Anda di halaman 1dari 9

Gambar

N
Pahlawan Uraian
o
Nasional
1 Perjuangan Cut Nyak Dien - Pahlawan Wanita Aceh
Perjuangan Cut Nyak Dien melawan Belanda dan mengusir
pemerintah kolonial Belanda dari Tanah Rencong begitu gigih dan
tak kenal menyerah. Perjuangan Cut Nyak Dien semakin membuat
pemerintah kolonial Belanda kewalahan menghadapinya. Taktik
berperangnya memang begitu cerdik. Seorang perempuan yang
begitu cerdas, berani, dan penuh kecintaan terhadap Bumi Pertiwi.
Kota Aceh adalah salah satu kota yang memiliki banyak sejarah.
CUT NYAK DIEN Salah satu peninggalan sejarahnya adalah Mesjid Baiturrahman.
Inilah ikon Aceh, yang menjadi kebanggaan masyarakat Serambi
Mekkah, yakni Masjid Baiturrahman.
Masjid megah ini selain untuk beribadah umat Islam, masjid ini
merupakan bukti dokumentasi konkret tentang awal masuknya
Islam ke Aceh yang dibawa oleh pedagang Gujarat. Masjid
Baiturrahman menegaskan pula bahwa Aceh itu sebagai Serambi
Mekkahnya Indonesia.
Masjid ini dibangun pada abad 17, di masa era kesultanan Iskandar
Muda. Awalnya, masjid ini adalah masjid kesultanan, tapi seiring
meluasnya Islam di Aceh, masjid ini dibuka untuk masyarakat
umum. Masjid ini sudah mengalami beberapa perluasan dan
renovasi, termasuk menjadi saksi sejarah perjuangan kemerdekaan
Indonesia, termasuk perjuangan seorang Cut Nyak Dien.
Perjuangan Cut Nyak Dien
Beliau lahir di Lampadang, Aceh, pada 1850. Ayah dan suaminya
merupakan pejuang kemerdekaan. Ketika Belanda menduduki
tanah kelahirannya, beliau mengungsi dan berpisah dengan ayah
dan suaminya. Perpisahan ini menjadi akhir pertemuan beliau
dengan suami tercintanya. Teuku Ibrahim Lamnga, suaminya,
gugur dalam pertempuran dengan Belanda di Gletarum, Juni 1878.
Cut Nyak Dien tidak menerima penghinaan yang dilakukan
pemerintah kolonial Belanda yang pada awalnya menyerang Aceh
dan membinasakan tempat ibadah. Kemarahannya terhadap
Belanda semakin menjadi saat suami pertamanya, Teuku Cek
Ibrahim Lamnga, gugur dalam perang.
Selang 2 tahun setelah kematian suaminya, beliau menikah lagi
dengan salah seorang pejuang hebat bernama Teuku Umar. Cut
Nyak Dien dilamar pejuang Aceh bernama Teuku Umar. Bersama
suami keduanya ini, Cut Nyak Dien semakin bersemangat untuk
mengusir penjajah Belanda. Guna mempertahankan wilayah dan
kemerdekaan, Cut Nyak Dien tak gentar maju berperang melawan
Belanda yang memiliki persenjataan canggih.
Namun sayang, kisah tragis yang pernah dialaminya kembali
terulang. Teuku Umar gugur dalam pertempuran di Meulaboh pada
11 Februari 1899. Setelah suaminya Teuku Umar meninggal, Cut
Nyak Dien meneruskan perjuangannya sendirian. Namun, ia tak
gusar. Tak kalah mental meski ditinggal suami tercinta yang gugur
di medan perang. Cut Nyak Dien terus melakukan gempuran
terhadap markas-markas Belanda bersama para pengikutnya.
Cut Nyak Dien menjadi orang yang paling dicari oleh Belanda untuk
dibunuh karena perjuangannya mengancam keberadaan dan
kelangsungan pemerintah kolonial Belanda di bumi Serambi
Mekkah. Namun, perjuangan Cut Nyak Dien dikhianati oleh anak
buahnya, Pang Lot, yang memberi tahu Belanda tempat
persembunyian Cut Nyak Dien.
Cut Nyak Dien yang ketika itu telah tua dan buta karena matanya
mengalami kerabunan akut, tidak bisa menghindar lebih jauh dari
serangan Belanda yang tiba-tiba. Ia akhirnya ditangkap dan dibawa
ke Banda Aceh. Kemudian, diasingkan ke Sumedang, Jawa Barat.
Perjuangan Cut Nyak Dien mesti terhenti karena ia ditahan di
Sumedang.
Di dalam tahanan, ia dijuluki sebagai Ibu Perbu sebab Cut Nyak
Dien begitu paham dengan ajaran agama. Seorang ulama bernama
Ilyas yang juga ditahan memberinya julukan tersebut.
Pada 6 November 1906, perjuangan Cut Nyak Dien benar-benar
