Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan
oleh peneliti untuk pengumpulan data. Teknik dalam menunjuk suatu kata yang abstrak
dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat penggunaannya melalui:
angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi, dan lain-lain. Peneliti dapat
menggunakan salah satu atau gabungan teknik tergantung dari masalah yang dihadapi atau
yang diteliti.
Kegiatan pengumpulan data pada prinsipnya merupakan kegiatan penggunaan
metode dan instrumen yang telah ditentukan dan diuji validitas dan reliabilitasnya. Secara
sederhana, pengumpulan data diartikan sebagai proses atau kegiatan yang dilakukan
peneliti untuk mengungkap atau menjaring berbagai fenomena, informasi atau kondisi
lokasi penelitian sesuai dengan lingkup penelitian. Dalam prakteknya, pengumpulan data
ada yang dilaksanakan melalui pendekatan penelitian kuantitatif dan kualitatif.
Pengumpulan data merupakan hal yang sangat penting dan harus di lakukan
dalam penelitian,pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian tersebut. Tujuan yang diungkapkan
dalam bentuk hipotesis, hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap petanyaan
penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud inilah
dibutuhkan pengumpulan data.
Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari
dan mengumpulkan; sedang data primer adalah data yang hanya dapat kita peroleh dari
sumber asli atau pertama. Jika data sekunder dapat kita peroleh dengan lebih mudah dan
cepat karena sudah tersedia, misalnya di perpustakaan, perusahaan-perusahaan,
organisasi-organisasi perdagangan, biro pusat statistik, dan kantor-kantor pemerintah;
maka data primer harus secara langsung kita ambil dari sumber aslinya, melalui nara
sumber yang tepat dan yang kita jadikan responden dalam penelitian kita.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana teknik pengumpulan data?

1
1.2.2 Apa yang dimaksud wawancara dan kuesioner?
1.2.3 Bagaimana cara pengumpulan data dengan kedua teknik tersebut?
1.2.4 Apa keuntungan dan kekurangan kedua teknik tersebut?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui teknik pengumpulan data
1.3.2 Mengetahui arti dari wawancara dan kuesioner
1.3.3 Mengetahui cara mendapatkan pengumpulan data
1.3.4 Mengetahui kekurangan dan keuntungannya

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2
2.1 Analisis Pengumpulan Data
Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian yaitu,
kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Kualitas instrumen
penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan
data berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data.
Oleh karena itu instrumen yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya, belum tentu dapat
menghasilkan data yang valid atau reliabel, apabila instrumen tersebut tidak digunakan
secara tepat dalam pengumpulan datanya.
Kegiatan pengumpulan data pada prinsipnya merupakan kegiatan penggunaan
metode dan instrumen yang telah ditentukan dan diuji validitas dan reliabilitasnya. Secara
sederhana, pengumpulan data diartikan sebagai proses atau kegiatan yang dilakukan
peneliti untuk mengungkap atau menjaring berbagai fenomena, informasi atau kondisi
lokasi penelitian sesuai dengan lingkup penelitian. Dalam prakteknya, pengumpulan data
ada yang dilaksanakan melalui pendekatan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dengan
kondisi tersebut, pengertian pengumpulan data diartikan juga sebagai proses yang
menggambarkan proses pengumpulan data yang dilaksanakan dalam penelitian kuantitatif
dan penelitian kualitatif.
Pengumpulan data, dapat dimaknai juga sebagai kegiatan peneliti dalam upaya
mengumpulkan sejumlah data lapangan yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan
penelitian (untuk penelitian kualitatif), atau menguji hipotesis (untuk penelitian
kuantitatif).
Merujuk pada pengertian di atas, betapa pentingnya pengumpulan data dalam
proses penelitian. Tanpa data lapangan, proses analisis data dan kesimpulan hasil
penelitian, tidak dapat dilaksanakan. Ada perbedaan yang cukup mendasar mengenai
pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan data dalam
penelitian kuantitatif dalam pelaksanaannya tidak mesti harus langsung oleh peneliti, akan
tetapi dapat dilakukan melalui pihak lain yang dipandang mampu atau kompeten dalam
melaksanakan pengumpulan data. Atas dasar tersebut, maka instrumen penelitian yang
akan digunakan, harus memenuhi syarat-syarat instrumen penelitian.

