Anda di halaman 1dari 12

Identifikasi Kesulitan Pembelajaran .... (Ade Ayu Firdausi) 2.

373
IDENTIFIKASI KESULITAN PEMBELAJARAN IPA BERPENDEKATAN SAINTIFIK

THE IDENTIFICATION OF SCIENCE LEARNING DIFFICULTY WITH SCIENTIFIC


APPROACH

Oleh: Ade Ayu Firdausi, PGSD/PSD, adeayufirdausi@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan, penilaian pembelajaran,
kesulitan guru dalam pembelajaran IPA berpendekatan saintifik di Kelas IVA SDN Panggang. Jenis penelitian ini
studi kasus. Subjek penelitian ini guru kelas IVA, siswa kelas IVA, dan Kepala Sekolah SDN Panggang. Objek
penelitian ini adalah kegiatan-kegiatan pembelajaran IPA berpendekatan saintifik.Teknik pengumpulan data:
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan menggunakan reduksi data, display data, dan
penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan ternik.Hasil penelitian
menunjukkan bahwa perencanaan pembelajaran yang dilakukan guru adalah mengkaji silabus serta menyusun RPP
yang menjabarkan langkah kegiatan pendekatan saintifik. Guru telah melaksanakan pembelajaran IPA
berpendekatan saintifik: mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan. Pelaksanaan
pembelajaran IPA berpendekatan saintifik terlaksana sebesar 82%. Guru telah menggunakan penilaian autentik
berupa penilaian sikap, penilaian keterampilan, dan penilaian hasil belajar. Namun guru jarang menggunakan
instrumen dan rublik penilaian. Kesulitan guru dalam pembelajaran IPA berpendekatan saintifik: perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran.

Kata Kunci: pembelajaran IPA, pendekatan saintifik

Abstract.
This research aims at describing the planning, implementation, learning evaluation, teacher's obstacle in
science learning with scientific approach at grade IVA SDN Panggang. The research type was study case. The
research subjects were the teacher of grade IVA, students of grade IVA, and the headmaster of SDN Panggang.
The research objects were science learning activities with scientific approach. The data collecting were
observation, interview, and documentation. Data were analyzed by data reduction, data display, and conclusion.
The data validation used source triangulation and technique triangulation. The research result shows that the
learning implementation that was done by teacher were syllabus examining and arrangung RPP that containing
scientific approach activities steps. Teacher had done science learning with scientific approach, including
observation, asking, trying, logical reasoning, and communicating. Science learning implementation with scientific
approach were done 82%. Teacher had used authentic evaluation including attitude evaluation, skill evaluation,
and learning result evaluation. But teacher seldom used evaluation instruments and rubrics. The teacher obstacles
included planning, implementation, and learning evaluation