berakhir dengan kepulangannya kepada Sang Pencipta. Ia
dimakamkan di Sumedang dan makamnya baru ditemukan pada
1959 atas perintah gubernur Aceh bernama Ali Hasan.
Pencarian makan Cut Nyak Dien berdasarkan atas data yang
ditemukan di Belanda. Berkat semangat pantang menyerahnya,
beliau dinobatkan sebagai pahlawan nasional dengan SK Presiden
RI No. 106 Tahun 1964 pada tanggal 2 Mei 1964.
Perjuangan Cut Nyak Dien dalam mewujudkan kemerdekaan
Indonesia, menginspirasi sutradara Eros Djarot untuk
mengabadikannya dalam sebuah film pada 1988. Christine Hakim
didaulat menjadi aktor yang memerankan Cut Nyak Dien. Film Tjoet
Nja' Dhien mendapat penghargaan Piala Citra sebagai kategori film
terbaik dan film ini menjadi film pertama produksi Indonesia yang
diputar di Festival Film Cannes.
Perjuangan Cut Nyak Dien tak berhenti dengan kematiannya.
Perjuangan pahlawan bangsa ini akan terus tumbuh, hidup, dan
abadi, dalam jiwa bangsa Indonesia, khususnya rakyat Aceh.
2 Pangeran Antasari (lahir di Kayu Tangi, Kesultanan Banjar, 1809 )
adalah seorang Pahlawan Kemerdekaan Indonesia.Pada 14
Maret 1862, beliau dinobatkan sebagai pimpinan pemerintahan
tertinggi di Kesultanan Banjar (Sultan Banjar) dengan menyandang
gelar Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin dihadapan para
kepala suku Dayak dan adipati (gubernur) penguasa wilayah Dusun
Atas, Kapuas dan Kahayan yaitu Tumenggung
Surapati/Tumenggung Yang Pati Jaya Raja. Dalam perlawanannya
PANGERAN
dengan Belanda, Pangeran Antasari terkenal dengan perang
ANTASARI
heroiknya yang kita kenal dengan nama perang banjar. Perang
Banjar pecah saat Pangeran Antasari dengan 300 prajuritnya
menyerang tambang batu bara milik Belanda
di Pengaron tanggal 25 April 1859. Selanjutnya peperangan demi
peperangan dipkomandoi Pangeran antasari di seluruh wilayah
Kerajaan Banjar. Dengan dibantu para panglima dan pengikutnya
yang setia, Pangeran Antasari menyerang pos-pos Belanda di
Martapura, Hulu Sungai, Riam Kanan, Tanah Laut, Tabalong,
sepanjang sungai Barito sampai ke Puruk Cahu.Pertempuran yang
berkecamuk makin sengit antara pasukan Khalifatul Mukminin
dengan pasukan Belanda, berlangsung terus di berbagai medan.
Pasukan Belanda yang ditopang oleh bala bantuan dari Batavia dan
persenjataan modern, akhirnya berhasil mendesak terus pasukan
Khalifah. Dan akhirnya Khalifah memindahkan pusat benteng
pertahanannya di Muara Teweh.Berkali-kali Belanda membujuk
Pangeran Antasari untuk menyerah, namun beliau tetap pada
pendirinnya. Ini tergambar pada suratnya yang ditujukan
untuk Letnan Kolonel Gustave Verspijk di Banjarmasin tertanggal 20
Juli 1861....dengan tegas kami terangkan kepada tuan: Kami tidak
setuju terhadap usul minta ampun dan kami berjuang terus
menuntut hak pusaka (kemerdekaan)...Dalam peperangan,
belanda pernah menawarkan hadiah kepada siapa pun yang
mampu menangkap dan membunuh Pangeran Antasari dengan
imbalan 10.000 gulden. Namun sampai perang selesai tidak
seorangpun mau menerima tawaran ini.
Setelah berjuang di tengah-tengah rakyat, Pangeran Antasari
kemudian wafat di tengah-tengah pasukannya tanpa pernah
menyerah, tertangkap, apalagi tertipu oleh bujuk rayu Belanda
pada tanggal 11 Oktober 1862 di Tanah Kampung Bayan
Begok, Sampirang, dalam usia lebih kurang 75 tahun. Menjelang
wafatnya, beliau terkena sakit paru-paru dan cacar yang
dideritanya setelah terjadinya pertempuran di bawah kaki Bukit
Bagantung, Tundakan.
3 Soekarno adalah Presiden Indonesia pertama. Dia jugalah pahlawan
bangsa, dan sang proklamator kemerdekaan Republik
Indonesia. Soekarnoadalah presiden yang berani melawan musuh
yang dianggap bisa mengganggu kedaulatan Republik Indonesia.
Bagaimanakah profil Soekarno dan bagaimanakah kisah hidupnya,
berikut kami paparkan.