3
Data juga dapat dibagai menjadi menjadi bermacam-macam klasisifikasi.
Tergantung dari jenis, teknik, kegunaan dan analisanya. Seperti yang terangkum berikut
ini :
1. Berdasarkan Cara Memperolehnya
a. Data Primer
Data primer adalah secara langsung diambil dari subjek atau objek
penelitian oleh peneliti baik perorangan maupun organisasi.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek
penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan
oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara komersial
maupun non komersial. Data sekunder diperoleh atau dikumpulkan melalui
buku-buku, brosur dan artikel yang di dapat dari website yang berkaitan
dengan penelitian.

2. Berdasarkan Sumbernya
a. Data Internal
Data internal adalah data yang menggambarkan situasi dan kondisi pada
suatu organisasi secara internal.
b. Data Eksternal
Data eksternal adalah data yang menggambarkan situasi serta kondisi yang
ada di luar organisasi.

3. Berdasarkan Sifatnya
a. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang dipaparkan dalam bentuk angka-angka.

b. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk kata-kata yang
mengandung makna.

4. Berdasarkan Sifat Data


a. Data Diskrit
Data diskrit adalah data yang nilainya adalah bilangan asli.
b. Data Kontinyu
Data kontinyu adalah data yang nilainya ada pada suatu interval tertentu
atau berada pada nilai yang satu ke nilai yang lainnya.

5. Berdasarkan Waktu Pengumpulannya

4
a. Data Cross Section
Data cross-section adalah data-data yang dikumpulkan hanya pada suatu
waktu tertentu.
b. Data Time Series / Berkala
Data berkala adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk
menggambarkan suatu perkembangan atau kecenderungan keadaan/
peristiwa/ kegiatan.

6. Berdasarkan Tehnik Pengumpulan Data


a. Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain
yang dijadikan responden untuk dijawabnya.
b. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data, dimana peneliti melakukan
pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat
kegiatan yang dilakukan

c. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun
peneliti terhadap nara sumber atau sumber data.

2.2 Tehnik Pengumpulan Data


Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting dan berbagai sumber
dan berbagai cara. Bila dilihat dari settingnya data dapat dikumpulkan pada setting
alamiah (natural seting), pada laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah dengan
berbagai responden, dan lain-lain. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan
data dapat menggunakan sumber primer dan sekunder. Sumber primer adalah sumber data
yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder
merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data pada pengumpul data, misalnya
lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya kalau dilihat dari segi cara atau teknik

5
pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview,
kuesioner (angket), observasi (Sugiyono, 2012: 193-194).
2.2.1 Interview (Wawancara)
Wawancara ialah proses komunikasi atau interaksi untuk mengumpulkan
informasi dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan informan atau subjek
penelitian (Emzir, 2010: 50). Dengan kemajuan teknologi informasi seperti saat
ini, wawancara bisa saja dilakukan tanpa tatap muka, yakni melalui media
telekomunikasi. Pada hakikatnya wawancara merupakan kegiatan untuk
memperoleh informasi secara mendalam tentang sebuah isu atau tema yang
diangkat dalam penelitian. Atau, merupakan proses pembuktian terhadap informasi
atau keterangan yang telah diperoleh lewat teknik yang lain sebelumnya.
Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan
sebagai studi pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada
1000 responden, sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan
sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian kualitatif).
Byrne (2001) menyarankan agar sebelum memilih wawancara sebagai
metoda pengumpulan data, peneliti harus menentukan apakah pertanyaan
penelitian dapat dijawab dengan tepat oleh orang yang dipilih sebagai partisipan.
Studi hipotesis perlu digunakan untuk menggambarkan satu proses yang digunakan
peneliti untuk memfasilitasi wawancara.
Menurut Miles dan Huberman (1984) ada beberapa tahapan yang harus
diperhatikan dalam melakukan wawancara, yaitu:
The setting, peneliti perlu mengetahui kondisi lapangan penelitian yang
sebenarnya untuk membantu dalam merencanakan pengambilan data. Hal-
hal yang perlu diketahui untuk menunjang pelaksanaan pengambilan data
meliputi tempat pengambilan data, waktu dan lamanya wawancara, serta
biaya yang dibutuhkan.
The actors, mendapatkan data tentang karakteristik calon partisipan. Di
dalamnya termasuk situasi yang lebih disukai partisipan, kalimat pembuka,
pembicaraan pendahuluan dan sikap peneliti dalam melakukan pendekatan.
The events, menyusun protokol wawancara.

