Anda di halaman 1dari 17

PARAMETER FISIKA

KIMIA ( PFK )
Fandy Rezha Setiadi
(14330045)
Anis Wahyu M (14330033)
Tika Muji Lestari (14330046)
Dea Marella (14330051)
Bella Sabrina (14330068)
Definisi Parameter Fisika Kimia
( PFK )

Parameter adalah untuk mengidentifikasi


terjadinya pencemaran lingkungan, serta
mengetahui tingkat pencemaran itu.
PARAMETER FISIKA

Jumlah
Daya Hantar
Zat Padat
ListrikTerlarut
(DHL)
Bau
Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
907/MENKES/SK/VII/2002, diketahui bahwa syarat air minum yang
dapat dikonsumsi manusia adalah tidak berbau

Rasa
Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
907/MENKES/SK/VII/2002, diketahui bahwa syarat air minum yang
dapat dikonsumsi manusia adalah tidak berasa

Suhu
Umumnya, suhu dinyatakan dengan satuan derajat Celcius (C) atau
derajat Fahrenheit (F). Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan
RI Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002, diketahui bahwa temperatur
maksimum yang diperbolehkan 3C. Pengukuran dilakukan
menggunakan termometer.
Jumlah Zat Padat Terlarut
Total zat padat terlarut dalam air berkisar 20 1000 mg/L. Padatan
terlarut total (Total Dissolved Solid atau TDS) merupakan bahan
terlarut (diameter <10mm) dan koloid (diameter 10 mm 10
mm) yang berupa senyawa kimia dan bahan lain, yang tidak
tersaring pada kertas saring berdiameter 0,45 m.
TDS disebabkan oleh bahan anorganik berupa ion-ion yang
terdapat di perairan. TDS tidak diinginkan karena menimbulkan
warna, rasa, dan bau yang tidak sedap dan bersifat racun.

Kekeruhan
Disebabkan adanya bahan organik dan anorganik yang
tersuspensi dan terlarut, berupa plankton dan mikroorganisme lain.
Zat anorganik yang menyebabkan kekeruhan berasal dari pelapukan
batuan dan logam, sedangkan zat organik berasal dari lapukan
hewan dan tumbuhan.
Warna
Disebabkan oleh partikel hasil pembusukan bahan organik, ion
metal, besi, mangan dan buangan industri. Adanya oksida besi
menyebabkan air berwarna kemerahan, sedangkan oksida mangan
menyebabkan air berwarna kecoklatan atau kehitaman. Kadar besi
sebanyak 0,3 mg/L dan kadar mangan sebanyak 0,05 mg/L.
Berdasarkan zat penyebabnya, warna dibedakan menjadi :
Warna Sejati (true color) disebabkan oleh zat organik dalam bentuk
koloid. Warna ini tidak akan berubah walaupun mengalami
penyaringan dan sentrifugasi. Contoh:warna air teh
Warna Semu (apparent color) disebabkan oleh partikel tersuspensi
dalam air. Warna ini akan mengalami perubahan setelah disaring
atau disentrifugasi serta dapat mengalami pengendapan. Warna
semu akan semakin pekat bila kekeruhan air meningkat.
Daya Hantar Listrik (DHL)
Merupakan kemampuan suatu cairan untuk menghantarkan arus
listrik. Pengukuran dilakukan berdasarkan kemampuan kation dan
anion, dimana semakin besar nilai daya hantar listrik pada
konduktivitimeter berarti semakin besar kemampuan kation dan
anion.
Konduktivitas dinyatakan dengan satuan p mhos/cm atau p
siemens/cm. Dalam analisa air, satuan yang biasa digunakan adalah
mhos/cm. Air suling memiliki nilai DHL 1 mhos/cm, sedangkan
perairan alami 20 1500 mhos/cm.
Pengukuran DHL berguna untuk:
Menetapkan tingkat mineralisasi dan derajat disosiasi
Memperkirakan efek total dari konsentrasi ion
Mengevaluasi pengolahan yang cocok dengan kondisi mineral
Memperkirakan jumlah zat padat terlarut dalam air
Menentukan air layak dikonsumsi atau tidak.
Parameter Kimia

Zat Organik
Daya Pengikat
(KMnO
Chlor (DPC)
Besi (Fe)
Dibutuhkan oleh tubuh dalam pembentukan haemoglobin.
Fe didalam tubuh dikendalikan pada fase absorbsi. Tubuh
manusia tidak dapat mengekskresikan Fe. Oleh karena itu,
manusia yang sering mendapat transfusi darah, warna kulitnya
menjadi hitam karena akumulasi Fe.Fe dalam dosis besar dapat
merusak dinding usus dan menyebabkan kematian. Debu Fe
juga dapat diakumulasi di dalam alveoli dan menyebabkan
berkurangnya fungsi paru-paru.

Alkalinitas
Adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam
tanpa menurunkan pH larutan atau dikenal dengan sebutan acid-
neutralizing capacity(ANC) atau kuantitas anion di dalam air
yang dapat menetralkan kation hidrogen. Alkalinitas merupakan
kemampuan air untuk mengikat ion positif hingga mencapai pH
4,5.
Kesadahan
Nilai kesadahan diperlukan dalam penilaian kelayakan
perairan untuk kepentingan industri dan domestik. Nilai
kesadahan tidak memiliki pengaruh langsung terhadap
kesehatan manusia. Dampak: sabun sulit berbusa,
pembentukan kerak pada boiler, kerak pada pipa penyaluran air.

