PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Daging merupakan salah satu komoditas peternakan yang dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan protein hewani karena mengandung protein bermutu tinggi dan mampu
memenuhi zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Daging dapat diolah dalam berbagai jenis
produk yang menarik dengan aneka bentuk dan rasa untuk tujuan memperpanjang masa
simpan serta dapat meningkatkan nilai ekonomis tanpa mengurangi nilai gizi dari daging
yang diolah. Salah satu hasil olahan daging adalah nugget dan bakso. (Laksono et al., 2012).
Kemajuan pengetahuan dan teknologi yang berkembang dalam masyarakat
berdampak pula pada produk-produk daging. Berbagai jenis olahan daging telah banyak
beredar dalam masyarakat seperti bakso, sosis, nugget, daging asap dan lain-lain. Variasi
yang terus berkembang mendorong adanya pembuatan alat-alat untuk mendukung proses
produksi (Rahmi, 2015).
Nugget merupakan salah satu jenis variasi makanan lauk olahan siap saji, produk lauk
ini terkenal dan sangat digemari semua golongan masyarakat, baik anak kecil, dewasa
maupun orang tua. Nugget adalah jenis makanan lauk pauk berkadar protein tinggi yang
terbuat dari bahan dasar hewani dan dicampur dari bahan lain melalui proses pemaniran dan
penggorengan (Departemen perindustrian RI, 1995). Nugget terbuat dari bahan dasar hewani
seperti ayam, daging sapi, ikan, dan udang. Tetapi sekarang banyak divariasikan dengan
berbagai campuran seperti nugget ikan nila, nugget keju, nugget tahu, nugget jamur, nugget
ayam, nugget tempe, nugget udang, nugget lele, nugget kentang, nugget sayur bayam, nugget
wortel, yang banyak dijual dipasaran tetapi nugget yang paling populer adalah nugget ayam.
Setiap jenis pangan protein akan menghasilkan kualitas produk yang berbeda (Yuliani, 2013).
Salah satu produk olahan daging yang sudah lama dikenal dan sangat digemari
masyarakat Indonesia adalah bakso. Pendistribusian bakso di wilayah Indonesia sudah sangat
luas sehingga produk ini memegang peranan penting dalam penyebarluasan protein hewani
bagi konsumsi zat gizi masyarakat Indonesia (Putri, 2009).
Ciri khas dari produk bakso ini adalah bentuknya yang bulat menyerupai bola padat
yang sangat menarik. Bakso banyak diminati karena rasanya yang enak, harganya relatif
murah dan kaya nilai gizi. Daging yang sering digunakan adalah daging sapi segar prerigor
yang diperoleh setelah pemotongan hewan tanpa disimpan dahulu. Jumlah protein yang dapat
terekstrak dari daging pada fase prerigor akan lebih besar dibandingkan fase rigormortis
(Putri, 2009).
1.2. Rumusan
Masalah
1. Bagaimana cara pemotongan ayam yang baik dan benar ?
2. Apa yang dimaksud dengan nugget dan bakso ?
3. Apasaja bahan pembuat dari nugget bakso ?
4. Bagaimana karakteristik dari nugget dan bakso ?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui prosedur pemotongan ayam yang baik dan benar
2. Untuk mengetahui pengertian dari nugget dan bakso
3. Untuk mengetahui bahan pembuatan dari nugget dan bakso
1.4. Manfaat
1. Sebagai bahan penilaian dosen mengenai pemahaman mahasiswa atas praktikum yang
telah dilakukan terutama tentang pembuatan nugget dan bakso.
2. Sebagai tambahan wawasan pengetahuan bagi mahasiswa tentang pembuatan nugget
dan bakso.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4) Penyeduhan
Penyeduhan atau perendaham dalam air panas dilakukan dengan tujuan untuk
memudahkan proses pencabutan pada tahap berikutnya karena kolagen yang mengikat bulu
sudah terakogulasi. Suhu dan waktu perendaman yang digunakan 54,50 C selama 60 120
detik. Perendaman terlalu lama menyebabkan kulit menjadi gosong atau coklat.