Key Words:. Science learning, scientific approach

PENDAHULUAN mencapai titik keseimbangannya maka akan


terjadi peningkatan mutu pendidikan.
Menurut Abdul Majid (2014: 28) orientasi
Kurikulum 2013 bermaksud untuk
Kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan
memandirikan siswa dengan cara memberikan
dan keseimbangan antara kompetensi sikap
kesempatan mencari informasi dari berbagai
(ettitude), keterampilan (skill), dan pengetahuan
sumber. Guru bertindak sebagai fasilitator dan
(knowledge). Kompetensi tersebut mewakili ranah
motivator untuk membantu siswa mengarahkan
afektif, psikomotorik, dan kognitif pada siswa.
informasi yang sesuai. Kenyataan bahwa
Sehingga apabila ketiga ranah tersebut dapat
2.374 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 25 Tahun ke-5 2016
kurikulum harus mampu mengakomodasi Pendidikan /Kantor Depag untuk Pendidikan
kebutuhan dan dinamika sosial mengakibatkan Menengah dan Pendidikan Khusus.
kurikulum selalu mengalami pengembangan. KTSP memberikan kewenangan pada
Pengembangan tersebut terjadi melalui proses satuan pendidikan untuk mengembangkan
evaluasi. Seperti yang terjadi pada Kurikulum kurikulum sesuai dengan situasi kondisi masing-
2013 yang mengalami evaluasi. Kemendikbud masing satuan pendidikan memungkinkan
(2014: 2-3) surat edaran nomor dipergunakannya pendekatan saintifik dalam
179342/MPK/KR/2014 Perihal Pelaksanaan proses pembelajarannya. Termasuk pendekatan
Kurikulum 2013 yang pada intinya berisikan; 1) pembelajaran yang dipergunakan oleh satuan
Menghentikan pelaksanaan Kurikulum 2013 di pendidikan. Hal ini dikarenakan pendekatan
sekolah-sekolah yang baru menerapkan satu pembelajaran seharusnya disesuaikan dengan
semester, yaitu sejak Tahun Pelajaran 2014/2015. kondisi satuan pendidikan yang bersangkutan.
Sekolah-sekolah ini supaya kembali menggunakan Menurut Asis Saefuddin & Ika Berdiati (2014: 43)
Kurikulum 2006, 2) Tetap menerapkan Kurikulum bahwa pendekatan saintifik adalah konsep dasar
2013 di sekolah-sekolah yang telah tiga semester yang mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan
ini menerapkan, yaitu sejak Tahun Pelajaran melatari pemikiran tentang bagaimana model
2013/2014 dan menjadikan sekolah-sekolah pembelajaran diterapkan berdasarkan teori
tersebut sebagai sekolah pengembangan dan tertentu.
percontohan penerapan Kurikulum 2013, 3) Pendekatan saintifik memberikan
Menghentikan tugas pengembangan Kurikulum kesempatan pada siswa untuk mengembangkan
2013 kepada Pusat Kurikulum dan Perbukuan, sikap ilmiah dalam pembelajaran sains. Menurut
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Ahmad Susanto (2013: 169) bahwa sikap ilmiah
Hal tersebut berdampak terhadap beberapa itu dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan siswa
sekolah kembali menggunakan Kurikulum 2006 dalam pembelajaran IPA pada saat melakukan
atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan diskusi, percobaan, simulasi, dan kegiatan proyek
(KTSP). Begitupula kurikulum yang dipergunakan di lapangan.
SDN Panggang yang kembali pada Kurikulum Berdasarkan hasil wawancara dengan
Tingkat Satuan Pendidikan. KTSP menurut kepala sekolah, SD Negeri Panggang yang
Kunandar (2007: 125) Kurikulum Tingkat Satuan merupakan tempat pelaksanaan Praktik
Pendidikan adalah kurikulum operasional yang Pengalaman Lapangan peneliti dikatakan bahwa
disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing terdapat satu kelas yang menggunakan pendekatan
satuan pendidikan. KTSP dikembangkan oleh tiap pembelajaran saintifik yaitu kelas IVA. Kemudian
kelompok atau satuan pendidikan dan komite peneliti melakukan wawancara dengan wali kelas
sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan IVA mengenai pendekatan saintifik. Guru
supervisi Dinas Pendidikan /Kantor Depag memutuskan untuk menggunakan pendekatan
Kab/Kota untuk Pendidikan Dasar dan Dinas saintifik dalam pembelajarannyan yakni setelah
Identifikasi Kesulitan Pembelajaran .... (Ade Ayu Firdausi) 2.375
mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru Setelah peneliti melakukan observasi awal
(PLPG). PLPG memberikan tambahan lebih pada tanggal 9 November 2015 tentang
pengetahuan kepada guru mengenai pendekatan pendekatan saintifik, beberapa siswa telah aktif
saintifik. Menurut guru pendekatan saintifik melakukan tanya jawab dengan guru maupun
