Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA FISIKA 1

JUDUL : HUKUM DISTRIBUSI ZAT TERLARUT ANTARA DUA


PELARUT YANG TIDAK SALING CAMPUR
ASISTEN : EKA SELPIANA

NAMA : VINI SELVIANATA


NIM : H1031131042
KELOMPOK : 2 (DUA)
NAMA KELOMPOK : 1. WAHYU FEBRI RAMADHY
2. AFAF SRI HARTINI
3. IRENE UTAMI
4. AUDITYA MEDIANTO
5. SITI JULIA SAFARIANTI
6. RISKY ISTINANDA
7. ERWITA AIDA
8. NUR INTAN MIFTAHUL JANNAH

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMUPENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2014

1. Data Pengamatan

N Asam Oksalat NaOH Indikator PP


O
1 2 ml 20,7 ml 10 tetes
2 2 ml 21,2 ml 10 tetes

Percobaan Konsentrasi asam Volume larutan Volume NaOH Perubahan


oksalat air 0,01 M warna
1 0,5 M 2 ml+ 10 tetes 7,8 ml Pink muda
2 0,25 M 2ml +10 tetes 3,6 ml Pink muda
3 0,125 M 2ml+ 10 tetes 1,5 ml Pink muda
4 0,0625 M 2ml+10 tetes 0,7 ml Pink muda

2. Pembahasan
Mempelajari kelarutan suatu zat dalam dua pelarut ynag tidak saling
campur dengan menggunakan hukum distribusi dengan pemisahan dua zat
pelarut dengan menggunakan metode tirasi. Selain itu menentukan harga
distribusi dengan menggunakan pelarut polar dna pelarut non polar yang
konsentrasinya berbeda. Hukum distribusi merupakan hukum yang
mempelajari pembagian jumlah molekul menurut tingkatan energinya.
Hukum distribusi dapat dinyatakan apabila suatu zat terlarut terdistribusi
antara dua zat pelarut yang tidak dapat campur, maka pada temperatur yang
konstan untuk setiap spesi molekul terdapat angka banding distribusi yang
konstan antara kedua pelarut. Nilai banding akan berubah dengan sifat dasar
pelarut, sifat dasar terlarut, dan temperatur (Pudjaatmaka,2002 ; Vogel,
1990).
Konstanta distribusi dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara
fraksi berat solute dalam fase ekstrak dengan fraksi berat solute dalam fase
rafina pada keaadaan setimbang.
( x c )E
K=
( x c )R
Koefisien distribusi dapat juga dinyatakan dalam fraksi mol : Ko = yo/xo ,
dimana xo,yo adalah msaing-msaing fraksi mol dalma fase rafinat dan fase
ekstrak ( Kasmiyatun,2010).

Ektraksi campuran-campuran merupakan suatu teknik dimana suatu


larutan dibuat bersentuhan dengan suatu pelarut kedua (pelarut organik),
yang tidak tercampur dan menimbulkan perpindahan satu atau lebih zat
terlarut kedalam pelarut kedua. Ektraksi meliputi distribusi zat terlarut
dimana dua pelarut tidak dapat campur (Arsyad,2001 ; Basset dkk.,1994).

2.2 Standarisasi NaOH


Standarisasi NaOH dilakukan dengan cara membuat larutan NaOH
dengan menggunakan 2 gram NaOH yang dilarutkan ke dalam 500 ml.
Standarisasi dilakukan dengan menggunakan 50 ml larutan NaOH yang
dimasukan ke dalam buret dan menggunakan larutan H2C2O4 yang dipipet
sebanyak 2 ml. Sebelum mentitrasi dengan menggunakan NaOH larutan
ditambahkan 10 tetes indikator PP. Penggunaan indikator PP bertujuan
untuk sebagai indikator yang menunjukkan titik akhir titrasi. Titik akhir
titrasi adalah titik akhir yang menandakan titrasi harus di hentikan, yang
ditunjukan dengan adanya perubahan warna. Titrasi dengan menggunakan
NaOH bertujuan untuk mengetahui konsentrasi NaOH pada saat
standarisasi NaOH. Pada saat titrasi standar primer yang digunakan adalah
NaOH, dan larutan standar sekunder yang digunakan adalah Natrium
Oksalat (H2C2O4).
Titrasi dihentikan hingga terjadi perubahan warna pada indikator dari
bening menjadi warna merah muda.Perubahan warna pada indikator PP
terjadi karena indikator PP dan zat yang digunakan berdisosiasi menjadi
suatu bebtuk tak bewarna dan kemudian menjadi ion dengan system
konjugasi, sehingga timbullah warna merah (Day dan Underwood, 1980).
Titrasi dilakukan dengan cara duplo, bertujuan untuk menentukan
konsentrasi NaOH pada saat titrasi. Volume larutan NaOH yang digunakan
pada saat titrasi pertama yaitu 20,7 ml, volume titrasi kedua 21,2 ml,
dengan volume rata-rata yang digunakan yaitu 20,95 ml. Konsentrasi
yang dihasilkan yaitu 0,095 M, dengan mol NaOH yaitu 2mmol.