Kisah Hidup Soekarno


IR. SOEKARNO Soekarno yang biasa dipanggil Bung Karno ini lahir di Surabaya, 6
Juni 1901 dengan nama Koesno Sosrodihardjo. Saat
kecil, Soekarno hanya tinggal beberapa tahun bersama orang
tuanya di Blitar. Semasa SD hingga tamat ia tinggal di Surabaya. Ia
melanjutkan sekolah di HBS (Hoogere Burger School). Saat belajar
di HBS itu, Soekarno telah menggembleng jiwa nasionalismenya.
Selepas lulus HBS tahun 1920, pindah ke Bandung dan melanjut ke
THS (Technische Hoogeschool atau sekolah Tekhnik Tinggi yang
sekarang menjadi ITB). Ia berhasil meraih gelar "Ir" pada 25 Mei
1926.
Pada 4 Juli 1927 Soekarno mendirikan PNI (Partai Nasional
lndonesia) untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Akibatnya, Belanda, memasukkannya ke penjara Sukamiskin,
Bandung pada 29 Desember 1929. Dia dikategorikan sebagai
tahanan yang berbahaya. Bung Karno muda begitu bersemangat
memperjuangkan kemerdekaan. Namun sejak dipenjara
komunikasi Bung Karno dengan rekan-rekan seperjuangannya
nyaris putus.

Delapan bulan kemudian ia baru disidangkan. Dalam


pembelaannya berjudul Indonesia Menggugat, beliau menunjukkan
kemurtadan Belanda. Pembelaannya itu membuat Belanda makin
marah. Sehingga pada Juli 1930, PNI pun dibubarkan.

Setelah bebas pada tahun 1931, Soekarno bergabung dengan


Partindo dan sekaligus memimpinnya. Akibatnya, beliau kembali
ditangkap Belanda dan dibuang ke Ende, Flores, tahun 1933. Empat
tahun kemudian dipindahkan ke Bengkulu.

Setelah melalui perjuangan yang amat panjang, dan harus


mengalami beberapa kali dipenjara dan diasingkan, akhirnya Bung
Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan Republik
Indonesia pada tahun 1945. Ia pula yang merumuskan Pancasila
menjadi dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Setelah Indonesia merdeka, Soekarno menjadi presiden pertama


dan wakilnya adalahBung Hatta. Soekarno adalah presiden yang
mampu menyatukan nusantara. Bahkan ia bisa menghimpun
bangsa-bangsa di Asia dan Afrika dalam konferensi Asia Afrika di
Bandung pada tahun 1955 yang kemudian berkembang menjadi
Gerakan Non Blok.