sangat baik untuk diterapkan kepada siswa di siswa lainnya. Keaktifan siswa tersebut terlihat
kelas IVA. Hal tersebut dikarenakan pendekatan melalui dekripsi siswa mengenai gambar yang
saintifik akan memberikan pengalaman belajar diberikan oleh guru dan pengajuan pendapat
bagi siswa melalui aktivitas pembelajaran. mengenai suatu masalah.
Guru melakukan perencanaan METODE PENELITIAN
pembelajaran dengan membuat RPP untuk satu Jenis Penelitian
semester pada awal semester, namun masih Jenis penelitian ini merupakan penelitian
mengalami kesulitan saat proses pembuatan RPP studi kasus.
tersebut. Guru menggunakan silabus sebagai
acuan dalam penyusunan RPP. Proses Tempat dan Waktu Penelitian
pembelajaran menurut guru telah menggunakan Penelitian ini dilakukan di SD N
Pendekatan Saintifik. Namun guru masih Panggang, Sedayu, Bantul. Penelitian
mengalami kesulitan dalam melaksanakan dilaksanakan pada bulan Maret-Mei 2016
kegiatan pembelajaran menggunakan Pendekatan
Saintifik. Tahapan-tahapan yang terdapat dalam Subjek dan Objek Penelitian
pendekatan saintifik belum dilaksanaakan secara Subjek dalam penelitian ini yaitu guru
maksimal. Tahapan tersebut meliputi mengamati, kelas IVA, siswa kelas IVA, dan Kepala Sekolah
menanya, mencoba, menalar, dan SDN Panggang. Objek dalam penelitian ini yaitu
mengkomunikasikan. Selain hal tersebut kegiatan pembelajaran IPA berpendekatan
pembelajaran berpendekatan saintifik baru saintifik.
terlaksana pada mata pelajaran IPA. Guru
beralasan bahwa tahapan pendekatan saintifik Teknik Pengumpulan Data
memberikan pengalaman belajar bagaimana Teknik pengumpulan data dalam penelitian
seorang ilmuwan menemukan penemuannya. ini melalui teknik observasi, wawancara, dan
Guru menyampaikan bahwa sering dokumentasi.
terkendala dalam alokasi waktu yang ada saat
proses pelaksanaan pembelajaran karena setiap Teknik Analisis Data
mata pelajaran memiliki alokasi waktu 2 x 35 Teknik analisis data dalam penelitian ini
menit. Hal tersebut berdampak pada kelima melalui teknik reduksi data, penyajian data, dan
tahapan Pendekatan Saintifik belum dapat penarikan kesimpulan.
terlaksana dalam satu pembelajaran.
Instrumen Penelitian
2.376 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 25 Tahun ke-5 2016
Instrumen penelitian ini terdiri atas partisipasi aktif siswa, 3) mengembangkan budaya
pedoman observasi, pedoman wawancara, dan membaca dan menulis, 4) memberikan umpan
pedoman dokumentasi yang berhubungan dengan balik dan tindak lanjut, 5) keterkaitan dan
pembelajaran IPA berpendekatan saintifik. keterpaduan, dan 6) menerapkan teknologi
informasi dan komunikasi.
Uji Keabsahan Data Berdasarkan hasil analisis dokumen RPP
Pengujian keabsahan data menggunakan Mata Pelajaran IPA yang dibuat oleh guru,
triangulasi sumber dan triangulasi data. komponen-komponen RPP Mata Pelajaran IPA
yang dibuat guru telah sesuai dengan komponen-
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN komponen RPP berdasarkan Lampiran
Lampiran Permendiknas No. 41 Tahun Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar
2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Proses untuk Satuan Pendidikan dan Menengah.
Pendidikan dan Menengah (2007: 4) menyatakan Meskipun komponen RPP Mata Pelajaran IPA
bahwa RPP dijabarkan dari silabus untuk dibuat guru telah sesuai, namun guru belum
mengarahkan kegiatan belajar siswa dalam upaya mengacu pada Lampiran Permendiknas No. 41
mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan
berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan Pendidikan dan Menengah. Hal tersebut dapat
sistematis agar pembelajaran berlangsung secara terlihat dari komponen materi pembelajaran,
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, sumber belajar, dan penilaian dalam RPP Mata
memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta Pelajaran IPA yang dibuat oleh guru.
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, Berdasarkan hasil analisis instrumen
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, penilaian terhadap standar kompetensi dan
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis kompetensi dasar diketahui bahwa Indikator telah
siswa. Berdasarkan hal penelitian guru telah mencakup ranah pengetahuan, afektif, dan
membuat RPP selama satu semester, sehingga keterampilan. Namun kata kerja operasional yang
