KIMIA FISIKA 1
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMUPENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2014
1. Data Pengamatan
2. Pembahasan
Mempelajari kelarutan suatu zat dalam dua pelarut ynag tidak saling
campur dengan menggunakan hukum distribusi dengan pemisahan dua zat
pelarut dengan menggunakan metode tirasi. Selain itu menentukan harga
distribusi dengan menggunakan pelarut polar dna pelarut non polar yang
konsentrasinya berbeda. Hukum distribusi merupakan hukum yang
mempelajari pembagian jumlah molekul menurut tingkatan energinya.
Hukum distribusi dapat dinyatakan apabila suatu zat terlarut terdistribusi
antara dua zat pelarut yang tidak dapat campur, maka pada temperatur yang
konstan untuk setiap spesi molekul terdapat angka banding distribusi yang
konstan antara kedua pelarut. Nilai banding akan berubah dengan sifat dasar
pelarut, sifat dasar terlarut, dan temperatur (Pudjaatmaka,2002 ; Vogel,
1990).
Konstanta distribusi dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara
fraksi berat solute dalam fase ekstrak dengan fraksi berat solute dalam fase
rafina pada keaadaan setimbang.
( x c )E
K=
( x c )R
Koefisien distribusi dapat juga dinyatakan dalam fraksi mol : Ko = yo/xo ,
dimana xo,yo adalah msaing-msaing fraksi mol dalma fase rafinat dan fase
ekstrak ( Kasmiyatun,2010).
2.3 Distribusi Antara Dua Zat Terlarut Yang Tidak Saling Campur
Distribusi dua zat terlarut antara zat pelarut yang tidak saling campur
dilakukan dengan menggunakan variasi konsentrasi. Dilakukannya variasi
konsentrasi bertujuan untuk mengetahui variasi NaOH yang digunakan,
sehingga konsentrasi dapat mempengaruhi koefisien distribuasi yang
dihasilkan. Menentukan koefisien distribusi pada percobaan ini dilakukan
memasukan larutan asam sebanyak 20 ml ke dalam corong pisah dan
kemudian ditambahkan 20 ml eter. Tujuan digunakannya corong pisah ini
adalah untuk memudahkan dalam memisahkan dua fase cairan.
Penambahan eter pada asam asetat berfungsi sebagai pelarut organik dan
bertujuan untuk mendistribusi zat menjadi dua lapisan zat cair dengan
perbandingan tertentu. Pelarut air tidak digunakan karena pelarut air akan
tercampur dengan asam asetat sehingga tidak dapat membentuk 2 lapisan
pada zat yang akan diuji.
Setelah ditambahkan eter, kemudian dilakukan pengocokan, pada saat
pengocokan larutan sering menghasilkan gas dimana gas yang
terbentuk itu berasal dari larutan eter yang bersifat mudah menguap.
Karena terjadi penguapan, maka gas yang dihasilkna harus dikeluarkan
dengan cara membuka kran yang ada pada corong pemisah. Gas yang
dihasilkan dikelurakan bertujuan untuk mencegah terjadinya ledakan pada
corong pemisah. Gas yang dihasilkan adalah gas dietil eter, bewarna
bening dan berbau menyengat. Pengocok dilakukan bertujuan untuk
membesar luas permukaan untuk membantu proses distribusi asam asetat
pada kedua fasa. Setelah tercapai kesetimbangan pada corong pisah,
campuran kemudian didiamkan sehingga terbentuk dua lapisan fasa atas
dan fasa bawah. Lapisan fasa pada bagian atas adalah pelrut eter,
sedangkan lapisan bawah merupakan asam asetat yang larut pada pelarut
air. Hal ini disebabkan karena masa jenis air lebih besar di bangingkan
eter. Massa jenis air yaitu 1,0 gr/ mol sedangkan massa jenis eter 0,66
sehingga zat yang mempunyai berat jenis yang lebih besar menepati
lapisan bawah. Setelah terbebtuknya dua fasa, lapisan fasa yang berada
pada bagian bawah yaitu air diambil dan dimasukan ke dalam Erlenmeyer
sebanyak 2 ml. Dari dua lapisan fasa tersebut ynag diambil lapisan fasa
bawah yaitu air karena pada pelarut air terdapat asam asetat ynag larut
dalam air.
4. Daftar Pustaka
Arsyad MN,1997, Kamus Kimia Arti dan Penjelasan Istilah, Gramedia,
Jakarta
Basset J,; Denney RC ,; Jeffery,; Medhan,1994, Buku Ajar Vogel Analisis
Kimia Kuantitatif Anorganik, Buku Kedokteran, Jakarta
Day RA dan Underwood AL, 1980,Analisa Kimia Kuantitatif, Erlangga,
Jakrata
Kasmiyatun M, 2010, Ekstraksi Asam Sitrat dan Asam Oksalat : Pengaruh
Konsentrasi solute Terhadap Koefisien Distribusi , Seminar Rekayasa
dan Proses,ISSN 1411-4216
Pudjaatmaka AH, 2002, Kamus Kimia, Balai Pustaka, Jakarta
Vogel, 1985, Analisis Kimia Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro,PT.Kalman Media Pustaka, Jakarta
5. Pertanyaan
Setelah dilakukan pengocokan, maka campuran dari 2 zat tersebut perlu
didiamkan selama 15 menit. Apakah yang akan terjadi apabila lapisan bawah
langsung diambil sehabis campuran kedua zat tersebut dikocok ?
Jawab :
Larautan yang diambil masih mengandung eter karena belum terpisah secara
sempurna sehingga mempengaruhi penggunaan konsentrasi pada saat titrasi
dilakukan, sehingga akan mempengaruhi milai konstanta distribusi zat
tersebut.
Post test
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan istilah berikut:
a. Distribusi
b. Disosoasi
2. Bayangkan percobaan ini anda mendapatkan dua lapisan, bagaimana cara
anda dapat menentukan bahwa lapisan atas adalah lapisan senyawa
organic atau air ?
3. Gambarkan rangkaian alat pada percobaan ini !
4. Apa fungsi dari indikator PP pada percobaan ini ?
jawab :
4. Indikator PP pada percobaan ini berfungsi untuk membantu larutan pada saat
titrasi untuk menentukan titik akhir titrsai dimana titrsai harus dihentikan ynag
ditandai dengan perubahan warna.