang terdapat pada daun Tridax procumbens L
D.Tujuan Penulisan
Penulisan paper ini bertujuan untuk:

1. Menentukan senyawa-senyawa kimia yang terkandung didalam daun Tridax procumbens


L

2. Mengetahui manfaat dan khasiat dari Tridax procumbens L

3. Mengetahui klasifikasi dari Tridax procumbens L

E. Manfaat Penulisan
Manfaat yang dapat kita peroleh dari penelitian ini adalah:

1. Memberikan informasi kandungan kimia khususnya senyawa metabolit sekunder dalam


daun Tridax procumbens L

2. Memberikan informasi tentang metoda dalam mengidentifikasi senyawa metabolit


sekunder pada daun Tridax procumbens L

3. Memberikan informasi tentang manfaat dan khasiat dari Tridax procumbens L

4. Sebagai bahan informasi untuk penelitian lebih lanjut.

TINJAUAN PUSTAKA
A. Botani Tumbuhan

Gambar 1. Urang-aring( Tridax procumbens L)


1. Klasifikasi Ilmiah

Divisi :Spermotophyita

Sub divisi: Angiospermae


Kelas :Dicotyledonene

Bangsa :Asterales

Suku :Compositae

Marga :Tridax

Jenis :Tridax procumbens L

Nama umum/dagang : Urang-aring

Nama Daerah : Ketumpang (Sunda), (orang-orang (Jawa), Toroto(Madura)

Deksripsi : Semak, tahunan, tinggi 1 m

2. Habitus

Batang : Tegak, silindris, lunak, berbulu, hijau keunguan

Daun : Tunggal, lonjong, berhadapan, panjang 2,5 3,5 cm, lebar 1 2 cm, tepi
bergerigi, ujung lancip, pangkal meruncing, pertulangan menyirip, berbulu halus,
bertangkai bulat, panjang 0,5 0,7 cm, hijau

bunga : majemuk, bentuk cawan di ujung batang, tangkai silindris, panjang 8-10 cm,
hijau, kelopak bentuk tabung kuning, mahkota tak berbulu, kuning, benang sari
tertangkai, panjang 0,5-0,7 cm, putih, kepala sari kuning, putih kuning, bertangkai pipih,
kuning

Buah : kotak, lonjong, kehitaman

Biji : lonjong, pipih, putih

Akar : Tunggang, putih (Wikipedia Indonesia)


3. Khasiat
Batang dan daun Tridax procumbens L berkhasiat sebagai obat sakit perut dan obat malaria.
Untuk obat sakit perut dipakai 8 gram batang dan daun herba segar Tridax procumbens L,
dicuci, direbus dengan 2 gelas air selama 15 menit, setelah dingin disaring. Hasil saringan
diminum dua kali sama banyak pagi dan sore. Selain itu daunnya juga digunakan untuk menutup
bisul supaya lekas matang; rebusan diminum untuk memancarkan air susu.
Kandungan kimia. Batang dan daun Tridax procumbens L mengandung steroid, saponin.

B. Metabolit sekunder
Dewasa ini yang dimaksud senyawa organik bahan alam adalah terbatas pada senyawa-senyawa
yang dikenal sebagai metabolit sekunder. Senyawa metabolit sekunder adalah senyawa-senyawa
hasil metabolisme sekunder, yang tidak terdapat secara merata dalam makhluk hidup dan
ditemukan dalam jumlah yang sedikit. Umumnya terdapat pada semua organ tumbuhan
(terutama tumbuhan tinggi), pada akar, kulit, batang, daun, bunga, buah dan biji dan sedikit pada
hewan.
Penggunaan tumbuhan sebagai obat, berkaitan dengan kandungan kimia yang terdapat dalam
tumbuhan tersebut terutama zat biokatif. Tanpa adanya suatu senyawa bioaktif dalam tumbuhan
secara umum tumbuhan itu tidak dapat digunakan sebagai obat. Senyawa bioaktif yang terdapat
dalam tumbuhan biasanya merupakan senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid,
steroid, terpenoid, saponin, dan lain-lain.
1. Alkaloid
Alkaloid termasuk senyawa organik bahan alam yang terbesar jumlahnya, baik dari segi jumlah
senyawa maupun sebarannya dalam dunia tumbuhan. Alkaloid menurut Winterstein dan Tirer
didefinisikan sebagai senyawa yang bersifat basa, mengandung atom nitrogen berasal dari
tumbuhan dan hewan. Harborne dan Turner (1984) mengungkapkan bahwa tidak satupun definisi
alkaloid yang memuaskan, tetapi umumnya alkaloid adalah senyawa metabolit sekunder yang
bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen biasanya dalam cincin heterosiklik
dan bersifat aktif biologis menonjol
Struktur alkaloid beraneka ragam, dari yang sederhana sampai rumit, dari efek biologisnya yang
menyegarkan tubuh sampai toksik. Satu contoh yang sederhana, tetapi yang efek faalnya tidak
sederhana adalah nikotina. Nikotin dapat menyebabkan penyakit jantung, kanker paru-paru,
kanker mulut, tekanan darah tinggi dan gangguan terhadap kehamilan dan janin.