Klorida (Cl)
Tidak bersifat toksik bagi makhluk hidup, bahkan berperan
dalam pengaturan tekanan osmotik sel. Klorida dapat
mengalami kenaikan secara tiba-tiba sehingga menyebabkan
polusi. Toleransi klorida untuk manusia bervariasi berdasarkan
iklim, penggunaannya, dan klorida yang hilang melalui respirasi.
Klorida dapat menimbulkan gangguan pada jantung/ginjal. Di
Indonesia, khlor digunakan sebagai desinfektan dalam
penyediaan air minum untuk menghilangkan mikroorganisme
yang tidak dibutuhkan
Natrium (Na)
Digunakan dalam industri sehingga limbah industri dan
limbah domestik merupakan sumber natrium antropogenik.
Hampir semua perairan alami mengandung natrium dengan
kadar 1 mg/liter hingga ribuan mg/liter. Natrium bagi tubuh tidak
merupakan benda asing. NaOH atau hidroksida Na sangat
korosif, tetapi NaCl justru dibutuhkan oleh tubuh.

Nitrat (NO)
Kadar nitrat tidak boleh >10 mg NO/L atau 50 (MEE) mg
NO/L. Nitrat tidak bersifat toksik terhadap organisme akuatik.
Konsumsi air dengan kadar nitrat yang tinggi akan menurunkan
kapasitas darah untuk mengikat oksigen, terutama pada bayi
yang berumur <5bulan disebut methemoglobinemia/blue baby
disease mengakibatkan kulit bayi berwarna kebiruan (cyanosis).
Nitrit (NO)
Bagi manusia dan hewan, nitrit bersifat lebih toksik daripada
nitrat. Pada manusia, konsumsi nitrit yang berlebihan dapat
mengakibatkan terganggunya proses pengikatan oksigen oleh
hemoglobin darah, selanjutnya membentuk met-hemoglobin
yang tidak mampu mengikat oksigen. Selain itu, NO juga dapat
menimbulkan nitrosamin (RRN NO) pada air buangan tertentu
yang dapat menyebabkan kanker.

pH
pH standar untuk air minum sebesar 6,5 8,5. Pengukuran
pH dilakukan menggunakan kertas lakmus, kertas pH universal,
larutan indikator universal (metode Colorimeter) dan pH meter
(metode Elektroda Potensiometri). pH juga berkaitan erat
dengan karbondioksida dan alkalinitas. Semakin tinggi nilai pH,
semakin tinggi pula nilai alkalinitas dan semakin rendah kadar
karbondioksida bebas.
Sulfat (SO)
Jumlah ion sulfat yang berlebih menyebabkan terjadinya
efek cuci perut pada manusia. Kehadirannya dibatasi sebesar
250 mg/L untuk air yang dikonsumsi oleh manusia. Sulfat
berasal dari oksidasi terakhir sulfida, sulfit, dan thiosulfat. Sulfat
dapat menimbulkan masalah bau dan korosi pada pipa air
buangan akibat reduksi SO menjadi S dalam kondisi anaerob
dan bersama ion H membentuk H2S.

Daya Pengikat Chlor (DPC)


Gas klor merupakan oksidan yang kuat sehingga bersifat
racun bagi manusia. Pada konsentrasi rendah, klorin membunuh
mikroorganisme dengan memasuki sel dan bereaksi dengan
enzim serta protoplasma. Pada konsentrasi tinggi, oksidasi
dinding sel akan memusnahkan organisme tersebut.
Zat Organik
Merupakan indikator umum bagi pencemaran. Tingginya zat
organik yang dapat dioksidasi menunjukkan adanya
pencemaran. Zat organik mudah diuraikan oleh mikroorganisme.
Oleh sebab itu, menyebabkan jumlah oksigen di dalam air
berkurang, sehingga kondisi menjadi anaerob dan dapat
menimbulkan bau.

Kalium
Hampir 95% dari produksi kalium digunakan sebagai pupuk.
Kalium juga digunakan pada industri gelas, farmasi, karet
sintetis, sabun, detergen, dll. Kalium <10 bersifat toksik bagi
organisme akuatik. Kadar kalium >2.000 mg/L berbahaya bagi
sistem pencernaan dan saraf manusia. Kadar kalium sebanyak
50 mg/liter kurang baik bagi kepentingan industri karena dapat
membentuk karat dan menyebabkan terjadinya korosi pada
peralatan logam.
Asiditas
Adalah kapasitas kuantitatif air untuk bereaksi dengan basa
kuat sehingga menstabilkan pH hingga mencapai 8,3 atau
kemampuan air untuk mengikat OHuntuk mencapai pH 8,3 dari
pH asal yang rendah. Semua air yang memiliki pH < 8,5
mengandung asiditas.

Fluorida (F)
Sejumlah kecil fluorida berguna untuk pencegahan
kerusakan gigi, tetapi konsentrasi >1,7 mg/liter menyebabkan
pewarnaan pada enamel gigi dan berimplikasi terhadap
kerusakan pada tulang.
Fluorida anorganik lebih toksik dan iritan. Keracunan kronis
menyebabkan orang menjadi kurus, pertumbuhan terganggu,
terjadi fluorisasi gigi serta kerangka, dan gangguan pencernaan
yang disertai dehidrasi. Pada kasus keracunan berat akan terjadi
cacat tulang, kelumpuhan, dan kematian.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai