Anda di halaman 1dari 4

RUMAH SAKIT HAPSAH

Jl.UripSumoharjo, No. 10.BoneKodepos 92731


Telepon: 082 347 191 810 / (0481) 2 911 811, Email : rshapsah@yahoo.com

SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT HAPSAH
No : / SK / DIR / RSH / / 2016
Tentang
KEBIJAKAN MONITORING PASIEN PASCA ANASTESI
DI RUMAH SAKIT HAPSAH
TAHUN 2016

Menimbang : Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu standar pelayanan anestesi


perlu adanya kebijakan mengenai monitoring pasien pasca Anestesi
sebagai acuan dalam memberikan layanan pasca Anestesi.
Mengingat : 1. Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
kesehatan.
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Undang-undang Nomor 29 tahun 2009 tentang Praktek Kedokteran
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
519/MENKES/PER/III/2011 Tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pelayanan Anastesiologi dan Terapi Intensif di Rumah Sakit

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : MEMBERLAKUKAN KEBIJAKAN MONITORING PASIEN PASCA
ANASTESI DI RUMAH SAKIT HAPSAH
Kedua : Monitoring pasien pasca Anastesi di Rumah Sakit Hapsah,
sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini
Ketiga : Surat Keputusan ini berlaku terhitung sejak tanggal ditetapkan dan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan
diadakan perbaikan sebagaimna mestinya.

Ditetapkan di Watampone
Pada tanggal

RumahSakitHapsah
Direktur
dr. ANDI MELDA SAKKIRANG

LampiranKeputusanDirekturRumahSakitHapsah
Nomor : / SK / DIR / RSH / / 2016
Tangga l:

KEBIJAKAN MONITORING PASIEN PASCA ANASTESI


DI RUMAH SAKIT HAPSAH

I. Pendahuluan
Rumah Sakit Hapsah menyediakan kebijakan untuk mengatur tentang pengelolaan pasien
pasca anastesi sebagai bagian dari perawatan pasien yang menerapkan akses
keselamatan pasien
II. Tujuan
Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk menetapkan pedoman dan standar minimal pada
pengelolaan pasien pasca anastesi yang dilakukan di Rumah Sakit Hapsah.
III. Ruang Lingkup
a. Pelayanan anastesi yang dimaksud dalam kebijakan ini meliputi anastesi umum
termasuk sedasi ringan dan dalam, anastrsi regional yang mencakup anastesi spinal,
epidural dan blok saraf perifer
b. Pasca anastesia yang dimaksud dalam kebijakan ini dimulai saat tindakan anastesi
dihentikan dan pasien dipindahkan dari kamar operasi ke ruang pulih atau ruang rawat
intensif sampai perawatan 24 jam pasca anastesi
c. Tim pengelola anastesia yang dimaksud dalam kebijakan ini adalah dokter spesialis
anastesi dan perawat anastesi
d. Ruang intensif yang dimaksud dalam kebijakan ini adalah ICU, HCU, NICU
IV. Tanggung Jawab Organisasi
a. Direktur Utama ( CEO) dari RS. Hapsah bertanggung jawab untuk memastikan bahwa
mekanisme implementasi, pemantauan dan perbaikan secara keseluruhan dari
kebijakan ini telah berjalan dan dijalankan dengan menghormati hak pasien, serta
dapat diakses dan dimengerti oleh seluruhb staf terkait
b. Direktur operasional (COO) dari Rumah Sakit Hapsah bertanggung jawab untuk
memastikan bahwa manajer pelayanan medis, perawatan dan penunjang klinis
- Menyebarkan kebijakan ini dibagian yang menjadi tanggung jawab mereka
- Melakukan implementasi dari kebijakan ini didalam bagian yang menjadi tanggung
jawab mereka
- Mengidentifikasi dan mengalokasikan sumber daya yang sesuai agar terpenuhinya
kebijakan ini
- Memastikan kebijakan ini diinformasikan kepada semua staf
c. Kepala Unit yang terlibat dalam ruang lingkup kebijakan ini bertanggung jawab untuk
implementasi dari kebijakan ini dalam ruang lingkup pengelolaan mereka dan harus
memastikan bahwa
- Semua staf baru dan lama mempunyai akses dan diinformasikan mengenai
kebijakan ini dan kebijakan lainnya yang terkait, SOP-SOP dan formuli-formulir
yang berhubungan dengan kebijakan ini
- Adanya SOP-SOP tertulis yang mendukung dan memenuhi kebijakan ini serta
dimonitor untuk kepatuhan
- Tersedianya semua formulir yang berkaitan dengan kebijakan ini dibagian yang
mereka kelola
d. Semua staf yang terlibat dalam ruang lingkup kebijakan ini bertanggung jawab untuk
mengimplementasikan kebijakan ini dan harus memastikan
- Mereka memahami dan mematuhi kebijakan ini
- Tidak mematuhi kebijakan ini dapat mengakbatkan timdakan indisipliner
- Setiap anggota staf dapat mengisi laporan kejadian bila ditemukan adanya
ketidakpatuhan.
V. Defenisi
a. Pengelolaaan pasien pasca anastesi bertujuan untuk menjagakondisi optimal pasien
setelah tindakan anastesi, melakukan deteksi dini terhadap kemungkinan perburukan
dan memberikan tatalaksana yang dibutuhkan terhadap temuan tersebut
b. Ruang pulih tahap 1 adalah ruang yang berada didekat kamar operasi yang
diperuntukkan untuk pemulihan pasien dai proses anatesisebelum pasien dipindahkan
ke ruang perawatan atau dipulangkan ( one day care surgery ), ruang pulih tahap 1
dilenkapi dengan peralatan tatalaksana emergency, dan perawat yang memeliki
kemampuan untuk mengatasi kegawat daruratan.
c. Ruang pulih tahap 2 adalah ruang yang diperuntukkan bagi pasien yang telah
memenuhi kriteria untuk pindah ke ruang perawatan / pulang dan menunggu proses
penjemputan / pemulangan.
VI. Pernyataan Kebijakan
a. Semua pasien pasca anstesi mendapatkan pemantauan dan penatalaksanaan pasca
anastesi yang tepat
b. Semua pasien pasca anastesi dipindahkan ke ruang pulih kecuali atas instruksi dari
dokter spesialis anastesi yang memonitor pasien, kondisi pasien di ruang pulih
dipantau secara continu dan hasil pemantauan didokumentasikan sesuai dengan
prosedur pengeloaan pasien pasca Anastesi
c. Dokter spesialis anastesi bertanggung jawab terhadap pengeluaran pasien dari ruang
pulih. Bila dokter spesialis anastesi yang mengelola pasien tidak ada di ruang pulih
maka perawat ruang pulih dapat mengeluarkan pasien sesuai dengan kriteria
pengeluaran pasien pada prosedur pengelolaan pasien pasca Anastesi.
d. Apabila tindakan anastesi ( sedang dan dalam ) dilakukan diluar kamar operasi, maka
ruang yang dipergunakan sebagai ruang pulih memilikin standard pengelolaan medis
dan peralatan yang sesuai dengan kebijakan ini
e. Apabila dipandang perlu maka halhal yang melebihi pedoman ini dapat dilakukan
berdasarkan penilaian dokter spesialis anastesi yang mengelola pasien, guna
meningkatkan mutu pelayanan pasien, walaupuntidak menjamin hasil akhir pasien
f. Dokter spesialis anastesi berkoordinasi dengan dokter spesialis selaku operator dan
atau dokter DPJP dalam perawatan pasca anastesi sampai dengan 24 jam pasca
anastesi di ruang perawatan atau ruang intensif, sesuai dengan prosedur pengelolaan
pasien pasca anastesi

VII. Lokasi Pelayanan Pasca Anastesi


a. Ruang pulih tahap 1 dan ruang pulih tahap 2 kamar operasi RS. Hapsah
b. Unit diluar kamar operasi dimana anastesi dilakukan
VIII. Dokumentasi
a. Hasil pengawasan pasien, prubahan-perubahan yang terjadi selama observasi,
pemberian obat dan tindakan yang dilakukan selama proses perawatan pasca
anastesi didokumentasikan dalam rekam medik pasien
b. Dolumentasi sesuai prosedur pengelolaan pasien pasca anastesi
IX. Monitoring dan kepatuhan
Monitoring dan kepatuhan kebijakan ini dilakukan melalui medical record review
X. Dokumen terkait
a. Kebijakan pelayanan anastesi
b. SPO Pengelolaan pasien pasca anastesi
c. SPO Anastesi Umum
d. SPO Sedasi seang dan dalam
e. SPO Penilaian pre Anastesi dan penilaian pre sedasi

Pada tanggal
RumahSakitHapsah
Direktur

dr. ANDI MELDA SAKKIRANG

Anda mungkin juga menyukai