6
Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh
peneliti dalam menggunakan teknik interview dan juga kuesioner adalah sebagai
berikut:
Bahwa subjek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya
sendiri.
Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan
dapat dipercaya.
Bahwa interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si
peneliti.

Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat
dilakukan dengan tatap muka maupun lewat telepon.

Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila
peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti informasi apa
yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara,
pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-
pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun sudah disiapkan.
Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang
sama, dan pengumpul data mencatatnya.
Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai
pedoman untuk wawancara, maka pengumpul data juga dapat
menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur dan material
lain yang dapat membantu pelaksanaan wawancara berjalan lancar.
Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti
tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara

7
yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan
ditanyakan.

1. Wawancara Tatap Muka


Keuntungan wawancara tatap muka, yaitu:
Bisa membangun hubungan dan memotivasi responden
Bisa mengklarifikasi pertanyaan, menjernihkan keraguan, menambah
pertanyaan baru
Bisa membaca isyarat non verbal
Bisa memperoleh data yang banyak

Kekurangan wawancara tatap muka, yaitu:

Membutuhkan waktu yang lama


Biaya besar jika responden yang akan diwawancara berada di beberapa
daerah terpisah
Responden mungkin meragukan kerahasiaan informasi yang diberikan
Pewawancara perlu dilatih
Bisa menimbulkan bias pewawancara
Responden bias menghentikan wawancara kapanpun
2. Wawancara Via Phone
Keuntungan wawancara via phone, yaitu:
Biaya lebih sedikit dan lebih cepat dari warancara tatap muka
Bisa menjangkau daerah geografis yang luas
Anomalitas lebih besar dibanding wawancara pribadi (tatap muka)

Kekurangan wawancara via phone, yaitu:

Isyarat non verbal tidak bisa dibaca


Wawancara harus diusahakan singkat
Nomor telpon yang tidak terpakai bisa dihubungi, dan nomor yang tidak
terdaftar pun dihilangkan dari sampel

2.2.2 Kuesioner
Kuesioner merupakan alat teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya. Meskipun terlihat mudah, teknik pengumpulan data

8
melalui angket cukup sulit dilakukan jika respondennya cukup besar dan tersebar
di berbagai wilayah tetapi kuesioner juga merupakan teknik pengumpulan data
yang efisien bila peneliti tahu pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang
bisa diharapkan dari responden (Iskandar, 2008: 77).
Ada beberapa pengertian kuesioner yang diungkapkan oleh para ahli
Menurut Nazir, kuesioner atau daftar pertanyaan adalah sebuat set pertanyaan
yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian, dan tiap pertanyaan
merupakan jawaban-jawaban yang mempunyai makna dalam menguji hipotesis.
Daftar pertanyaan tersebut dibuat cukup terperinci dan lengkap.
Menurut Suharsimi Arikunto, Kuesioner/angket adalah daftar pertanyaan
yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon sesuai dengan
permintaan pengguna.
Dengan demikian angket/kuesioner adalah daftar pertanyaan yang
disiapkan oleh peneliti dimana tiap pertanyaannya berkaitan dengan masalah
penelitian. Angket tersebut pada akhirnya diberikan kepada responden untuk
dimintakan jawaban.
Daftar pertanyaan kuesioner telah disusun sebelumnya. Pertanyaan-
pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner, atau daftar pertanyaan tersebut cukup
terperinci dan lengkap dan biasanya sudah menyediakan pilihan jawaban
(kuesioner tertutup) atau memberikan kesempatan responden menjawab secara
bebas (kuesioner terbuka).
Uma sekaran (1992) dalam Sugiyono mengungkapkan beberapa prinsip
penulisan angket yaitu sebagai berikut:
Isi dan tujuan pertanyaan, yang dimaksud disini adalah isi pertanyaan
tersebut merupakan bentuk pengukuran atau bukan. Kalau berbentuk
pengukuran, maka dalam membuat pertanyaan harus teliti, setiap
pertanyaan harus ada skala pengukuran dan jumlah itemnya mencukupi
untuk mengukur variabel yang diteliti.
Bahasa yang digunakan, bahasa yang digunakan dalam penulisan angket
harus disesuaikan dengan kemampuan berbahasa responden.
Tipe dan bentuk pertanyaan, tipe pertanyaan dalam angket dapat berupa
terbuka atau tertutup, (dalam wawancara bisa terstruktur dan tidak
terstruktur), dan bentuknya dapat menggunakan kalimat positif dan
negatif.
9
Pertanyaan tidak mendua
Tidak menanyakan yang sudah lupa
Pertanyaan tidak menggiring, artinya usahakan pertanyaan tidak
menggiring pada jawaban yang baik saja atau yang jelek saja.
Panjang pertanyaan, pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu
panjang, sehingga akan membuat jenuh responden dalam mengisi.
Urutan pertanyaan, urutan pertanyaan dalam angket, dimulai dari yang
umum menuju ke hal yang spesifik, atau dari yang mudah menuju hal yang
sulit.