2.3 Distribusi Antara Dua Zat Terlarut Yang Tidak Saling Campur
Distribusi dua zat terlarut antara zat pelarut yang tidak saling campur
dilakukan dengan menggunakan variasi konsentrasi. Dilakukannya variasi
konsentrasi bertujuan untuk mengetahui variasi NaOH yang digunakan,
sehingga konsentrasi dapat mempengaruhi koefisien distribuasi yang
dihasilkan. Menentukan koefisien distribusi pada percobaan ini dilakukan
memasukan larutan asam sebanyak 20 ml ke dalam corong pisah dan
kemudian ditambahkan 20 ml eter. Tujuan digunakannya corong pisah ini
adalah untuk memudahkan dalam memisahkan dua fase cairan.
Penambahan eter pada asam asetat berfungsi sebagai pelarut organik dan
bertujuan untuk mendistribusi zat menjadi dua lapisan zat cair dengan
perbandingan tertentu. Pelarut air tidak digunakan karena pelarut air akan
tercampur dengan asam asetat sehingga tidak dapat membentuk 2 lapisan
pada zat yang akan diuji.
Setelah ditambahkan eter, kemudian dilakukan pengocokan, pada saat
pengocokan larutan sering menghasilkan gas dimana gas yang
terbentuk itu berasal dari larutan eter yang bersifat mudah menguap.
Karena terjadi penguapan, maka gas yang dihasilkna harus dikeluarkan
dengan cara membuka kran yang ada pada corong pemisah. Gas yang
dihasilkan dikelurakan bertujuan untuk mencegah terjadinya ledakan pada
corong pemisah. Gas yang dihasilkan adalah gas dietil eter, bewarna
bening dan berbau menyengat. Pengocok dilakukan bertujuan untuk
membesar luas permukaan untuk membantu proses distribusi asam asetat
pada kedua fasa. Setelah tercapai kesetimbangan pada corong pisah,
campuran kemudian didiamkan sehingga terbentuk dua lapisan fasa atas
dan fasa bawah. Lapisan fasa pada bagian atas adalah pelrut eter,
sedangkan lapisan bawah merupakan asam asetat yang larut pada pelarut
air. Hal ini disebabkan karena masa jenis air lebih besar di bangingkan
eter. Massa jenis air yaitu 1,0 gr/ mol sedangkan massa jenis eter 0,66
sehingga zat yang mempunyai berat jenis yang lebih besar menepati
lapisan bawah. Setelah terbebtuknya dua fasa, lapisan fasa yang berada
pada bagian bawah yaitu air diambil dan dimasukan ke dalam Erlenmeyer
sebanyak 2 ml. Dari dua lapisan fasa tersebut ynag diambil lapisan fasa
bawah yaitu air karena pada pelarut air terdapat asam asetat ynag larut
dalam air.

Setelah lapisan bawah diambil, larutan ditambahkan dengan 10 tetes


indikator PP. Penambahan indikator PP bertujuan untuk membantu larutan
pada saat titrasi dan akan menunjukan titik akhir titrasi dimana titrasi
harus dihentikan ketika terjadi perubahan warna. Pada percobaan ini
perubahan warna yang dihasilkan pada indikator yaitu berwana merah
muda dengan volume NaOH yang digunakan pada konsentrasi asam
asetat 0,5 M yaitu 7,8 ml, pada konsentrasi 0,25 M yaitu 3,6 ml, pada
knsentrasi 0,125 M yaitu 1,6 ml dan pada konsentrasi 0,0625 M yaitu 0,7
ml. pada saat titrasi volume NaOH yang dihasilkan semakin kecil, sebab
konsentrasi asam asetat yang digunakan semakin kecil. Hal ini disebabkan
karena konsentrasi asam asetat dan NaOH bernilai sebanding. Semakin
besar konsentrasi asam asetat yang digunakan, maka volume larutan
NaOH yang diperlukan untuk menetralkan asam asetat tersebut juga akan
semakin banyak dan sebaliknya semakin kecil konsentrasi asam asetat
yang digunakan, maka, volume NaOH yang digunakan juga semakin
kecil. Pada percobaan ini, faktor pengocokan sangat penting dan
mempengaruhi proses distribusi suatu larutan organik pada pelarut organik
dan air yang tidak saling campur. Selain itu, temperatur juga
mempengaruhi proses ekstraksi, karena ekstraksi harus dilakukan pada
tempertur konstan. Dari titrasi asam asetat dengan menggunakan larutan,
menghasilkan reaksi yaitu :

CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O

Kontanta distribusi yang di hasilkan pada percobaan ini berturut- turut


pada konsentrasi asam asetat 0,5 M, 0,25M,0,125M dan 0,0525 M yaitu
0,024, 0,034, 0,0425, dan 0,0469. Konsentrasi asam asetat yang
dihasilkan berturut-turut yaitu 0,3705 M, 0,171 M, 0,07125 M, dan
0,03325 M. Dari hasil perhitungan yang didapatkan, konstanta distribusi
yang di hasilkan semakin besar dan konsentrasi asam asetat ynag
dihasilkan semakin kecil. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai
koefisien distribusi yang dihasilkan berbanding terbalik dengan
konsentrasi asam asetat yang dihasilkan.

3. Kesimpulan dan Saran


3.1 kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini adalah :
a. Semakin kecil konsentrasi asam asetal yang digunakan, maka volume
NaOH yang digunakan pada saat titrasi semakin kecil.
b. Asam asetat lebih larut di dalam pelarut air dibandingkan pelarut eter,
sehinga membentuk dua lapisan yang tidak saling campur dengan asam
asetat yang larut pada pelarut air berada pada lapisan bawah.
c. Konstanta distribusi yang di hasilkan pada konsentrasi asam asetat 0,5 M,
0,25M,0,125M dan 0,0525 M yaitu 0,024, 0,034, 0,0425, dan 0,0469.
Konsentasi yang dihasilkan berturut-turut yaitu 0,3705 M, 0,171 M,
0,07125 M, dan 0,03325 M.
3.2 Saran
Saran saya pada percobaan ini mungkin dapat dilakukan dengan
menggunakan kloroform sebagai pelarut organik.

4. Daftar Pustaka
Arsyad MN,1997, Kamus Kimia Arti dan Penjelasan Istilah, Gramedia,
Jakarta
Basset J,; Denney RC ,; Jeffery,; Medhan,1994, Buku Ajar Vogel Analisis
Kimia Kuantitatif Anorganik, Buku Kedokteran, Jakarta
Day RA dan Underwood AL, 1980,Analisa Kimia Kuantitatif, Erlangga,
Jakrata
Kasmiyatun M, 2010, Ekstraksi Asam Sitrat dan Asam Oksalat : Pengaruh
Konsentrasi solute Terhadap Koefisien Distribusi , Seminar Rekayasa
dan Proses,ISSN 1411-4216
Pudjaatmaka AH, 2002, Kamus Kimia, Balai Pustaka, Jakarta
Vogel, 1985, Analisis Kimia Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro,PT.Kalman Media Pustaka, Jakarta
5. Pertanyaan
Setelah dilakukan pengocokan, maka campuran dari 2 zat tersebut perlu
didiamkan selama 15 menit. Apakah yang akan terjadi apabila lapisan bawah
langsung diambil sehabis campuran kedua zat tersebut dikocok ?

Jawab :
Larautan yang diambil masih mengandung eter karena belum terpisah secara
sempurna sehingga mempengaruhi penggunaan konsentrasi pada saat titrasi
dilakukan, sehingga akan mempengaruhi milai konstanta distribusi zat
tersebut.

Post test
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan istilah berikut:
a. Distribusi
b. Disosoasi
2. Bayangkan percobaan ini anda mendapatkan dua lapisan, bagaimana cara
anda dapat menentukan bahwa lapisan atas adalah lapisan senyawa
organic atau air ?
3. Gambarkan rangkaian alat pada percobaan ini !
4. Apa fungsi dari indikator PP pada percobaan ini ?

jawab :

1. Yang dimaksud dengan distribusi dan disosiasi yaitu sebagai berikut :


a. Distribusi merupakan penyebaran aktivitas zat terlarut yang dilarutkan
dalam dua pelarut yang tidak saling campur.
b. disosiasi adalah suatu proses ketika senyawa ionik terpisah menjadi
partikel ion, atau radikal yang lebih kecil, dan biasanya dapat
dikembalikan semula.
2. Dengan cara melihat massa jenis pada kedua zat tersebut, jika massa jenisnya
rendah akan berada pada lapisan atas dan jika massa jenisnya besar, maka akan
berada pada bagian bawah.

3. Rangkaian alat titrasi

4. Indikator PP pada percobaan ini berfungsi untuk membantu larutan pada saat
titrasi untuk menentukan titik akhir titrsai dimana titrsai harus dihentikan ynag
ditandai dengan perubahan warna.

Anda mungkin juga menyukai