L 15-05-
2009
Tetanus 1799
M
A
N
I
F
E
S
T
A
S
I
K
U
N
I
S
Tetanus biasanya terjadi setelah suatu
trauma. Kontaminasi Iuka dengan tanah,
kotoran binatang, atau logam berkarat
dapat menyebabkan tetanus. Tetanus
Scan By Dr.Suvianto H.L 15-05-2009
Spasme dan rigiditas terbatas pada area yang meninggal akibat gagal nafas akut.
tubuh tertentu. Mortalitas sangatlah Dengan perkembangan perawatan
berkurang. Perkecualian untuk ini adalah intensif, menjadi jelas bahwa tetanus
tetanus sefalik di mana tetanus lokal yang berat berkaitan dengan
yang berasal dari Iuka di kepala instabilitas otonomik yang nyata.
mempengaruhi saraf kranial; paralisis Sistem saraf simpatetiklah yang pal- ing
lebih mendominasi gambaran klinisnya, jelas dipengaruhi. Secara klinis,
daripada spasme. Tetapi progresi ke peningkatan tonus simpatik
tetanus generalisata umum terjadi dan menyebabkan takikardia persisten
mortalitasnya tinggi. dan hipertensi. Dijumpai
Tetanus neonatorum menyebabkan vasokonstriksi yang tampak jelas,
lebih dari 50% kematian akibat hiperpireksia, keringat berlebihan.
tetanus di seluruh dunia, tetapi sangat Badai autonomik terjadi dengan
jarang terjadi di negara-negara maju. adanya innstabilitas kardiovaskular yang
Neonatus, usia di bawah 1 minggu tampak nyata. Hipertensi berat dan
dengan riwayat singkat berupa muntah, takikardia dapat terjadi bergantian
konvulsi dan tidak dapat menerima dengan hipotensi berat, bradikardia dan
minuman. Kejang, meningi- tis dan henti jantung berulang. Pergantian ini
sepsis merupakan diagnosis lebih merupakan akibat perubahan
diferensialnya. Spasme bersifat resistensi vaskular sistemik daripada
generalisata dan mortalitasnya tinggi. perubahan pengisian jantung dan
Higiene umbilikal yang buruk kekuatan jantung. Selama 'badai' ini,
merupakan penyebabnya, namun kadar katekolamin plasma meningkat
kesemuanya dapat dicegah dengan sampai 10 kali lipat mencapai kadar
vaksinasi maternal, bahkan selama yang mirip dengan yang dijumpai pada
kehamilan. feokromositoma. Norepinefrin lebih
Sebelum adanya ventilasi buatan, terpengaruh daripada epinefrin.
banyak pasien dengan tetanus berat Hiperaktivitas neuronal lebih
mendominasi daripada hiperaktivitas
Tetanus 1801
F
i
s
i
o
l
o
g
i
K
a
r
d
i
o
v
a
s
k
u
l sekuncup jantung dan
a meningkatnya indeks kardiak.
r Penemuan yang lain adalah
Terdapat relatif sedikit resistensi vaskular sistemik yang
penelitian tentang efek normal rendah dan tekanan
tetanus pada sistem pengisian sisi kiri dan kanan
kardiovaskular. Suatu jantung yang normal. Penemuan-
problem adalah bahwa efek penemuan ini mirip dengan yang
hemodinamik dari ditemukan oleh James dan
komplikasi dan terapi dapat Manson. Kondisi hiperkinetik
menutupi efek sesungguhnya diperberat selama peningkatan
dari tetanus aktivitas spasme . dan kurangnya
itu sendiri. Udwadia meneliti relaksasi. Abnormalitas
27 pasien dengan Ablett derajat hemodinamik kurangjelas selama
III/IV yang periode relaksasi muskuler penuh
stabil dan tanpa terapi tetapi pengukuran-pengukuran itu
yang mempengaruhi hanya secara bertahap kembali ke
hemodinamik. Sembilan nilai normalnya selama masa
belas di antaranya dengan pemulihan. Pemberian cairan
tetanus tanpa komplikasi, sebanyak 2000 ml meningkatkan
sedangkan delapan yang lain tekanan pengisian jantung kiri dan
dengan komplikasi (dengan indeks jantung, tapi efek ini hanya
pneumonia, sepsis, ARDS). bersifat sementara. Selama 'badai
Penelitiannya yang berskala otonomik', dengan instabilitas
luas meliputi gambaran kardiovaskular yang jelas, pasien
kardiovaskular dari tetanus, mengalami fluktuasi dari kondisi
perubahan-perubahan yang hiperstimulasi dari hipertensi
terjadi selama spasme yang (tekanan arterial mencapai
tidak terkontrol, selama 220/120mmHg) dan takikardia
relaksasi yang intensif, (denyutjantung