Gambar 2. Nikotin

2. Flavonoid

Flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol yang terbanyak terdapat dialam. Senyawa ini
bertanggung jawab terhadap zat warna merah, ungu, biru dan sebagian zat warna kuning dalam
tumbuhan. Semua flavonoid menurut strukturnya merupakan turunan senyawa induk flavon
yakni nama sejenis flavonoid yang terbesar jumlahnya dan juga lazim ditemukan yang terdapat
berupa tepung putih pada tumbuhan primula.
Sebagian besar flavonoid yang terdapat pada tumbuhan terikat pada molekul gula sebagai
glikosida dan dalam bentuk campuran, jarang sekali dijumpai berupa senyawa tunggal.
Disamping itu sering ditemukan campuran yang terdiri dari flavonoid yang berbeda klas.
Misalnya antosionin dalam mahkota bunga yang berwarna merah. Dewasa ini diperkirakan telah
berhasil diisolasi sekitar 3000 senyawa flavonoid.Flavonoid dalam tumbuhan mempunyai empat
fungsi yaitu berikut ini.

1. Sebagai pigmen warna

2. Fungsi fisiologis dan patologi

3. Aktivitas farmakologi

4. Flavonoid dalam makanan

Aktivitas farmotologi dianggap berasal dari rutin (glikesida flavaoid) yang digunakan untuk
menguatkan susunan kapiler, menurunkan dan fragilitas pembuluh darah dan lain-lain. Gabor,
et.al menyatakan bahwa flavonoid dapat diguakan sebagai obat karena mempunyai bermacam-
macam bioaktivitas seperti: antiinflamasi, anti kanker, anti fertilitas, antidiabetes, antidepresent,
diuretik dan lain-lain.

3. Senyawa Terpen
Senyawa terpen, pada awalnya merupakan suatu golongan senyawa yang hanya terdiri dari atom
C dan H, dengan perbandingan 5 : 8 dengan rumus empiris C5H8 (unit isoprena), yang
bergabung secara heat to tail (kepala ekor). Oleh sebab itu senyawa terpen lazim disebut
isoprenoid. Terpen dapat mengandung dua, tiga atau lebih suatu isoprena. Molekul-molekulnya
dapat berupa rantai terbuka atau siklik. Mereka dapat mengandung ikatan rangkap, gugus
hidroksil, gugus karbonil atau gugus fungsional lain. Struktur mirip yang mengandung unsur-
unsur lain disamping C dan H disebut terpenoid. Dewasa ini baik terpen maupun terpenoid
dikelompokkan sebagai senyawa terpenoid (isoprenoid).
Terpena dapat mengandung dua, tiga atau lebih satuan isoprena. Molekul-molekulnya dapat
berupa rankai-terbuka atau siklik
Gambar 3. Senyawa terpen dan terpenoid
Berdasarkan jumlah unit isoprena yang dikandungnya, senyawa terpenoid dibagi atas:

1. Monoterpen ( dua unit isoprena)

2. Seskiterpen ( tiga unit isoprena)

3. Diterpen ( empat unit isoprena)

4. Tritcrpena ( lima unit isoprena)

5. Tetraterpen ( delapan unit isoprena)

6. Politerpena ( banyak unit isoprena)

Monoterpen dan seskiterpen adalah komponen utama minyak esensial (minyak atsiri)
yang dapat diperoleh dengan penyulingan. Vitamin A adalah suatu diterpenoid, skualena
(terdapat dalam ragi, kecambah gandum, dan minyak hati ikan, karoten-karoten pigmen merah
dan kuning tergolong tetraterpen, lateks (karet alam) adalah politerpen.
4. Steroid
Steroid adalah suatu kelompok senyawa

yang mempunyai kerangka dasar siklopcntana perhidrofenantrena, mempunyai empat cincin


terpadu.
Gambar 4. Steroid

Banyak steroid dapat diberi nama sebagai devirat struktur diatas, yang disebut kolesterol. Steroid
terdapat dalam hampir semua sistem kehidupan. Dalam binatang banyak steroid bertindak
sebagai hormon. Steroid ini demikian pula steroid sintetik digunakan meluas sebagai bahan obat.
Senyawa-senyawa ini mempunyai efek fisiologis tertentu.
Beberapa steroid penting adalah kolesterol, yaitu steroid hewani yang terdapat paling meluas dan
dijumpai pada hampir semua jaringan hewan. Batu kandung kemih dan kuning telur merupakan
sumber yang kaya akan senyawa ini. Hormon-hormon seks yang dihasilkan terutama pada testes
dan indung telur adalah suatu steroid. Hormon jantan disebut androgen dan hormon betina
estrogen. dan harmon kehamilan progesteron.
Saponin merupakan senyawa glikosida kompleks yaitu senyawa hasil kondensasi suatu gula
dengan suatu senyawa hidroksil organik yang apabila dihidrolisis akan menghasilkan gula
(glikon) dan non-gula (aglikon). Saponin ini terdiri dari dua kelompok: saponin triterpenoid dan
saponin steroid. Saponin banyak digunakan dalam kehidupan manusia, salah satunya banyak
terdapat dalam lerak yang dapat digunakan untuk bahan pencuci kain (batik) dan sebagai
shampo. Saponin dapat diperoleh dari tumbuhan melalui metoda ekstraksi, tanin, minyak atsiri
dan polifenol.
Tridax procumbens L adalah salah satu bahan obat-obatan tradisional. Nama umumnya orang-
aring. Batang dan daun Tridax procumbens L berkhasiat sebagai obat sakit perut, obat malaria.
Untuk obat sakit perut dipakai 8 gra, batang dan daun herba segar Tridax procumbens L,
dicuci, direbus dengan 2 gelas air selama 15 menit. Setelah dingin disaring. Hasil saringan
diminum dua kali sama banyak pagi dan sore. Disamping itu daunnya juga digunakan untuk
menutup bisul supaya lekas matang, rebusan daun diminum untuk memancarkan air susu dan
juga dapat digunakan untuk menghitamkan dan menyuburkan rambut sehingga dipakai untuk
bahan pembuatan shampoo.
Kandungan kimia batang dan daun Tridax procumbens L adalah steroid, sopanin, tanin, minyak
atsiri dan polifenol. Untuk melihat/membuktikan metabolit sekunder yang terkandung dalam
daun Tridax procumbens L maka dilakukan identifikasi alkaloid: metoda culvenor-Fitzgerald,
identifikasi flavanoid: shinoda test/sianidin test, identifikasi steroid/terpenoid: metoda
Lieberman-Buchard, identifikasi sopanin: uji basa.

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian tentang identifikasi senyawa organik Bahan alam dilakukan di Laboratorium Kimia
Organik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universits Negeri Padang pada
tanggal 23 November 2007
B. Sampel Penelitian
Sampel yang digunakan adalah daun orang-aring yang diambil di tepi jalan Gajah I, Air Tawar
Barat Padang.

C. Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan:

Lumpang

Pisau/gunting

Plat tetes

Tabung reaksi

Pipet tetes

Corong

Pemanas
Pasir halus bersih

Kapas

Bahan-bahan yang digunakan:

Daun orang-aring

Amoniak-kloform 0,05 N (1 ml amoniak dalam 250 ml kloform)

H2S04 2 N

Pereaksi Mayer

Pereaksi Wagner

Pereaksi Dragendrof

Metanol

Asam sulfat pekat

Anhidrat asetat

Asam klorida pekat

Serbuk magnesium

D. Prosedur Kerja
1. Identifikasi Alkaloid: Metode Culvenor-Fitzgeraid.

2. Identifikasi Flavonoid: Shinoda test/Sianidin test


Kira-kira 0,5 gram sampel yang telah dirajang halus, diekstrak dengan 5 ml methanol dan
dipanaskan selama 5 menit dalam tabung reaksi. Ekstraknya ditambahkan beberapa tetes asam
klorida pekat dan sedikit serbuk magnesium.Bila terjadi perubahan warna menjadi merah/pink
atau kuning menunjukkan sampel mengandung flavonoid.