guru tidak membuat RPP setiap hari. digunakan pada ranah sikap dan keterampilan
Guru mengkaji silabus dengan mencermati merupakan kata kerja operasional ranah
SK dan KD yang terdapat dalam silabus. Menurut pengetahuan. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa
hasil penelitian, guru mempertimbangkan alokasi indikator hanya mencakup ranah pengetahuan.
waktu, kompleksitas, daya dukung, kondisi siswa, Menurut Lampiran Permendiknas No. 41 tahun
dan perbedaan individu siswa. Menurut Lampiran 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan
Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Pendidikan Dasar dan Menengah (2007: 5),
Proses untuk Satuan Pendidikan dan Menengah indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat
(2007: 6) menyebutkan bahwa prinsip penyusunan diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan
RPP mempertimbangkan: 1) memperhatikan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang
perbedaan individu siswa, 2) mendorong menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator
Identifikasi Kesulitan Pembelajaran .... (Ade Ayu Firdausi) 2.377
pencapaian kompetensi dirumuskan dengan Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik,
menggunakan kata kerja operasional yang dapat dan terprogram dengan menggunakan tes dan
diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, nontes dalam bentuk tertulis atau lisan,
sikap, dan keterampilan. pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian
Berdasarkan hasil analisis RPP Mata hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk,
Pelajaran IPA, guru menjabarkan pendekatan portofolio, dan penilaian diri. Penilaian hasil
saintifik dalam kegiatan inti yang meliputi tahap pembelajaran menggunakan Standar Penilaian
mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan Pendidikan dan Panduan Penilaian Kelompok
mengkomunikasikan. Daryanto (2014: 51) Mata Pelajaran.
pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah Berdasarkan hasil penelitian, guru
proses pembelajaran yang dirancang sedemikian berusaha melaksanakan pembelajaran sesuai
rupa agar siswa secara aktif mengkonstruksi dengan RPP, walaupun masih ada kegiatan yang
konsep, hukum, atau prinsip melalui tahap-tahap belum terlaksana karena alokasi waktu yang tidak
mengamati (untuk mengidentifikasi atau mencukupi. Seharusnya pengelolan kelas yang
menemukan masalah), mengajukan atau baik menurut Lampiran Permendiknas No. 41
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan
dengan berbagai teknik, menganalisis data, Pendidikan Dasar dan Menengah (2007: 8) yaitu
menarik kesimpulan, dan mengkomunikasikan guru memulai dan mengakhiri proses
konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. pembelajaran sesuai dengan waktu yang
Guru telah menjabarkan pendekatan dijadwalkan. Implementasi pembelajaran IPA
saintifik dalam kegiatan inti yang meliputi berpendekatan saintifik di kelas IVA dapat
kegiatan 5M. Kegiatan 5M tersebut meliputi memberikan pengalaman belajar yang nyata
kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, melalui proses mengamati, menanya, mencoba,
dan mengkomunikasikan. Pendekatan yang menalar, dan mengkomunikasikan. Hal tersebut
tercantum dalam RPP merupakan kolaborasi sesuai dengan yang diharapkan dalam
teacher center dan student center namun pada pembelajaran IPA di sekolah dasar dilakukan
langkah kegiatan pembelajaran telah dengan penyelidikan sederhana dan bukan hafalan
mencerminkan pendekatan saintifik. Langkah terhadap kumpulan konsep IPA (Ahmad Susanto,
kegiatan pembelajaran yang tercantum dalam RPP 2015: 170).
belum terdapat keterangan dalam kegiatan 5M. Penerapan pendekatan saintifik dalam
Berdasarkan hasil analisis RPP, rublik pembelajaran IPA di kelas IVA merupakan bentuk
penilaian dan instrumen penilaian keterampilan dari otonomi bidang pendidikan pada tingkat
dalam RPP belum tercantum. Lampiran satuan pendidikan yang ditetapkan oleh
Permendiknas No. 41 tahun 2007 tentang Standar pemerintah daerah Kabupaten Bantul. Hal tersebut
Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan didasarkan pada tiga perundang-undangan yaitu
Menengah (2007: 10) menyebutkan bahwa Perda Kabupaten Bantul No. 13 tahun 2012 pasal
2.378 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 25 Tahun ke-5 2016
42 pasal 1 tentang Pengelolaan dan 25