selama pemulihan dan l 30-190x/menit) sampai kondisi
pengaruh pemberian cairan depresi berat dengan hipotensi
pada tetanus dibandingkan (mencapai
dengan sukarelawan sehat. Ia 70/30 mmHg), bradikardia (50-
juga meneliti pasien-pasien 90x/menit) dan penurunan
selama periode instabilitas tekanan vena sentralis (berkurang
kardiovaskular akibat 'badai 1 sampai 6 cm H20). Pengawasan
otonomik'. secara intensif menunjukkan
Tetanus berat tanpa perubahan ini merupakan akibat
komplikasi ditandai dengan perubahan yang cepat dan nyata
sirkulasi hiperkinetik. dari indek resistensi vaskular
Takikardia bersifat universal sistemik (Systemic vascular
disertai hipertensi, resistance index/SVR/), turun
meningkatnya indeks volume dari 2300 menjadi kurang dari
1000 dine cm" m", Terdapat
sedikit perubahan pada lemah dari meningkatnya
indeks jantung dan tekanan temperatur. SVRIyang normal
pengisian jantung. Apabila rendah disebabkan venodilatasi
dibandingkan dengan derajat ekstensif dalam otot yang aktis
yang lebih berat, pasien secara metabolik. Rasio ekstraksi
dengan derajat IV kurang oksigen tidak berubah pada
mungkin menaikkan indeks tetanus dan peningkatan
kardiak atau indeks-indeks kebutuhan oksigen dipenuhi
kerja jantung sebagai dengan meningkatnya aliran
respons terhadap pemberian darah. Kontrol spasme yang
cairan atau selama peubahan buruk memperberat efek-efek ini.
resistensi vaskular yang Pemberian cairan menyebabkan
dijumpai selama 'badai hanya peningkatan sementara
otonomik'. Satu pasien tekanan pengisian jantung, indeks
dengan hipertensi berat kardiak dan LVSWI, karena
berkepanjangan dijumpai sirkulasi secara luas mengalami
menunjukkan peningkatan venodilatasi dan oleh karena itu
resistensi vaskuler masif merupakan sistem kapasitansi
dengan SVRI lebih tinggi yang tinggi apabila dibandingkan
dari 4500 dine cm? rn? Pada dengan kontrol normal. Pada
tetanus tanpa komplikasi, tetanus tanpa komplikasi,
pengukuran- pengukuran tsb sistem kardiovaskular, oleh karena
di atas bervariasi luas itu menyerupai pasien normal yang
dengan tanpa konsistensi. melakukan aktivitas fisik intensif.
Sirkulasi hiperkinetik Pasien derajat IV tampak kurang
terutama disebabkan menunjukkan peningkatkan
peningkatakn aktivitas kemampuan jantung dan oleh
simpatetik basal dan karena itu lebih rentan
peningkatan aktivitas otot terhadap hipotensi berat dan
dengan efek yang lebih shok selama 'badai vasodilatori
akut'.
Ji
~
S
c
a
n
B
y
D
r
.
S
u
v
i
a
n
t
o
H
.
L
1
5
-
0
5
-
2
0
0
9
*
,
b
r
a
d
i
a
r
i
t
m
i
a
A
s
i
s
t
o
l
*
Gagal jantung*
Ginjal Gagal ginjal curah tinggi*
(high output renalfailure)
G
a
g
a
! i
s
g
i u
n r
j i
a n
l
d
o a
l n
i
g i
o n
u f
r e
i k
a s
* i
Gastrointestinal Stasis gaster
S lieus
t Di are
a Perdarahan*
s
ketakutan, gengguan otonomik, atau L Penurunan berat badan*
a Tromboembolus*
perubahan fungsi batang otak. i
n S
Hipokarbia (PC02 4.0-4.6 kPa) umum
- e
terjadi pada tetanus ringan sampai l p
sedang. 'Badai hiperventilasi' dapat a si
berakibat hipokarbia berat (PC02<3,3 i
n s
kPa). Pada tetanus berat, d
hipoventilasi akibat spasme e
berkepanjangan n
g
a
n
g
a
g
al
o
r
g
a
n
m
u
lt
ipel* a s
Fraktur k p
vertebra i a
selama b s
spasme a m
Ruptur t e
tendon
dan apneu terjadi. Sedasi, kelelahan bulus ginjal. Penyebab tambahan gagal
dan perubahan fungsi batang otak ginjal pada tetanus mencakup dehidrasi,
mungkinjuga berakibat gagal nafas. sepsis, rabdomyolisis dan perubahan
Kemampuan respirasi dapat berkurang dalam aliran darah ke ginjal yang terjadi
yang berakibat terjadinya periode secara sekunder akibat peningkatkan
apnea yang mengancam jiwa. mendadak kadar katekolarnin. Gagal ginjal
dapat oligourik atau poliurik. Gangguan
P
ginjal yang penting secara klinis berkaitan
e dengan instabilitas otonomik dan
r gambaran histologisnya normal atau
u menunjukkan nekrosis tubular akut.