Jenis pertanyaan dalam kuisoner


Perbedaaan pertanyaan dalam wawancara dengan pertanyaan dalam
kuesioner adalah dalam wawancara memungkinkan adanya interaksi antara
pertanyaan dan artinya. Dalam wawancara analis memiliki peluang untuk
menyaring suatu pertanyaan, menetapkan istilah-istilah yang belum jelas,
mengubah arus pertanyaan, memberi respons terhadap pandangan yang rumit dan
umumnya bisa mengontrol agar sesuai dengan konteksnya. Beberapa diantara
peluang-peluang diatas juga dimungkinkan dalam kuesioner. Jadi bagi penganalisis
pertanyaan-pertanyaan harus benar-benar jelas, arus pertanyaan masuk akal,
pertanyaan-pertanyaan dari responden diantisipasi dan susunan pertanyaan
direncanakan secara mendetail. Menurut Suharsimi Arikunto, kuesioner dapat
dibedakan menjadi:
1. Pertanyaan Terbuka : Angket terbuka yaitu angket yang disajikan
dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden dapat memberikan
isian sesuai dengan kehendak dan keadaannya. Angket terbuka
dipergunakan apabila peneliti belum dapat memperkirakan atau
menduga kemungkinan alternatif jawaban yang ada pada responden.
2. Pertanyaan Tertutup : pertanyaan-pertanyaan yang membatasi atau
menutup pilihan-pilihan respons yang tersedia bagi responden.
disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal
memberikan tanda centang (V) pada kolom atau tempat yang sesuai.
3. Pertanyaan Campuran : gabungan antara angket terbuka dengan
angket tertutup.

10
Petunjuk-petunjuk yang harus diikuti saat memilih bahasa untuk kuesioner adalah
sebagai berikut :

Gunakan bahasa responden kapanpun bila mungkin. Usahakan agar kata-


katanya tetap sederhana.
Bekerja dengan lebih spesifik lebih baik daripada ketidak-jelasan dalam
pilihan kata-kata. Hindari menggunakan pertanyaan-pertanyaan spesifik.
Pertanyaan harus singkat.
Jangan memihak responden dengan berbicara kapada mereka dengan
pilihan bahasa tingkat bawah.
Hindari bias dalam pilihan kata-katanya. Hindari juga bias dalam
pertanyaanpertanyaan yang menyulitkan.
Berikan pertanyaan kepada responden yang tepat (maksudnya orang-orang
yang mampu merespons). Jangan berasumsi mereka tahu banyak.
Pastikan bahwa pertanyaan-pertanyaan tersebut secara teknis cukup akurat
sebelum menggunakannya.
Gunakan perangkat lunak untuk memeriksa apakah level bacaannya sudah
tepat bagi responden.