3. Identifikasi steroid/terpenoid: Metode Lieberman-Burchard.


Beberapa tetes lapisan kloroform pada uji alkaloid, ditempatkan pada plat tetes. Tambahkan 5
tetes anhidrida asetat dan biarkan mengering. Kemudian tambahkan 3 tetes H2S04 pekat.
Timbulnya warna merah jingga atau ungu menandakan uji positif terhadap terpenoid, sedangkan
warna biru menunjukkan uji positif untuk steroid.

4. Identifikasi Saponin: Uji Busa


Untuk identifikasi saponin ini sebaiknya digunakan sampel yang sudah dikeringkan, karena test
yang digunakan adalah test pembentukan busa. Bila sampel segar/basah dididihkan dengan air
suling, kemungkinan cairan sel akan membentuk busa bila dikocok.
Caranya: sampel kering dirajang halus, dimasukkan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan air
suling, didihkan selama 2 - 3 menit. Dinginkan, setelah dingin dikocok kuat-kuat. Ada busa yang
stabil selama 5 menit berarti sampel mengandung saponin.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
Tabel 1. Hasil Pengamatan
Uji Pereaksi Hasil
Alkaloid Mayer Tidak terbentuk endapan putih/keruh, coklat,
Wagner orange, dengan pereaksi mayer, wanger,
Dragendrof dragendrof, sampel tidak mengandung alkaloid
Flavonoid Metanol, asam klorida Tidak terjadi perubahan warna, sampel tidak
pekat, dan serbuk mengandung flavonoid
magnesium
Steroid/terpenoi Kloforom, anhidrida Terbentuk warna biru, sampel mengandung
d asetat dan H2S04 pekat steroid
Saponin Air suling Terbentuk busa yang stabil, sampel mengandung
saponin

B. Pembahasan
Percobaan identifikasi senyawa bahan alam yang bertujuan untuk mengidentifikasi
adanya alkaloid, flavonoid, steroid, terpenoid dan saponin dalam daun orang-aring (Tridax
procumbens L).Hasil tes identifikasi yang dilakukan adalah

1. Identifikasi Alkaloid: metode Culvenol-Fitzgerald


Pada test ini, filtrat hasil ekstrak daun Tridax procumbens L dengan amoniak-kloroform yang
ditambah H2S04 2 N dilakukan pengujian dengan:

a. Pereaksi Mayer, terbentuk larutan bening

b. Pereaksi Dragendrof, terbentuk larutan orange

c. Pereaksi wage, terbentuk larutan orange

Dari hasil ini menunjukkan bahwa daun Tridax procumbens L tidak mengandung alkaloid
karena tidak terbentuk endapan putih, endapan coklat, endapan orange jika direaksikan dengan
pereaksi secara berturut-turut, pereaksi Mayer, Dragendorf, Wage.

2. Identifikasi flavonoid: Shinaida Test/Sianidin test


Pada tes ini, daun Tridax procumbens L diekstrak dengan metanol dan dipanaskan. Saat
ekstrak ditamba HCl pekat dan sedikit serbuk Mg, maka pada larutan ekstrak terbentuk
gelembung fas, karena serbuk Mg sedang bereaksi. Hasil yang diperoleh adalah terbentuk larutan
kecoklatan, maka daun Tridax procumbens L tidak mengandung flavonoid karena tidak terbentuk
larutan merah/pink atau orange.
3. Identifikasi steroid/terpenoid: metode Lieberman- Burchard
Pada tes ini menggunakan lapisan kloform pada uji lakoloid. Hasil yang diperoleh setelah
lapisan kloform direaksikan dengan anhidrida asetat dan H2S04 2 N pekat maka terbentuk warna
biru. Hal ini menunjukkan bahwa daun Tridax procumbens L mengandung steroid, sedangkan
terpenoid tidak terdapat di dalam daun ini karena tidak terbentuk warna merah, jingga atau ungu.
4. Identifikasi Saponin: Uji busa
Pada tes ini, daun Tridax procumbens L setelah ditambah air suling, dipanaskan dan
dikocok kuat membentuk busa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa daun Tridax
procumbens L mengandung saponin.Dari hasil identifikasi metabolit sekunder maka daun Tridax
procumbens L mengandung steroid dan saponin. Hasil ini sesuai dengan literatur bahwa
kandungan kimia batang dan daun Tridax procumbens L adalah steroid, saponin, tanin, minyak
atsiri dan polifenol. Batang dan daun Tridax procumbens L berkhasiat sebagai obat sakit perut,
obat malaria. Disamping itu daunnya juga digunakan untuk menutup bisul supaya lekas matang,
rebusan daun diminum untuk memancarkan air susu dan juga dapat digunakan untuk
menghitamkan dan menyuburkan rambut sehingga dipakai untuk bahan pembuatan shampoo.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan.

