Anda di halaman 1dari 18

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN
Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah ( eritrosit )
dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi
fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan ( Tarwoto dan wartonah,
2008 ).
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal jumlah sel
darah merah, kualitas hemoglobin, dan volume packed red blood cells
(hematokrit) per 100 mldarah(Price,S.A,2006).
Anemia adalah penurunan kadar hemoglobin yang di jumpai selama
kehamilan pada wanita sehat yang tidak mengalami defisiensi besi atau folat yang
di sebabkan oleh penambahan volume plasma yang relative lebih besar dari pada
penambahan massa hemoglobin dan volume sel darah(Cunningham G,2005)
Anemia didefenisikan sebagai penurunan jumlah sel darah merah atau
penurunan konsentrasi hemoglobin dalam sirkulasi darah.anemia yang diterima
secara umum adalah kadar Hb kurang dari 12,0 gr/100 ml dan wanita hamil 11,0
g/dl( VarneyH,2006)
Anemia didefinisikan sebagai kadar Ht, konsentarsi Hb, atau hitung
eritrosit di bawah batas normal . Dimana umumnya ibu hamil dianggap anemi
jika kadar hemoglobin dibawah 11 gr / dl atau hematokrit kurang dari 33 %
( Prawirohardjo, 2008)
Anemia adalah penurunan kapasitas darah dalam membawa oksigen; hal
tersebut dapat terjadi akibat penurunan Sel Darah Merah (SDM), dan / atau
penurunan hemoglobin (Hb) dalam darah(Fraser Diane dan Cooper A Margaret,
2009).

B. ETIOLOGI
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2008) penyebab anemia adalah:
1. Genetik
a. Hemoglobinopati
b. Thalasemia
c. Abnormal enzim glikolitik
d. Fanconi anemia

2. Nutrisi
a. Defisiensi besi, defisiensi asam folat
b. Defisiensi cobalt/vitamin B12
c. Alkoholis, kekurangan nutrisi/malnutrisi

3. Perdarahan
4. Immunologi
5. Infeksi
a. Hepatitis
b. Cytomegalovirus
c. Parvovirus
d. Clostridia
e. Sepsis gram negatif
f. Malaria
g. Toksoplasmosis

6. Obat-obatan dan zat kimia


a. Agen kemoterapi
b. Anticonvulsan
c. Antimetabolis
d. Kontrasepsi
e. Zat kimia toksik

7. Trombotik trombositopenia purpura dan syndrom uremik hemolitik


8. Efek fisik
a. Trauma
b. Luka bakar
c. Gigitan ular

9. Penyakit kronis dan maligna


a. Penyakit ginjal, hati
b. Infeksi kronis
c. Neoplasma

C. KLASIFIKASI
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2008) klasifikasi anemia berdasarkan
penyebabnya dapat dikelompokkan menjadi 3 kategori, yaitu:
1. Anemia karena hilangnya sel darah merah, terjadi akibat perdarahan karena
berbagai sebab seperti perlukaan, perdarahan gastrointestinal, perdarahan uterus,
perdarahan hidung, perdarahan akibat operasi.
2. Anemia karena menurunnya produksi sel darah merah, dapat disebabkan karena
kekurangan unsur penyusun sel darah merah (zat besi, vitamin B12, dan asam
folat), gangguan fungsi sum-sum tulang (adanya tumor, pengobatan, toksin), tidak
adekuatnya stimulasi karena berkurangnya eritopoitin (pada penyakit ginjal
kronik).
a. Anemia difisiensi besi
Merupakan gejala kronis dengan keadaan hiprokromik (konsentrasi hemoglobin
kurang), mikrositik yang disebabkan oleh suplai besi kurang dalam tubuh.
b. Anemia defisiensi vitamin B12 (penricious anemia)
Merupakan gangguan autonium karena tidak adanya intrinsik faktor(IF) yang
diproduksi di sel parietal lambung, sehingga terjadi gangguan absorbsi vit B12.
c. Anemia difisiensi asam folat
Kebutuhan folat sangat kecil, biasanya terjadi pada orang yang kurang makan
sayuran dan buah-buahan, gannguan pada pencernaan, alkoholik dapat
meningkatkan kebutuhan folat, wanita hamil, massa pertumbuhan dan dapat
mengakibatkan sindrom malabsorbsi.
d. Anemia aplastik
Terjadi karena ketidaksanggupan sum-sum tulang membentuk sel darah.
3. Anemia karena meningkatnya destruksi/kerusakan sel darah merah, dapat terjadi
karena overaktifnya Reticulloendothelial system (RES).
a. Anemia hemolitik
Terjadi akibat peningkatan hemolisis dari eritrosit, sehingga usia sel darah merah
lebih pendek.
b. Anemia sel sabit
Merupakan anemia hemolitika berat ditandai SDM kecil sabit, dan pembesaran
limfa akibat kerusakan molekul Hb.