b
a K
h o
a m
n p
l
F i
i k
s a
i s
o i
l Komplikasi tetanus dapat terjadi akibat
o penyakitnya, seperti laringospasme, atau
g sebagai konsekuensi dari terapi sederhana,
i seperti sedasi yang mengarah pada koma,
aspirasi atau apnea, atau konsekuensi dari
G perawatan intensif, seperti pneumonia
i berkaitan dengan ventilator.
n
j D
a I
l A
Pada tetanus ringan, fungsi ginjal tidak G
teganggu. Pada tetanus yang berat, N
sering terjadi penurunan laju filtrasi O
glomerolus dan gangguan fungsi tu
S
I *
K
S o
Diagnosis tetanus mutlak didasarkan m
pada gejala klinis. Tetanus tidaklah p
l
mungkin apabila terdapat riwayat i
serial vaksinasi yang telah diberikan k
secara lengkap dan vaksin ulangan a
s
yang sesuai telah diberikan. Sekret Iuka
i
hendaknya dikultur pada kasus yang
dicurigai tetanus. Namun dernikian, y
C.tetani dapai diisolasi dari Iuka pasien a
n
tanpa tetanus sering tidak dapat g
ditemukan dari luka pasien tetanus,
kultur yang positif bukan merupakan m
bukti bahwa organisme tsb e
n
menghasilkan toksin dan g
menyebabkan teta- nus. Lekosit a
mungkin meningkat. Pemeriksaan n
cairan serebrospinal menunjukkan c
a
basil yang normal. Elektromyogram m
mungkin menunjukkan impuls unit- j
unit motorik dan pemendekan atau i
tidak adanya interval tenang yang w
a
secara normal dijumpai setelah
potensial aksi. Perubahan non spesifik menyebabkan trismus, seperti
dapat dijumpai pada elektrokardiogram. abses alveolar, keracunan
Enzim otot mungkin meningkat. Kadar striknin, reaksi obat distonik
antitoksi serum y 0, 15 U/ml dianggap (misalnya terhadap fenotiasin
protektif dan pada kadar ini tetanus dan metoklorpramid) tetanus
tidak mungkin terjadi, walaupun ada hipokalsernik, dan perubahan-
beberapa kasus yang terjadi pada kadar perubahan metabolik dan
antitoksin yang protektif. neurologis pada neonatal.
Diagnosis diferensialnya Kondisi-kondisi lain yang
mencakup kondisi lokal yang
dikacaukan dengan tetanus
dapat
meliputi meningitis/ensefalitis,
rabies dan proses intraabdominal
akut (karena kekakuan
abdomen). Meningkatnya tonus
pada otot sentral (wajah, leher,
dada, punggung dan.perut) yang
tumpang tindih dengan spasme
generalisata dan tidak terlibatnya
tangan dan kaki secara kuat
menyokong diagnosa Pasien hendaknya ditempatkan di
tetanus. ruangan yang tenang di ICU, di
mana observasi dan pemantauan
T kardiopulmoner dapat dilakukan
E secara terus- menerus, sedangkan
R stimulasi dirninimalisasi.
A Perlindungan terhadap jalan nafas
bersifat vital. Luka hendaknya
P dieksplorasi, dibersihkan secara
l hati-hati dan dilakukan
Strategi terapi melibatkan debridemen secara menyeluruh.