1. Daun orang-aring (Tridax procumbens L) mengandung steroid yang ditandai terbentuk


warna biru

2. Daun orang-aring (Tridax procumbens L) mengandung saponin yang ditandai dengan


terbentuknya busa yang stabil. Dengan mengandung saponin sehingga daun orang-aring
dapat digunakan sebagai bahan pembuatan shampoo

3. Daun orang-aring (Tridax procumbens L) tidak mengandung alkaloid, flavonoid, dan


terpenoid

4. Dengan adanya kandungan kimia yaitu senyawa metabolit sekunder yang bersifat bioaktif
pada batang dan daun orang-aring (Tridax procumbens L) maka orang-aring dapat
dimanfaatkan untuk menutup dan berkhasiat sebagai obat sakit perut, obat malaria,
daunnya digunakan untuk menutup bisul supaya lekas matang, rebusan daun diminum
untuk memancarkan air susu dan dapat digunakan sebagai bahan pembuatan shampoo

B. Saran
Agar penelitian ini banyak mengenal bahan-bahan yang mengandung metabolit sekunder yang
bersifat bioaktif yang terkandung dalam tumbuhan dengan menggunakan pereaksi kimia maka
penulis menyarankan:
Identifikasi dilakukan pada berbagai macam-macam tumbuhan, agar lebih banyak menemukan
tentang senyawa-senyawa metabolit sekunder yang terkandung didalamnya

1. Sampel harus dirajang halus kalau bisa digerus agar senyawa-senyawa metabolit
sekunder didalam sampel keluar dan pada saat penambahan pereaksi kimia harus hati-hati
dan teliti agar hasilnya maksimal.

2. Peralatan laboran di tambah lebih banyak lagi terutama lumpang.

10. Daun Urang-aring

Tanaman urang-aring (Eclipta prostrata) masih belum banyak dibudibayakan, malah kebanyakan
tumbuh liar di ladang atau tepian sungai. Ia tergolong tanaman rumput-rumputan, tingginya
sampai 60 cm lebih.
Daunnya tunggal, bulat telur, berseling berhadapan, ujung runcing, tepi bergerigi, pertulangan
menyirip, warna hijau, dan bisa dimakan sebagai sayur. Bunganya berwarna putih, baunya agak
sedap, buahnya bulat-bulat,warna hitam. Kandungan yang sangat mencolok pada tanaman urang-
aring adalah nikotina.

Ramuan:

Satu genggam daun urang-aring dicuci bersih lalu digiling halus.Selanjutnya diremas dengan dua
gelas air matang, kemudian diperas dan disaring. Hasil saringan diletakkan di luar rumah,
diembunkan dari pukul 19.00 sampai pagi. Berikutnya pada petang hari sesudah mandi dipakai
untuk membasahi rambut dan kulit kepala sambil dipijit-pijit. Bungkus pakai handuk bersih
sampai pagi.

DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, & Fessenden. 1982. Kimia Organik Jilid II. Jakarta: Erlangga

Hart, Harold. 1990. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga

Tjitrosoeparno, Gembong. 2002. Taksonom Tumbuhan (Spermatophyta). Yogyakarta :


Gajahmada University Press

http/geogle.com. 13 Desember 2007. Cakrawala Tanaman Obat. LIPI

http/wikipedia.com. 13 Desember 2007. Obat Tradisional

Tim Kimia Organik. 2007. Penuntun Praktikum Kimia Organik II. Padang: FMIPA UNP

Anda mungkin juga menyukai