D. TANDA DAN GEJALA

Berikut adalah beberapa tanda yang menunjukkan bahwa Anda


mengalami anemia, seperti dilansir Boldsky.
1. Kelopak Mata Pucat
Sangat mudah untuk mendeteksi anemia dengan melihat mata. Ketika Anda
meregangkan kelopak mata dan memperhatikan bagian bawah mata. Anda akan
melihat bahwa bagian dalam kelopak mata berwarna pucat.
2. Sering Kelelahan
Jika Anda merasa lelah sepanjang waktu selama satu bulan atau lebih, bisa
jadi Anda memiliki jumlah sel darah merah yang rendah. Pasokan energi tubuh
sangat bergantung pada oksidasi dan sel darah merah Semakin rendah sel darah
merah, tingkat oksidasi dalam tubuh ikut berkurang.
3. Sering Mual
Mereka yang menderita anemia seringkali mengalami gejala morning
sickness atau mual segera setelah mereka bangun dari tempat tidur.
4. Sakit kepala
Orang yang mengalami anemia sering mengeluh sakit kepala secara terus-
menerus. Kekurangan darah merah membuat otak kekurangan oksigen. Hal ini
sering menyebabkan sakit kepala.
5. Ujung Jari Pucat
Ketika Anda menekan ujung jari, daerah itu akan berubah jadi merah. Tetapi,
jika Anda mengalami anemia, ujung jari Anda akan menjadi putih atau pucat.
6. Sesak napas
Jumlah darah yang rendah menurunkan tingkat oksigen dalam tubuh. Hal ini
membuat penderita anemia sering merasa sesak napas atau sering terengah-engah
ketika melakukan aktivitas sehari-hari seperti berjalan.
7. Denyut Jantung Tidak Teratur
Palpitasi adalah istilah medis untuk denyut jantung tidak teratur, terlalu kuat
atau memiliki kecepatan abnormal. Ketika tubuh mengalami kekurangan oksigen,
denyut jantung meningkat. Hal ini menyebabkan jantung berdebar tidak teratur
dan cepat.
8. Wajah Pucat
Jika Anda mengalami anemia, wajah Anda akan terlihat pucat. Kulit juga
akan menjadi putih kekuningan.
9. Rambut rontok
Rambut rontok bisa menjadi gejala anemia. Ketika kulit kepala tidak
mendapatkan makanan yang cukup dari tubuh, Anda akan mengalami penipisan
rambut dengan cepat.
10. Menurunnya Kekebalan Tubuh
Ketika tubuh Anda memiliki energi yang sangat sedikit, kekebalan atau
kemampuan tubuh untuk melawan penyakit ikut menurun. Anda akan mudah
jatuh sakit atau kelelahan.
Menurut Varney H (2006) Tanda dan gejala anemia sebagai berikut:
1. Tanda yang berkaitan dengan anemia
a. Pucat
b. Ikterus
c. Hipotensi ortostatik
d. Edema perifer
e. Membran mukosa dan bantalan kuku pucat
f. Lidah halus (papil tak menonjol), lecet
g. Takikardia
h. Takipnea, dispnea saat beraktivitas
2. Gejala yang berkaitan dengan anemia
a. Keletihan, mengantuk
b. Lemah
c. Pusing
d. Sakit kepala
e. Malaise
f. Pica
g. Napsu makan kurang
h. Perubahan dalam kesukaan makanan
i. Perubahan mood
j. Perubahan kebiasaan tidur.

3. Gejala dan tanda


Keluhan lemah, pucat, mudah pingsan sementara tensi dalam batas
normal, perlu di curigai anemia defisiensi. Secara klinik dapat dilihat tubuh yang
malnutrisi, pucat.
E. PATHWAY

Etiologi
Ee Eritropoesis kehilangan sel darah merah

SE Sel darah merah dan hemoglobin menurun(kondisi anemik)


K Kemampuan membawa O2 menurun (Hipoksemia)
H Hipoksia jaringan
KK Pucat pada kulit mukosa mulut,lemah,pucat,dipsneu
Mekanisme kompensasi menurun
m
Eritropoitin menurun
Stimulasi sum-sum tulang belakang
Sirkulasi hiperdinamik
Payah jantung

Beban jantung meningkat


Kerja jantung meningkat
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Kelemahan
Risiko tinggi terhadap infeksi
Intoleransi aktivitas
Perubahan perfusi jaringan

F. PENATALAKSANAAN
Menurut Smeltzer & Bare (2006) Tindakan umum dari penatalaksanaan
anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang hilang.
1. Transpalasi sel darah merah.
2. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.
3. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.
4. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan
oksigen
5. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.
6. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.