Skala dalam kueisoner


Penskalaan adalah proses menetapkan nomor-nomor atau simbol-simbol
terhadap suatu atribut atau karakteristik yang bertujuan untuk mengukur atribut
atau karakteristik tersebut. Alasan penganalisis sistem mendesain skala adalah
untuk mengukur sikap atau karakteristik orang-orang yang menjawab kuesioner
dan agar respoden memilih subjek kuesioner. Ada empat bentuk skala
pengukuran, yaitu :
1. Nominal
Skala nominal digunakan untuk mengklasifikasikan sesuatu. Skala
nominal merupakan bentuk pengukuran yang paling lemah, umumnya
semua analis bisa menggunakannya untuk memperoleh jumlah total untuk
setiap klasifikasi. Contoh : Apa jenis perangkat lunak yang paling sering
anda gunakan ? 1 = Pengolah kata, 2 = Spreadsheet, 3 = Basis Data, 4 =
Program e-mail.

2. Ordinal

11
Skala ordinal sama dengan skala nominal, juga memungkinkan
dilakukannya kalsifikasi. Perbedaannya adalah dalam ordinal juga
menggunakan susunan posisi. Skala ordinal sangat berguna karena satu
kelas lebih besar atau kurang dari kelas lainnya.

3. Interval
Skala interval memiliki karakteristik dimana interval di antara
masing-masing nomor adalah sama. Berkaitan dengan karakteristik ini,
operasi matematisnya bisa ditampilkan dalam data-data kuesioner,
sehingga bisa dilakukan analisis yang lebih lengkap.

4. Rasio
Skala rasio hampis sama dengan skala interval dalam arti interval-
interval di antara nomor diasumsikan sama. Skala rasio memiliki nilai
absolut nol. Skala rasio paling jarang digunakan.

Instrument kuesioner harus diukur validitas dan reabilitas datanya


sehingga penelitian tersebut menghasilkan data yang valid dan reliable. Instrumen
yang valid berarti instrument tersebut dapat dipergunakan untuk mengukur apa
yang seharusnya diukur, sedangkan instrument yang reliable adalah instrumen
yang apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan
menghasilkan data yang sama pula. Instrumen yang digunakan untuk mengukur
variabel penelitian ini dengan menggunakan skala likert poin. Jawaban responden
berupa pilihan dari lima alternatif yang ada, yaitu :

SS : Sangat Setuju
S : Setuju
N : Netral
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju

Masing-masing jawaban memiliki nilai sebagai berikut :

SS :5
S :4
N :3

12
TS :2
STS :1

Validitas adalah seberapa jauh alat dapat mengukur hal atau objek yang
ingin diukur. Reabilitas artinya memiliki sifat yang dapat dipercaya. Suatu alat
ukur dikatakan memiliki reabilitas apabila dipergunakan berkali-kali oleh peneliti
yang sama atau oleh peneliti lain akan tetapi memberikan hasil yang sama. Jadi
reabilitas adalah seberapa jauh konsistensi alat ukur untuk dapat memberikan
hasil yang sama dalam mengukur dalam hal dan objek yang sama.

Merancang kuisoner
Merancang formulir-formulir untuk input data sangat penting, demikian
juga merancang format kuesioner juga sangat penting dalam rangka
mengumpulkan informasi mengenai sikap, keyakinan, perilaku dan karakteristik.
a. Format kuesioner sebaiknya adalah :
Memberi ruang kosong secukupnya
Menunjuk pada jarak kosong disekeliling teks halaman atau layar.
Untuk meningkatkan tingkat respons gunakan kertas berwarna putih
atau sedikit lebih gelap, untuk rancangan survey web gunakan
tampilan yang mudah diikuti, dan bila formulirnya berlanjut ke
beberapa layar lainya agar mudah menggulung kebagian lainnya.
Memberi ruang yang cukup untuk respons
Meminta responden menandai jawaban dengan lebih jelas
Menggunakan tujuan-tujuan untuk membantu menentukan format
Konsisten dengan gaya

Urutan pertanyaan dalam menurutkan pertanyaan perlu dipikirkan tujuan


digunakannya kuesioner dan menentukan fungsi masing-masing pertanyaan dalam
membantu mencapai tujuan.