5) Pencabutan Bulu
Tahap pencabutan bulu meliputi penghilangan bulu besar, bulu halus dan bulu
seperti rambut. Pencabutan bulu besar dilakukan secara mekanis dari dua arah, yaitu depan
dan belakang. Sedangkan pencabutan bulu halus dan bulu rambut umumnya dilakukan
dengan metode wax picking, yaitu dengan pelapisan lilin. Metode pelapisan lilin dilakukan
pada unggas yang telah mengalami penyeduhan dilapisi lilin dengan cara merendamnya
dalam cairan lilin. Setelah cukup terlapisi unggas diangkat dan dikeringkan sehingga
lapisan lilin menjadi mengeras padat. Dengan demikian bulu-bulu yang ada pada karkas
akan ikut terlepas bila lapisan lilin yang telah mengeras dilepaskan.
6) Dressing
Tahap dressing meliputi pemotongan kaki, pengambilan jeroan dan pencucian.
Dengan membuat irisan lobang yang cukup besar dari bagian bawah anus, seluruh isi perut
ditarik keluar termasuk jaringan pengikat paru-paru, hati dan jantung. Pengambilan jeroan
dilakukan dengan cara memasukkan tangan ke dalam rongga perut dan menarik seluruh isi
perut keluar. Pencucian bertujuan untuk memberikan karkas unggas dari kotoran yang
masih tertinggal di bagian dalam permukaan karkas.
2.2. NUGGET
2.2.1. Pengertian Nugget
Nugget merupakan rekonstruksi dari olahan serpihan daging yang dibentuk
sedemikian rupa dengan penambahan bahan-bahan tertentu sehingga membentuk produk baru
yang diterima oleh masyarakat (Yuliana et al., 2013).
Nugget adalah jenis makanan lauk pauk berkadar protein tinggi yang terbuat dari
bahan dasar hewani dan dicampur dari bahan lain melalui proses pemaniran dan
penggorengan (Departemen perindustrian RI, 1995). Bahan dasar hewani yang biasa
digunakan dalam pembuatan nugget dipasaran yaitu daging ayam, daging sapi, udang, dan
ikan, tetapi yang paling populer dimasyarakat yakni nugget ayam. Menurut CCS (2011)
nugget (pertama dari ayam) ditemukan oleh Robert C. Baker, seorang professor ilmu pangan
dari Cornell University.
Chicken nugget didefinisikan sebagai produk olahan ayam yang dicetak, dimasak dan
dibekukan, dibuat dari campuran daging ayam giling yang diberi bahan pelapis dengan atau
tanpa penambahan bahan makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diizinkan (BSN,
2002). Daging yang digunakan biasanya merupakan keseluruhan otot pada bagian tertentu
dari ayam (Owens, 2001). Dalam Standar Nasional Indonesia 01-6683 kandungan gizi
chicken nugget adalah kadar air maksimum 60%, kadar protein minimum 12%, kadar lemak
maksimum 20% dan kadar karbohidrat maksimum 25% (BSN, 2002).
II.2.1. Bahan Pembuatan Nugget
1) Daging Ayam
Daging ayam merupakan salah satu jenis pangan sumber protein yang biasa digunakan
dalam pembuatan nugget. Semakin segar daging semakin bagus mutu nugget yang
dihasilkan (Yuliani, 2013).
Daging memiliki kandungan gizi yang lengkap, sehingga keseimbangan gizi untuk
hidup dapat terpenuhi. Nilai kalori daging tergantung pada jumlah daging yang dimakan.
Secara relatif kandungan gizi daging dari berbagai bangsa ternak berbeda, tapi setiap gram
daging dapat memenuhi kebutuhan gizi seorang dewasa setiap 10% kalori, 50% protein,
35% zat besi (Forest, et al., 1975). Komposisi kimia daging ayam dapat dilihat pada Tabel
1.
Tabel 1. Komposisi Kimia Daging Ayam per 100 gram Bahan
2) Telur
Telur merupakan bahan pangan yang mempunyai banyak kandungan zat gizi terutama
kandungan proteinnya, biasanya digunakan dalam pembuatan berbagai macam lauk dan
adonan kue. Penambahan telur dalam pembuatan nugget berfungsi agar adonan menjadi
kompak dan padat, pemberi rasa lezat, menambah nilai gizi dan memberi tekstur adonan
yang kenyal (Prayitno dan Susanto, 2001 dalam Yuliani, 2013).
3) Tepung Terigu
Tepung terigu diperoleh dari penggilingan biji gandum yang baik yang telah
dibersihkan. Tepung terigu hasil penggilingan harus bersifat mudah tercurah, kering, tidak
boleh menggumpal bila ditekan, warna putih, bebas dari kulit partikel, tidak berbau asing
seperti busuk, berjamur atau bebas dari serangga, kotoran dan kontaminasi lainnya
(Sunaryo, 1985). Komposisi kimia tepung terigu dapat dilihat pada Tabel 3.
Table 3. Komposisi Kimia Tepung Terigu Dalam 100 gram Bahan
Bahan pengikat adalah bahan bukan daging yang menaikan daya ikat air dan emulsi
lemak, sedangkan bahan pengisi mempunyai kemampuan untuk mengikat air tetapi tidak
berperan untuk pembentukan emulsi. Perbedaan bahan pengikat dan bahan pengisi adalah
bahan pengikat mengandung protein lebih tinggi dibandikan bahan pengisi yang banyak
mengandung karbohidrat. Bahan yang dapat digunakan sebagai pengikat adalah susu, skim,
konsetrat protein kedelai, tepung terigu dan tepung roti.
4) Garam
NaCl dalah senyawa garam yang berwana putih, berbentuk kristal padat yang
berfungsi sebagai penyedap rasa yang tertua. Garam khususnya garam dapur (NaCI)
merupakan komponen bahan makanan yang penting. Makanan yang mengandung kurang
dari 0,35 natrium akan terasa hambar sehingga tidak disenangi (Winarno, 2004).
5) Air es
Air es penting dalam pembuatan nugget untuk mempertahankan suhu adonan agar
tetap dingin. Adonan nugget yang panas cenderung merusak protein, sehingga tekstur
rusak. Es juga berfungsi untuk mempertahankan stabilitas emulsi dan kelembaban adonan
nugget sehingga adonan tidak kering selama pencetakan maupun selama perebusan
(Wibowo, 1995).
6) Bumbu-Bumbu
Bumbu dalam pembuatan nugget terdiri dari beberapa rempah-rempah seperti bawang
merah, bawang putih, merica dan penyedap rasa. Bumbu ini berfungsi untuk menambah
rasa nugget sehingga nugget yang dihasilkan akan lebih disukai (Alamsyah, 2008).
2.2.2. Karakteristik Nugget
Kriteria bahan atau produk pangan bersifat tampak secara fisik dan dapat dengan
mudah dikenali, namun demikian ada beberapa sifat lain yang tersembunyi. Kriteria fisik
meliputi warna, rasa, tekstur dan aroma. Sedangkan kriteria yang tersembunyi meliputi nilai
gizi, keamanan mikroba, dan cemaran logam (Kartika et al., 1988). Berdasarkan kedua
persyaratan tersebut kriteria nugget dapat dilihat dari syarat mutu nugget yang terdapat
didalam SNI 01-6683-2002.
4) Pemasakan
Pemanasan menyebabkan molekul protein terdenaturasi dan mengumpul membentuk
suatu jaring-jaring. Kondisi optimum untuk pembentukan gel adalah pada kadar garam
0,6 M, pH 6, dan suhu 65 0C. Untuk mendapatkan kekuatan gel yang maksimum, bakso
harus dijendalkan dengan cara direndam dengan air dengan suhu 28-30 oC selama 1-2
jam atau pada suhu air 45 0C selama 20-30 menit. Pemasakan bakso umunya dilakukan
dengan air mendidih dapat juga dilakukan dengan cara blanching dengan uap air panas
atau air panas pada suhu 85-90 0C (Yunarni, 2012).
Pengaruh pemasakan ini terhadap adonan bakso adalah terbentuknya struktur produk
yang kompak. jika bakso yang direbus sudah mengapung di permukaan air berarti bakso
sudah matang dan dapat diangkat. Kematangan bakso juga dapat dilihat dengan melihat
bagian dalam bakso. Biasanya perebusan bakso ini memerlukan waktu sekitar 15 menit.
Jika diiris, bekas irisan bakso yang sudah matang tampak mengilap agak transparan, tidak
keruh seperti adonan lagi. Setelah cukup matang, bakso diangkat dan ditiriskan sambil
didinginkan pada suhu ruang. Agar lebih cepat dingin, dapat dibantu dengan kipas angin
asal dijaga dengan benar agar tidak terjadi kontaminasi kotoran setelah dingin, bakso
dikemas dalam kantong plastik dan ditutup rapat. Sebaiknya bakso yang telah dikemas
disimpan dalam lemari pendingin pada suhu yang terjaga sekitar 5 0C (Wibowo, 2006).
BAB III
MATERI DAN METODE
3.1. Materi
3.1.1 Alat
Blander
Wajan
Pisau
Kompor
Stop Kontak
Baskom
Panci
Piring
Sendok
Timbangan
Spatula
Loyang
3.1.2 Bahan
Air
Daging Ayam
Daging Sapi
Bumbu Dapur
Tepung Roti
Minyak Goreng
Telur
Tabung Gas
Roti Tawar
Es Batu
3.2. Metode
3.1.1. Pembuatan Nugget
Siapkan seluruh peralatan yang digunakan disatu tempat agar mempermudah proses
selanjutnya. Letakkan bahan yang akan digunakan diatas meja kerja.
Ayam dicuci dalam air mengalir agar sisa kotoran atau darah yang masih menempel pada
daging terbuang
Setelah daging ayam dibersihkan selanjutnya ayam difillet, tujuan dari pemfilletan yaitu
memisahkan daging dari tulangnya.
Setelah diperoleh daging dari ayam, maka proses selanjutnya yaitu penimbangan. Mula-
mula daging ayam ditimbang terlebih dahulu sebagai acuan untuk menentukan kuantitas
bahan-bahan yang lain.
Proses penggilingan dilakukan sampai jaringan daging menjadi partikel-partikel yang
lebih halus. Saat penggilingan ditambahkan air es dan garam.
adonan daging yang telah halus dicampurkan dengan bahan pengisi, bahan pengemulsi
dan bumbu-bumbu. Penambahan bahan pengisi harus ditambahkan terlebih dahulu,
setelah mencampur secara sempurna maka penambahan bahan pengemulsi (telur) harus
segera ditambahkan untuk menjaga kestabilan emulsi. Terakhir bumbu-bumbu sebagai
cita rasa nugget, jika adonan masih dirasa keras maka dilakukan penambahan air es.
Setelah siap adonan nugget dipindahkan kedalam loyang yang telah dilapisi plastik
Setelah adonan nugget dimasukkan ke dalam loyang, tahap selanjutnya adalah proses
pengukusan.
Nugget yang telah matang dikeluarkan dari cetakan dan didinginkan sebentar. Kemudian
potong nugget sesuai selera dapat dipotong menjadi bentuk bujur sangkar atau persegi
panjang.
Setelah selesai memotong nugget, potongan nugget dicelupkan ke tepung pelumur
(batter) sebagai bahan pengikat dan pelumuran tepung roti (breading).
Setelah seluruh bagian nugget tertutupi bahan pelapis (batter dan breading) maka nugget
segera digoreng dengan suhu 125 derajat Celcius.
Menghaluskan bumbu-bumbu (bawang merah goreng, bawang putih, merica, dan garam)
Melakukan pencetakan bakso dengan tangan dan melanjutkan dengan merebus bakso
kedalam air mendidih
4.1. Hasil
Gambar 4.1. Hasil bakso yangdibuat Gambar 4.2. Hasil nugget yang dibuat.
IV.1. Pembahasan
Pada dasarnya ada dua teknik pemotongan ayam, yaitu secara langsung dan tidak
langsung. Pemotongan secara langsung (tradisional) dilakukan setelah ayam dinyatakan
sehat. Ayam disembelih pada bagian leher dengan memotong arteri karotis dan vena
jugularis. Pemotongan ayam secara tidak langsung dilakukan melalui proses pemingsanan
dan setelah ayam benar-benar pingsan baru dipotong. Pemingsanan dimaksudkan untuk
memudahkan penyembelihan dan agar ayam tidak tersiksa dan terhindar dari risiko perlakuan
kasar sehingga kualitas kulit dan karkas yang dihasilkan lebih baik. Pada praktikum kali ini
pemoyongan pada ayam yang dilakukan yaitu pemotongan langsung dimana Pemotongan
ayam dilakukan dengan cara memotong vena jugularis dan arteri carotis. Pada saat
penyembelihan darah harus keluar sebanyak mungkin. Jika darah keluar sempurna maka
bobot darah sekitar 4% dari bobot tubuh. Proses pengeluaran darah pada ayam biasanya
selama 50120 detik, tergantung pada besar kecilnya ayam yang dipotong. Setelah
disembelih, ayam dicelupkan ke dalam air hangat untuk mempermudah pencabutan bulu.
Setelah pencabutan bulu dilakukan pengeluaran organ dalam, dimulai dari pemisahan
tembolok dan trakhea serta kelenjar minyak di bagian ekor. Selanjutnya, rongga badan dibuka
dengan membuat irisan dari kloaka ke arah tulang dada. Kloaka dan visera atau organ dalam
dikeluarkan, kemudian dilakukan pemisahan organ dalam, yaitu hati dan empedu, rempela,
dan jantung. Isi rempela dikeluarkan, demikian pula empedu dipisahkan dari hati dan
dibuang. Paruparu, ginjal, testes (pada jantan) atau ovarium (pada betina) dapat dipisahkan
dari bawah kolumna vertebralis, serta kepala, leher, dan kaki juga dipisahkan.
Selain pemotongan halal pada ayam, pembuatan bakso serta nugget juga dilakukan.
Dalam pembuatan bakso telah dijelaskan sebelumnya pada bab III yaitu materi dan metode.
Dalam praktikum ini, hasil yang kami peroleh seperti pada gambar di atas dimana testusnya
lengket, lembek, dan kasar. Hal ini terjadi karena kanji yang dgunakan tidak sesuai takaran
daging ayam yang digunakan. Sehingga hasil akhirnya kurang sempurna seperti pada bakso
umumnya.
Selain pembuatan bakso adapun prosedur pembuatan nugget yang dalam
pelaksanaannya sesuai dengan prosedur namun hasil yang diperoleh kurang bagus. Warna
nugget, bentuk, dan testurnya bagus namun rasa dari nuggetnya sendiri terasa asin. Hal ini
terjadi karena bumbu yang digunakan dalam pencampuran adonan berlebihan seperti masako.
Sehingga nugget yang dihasilkan kurang memuaskan, namun hal ini bisa menjadi pelajaran
untuk pembuatan bakso dan nugget selanjutnya dalam bidang usaha.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpula
n
Proses pemotongan ayam yang baik dan benar meliputi pemeriksaan ayam hidup,
penyembelihan, penuntasan darah, penyeduhan, pencabutan bulu, dan dressing.
Chicken nugget didefinisikan sebagai produk olahan ayam yang dicetak, dimasak dan
dibekukan, dibuat dari campuran daging ayam giling yang diberi bahan pelapis dengan atau
tanpa penambahan bahan makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diizinkan.
Bakso merupakan produk emulsi yang memerlukan bahan tambahan dalam proses
pembuatannya. Bahan-bahan yang ditambahkan dalam proses pembuatan bakso akan
menentukan kualitas bakso yang dihasilkan.
5.2. Saran
Saran untuk praktikum kali ini ialah sebaiknya sebelum melakukan praktikum,
ruangan dan alat-alat dipastikan steril terlebih dahulu, dan praktikum dilaksanakan tepat
waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Abubakar. 2003. Mutu Karkas Ayam Hasil Pemotongan Tradisional Dan Penerapan Sistem
Hazard Analysis Critical Control Point. Jurnal Litbang Pertanian, 22(1), 2003.
Badan Standardisasi Nasional. 2002. Nugget Ayam SNI 01-6683-2002. BSN. Jakarta.
Cha Cha Search (CCS). 2011. What is the Origin of Chicken Nuggets. [Online]
http://www.chacha.com/question/what-is-the-origin-of-chicken-nuggets Diakses
Tanggal 24 April 2017.
Departemen Perindustrian RI. 2002. Syarat Mutu Nugget SNI 01-6683-2002. Departemen
Perindustrian RI: Jakarta.
Putri, Anggie Fitriani Eka. 2009. [Skripsi] Sifat Fisik Dan Orfgaboleptik Bakso Daging Sapi
Pada Lama Postmortem Yang Berbeda Dengan Penambahan Karagenan.
Departemen Ilmu Produksi Dan Teknologi Peternakan Fakultas Peternakan Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Wibowo, S. 2006. Pembuatan Bakso Ikan dan Bakso Daging. Penebar Swadaya: Jakarta.
Widayat, Dandik. 2011. [Skripsi] Uji Kandungan Borak Pada Bakso. Bagian Kesehatan
Lingkungan Dan Kesehatan Keselamatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Jember. Jember.
Yuliana, Ita. 2013. [Skripsi] Studi Eksperimen Nugget Ampas Tahu Dengan Campuran Jenis
Pangan Sumber Protein Dan Jenis Fillet Yang Berbeda. Jurusan Teknologi Jasa Dan
Reproduksi Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. Semarang.
Yuliana, N., Yoyok B. Pramono dan A. Hintono. 2013. Kadar Lemak, Kekenyalan Dan Cita
Rasa Nugget Ayam Yang Disubsitusi Dengan Hati Ayam Broiler. Animal Agriculture
Journal, Vol. 2 No. 1, 2013, p 301 308.