Pengobatan (untuk pengobatan tergantung dari penyebabnya) :


1. Anemia defisiensi besi
Mengatur makanan yang mengandung zat besi, usahakan makanan yang diberikan
seperti ikan, daging, telur dan sayur.
Pemberian preparat fe
Perrosulfat 3x 200mg/hari/per oral sehabis makan
Peroglukonat 3x 200 mg/hari /oral sehabis makan.
2. Anemia pernisiosa : pemberian vitamin B12
3. Anemia asam folat : asam folat 5 mg/hari/oral
4. Anemia karena perdarahan : mengatasi perdarahan dan syok dengan pemberian
cairan dan transfusi darah.

G. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan
secara menyeluruh (Boedihartono, 2009), meliputi :
1. Aktivitas / istirahat
Gejala :keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan
produktivitas; penurunan semangat untuk bekerja. Toleransi terhadap latihan
rendah. Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak.
Tanda : takikardia/ takipnae ; dispnea pada waktu bekerja atau istirahat. Letargi,
menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya. Kelemahan otot,
dan penurunan kekuatan. Tubuh tidak tegak. Bahu menurun, postur lunglai,
berjalan lambat, dan tanda-tanda lain yang menunujukkan keletihan.

2. Sirkulasi
Tanda : TD : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi
melebar, hipotensi postural. Disritmia : abnormalitas EKG, depresi segmen ST
dan pendataran atau depresi gelombang T; takikardia. Bunyi jantung : murmur
sistolik (DB). Ekstremitas (warna) : pucat pada kulit dan membrane mukosa
(konjuntiva, mulut, faring, bibir) dan dasar kuku. (catatan: pada pasien kulit
hitam, pucat dapat tampak sebagai keabu-abuan). Kulit seperti berlilin, pucat
(aplastik, AP) atau kuning lemon terang (AP). Sklera : biru atau putih seperti
mutiara (DB). Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah ke kapiler dan
vasokontriksi kompensasi) kuku : mudah patah, berbentuk seperti sendok
(koilonikia) (DB). Rambut : kering, mudah putus, menipis, tumbuh uban secara
premature (AP).
3. Integritas ego
Gejala : Keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan, misalnya
penolakan transfusi darah.
Tanda : Depresi.
4. Eleminasi
Gejala : Riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom malabsorpsi (DB).
Hematemesis, feses dengan darah segar, melena. Diare atau konstipasi. Penurunan
haluaran urine.
Tanda : distensi abdomen.
5. Makanan/cairan
Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah/masukan
produk sereal tinggi (DB). Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada
faring). Mual/muntah, dyspepsia, anoreksia. Adanya penurunan berat badan.
Tidak pernah puas mengunyah atau peka terhadap es, kotoran, tepung jagung, cat,
tanah liat, dan sebagainya (DB).
Tanda : lidah tampak merah daging/halus (AP; defisiensi asam folat dan vitamin
B12). Membrane mukosa kering, pucat. Turgor kulit : buruk, kering, tampak
kisut/hilang elastisitas (DB). Stomatitis dan glositis (status defisiensi). Bibir :
selitis, misalnya inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah. (DB).
6. Neurosensori
Gejala : Sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak mampuan
berkonsentrasi. Insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan pada mata.
Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah ; parestesia tangan/kaki (AP) ;
klaudikasi. Sensasi manjadi dingin.
Tanda : Peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur, apatis. Mental : tak
mampu berespons, lambat dan dangkal. Oftalmik : hemoragis retina (aplastik,
AP). Epitaksis : perdarahan dari lubang-lubang (aplastik). Gangguan koordinasi,
ataksia, penurunan rasa getar, dan posisi, tanda Romberg positif, paralysis (AP).
7. Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri abdomen samara : sakit kepala (DB)
8. Pernapasan
Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan aktivitas.
Tanda : takipnea, ortopnea, dan dispnea.
9. Keamanan
Gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia,. Riwayat terpajan pada
radiasi; baik terhadap pengobatan atau kecelekaan. Riwayat kanker, terapi kanker.
Tidak toleran terhadap dingin dan panas. Transfusi darah sebelumnya. Gangguan
penglihatan, penyembuhan luka buruk, sering infeksi.
Tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat malam, limfadenopati umum.
Ptekie dan ekimosis (aplastik).