Pertanyaan-pertanyaan mengenai pentingnya bagi responden untuk


terus, pertanyaan harus berkaitan dengan subjek yang dianggap
responden penting.
Item-item cluster dari isi yang sama.
Menggunakan tendensi asosiasi responden

13
Kemukakan item yang tidak terlalu kontroversial terlebih dulu
Menurut Suharsimi Arikunto keuntungan menggunakan kuesioner antara lain:

Tidak memerlukan hadirnya peneliti

Dapat diberikan secara serempak kepada banyak responden

Dijawab oleh responden menurut kecepatan masing-masing dan


menurut waktu senggang responden

Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur, dan tidak


malu-malu menjawab

Dapat dibuat berstandar sehingga semua responden dapat diberi

Kekurangannya yaitu organisasi kemungkinan menolak memberikan


waktu perusahaan untuk survey dengan kelompok karyawan yang dikumpulkan
untuk tujuan tersebut.

2.3 Etika dalam Pengumpulan Data


Beberapa isu etis yang harus diperhatikan ketika mengumpulkan data antara lain :
1. Memperlakukan informasi yang diberikan responden dengan memegang prinsip
kerahasiaan dan menjaga pribadi responden merupakan salah satu tanggung jawab
peneliti.
2. Peneliti tidak boleh mengemukakan hal yang tidak benar mengenai sifat penelitian
kepada subjek. Dengan demikian, peneliti harus menyampaikan tujuan dari
penelitian kepada subjek dengan jelas.

14
3. Informasi pribadi atau yang terlihat mencampuri sebaiknya tidak ditanyakan, dan
jika hal tersebut mutlak diperlukan untuk penelitian, maka penyampaiannya harus
diungkapkan dengan kepekaan yang tinggi kepada responden, dan memberikan
alasan spesifik mengapa informasi tersebut dibutuhkan untuk kepentingan
penelitian.
4. Apapun sifat metode pengumpulan data, harga diri dan kehormatan subjek tidak
boleh dilanggar
5. Tidak boleh ada paksaan kepada orang untuk merespon survei dan responden yang
tidak mau berpartisipasi tetap harus dihormati.
6. Dalam study lab, subjek harus diberitahukan sepenuhnya mengenai alasan
eksperimen setelah mereka berpartisipasi dalam studi.
7. Subjek tidak boleh dihadapkan pada situasi yang mengancam mereka, baik secara
fisik maupun mental.
8. Tidak boleh ada penyampaian yang salah atau distorsi dalam melaporkan data
yang dikumpulkan selama study.

BAB III

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dalam pengumpulan data kuantitatif kita dapat menggunkan teknik- teknik seperti
wawancara dan kuesioner. Keduanya teknik tersebut memiliki keuntungan dan

15
kekurangan masing masing. Dan cara untuk melakukannya juga memiliki perbedaan.
Tetapi harus menyesuaikan pertanyaan- pertanyaan dalam mendapatkan jawaban
informasi yang diinginkan dari peneliti.

4.2 Saran
Dalam melakukan pengumpulan data harus diketahui cara sesuai untuk
mendapatkan informasi yang akan diingikan oleh peneliti.

DAFTAR PUSTAKA

- Bara. Observasi, Wawancara, Kuisioner, Teknik Sample. 30 Maret 2011


http://babylucuna.blogspot.co.id/2011/03/observasi-wawancara-kuisioner-teknik.html

- Hendryadi. Metode Pengumpulan Data. 19 Januari 2013

https://teorionline.wordpress.com/service/metode-pengumpulan-data/

16
- Rachmatul. Teknik Pengumpulan Data Dalam Penelitian Kuantitatif
Dan Kualitatif. 28 Januari 2013

https://rachmatul4212.wordpress.com/2013/01/28/teknik-
pengumpulan-data-dalam-penelitian-kuantitatif-dan-kualitatif/

- Rahmi, Ulfia. Teknik Pengumpulan Data. 30 Oktober 2016


https://tepenr06.wordpress.com/2011/10/30/teknik-pengumpulan-data/

17

Anda mungkin juga menyukai