tiga prinsip penatalaksanaan:
N
organisme yang tedapat
e
dalam tubuh hendaknya
dihancurkan untuk mencegah
t
pelepasan toksi lebih lanjut; r
toksin yang terdapat dalam a
tubuh, di luar sistem saraf l
pusat hendaknya i
dinetralisasi; dan efek dari s
toksin yang telah terikat a
pada sistem saraf pusat s
diminirnisasi. i
P d
e a
n r
a i
t
a T
l o
a k
k s
s i
a n
n
a y
a a
n n
U g
m B
u e
m b
a dengan dosis 3000-6000 unit
s intramuskular, biasanya dengan
Antitoksin menurunkan dosis terbagi karena volumenya
mortalitas dengan besar. Dosis optimalnya belum
menetralisasi toksin yang diketahui, namun demikian
beredar di sirkulasi dan beberapa penelitian menunjukkan
toksin pada Iuka yang belum bahwa dosis sebesar 500 unit
terikat, walaupun toksin yang sama efektifnya dengan dosis
telah melekat pada jaringan yang lebih tinggi. Imunoglobulin
saraf tidak terpengaruh. intravena merupakan alternatif
Immu- noglobulin tetanus lain daripada TIG tapi
manusia (TIG) merupakan konsentrasi antitoksin
pilihan utama dan spesifik dalam formulasi ini
hendaknya diberikan segera belum
Scan By Dr.Suvianto H.L 15-05-2009
Tetanus 1803
Tetanus 1807
t
e
t
a
p
i
s
e
b
a
g
i
a
n
b
e
s
a
r
t
e
r
a
p
i
d
i
d
a
s
a
r
k
a
n
p
a
d
a
b
u
k
t
i
-
b
u
k
t
i
y
a
n
g
t
e
r
b
a
t
a
s
.
T
a
n
t
a
n
g
a
n
t
e
r
a
p
i
u
t
a
m
a
a
d
a
l
a
h
p
e
n
g
e
n
d
a
l
i
a
n
r
i
g
i
d
i
t
a
s
d
a
n
s
p
a
s
m
e
o
t
o
t
,
t
e
r
a
p
i
t
e
r
h
a
d
a
p
g
a
n
g
g
u
a
n
o
t
o
t
n
o
m
i
k
d
a
n
p
e
n
c
e
g
a
h
a
n
k
o
m
p
l
i
k
a
s
i
b
e
r
k
a
i
t
a
n
d
e
n
g
a
n
m
a
s
a
k
r
i
t
i
s
b
e
r
k
e
p
a
n
j
a
n
g
a
n
.
P
a
s
i
e
n
y
a
n
g
s
e
l
a
m
a
t
d
a
r
i
t
e
t
a
n
u
s
d
a
p
a
t
k
e
m
b
a
l
i
k
e
f
u
n
g
s
i
n
o
r
m
a
l
n
y
a
.
R
E
F
E
R
E
N
S
I
Abr
u
t
y
n
E
.
T
e
t
a
n
u
s
.
I
n
:
B
r
a
u
n
w
a
l
d
E
,
F
a
u
c
i
A
S
e
t
a
l
l
e
d
i
t
o
r
s
:
H
a
r
r
i
s
o
n
'
s
P
r
i
n
c
i
p
l
e
s
o
f
I
n
t
e
r
n
a
l
M
e
d
i
c
i
n
e
.
1
6
'
h
e
d
.
N
e
w
Y
o
r
k
:
M
c
G
r
a
w
H
i
l
l
;
2
0
0
5
;
8
4
0
-
2
.
B
a
r
l
e
t
t
J
G
.
T
e
t
a
n
u
s
.
I
n
:
B
e
n
n
e
t
J
C
,
P
l
u
m
e
d
i
t
o
r
s
:
C
e
c
i
l
s
T
e
x
t
b
o
o
k
o
f
M
e
d
i
c
i
n
e
.
2
0
t
h
e
d
.
P
h
i
l
a
d
e
l
p
h
i
a
:
W
.
B
.
S
a
u
n
d
e
r
s
;
9
9
6
.
1
6
3
6
-
8
.
C
o
o
k
T
M
,
P
r
o
t
h
e
r
o
e
R
T
,
H
a
n
d
e
l
J
M
.
T
e
t
a
n
u
s
a
r
e
v
i
e
w
o
f
t
h
e
l
i
t
e
r
a
t
u
r
e
.
B
r
J Anaesth 2001; 87:477-87.
D
i
r
e
D
J
.
T
e
t
a
n
u
s
.
A
v
a
i
l
a
b
l
e
a
t
:
w
w
w
.
e
M
e
d
i
c
i
n
e
.
c
o
m
.
A
p
r
i
l
2
0
,
2
0
0
5
Shim
o
n
i
Z
,
D
o
b
r
o
u
s
i
n
A
,
C
o
h
e
n
e
t
a
l
l
.
L
e
s
s
o
n
o
f
t
h
e
w
e
e
k
:
T
e
t
a
n
u
s
i
n
a
n
i
m
m
u
n
i
s
e
d
p
a
t
i
e
n
t
.
B
M
J
1
9
9
9
;
3
l
9
;
I
0
4
9
-
Y
e
n
L
M
,
C
o
o
k
T
e
t
a
l
.
T
e
t
a
n
u
s
.
J
N
e
u
r
o
l
N
e
u
r
o
-
s
u
r
g
e
r
y
P
s
y
c
h
i
a
t
r
y
2
0
0
0
;
69:292-301.