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yang
nyata maupun potensial berdasarkan data yang telah dikumpulkan (Wilkinson,
2006).
1. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan
sekunder (penurunan hemoglobin leukopenia atau penurunan granulosit (respon
inflamasi tertekan).

2. Gangguan perfusi jaringan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya sirkulasi


darah, ditandai dengan:
a. Nyeri kepala
b. Tekanan darah menurun, nadi cepat
c. Ekstremitas dingin
d. Muka pucat, kuku ikterik, pucat
e. Pernafasan lebih cepat
f. Cepat lelah dan letih
g. Capillary repil kurang dari 3 detik
3. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat, ditandai dengan:
a. Menurunnya nafsu makan
b. Pasien kesulitan makan
c. Pola makan yang tidak adekuat
d. Berat badan menurun
e. Muka pucat, sclera ikterik, konjungtiva anemia
f. Tekanan darah rendah, nadi cepat
g. Diet tidak adekuat
h. Lingkar lengan atas kurang dari normal
i. Hb kurang dari normal
j. Albumin kurang dari normal
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan kardiak output sekunder
penurunan sirkulasi darah, ditandai dengan:
a. Pasaien mengatakan mudah lelah
b. Sesak napas dan jantung berdebar saat melakukan aktivitas
c. Keluar keringat dingin
d. Kelemahan ekstremitas
5. Kelemahan berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen
(pengiriman) dan kebutuhan.

I. INTERVENSI
N D Tujuan dan Intervensi Rasional
o x Kriteria
Hasil
1 1 Setelah 1.Tingkatkan 1.Mencegah
dilakukan cuci tangan kontaminasi
asuhan yang baik oleh silang /
keperawata pemberi kolonisasi
n selama perawatan dan bakterial
3x24 jam pasien. Catatan:
infeksi 2.Pertahankan pasien dengan
tidak teknik aseptik anemia berat /
terjadi ketat pada aplastik dapat
dengan prosedur / beresiko
KH: perwatn luka. akibat flora
- 3.Berikan normal kulit.
Mengident perawatan 2.Menurunka
ifikasi kulit, perianal n resiko
prilaku dan oral kolonisasi /
untuk dengan infeksi
mencegah cermat. bakteri.
/ 4.Motivasi 3.Menurunka
menurunka perubahan n resiko
n resiko posisi / kerusakan
cidera. ambulasi yang kulit /
- sering, latihan jaringan dan
Meningkat batuk dan infeksi.
kan nafas dalam. 4.Meningkatk
penyembu 5.Tingkatkan an ventilasi
han luka, masukan semua
bebas cairan segmen paru
drainase adekuat. dan
purulen membantu
atau memobilisasi
eritama sekresi untuk
dan mencegah
demam. pneumonia.
5. Membantu
dalam
pengenceran
sekret
pernafasan
untuk
mempermuda
h pengeluaran
dan mencegah
stasis cairan
tubuh
misalnya
pernafasan
dan ginjal.
2 2 Setelah 1. Awasi tanda 1.Memberika
dilakukan vital kaji n informasi
asuhan pengisian tentang
keperawata kapiler, warna derajat/adeku
n selama kulit/membran atnya perfusi
3x24 jam mukosa, jaringan dan
perfusi wrana kuku. membantu
jaringan 2. Kaji dan menentukan
pasien observasi jalan kebutuhan
meningkat nafas. intervensi.
dengan 3. Atur posisi 2.Jalan nafas
KH: pasien dengan yang efektif
- semifowler. mempermuda
Menunjuk 4.Berikan h masuknya
kan perfusi oksigen oksigen ke
adekuat, tambahan paru-paru.
misalnya sesuai 3.
TTV indikasi. Meningkatkan
stabil. 5. Observasi efektifitas
darah lengkap pernafasan.
dan Hb. 4.
6. kolaborasi memaksimalk
dalam an transport
pemberian oksigen ke
transfusi jaringan.
darah. 5. Hb
berfungsi
mengangkut
oksigen ke
seluruh
jaringan.
6.
Meningkatkan
kadar eritrosit
dan Hb.
3 3 Setelah 1.Kaji riwayat .
dilakukan nutrisi, 1.Mengidentif
asuhan termasuk ikasi
keperawata makan yang defisiensi,
n selama disukai. memudahkan
3x24jam 2.Observasi intervensi.
nutrisi dan catat 2.Mengawasi
klien masukkan masukan
terpenuhi makanan kalori atau
dengan pasien. kualitas
KH: 3.Timbang BB kekurangan
- tiap hari. konsumsi
Menunjuk 4.Berikan makanan.
kan makan sedikit- 3.Mengawasi
peningkata sedikit tapi penurunan BB
n/ sering. atau
mempertah 5.Kolaborasi efektifitas
ankan dengan ahli intervensi
berat gizi untuk nutrisi.
badan rencana diet. 4.Menurunka
dengan 6.Pantau hasil n kelemahan,
nilai pemeriksaan meningkatkan
laboratoriu laboratorium. pemasukkan
m normal. 7.Berikan obat dan mencegah
-Tidak sesuai distensi
mengalami indikasi. gaster.
mal nutrisi. 5.Membantu
- dalam rencana
Menunjuk diet untuk
kan memenuhi
perilaku, kebutuhan
perubahan individual
pola hidup 6.Meningkatk
untuk an efektivitas
meningkat program
kan BB pengobatan,
yang termasuk
sesuai. sumber diet
nutrisi yang
dibutuhkan.
7.Kebutuhan
penggantian
tergantung
pada tipe
anemia dan
atau adanya
masukan oral
yang buruk
dan defisiensi
yang
diidentifikasi.