Penyelenggaraan Pendidikan (2007: 8) 20

Jumlah Siswa
15
menyatakan bahwa kurikulum dalam
10
penyelenggaraan pendidikan formal mengacu
5
pada Standar Nasional Pendidikan. PP No. 19 0
tahun 2006 pasal 2 ayat 1 tentang Standar
Nasional Pendidikan menyatakan bahwa Lingkup
Standar Nasional Pendidikan meliputi: a) standar Ya Tidak

isi, b) standar proses, c) standar kompetensi Keterlibatan Siswa pada Pelaksanaan


lulusan, d) standar pendidik dan tenaga Pembelajaran IPA Berpendekatan Saintifik
kependidikan, e) standar sarana dan prasarana, f)
standar pengelolaan, g) standar pembiayaan, dan
h) standar penilaian pendidikan. Lampiran 10%

permendiknas No. 41 tahun 2007 tentang Standar


Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah (2007: 5) menyatakan bahwa Metode 90%

pembelajaran digunakan oleh guru untuk


mewujudkan suasana belajar dan proses Ya Tidak

pembelajaran agar siswa mencapai kompetensi


Keterlibatan Guru pada Pelaksanaan Pembelajaran
dasar atau seperangkat indikator yang telah
IPA Berpendekatan Saintifik
ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran
disesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa,
Pelaksanaan pembelajaran IPA
serta karakteristik dari setiap indikator dan
berpendekatan saintifik yang dilakukan oleh guru
kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata
TI di Kelas IVA terdiri atas 3 kegiatan utama yaitu
pelajaran. Pendekatan pembelajaran tematik
kegiatan pendahuluran, kegiatan inti, dan kegiatan
digunakan untuk siswa kelas 1 sampai kelas 3
penutup. Kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Hal
SD/MI.
ini sesuai dengan Daryanto (2014: 51)
pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah
proses pembelajaran yang dirancang sedemikian
rupa agar siswa secara aktif mengkonstruksi
konsep, hukum, atau prinsip melalui tahap-tahap
mengamati (untuk mengidentifikasi atau
menemukan masalah), mengajukan atau
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data
dengan berbagai teknik, menganalisis data,
Identifikasi Kesulitan Pembelajaran .... (Ade Ayu Firdausi) 2.379
menarik kesimpulan, dan mengkomunikasikan jujur serta terfokus pada objek yang diobservasi
konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. untuk kepentingan pembelajaran.
Kegiatan pendahuluan, guru sering mengecek atau Lampiran Permendiknas No. 41 tahun
memeriksa kehadiran siswa, guru 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan
memenumbuhkan kesiapan belajar dengan cara Pendidikan Dasar dan Menengah (2007: 8)
memberikan beberapa arahan, guru selalu menyatakan bahwa kegiatan inti menggunakan
melakukan apersepsi dengan cara mengulang metode yang disesuaikan dengan karakteristik
materi pertemuan sebelumnya dan menceritakan siswa dan mata pelajaran, yang dapat meliputi
pengalamannya yang berkaitan dengan materi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi
yang akan dipelajari, serta guru selalu (EEK). Berdasarkan hasil penelitian, EEK tersebut
melaksanakan penilaian awal dengan cara dijadikan sebagai sintak KTSP. Sintak KTSP
mengajukan beberapa pertanyaan siswa mengenai tersebut memiliki kesesuaian dengan sintak
materi yang akan dipelajari padaa hari tersebut. pendekatan saintifik yang terdiri atas mengamati,
Menurut Panduan Lengkap KTSP (2007: 291) menanya, mencoba, menalar, dan
kegiatan utama yang dilakukan dalam mengkomunikasikan. Berikut ini disajikan tabel
pendahuluan pembelajaran ini di antaranya untuk hasil analisis sintak KTSP, sintak pendekatan
menciptakan kondisi awal pembelajaran yang saintifik, dan deskripsi hasil.
kondusif, melaksanakan kegaitan apersepsi Berdasarkan hasil penelitian, kegiatan
(apperception), dan penilaian awal (pre-test). mengamati siswa jarang mencatat hasil
Penciptaan kondisi awal pembelajaran dilakukan pengamatan. Guru dan siswa perlu memahami apa
dengan cara: mengecek atau memeriksa kehadiran yang hendak dicatat, direkam, dan sejenisnya,
siswa (presence, attendance), menumbuhkan serta bagaimana membuat catatan atas perolehan
kesiapan belajar siswa (readiness), menciptakan observasi (Abdul Majid dan Chaerul Rochman,
suasana belajar yang demokratis, membangktikan 2015: 75-77).
motivasi belajar siswa, dan membangkitkan Menurut Abdul Majid dan Chaerul
perhatian siswa. Rochman (2015: 77) dalam kegiatan mengamati,
Kegiatan pembelajaran setelah kegiatan guru membuka secara luas dan bervariasi
pendahuluan adalah kegiatn inti yang meliputi kesempatan siswa untuk menentukan pengamatan
kegiatan 5M. Berdasarkan hasil penelitian, siswa melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar,
selalu cermat, objektif, dan jujur serta terfokus dan membaca. Siswa Kelas IVA mengamati