Pemberontakan G-30-S/PKI melahirkan krisis politik hebat yang


menyebabkan penolakan MPR atas
pertanggungjawabannya. Soekarno pun mengirimkan surat
Supersemar untuk mengamankan negara yang kacau. Namun
nampaknya Supersemar dijadikan legitimasi untuk mengambil alih
kekuasaan dan menyingkirkan Soekarno. MPR pun mengangkat
Soeharto sebagai presiden. Keaslian Supersemar pun hingga saat
ini masih misteri.

Pada tahun 21 Juni 1970 Soekarno meninggal dunia di RSPAD. Ia


disemayamkan di Wisma Yaso, Jakarta dan dimakamkan di Blitar,
Jatim di dekat makam ibundanya, Ida Ayu Nyoman Rai. Pemerintah
menganugerahkannya sebagai "Pahlawan Proklamasi".
4 Sejarah perjuangan RA. Kartini berawal saat beliau berumur 12
tahun. Saat itu beliau ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang
yang lebih tinggi namun dilarang oleh orang tuanya.
RA. Kartini yang lulusan dari Europese Lagere School (ELS) sangat
fasih dalam berbahasa Belanda sehingga beliau merasa sanggup
mengikuti jenjang yang lebih tinggi dengan kemampuan tersebut.
Namun penjelasan itu tidak dihiraukan oleh ayahnya yang
melarang RA.Kartini untuk mengejar cita-cita bersekolah.
RA, KARTINI Alasannya tidak lain dan tidak bukan karena usia beliau yang sudah
12 tahun menandakan bahwa saatnya untuk dipingit dan segera
menikah.
Saat itu beliau tidak punya pilihan lain selain ikut apa kata orang
tuanya yang artinya RA. Kartini harus menjalani pingit.
Selama dipingit itulah beliau menulis surat-surat kepada teman
berkirim suratnya yang sebagian besar orang Belanda. Disitulah
beliau kemudian mengenal Rosa Abendanon yang sangat
mendukung perjuangan RA. Kartini untuk mendapatkan hak-hak
sebagai manusia meski dia perempuan.
Semetara itu Rosa Abendanon juga sering mengirimkan buku-buku
dan surat kabar dari Eropa pada RA. Kartini kecil sehingga
pemikirannya menjadi lebih maju. Dalam surat kabar tersebut
memberitakan wanita-wanita Eropa memiliki kedudukan yang sama
untuk meraih hak-haknya sedangkan di Indonesia wanita berada
pada strata sosial yang amat rendah.
Pada saat RA. Kartini berusia 20 tahun beliau sudah menyelesaikan
buku-buku seperti De Stille Kraacht milik Louis Coperus, Max
Havelaar dan juga Surat-Surat Cinta yang ditulis Multatuli dan Van
Eeden, Roman-feminis dari Goekoop de-Jong Van Beek dan Die
Waffen Nieder mengenai Roman anti-perang oleh Berta Von
Suttner. Buku-buku bertulisan belanda tersebut membuat beliau
makin terbuka pikirannya dan semakin maju.
Kemudian pada tanggal 12 November 1903 pingitan berakhir dan
beliau harus menikah dengan bupati Rembang bernama K.R.M.
Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat atas pilihan orang tuanya.
Saat itu RA. Kartini berstatus istri kedua bupati Rembang tersebut.
Meski begitu suaminya sangat mendukung cita-cita beliau dan
bahkan memperbolehkan RA. Kartini membangun sekolah khusus
wanita.
Perjuangan RA. Kartini tidak terhenti bahkan setelah beliau wafat.
Perjuangan tersebut diteruskan oleh sahabatnya Rosa Abendanon
yang membukukan surat-surat keduanya menjadi sebuah
buku.Buku itu diberi judul Door Duisternis tot Licht yang artinya
Dari Kegelapan Menuju Cahaya.
Buku Door Duisternis tot Licht buah pikiran RA. Kartini tersebut
diterbitkan pada tahun 1911 dan disebarluaskan di eropa dan
kemudian di Indonesia dalam bahasa Belanda. Pada tahun 1922
buku tersebut diterjemahkan dalam bahasa Melayu oleh Balai
Pustaka. Buku terjemahan tersebut diberi judul Habis Gelap
Terbitlah Terang: Buah Pikiran.
Selanjutnya pada tahun 1938, sastrawan Armijn Pane menerbitkan
terjemahan dalam judul Habis Gelap Terbitlah Terang yang berisi
lima bab cara berpikir RA. Kartini.

5 Ki Hajar Dewantara Lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei


1889.Terlahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat.
Ia berasal dari lingkungan keluarga kraton Yogyakarta. Raden Mas
Soewardi Soeryaningrat, saat genap berusia 40 tahun menurut
hitungan Tahun Caka, berganti nama menjadi Ki Hadjar Dewantara.
Semenjak saat itu, ia tidak lagi menggunakan gelar
kebangsawanan di depan namanya. Hal ini dimaksudkan supaya ia
dapat bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun
KI-HADJAR-
hatinya.
DEWANTORO
Perjalanan hidupnya benar-benar diwarnai perjuangan dan
pengabdian demi kepentingan bangsanya. Ia menamatkan Sekolah
Dasar di ELS (Sekolah Dasar Belanda) Kemudian sempat melanjut
ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera), tapi tidak sampai tamat
karena sakit. Kemudian ia bekerja sebagai wartawan di beberapa
surat kabar antara lain Sedyotomo, Midden Java, De Express,
Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer dan Poesara. Pada
masanya, ia tergolong penulis handal. Tulisan-tulisannya sangat
komunikatif, tajam dan patriotik sehingga mampu membangkitkan
semangat antikolonial bagi pembacanya.

Selain ulet sebagai seorang wartawan muda, ia juga aktif dalam


organisasi sosial dan politik. Pada tahun 1908, ia aktif di seksi
propaganda Boedi Oetomo untuk mensosialisasikan dan
menggugah kesadaran masyarakat Indonesia pada waktu itu
mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan dalam berbangsa
dan bernegara.

Kemudian, bersama Douwes Dekker (Dr. Danudirdja Setyabudhi)


dan dr. Cipto Mangoenkoesoemo, ia mendirikan Indische Partij
(partai politik pertama yang beraliran nasionalisme Indonesia) pada
tanggal 25 Desember 1912 yang bertujuan mencapai Indonesia
merdeka.
Mereka berusaha mendaftarkan organisasi ini untuk memperoleh
status badan hukum pada pemerintah kolonial Belanda. Tetapi
pemerintah kolonial Belanda melalui Gubernur Jendral Idenburg
berusaha menghalangi kehadiran partai ini dengan menolak
pendaftaran itu pada tanggal 11 Maret 1913. Alasan penolakannya
adalah karena organisasi ini dianggap dapat membangkitkan rasa
nasionalisme rakyat dan menggerakan kesatuan untuk menentang
pemerintah kolonial Belanda.
Kemudian setelah ditolaknya pendaftaran status badan hukum
Indische Partij ia pun ikut membentuk Komite Bumipoetra pada
November 1913. Komite itu sekaligus sebagai komite tandingan
dari Komite Perayaan Seratus Tahun Kemerdekaan Bangsa Belanda.
Komite Boemipoetra itu melancarkan kritik terhadap Pemerintah
Belanda yang bermaksud merayakan seratus tahun bebasnya
negeri Belanda dari penjajahan Prancis dengan menarik uang dari
rakyat jajahannya untuk membiayai pesta perayaan tersebut.