Setelah 1.Jelaskan 1.Pasien


5 5 dilakukan tentang memahami
4 Es perawatan toleransi keadaannya
selama aktivitas yang sehingga lebih
Setelah
3x24jam terjadi dan koperatif
dilakukan
klien dapat tanda-tanda dalam
asuhan
beraktivita umumnya. perawatan.
keperawat
s dengan 2.Kaji 2.istirahat
an selama
KH: kemampuan mengurangi
3x24-Tekanan
jam aktivitas beban kerja
klien
darah, nadi pasien, jantung.
dapat
dan RR lakukan 3.Memonitor
meningkat
meningkat. istirahat secara komplikasi
/ -Warna berkala. selama
memperta
kulit noral. 3.Ukur aktivitas.
hankan
1. .Kaji tekanan darah, 4.Meningkatk
ambulasi
kemampua
/ nadi dan an kadar Hb.
aktivitas
n pasien pernafasan 5.Salah satu
dengan
dalam pasien indikator
KH:melakukan sebelum / sirkulasi
aktivitas sesudah darah.
Melaporka
sehari- beraktivitas. 6.Meningkatk
n hari. 4.Berikan diet an Hb dan
peningkat
2.Kaji tinggi protein sirkulasi
an kehilangan dan kalori. darah.
toleransi
atau 5.Monitor
aktivitas.
gangguan hemoglobin
keseimban dan
- gan, gaya hematokrit.
4 jalan dan 6.Kolaborasi
kelemahan dengan
otot. pemberian
3. tranfusi darah.
Observasi 1.Mempengaruhi pilihan
TTV intervensi / bantuan.
sebelum 2.Menunjukkan penurunan
dan neurology karena
sesudah defisiensi vit B12
aktivitas. mempengaruhi keamanan
pasien / resiko cidera.
- 3.Manifestasi
Peningkata kardiopulmonal dari upaya
n toleransi jantung dan paru
aktivitas. membawa oksigen adekuat
ke jaringan.
J. EVALEUASI
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatan
pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
berkesinambungan, dengan melibatka pasien, keluarga dan tenaga kesehatan
lainnya(Wilkinson. 2006.)

Evaluasi pada pasien dengan anemia adalah :


1. Infeksi tidak terjadi.
2. Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
3. Pasien dapat mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas.
4. Peningkatan perfusi jaringan.
5. Pasien mengerti dan memahami tentang penyakit, prosedur diagnostic dan rencana
pengobatan
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah ( eritrosit )
dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi
fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan ( Tarwoto dan wartonah,
2008 ).
Ditandai dengan kelopak mata pucat, sering kelelahan, sering mual, sakit
kepala, ujung jari pucat, sesak nafas, denyut jantung tidak teratur, wajah pucat,
rambut rontok dan menurunnya imun tubuh.

,
DAFTAR PUSTAKA

Boedihartono. 2009. Proses Keperawatan di Rumah Sakit. Jakarta


Fraser M. Diane, Cooper A. Margaret. 2009. Buku ajar bidan. Jakarta : EGC
Price, S.A. 2006. Patofisiologi. Jakarta : EGC
Prawirohardjo. Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka sarwono
prawirohardjo
Smeltzer & Bare. 2006. Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta: EGC
Tarwoto dan Wartonah. 2008. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sintem
Hematologi. Jakarta: Trans Info Media.
Varney, Helen. 2007. Buku saku bidan. Jakarta : EGC
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7. Jakarta:
EGC

Anda mungkin juga menyukai