Anda di halaman 1dari 3

Caving

Caving adalah peristiwa terjadinya guguran atau runtuhan dinding lubang bor
(biasanya pada formasi shale/serpih dan pada formasi tidak
kompak unconsolidated formation), sehingga mengakibatkan rangkaian pipa bor
terjepit. Pada saat menembus trayek 13 5/8 pada kedalaman 4500 yang
ditandai dengan titik hijau terindikasi bahwa kemungkinan terjadi caving.
Pada umumnya lapisan shale yang dapat mengakibatkan
peristiwa caving digolongkan menjadi tiga, yaitu :
1) Sloughing shale
Merupakan Shale yang rapuh dan dikenal dengan istilah brittle mempunyai
rekahan-rekahan kecil dan bidang pelapisan. Selama operasi pemboran
berlangsung, rekahan dan bidang pelapisan terinvasi oleh air filtrat lumpur bor
sehingga menjadi labil.
2) Plastic Shale
Merupakan shale yang mempunyai sifatplastic dan tidak menghidrasi air filtrat
lumpur bor.Plastic shale mempunyai kecenderungan untuk menempel pada
permukaan pahat, atau drill collar,dengan demikian dapat menyebabkan bit
ballingdan cnderung menjepit rangkaian bor.
3) Swelling Shale
Merupakan shale yang mengandung komponen bentonite (sodium
montmorillonite) atauclay dalam jumlah yang relative banyak. Mempunyai sifat
menghidrasi air filtrat lumpur pemboran dan shale tersebut mengembang
(swelling) sehingga mudah runtuh.
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya runtuhan (caving) adalah
sebagai berikut :
1) Faktor formasi
Dari faktor formasi biasanya mempunyai ciri-ciri antara lain sebagai berikut :
a) Adanya lapisan lunak ataupun getas. Dimana bila terkena getaran atau
gesekan atau kikisan saat sirkulasi lumpur bor, formasi tersebut akan runtuh.
b) Formasi yang sensitif air, biasanyaswelling shale (kadar sodium
montmorillonite besar).
2) Faktor Drilling Practise
Dari faktor drilling practise biasanya mempunyai ciri-ciri antara lain sebagai
berikut :
a) Gesekan rangkaian pipa bor yang terus menerus menyebabkan stabilitas
lubang terganggu.
b) Pemberian RPM yang tinggi dan mencapai putaran kritis, menyebabkan
getaran dan akhirnya merontokkan dinding bor.
c) Kecepatan aliran lumpur di annulus yang terlalu tinggi menyebabkan erosi
pada dinding lubang bor.
d) Efek pressure surge dansweeling saat round tripmengganggu stabilitas
lubang bor
3) Faktor Lumpur Pemboran
Dari faktor lumpur pemboran biasanya mempunyai ciri-ciri antara lain sebagai
berikut :
a) Berat lumpur yang terlalu rendah mengakibatkan tahanan lubang bor
berkurang.
b) Water loss yang terlalu besar akan berpengaruh terhadap formasi yang
sensitive air, sehingga terjadi Swelling.
Gejalah-gejalah terjadinya masalah (caving) ditandakan dengan adanya tanda-
tanda sebagai berikut :
a) Serbuk bor meningkat jumlahnya dan tidak sebanding dengan kecepatan
bor dan laju penembusan serta berukuran besar-besar
b) Torsi menjadi naik
c) Tekanan pompa naik
d) Terjadi sangkutan (drag, briges)
e) Bit balling (disebabkan cutting shale swelling dan menempel pada pahat).
Kemudian usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya
runtuhan ditinjau dari beberapa faktor, antara lain :
1) Faktor formasi
Yaitu pembuatan program yang mempertimbangkan sumur-sumur sebelumnya
(dengan melakukan korelasi geologi).

2) Faktor drilling praktis


Dari faktor drilling praktis biasanya mempunyai ciri-ciri antara lain sebagai
berikut :
a) Mengurangi gesekan atau drag dengan jalan mendesain lintasan lubang
maupun mendesain lumpur yang baik sehingga diperoleh kemampuan
pelumasan.
b) Menghindari berputarnya rangkaian pipa bor pada putaran kritis.
c) Menghindari pressare surge dan swabbing saat cabut masuk rangkaian bor.
3) Faktor lumpur pemboran
Dari faktor lumpur pemboran biasanya mempunyai ciri-ciri antara lain
sebagai berikut :
a) Gunakan lumpur yang baik.
b) SG lumpur cukup untuk menahan tekanan formasi.
c) Air filtrasi rendah.
d) pH sesuai.
4) Gunakan beberapa additive untukstabilitas shale, seperti :
a) KCL
b) PHPA, Drispae
c) Dan lain-lain.

Tight Hole
Pada kedalaman 5000 sampai 7500 ada beberapa zona tight hole, pada hasil log ditandai
dengan titik merah. Tight hole biasanya dipengaruhi oleh fahtor hidrasi clay. Hidrasi akan
menyebabkan bentonic shale memuai ke dalam lubang bor, sehingga menimbulkan bagian
yang sempit (tight spot). Hal ini ditandai dengan kenaikan torsi dan drag serta terjadi bit-
bailing. Rangkaian bor diturunkan terlalu cepat sehingga menghantam bridge atau tight spot
atau dasar lubang akan menyebabkan mechanical pipe sticking. Mechanical pipe sticking
merupakan salah satu jenis pipe sticking yang disebabkan karena operasional pemboran
kurang baik atau karena sebab mekanis pada saat pemboran sedang berlangsung.

Menembus Formasi Gas


Pada waktu menembus formasi, cutting yang dihasilkan mengandung gas, walaupun
pada mulanya tekanan hidrostatik lumpur dapat membendung gas supaya tidak masuk ke
dalam lubang sumur, tetapi gas dapat masuk ke dalam lubang bersama cutting. Gas keluar
dari cutting masuk ke dalam lumpur, makin lama gas makin banyak sehingga dapat
menurunkan berat jenis dari lumpur bor. Kalau hal ini terjadi, maka tekanan hidrostatik
lumpur tidak dapat lagi membendung masuknya gas ke dalam sumur secara lebih besar.

Anda mungkin juga menyukai