pada objek yang diobservasi. Abdul Majid dan menggunakan panca indera yaitu indera
Chaerul Rochman (2015: 75-77) menyatakan penglihaan dan indera peraba. Guru sering
bahwa salah satu prinsip yang harus diperhatikan memfasilitasi siswa dalan proses mengamati
oleh guru dan siswa selama kegiatan mengamati dengan cara memberikan arahan pada saat
pembelajaran disajikan siswa cermat, objektif, dan mengamati dan memberikan pertanyaan menganai
apa yang diamati. Guru memfasilitasi siswa untuk
2.380 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 25 Tahun ke-5 2016
melakukan pengamatan, melatih mereka untuk dengan kompetensi dasar menurut tuntutan
memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) kurikulum, 2) mempelajari cara menggunakan alat
hal yang penting dari suatu benda atau objek dan bahan yang tersedia dan harus disediakan
(Abdul Majid dan Chaerul Rochman, 2015: 77). (Abdul Majid dan Chaerul Rochman, 2015: 90),
Berdasarkan hasil penelitian, kegiatan namun guru tidak menyediakan lembar kerja
menanya siswa selalu mengajukan pertanyaan siswa karena arahan dari guru disampaikan
mengenai informasi yang belum dipahami dan dengan lisan serta peralatan yang dibutuhkan
untuk mendapatkan informasi tambahan. Kegiatan selama proses mencoba berasal dari siswa sendiri.
menanya yaitu mengajukan pertanyaan tentang Pada percobaan guru dapat menyediakan lembar
informasi yang tidak dipahami dari apa yang kerja bagi siswa untuk melaksanakan percobaan
diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan (Ridwan Abdullah Sani, 2014: 65).
informasi tambahan tentang apa yang diamati Berdasarkan hasil penelitian pada kegiatan
(dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke menalar, guru membimbing siswa untuk
pertanyaan yang bersifat hipotetik) (Hosnan, mengembangkan daya berpikir dengan cara
2014: 48). Guru selalu memberikan pertanyaan memberikan arahan tidak secara langsung namun
kepada siswa sesuai dengan kualitas dan tingkat menggunakan petunjuk kata. Strategi yang dapat
pertanyaan yang sesuai dengan siswa. Siswa Kelas dilakukan pada kegiatan menalar adalah melatih
IVA diberikan pertanyaan pada tingkat rendah. siswa untuk menganalisis, mensintesis,
Guru harus memahami kualitas pertanyaan, mengevaluasi, membuat generalisasi, dan menarik
sehingga menggambarkan tingkat kognitif seperti kesimpulan (Ridwan Abdullah Sani, 2014: 70-71).
apa yang akan disentuh, mulai dari lebih rendah Siswa dibimbing untuk menemukan
hingga yang lebih tinggi (Abdul Majid dan keterkaitan informasi berupa kemungkinan ikan
Chaerul Rochman, 2015: 82). asin yang dikeringkan selama satu jam dan
Berdasarkan hasil penelitian pada kegiatan bagaimana keadaan tebu yang matang apakah
mencoba dilakukan di Kelas IVA SDN Panggang sama seperti mangga atau apel yang matang.
yaitu pada materi pengikisan tanah oleh air, siswa Strategi yang dapat dilakukan pada kegiatan
membaca sumber lain kemudian didiskusikan. menalar adalah melatih siswa untuk melakukan
Kegiatan yang dilakukan pada proses mencoba interpretasi berdasarkan data yang telah diperoleh
adalah melakukan eksperimen, membaca sumber (Ridwan Abdullah Sani, 2014: 70-71).
lain selain buku teks, mengamati objek/kejadian/ Berdasarkan hasil penelitian pada kegiatan
aktivitas, wawancara dengan narasumber (Hosnan, mengkomunikasikan, siswa membuat kesimpulan
2014: 58). Guru selalu menentukan tema atau hasil analisis secara tertulis. Kegiatan
topik pembahasan, memberikan fasilitas proses mengkomunikasikan dapat dilakukan melalui
mencoba berupa bimbingan. Aktiviatas menuliskan atau menceritakan apa yang
pembelajaran yang nyata untuk proses mencoba ditemukan dalam kegiatan mencoba dan menalar
adalah: 1) menentukan tema atau topik sesuai (Daryanto, 2014: 80). Guru memberikan arahan
Identifikasi Kesulitan Pembelajaran .... (Ade Ayu Firdausi) 2.381
yaitu presentasi dibuka dengan salam dan pertemuan selanjutnya, dan d) Memberikan
meminta presentator untuk bersuara keras agar evaluasi lisan atau tertulis (Panduan Lengkap
siswa lain dapat mendengarkan dengan jelas. KTSP, 2007: 291).
Setelah presentasi selesai, kelompok lain Berdasarkan hasil penelitian, guru
memberikan tanggapan bahwa hasil presentasi melakukan penilaian hasil dengan cara
tersebut kurang lengkap. Kemudian guru pengambilan nilai ulangan harian, tugas atau PR,
meluruskan hasil presentasi yang telah dan penilaian portofolio. Guru hanya satu kali
disampaikan. Selain itu, guru akan memberikan menggunakan pedoman penilaian proses yaitu
pancingan agar muncul tanggapan. Kegiatan pada observasi 5 tanggal 4 Mei 2016, guru
mengkomunikasikan ini dapat diberikan membuat penilaian proses yaitu sikap kerja sama,