Sehubungan dengan rencana perayaan itu, ia pun mengkritik lewat


tulisan berjudul Als Ik Eens Nederlander Was (Seandainya Aku
Seorang Belanda) dan Een voor Allen maar Ook Allen voor Een
(Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga). Tulisan
Seandainya Aku Seorang Belanda yang dimuat dalam surat kabar
de Expres milik dr. Douwes Dekker itu antara lain berbunyi:
Tidak sedikit rintangan yang dihadapi dalam membina Taman
Siswa. Pemerintah kolonial Belanda berupaya merintanginya
dengan mengeluarkan Ordonansi Sekolah Liar pada 1 Oktober
1932. Tetapi dengan kegigihan memperjuangkan haknya, sehingga
ordonansi itu kemudian dicabut.

Di tengah keseriusannya mencurahkan perhatian dalam dunia


pendidikan di Tamansiswa, ia juga tetap rajin menulis. Namun tema
tulisannya beralih dari nuansa politik ke pendidikan dan
kebudayaan berwawasan kebangsaan. Tulisannya berjumlah
ratusan buah. Melalui tulisan-tulisan itulah dia berhasil meletakkan
dasar-dasar pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia.

Sementara itu, pada zaman Pendudukan Jepang, kegiatan di bidang


politik dan pendidikan tetap dilanjutkan. Waktu Pemerintah Jepang
membentuk Pusat Tenaga Rakyat (Putera) dalam tahun 1943, Ki
Hajar duduk sebagai salah seorang pimpinan di samping Ir.
Soekarno, Drs. Muhammad Hatta dan K.H. Mas Mansur.

Setelah zaman kemedekaan, Ki hajar Dewantara pernah menjabat


sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan yang
pertama. Nama Ki Hadjar Dewantara bukan saja diabadikan
sebagai seorang tokoh dan pahlawan pendidikan (bapak Pendidikan
Nasional) yang tanggal kelahirannya 2 Mei dijadikan hari
Pendidikan Nasional, tetapi juga ditetapkan sebagai Pahlawan
Pergerakan Nasional melalui surat keputusan Presiden RI No.305
Tahun 1959, tanggal 28 November 1959. Penghargaan lain yang
diterimanya adalah gelar Doctor Honoris Causa dari Universitas
Gajah Mada pada tahun 1957.

Dua tahun setelah mendapat gelar Doctor Honoris Causa itu, ia


meninggal dunia pada tanggal 28 April 1959 di Yogyakarta dan
dimakamkan di sana.
Kemudian oleh pihak penerus perguruan Taman Siswa, didirikan
Museum Dewantara Kirti Griya, Yogyakarta, untuk melestarikan
nilai-nilai semangat perjuangan Ki Hadjar Dewantara. Dalam
museum ini terdapat benda-benda atau karya-karya Ki Hadjar
sebagai pendiri Tamansiswa dan kiprahnya dalam kehidupan
berbangsa. Koleksi museum yang berupa karya tulis atau konsep
dan risalah-risalah penting serta data surat-menyurat semasa
hidup Ki Hadjar sebagai jurnalis, pendidik, budayawan dan sebagai
seorang seniman telah direkam dalam mikrofilm dan dilaminasi
atas bantuan Badan Arsip Nasional.

Bangsa ini perlu mewarisi buah pemikirannya tentang tujuan


pendidikan yaitu memajukan bangsa secara keseluruhan tanpa
membeda-bedakan agama, etnis, suku, budaya, adat, kebiasaan,
status ekonomi, status sosial, dan sebagainya, serta harus
didasarkan kepada nilai-nilai kemerdekaan yang asasi.

Hari lahirnya, diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional.


Ajarannya yang terkenal ialah tut wuri handayani (di belakang
memberi dorongan), ing madya mangun karsa (di tengah
menciptakan peluang untuk berprakarsa), ing ngarsa sungtulada
(di depan memberi teladan).

TUGAS PPKN
PERJUANGAN PAHLAWAN
NASIONAL

D
I
S
U
S
U
N
OLEH
NAMA : AFIFAH AMBAR YASMIN
KELAS : VII.2
GURU : RUSMAWATI, S.Pd

SMP NEGERI 15 PALEMBANG


TAHUN AJARAN 2016/2017

Anda mungkin juga menyukai