klarifikasi oleh guru agar siswa akan mengetahui tanggung jawab, keaktifan, dan isi laporan namun
secara benar apakah jawaban yang telah kriteria penskoran yang tercantum dalam pedoman
dikerjakan sudah benar atau ada yang harus penilaian proses hanya sikap keaktifan. Menurut
diperbaiki. Hal ini dapat diarahkan pada kegiatan Lampiran Permendiknas No. 41 tahun 2007
konfirmasi sebagaimana pada standar proses (2007: 10) tentang Standar Proses untuk Satuan
(Hosnan, 2014: 75). Pendidikan Dasar dan Menengah, Penilaian
Selain kegiatan inti, kegiatan selanjutnya dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran
adalah kegiatan penutup. Kegiatan yang dilakukan untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi
dalam kegiatan penutup sudah sesuai dengan apa siswa, serta digunakan sebagai bahan penyusunan
yang terdapat dalam Panduan Lengkap KTSP laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki
tersebut, meskipun ada kegiatan yang jarang proses pembelajaran. Penilaian dilakukan secara
dilakukan oleh guru. berdasarkan hasil penelitian, konsisten, sistematik, dan terprogram dengan
kegiatan penutup di Kelas IVA yaitu guru menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis
mengulang materi yang telah dipelajari dan atau lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap,
mengemukakan topik yang akan dibahas pada penilaian hasil karya berupa tugas, proyek
pertemuan selanjutnya. Selain itu, guru dan/atau produk, portofolio, dan penilaian diri.
memberikan tugas atau latihan sebagai tindak Penilaian hasil pembelajaran menggunakan
lanjut walaupun hal tersebut jarang terjadi. Secara Standar Penilaian Pendidikan dan Panduan
umum kegaitan akhir dan tindak lanjut dalam Penilaian Kelompok Mata Pelajaran.
pembelajaran terpadu di antaranya: a) Mengajak Guru mengalami kesulitan dalam kegiatan
siswa untuk menyimpulkan materi yang telah perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian
diajarkan, b) Melaksanankan tindak lanjut pembelajaran. Dalam perencanaan pembelajaran,
pembelajaran dengan pemberian tugas atau latihan Kesulitan yang dialami guru selama penyusunan
yang harus dikerjakan di rumah, menjelaskan RPP yaitu pemilihan metode dan model yang
kembali bahan yang dianggap sulit oleh siswa, c) sesuai dengan materi yang akan diajarakan dan
Mengemukakan topik yang akan dibahas pada kondisi siswa, alokasi waktu yang sering kali
2.382 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 25 Tahun ke-5 2016
melebihi yang tercantum dalam RPP, dan tidak proses pembelajaran IPA dengan cara mengamati
sesuainya kegiatan pada saat pelaksanaan dengan siapa yang aktif dalam kelompok dan siapa yang
yang tercantum dalam RPP. Menurut Lampiran kurang aktif dalam diskusi kemudian diberikan
Permendiknas No. 41 tahun 2007 tentang Standar tanda pada catatan guru. Penilaian dilakukan
Proses untuk Satuan Pednidikan Dasar dan secara konsisten, sistematik, dan terprogram
Menegah (2007: 5), pemilihan metode dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk
pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan tertulis atau lisan, pengamatan kinerja,
kondisi siswa, serta karakteristik dari setiap pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa
indikator dan kompetensi yang hendak dicapai tugas, proyek dan/atau produk, portofolio, dan
pada setiap mata pelajaran. Upaya yang dilakukan penilaian diri (Lampiran Permendiknas No. 41
guru dalam mengatasi kesulitan tersebut dengan tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan
menggabungkan dua pertemuan menjadi satu Pendidikan Dasar dan Menengah, 2007 : 10).
pertemuan. Selain bermasalah dengan alokasi
waktu, dapat terjadi muncul kendala teknis pada SIMPULAN DAN SARAN
media pembelajaran. Guru mengatasinya dengan Simpulan
cara merubah rencana awal namun masih dapat Berdasarkan hasil penelitian, maka
menyampaikan materi yang sama. penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut.
Kesulitan yang ditemui guru dalam Guru menyusun kegiatan inti pada perencanaan
pelaksanaan pembelajaran yaitu terdapat beberapa kegiatan pembelajaran IPA mencerminkan
siswa yang kurang mampu berkonsentrasi. Guru Pendekatan Saintifik. kegiatan perencanaan
mengatasi kesulitan pelaksanaan pembelajaran pembelajaran yang dilakukan guru adalah
IPA berpendekatan saintifik dengan cara mengkaji silabus, menyusun RPP dengan
mengulang kembali materi yang belum dipahami, mencerminkan langkah kegiatan Pendekatan
dan mengajak siswa untuk senam sebahai Saintifik.
pembentuk fokus dan konsentrasi siswa. Menurut Kesulitan dan upaya guru untuk mengatasi
Panduan Lengkap KTSP (2007: 291) kegiatan kesulitan yang ditemui dalam pembelajaran IPA
pendahuluan fungsi utamanya untuk menciptakan berpendekatan saintifik meliputi. Kesulitan yang
suasana awal pembelajaran yang efektif, dialami guru selama penyusunan RPP yaitu
memungkinkan siswa dapat mengikuti proses pemilihan metode dan model yang sesuai dengan
pembelajran dengan baik. materi yang akan diajarakan dan kondisi siswa,
Kesulitan yang ditemui guru dalam alokasi waktu yang sering kali melebihi yang
penilaian pembelajaran yaitu penilian yang rumit tercantum dalam RPP, dan tidak sesuainya
karena harus meninjau cakupan materi dan kegiatan pada saat pelaksanaan dengan yang
indikator serta penentuan KKM, belum tercantum dalam RPP. Guru mengatasi hal
tercantumnya rublik penilaian proses dan nontes tersebut dengan cara menggabungkan dua
pada RPP. Guru mengatasi kesulitan penilaian pertemuan menjadi satu pertemuan. Selain
Identifikasi Kesulitan Pembelajaran .... (Ade Ayu Firdausi) 2.383
bermasalah dengan alokasi waktu, dapat terjadi melakukan percobaan atau berdiskusi sehingga
muncul kendala teknis pada media pembelajaran. pembelajaran dapat seefektif mungkin.
Guru mengatasinya dengan cara merubah rencana
awal namun masih dapat menyampaikan materi DAFTAR PUSTAKA
yang sama. Kesulitan yang dialami guru pada
Abdulah Majid dan Chaerul Rochman. (2015).
pelaksanaan pembelajaran IPA berpendekatan Pendekatan Ilmiah dalam Implementasi
Kurikulum 2013. Bandung: Remaja
saintifik yaitu terdapat beberapa siswa yang
Rosdakarya.
kurang mampu berkonsentrasi. Guru mengatasi
Ahmad Susanto. (2013). Teori Belajar dan
kesulitan pelaksanaan pembelajaran IPA
Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
berpendekatan saintifik dengan cara mengulang Kencana Prenada Media
kembali materi yang belum dipahami, dan
Asis Saefuddin & Ika Berdiati. (2014).
mengajak siswa untuk senam sebahai pembentuk Pembelajaran Efektif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
fokus dan konsentrasi siswa.
Kesulitan yang dialami guru dalam Daryanto. (2014). Pendekatan Saintifik Kurikulum
2013. Yogyakarta: Gava Media.
penilaian pembelajaran IPA yaitu penilian yang
rumit karena harus meninjau cakupan materi dan Djaman Satori & Aan Komariah. (2011).
Metodologi Penelitian Kualitatif.
indikator serta penentuan KKM, belum
Bandung: Alfabeta.
tercantumnya rublik penilaian proses dan nontes
Eveline Siregar & hartini Nara. (2011). Teori
pada RPP.Guru mengatasi kesulitan penilaian
Belajar dan Pembelajaran. Bogor:
proses pembelajaran IPA dengan cara mengamati Ghalia Indonesia.
siapa yang aktif dalam kelompok dan siapa yang
Hosnan M. (2014). Pendekatan Saintifik dan
kurang aktif dalam diskusi kemudian diberikan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad
21 Kunci Sukses Implemenatasi
tanda pada catatan guru.
Kurikulum 2013. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Saran
Kunandar. (2007). Guru Profesional:
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam
saran dalam penelitian ini sebagai berikut. Guru
Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo
walapun telah menyusun RPP satu semester Persada.
namun guru sebaiknya mempelajari kembali
Maria Dominika Niron. (2009). Pengembangan
langkah-langkah yang tercantum dalam RPP agar Silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran dalam KTSP. Yogyakarta:
pembelajaran yang berlangsung tetap mengarah
Depdiknas UNY
pada kompetensi dasar yang akan dicapai. Guru
Martin, David Jerner. (2009). Elementary Science
perlu menyiapkan sumber lain selain buku teks
Methods A Constructivist Approach.
agar sumber belajar bervariasi. Guru perlu lebih USA: Wadsworth Cengange Learning.
sering memberikan bimbingan saat siswa
Masnur Muslich. (2007). KTSP (Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan) Dasar
2.384 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 25 Tahun ke-5 2016
Pemahaman dan Pengembangan.
Jakarta: Bumi Aksara.

Mendiknas. (2007). Peraturan Menteri


Pendidikan Nasional No. 41 tahun 2007
tentang Standar Proses untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Jakarta: Mendiknas.

Muhaimin, et.al. (2008). Pengembangan Model


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) pada Sekolah dan Madrasah.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Pemerintah Kabupaten Bantul. (2012). Perda No.


13 tahun 2012 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan. Bantul:
Pemerintah Daerah Bantul.

Pemerintah Republik Indonesia. (2003). UU No.


20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Jakarta: Pemerintah Republik
Indonesia.

Pemerintah Republik Indonesia. (2006). PP No.


18 tahun 2006 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Jakarta: Pemerintah
Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai