Anda di halaman 1dari 5

1.

2. a. Bahan organik merupakan bahan-bahan yang dapat diperbaharui, didaur ulang,


dirombak oleh bakteri-bakteri tanah menjadi unsur yang dapat digunakan oleh
tanaman tanpa mencemari tanah dan air. Bahan organik tanah merupakan
penimbunan dari sisa-sisa tanaman dan binatang yang sebagian telah mengalami
pelapukan dan pembentukan kembali. Bahan organik demikian berada dalam
pelapukan aktif dan menjadi mangsa serangan jasad mikro. Sebagai akibatnya bahan
tersebut berubah terus dan tidak mantap sehingga harus selalu diperbaharui melalui
penambahan sisa-sisa tanaman atau binatang.

Bahan organik tanah dikelompokan menjadi dua, yaitu:


1. Bahan yang belum mengalami perubahan.
Meliputi sisa-sisa yang masih segar dan komponen-komponen yang belum
mengalami transformasi yaitu senyawa yang masih berupa sisa peruraian yang
terdahulu.
2. Bahan yang telah mengalami transformasi
Disebut dengan humus. Humus adalah zat humat yang bercampur bersama
dengan produk-produk sintesis mikroba yang sudah menjadi suatu senyawa yang
stabil serta telah menjadi bagian dari tanah. Memiliki morfologi dan struktur yang
berbeda dengan bahan aslinya. Proses penguraian pembentukan humus disebut
humifikasi. Dalam pembentukan humus terjadi penurunan yang cepat mengenai
komponen-komponen yang dapat melarut dalam air, dan senyawa-senyawa organic
yang mudah terdekomposisi. Secara umum bahan organiik tanah (BOT) menjalankan
berbagi fungsi penting. Ia mempengaruhi pertumbuhan tanaman melalui daya
pengaruhnya atas sifat kimia, biologi, dan sifat fisika tanah. Selain itu, BOT juga
merupakan penyedia hara bagi tanaman yaitu sebagai gudang hara N, P, dan S.
Terkait dengan sifat biologi tanah, bahan organic sangat nyata mempengaruhi kegitan
mikroflora dan mikrofauna tanah melalui perannya sebagai penyedia sumber C dan
energi. BOT juga mendorong pertumbuhan tanaman melalui penyediaan auksin yang
dikandungnya serta bermanfaat dalam meningkatkan pengambilan hara. Terhadap
sifat fisika tanah, BOT membantu perbaikan struktur tanah, dan konsistensi tanah,
dan dengan demikian memperbaiki keterolahan, aerasi, permeabilitas dan daya tanah
menyimpan air. Bahan organic yang telah menjadi humus, secara tak langsung
berperan penting dalam proses penyerap unsur hara mikro oleh tanaman.

b.

3. Bahan organic adalah bahan yang berasal dari limbah tumbuhan atau hewan atau
produk sampingan seperti pupuk kandang atau unggas pupuk hijau dll. Pada
umumnya bahan organic mempunyai C/N rasio tinggi (besar dari 30), sehingga bila
digunakan langsung pada lahan pertanian akan mengganggu pertumbuhan tanaman
karena terjadi proses fermentasi dalam tanah.

6.PERAN BAHAN ORGANIK


Bahan orgnik di samping berpengaruh terhadap pasokan hara tanah juga tidak kalah
pentingnya terhadap sifat fisik, biologi dan kimia tanah lainnya. Syarat tanah sebagai
media tumbuh dibutuhkan kondisi fisik dan kimia yang baik. Keadaan fisik tanah
yang baik apabila dapat menjamin pertumbuhan akar tanaman dan mampu sebagai
tempat aerasi dan lengas t anah, yang semuanya berkaitan dengan peran bahan
organik. Peran bahan organik yang paling besar terhadap sifat fisik tanah meliputi :
struktur, konsistensi, porositas, daya mengikat air, dan yang tidak kalah penting
adalah peningkatan ketahanan terhadap erosi.
Peran Bahan Organik Terhadap Kesuburan Fisik Tanah
Bahan organik tanah merupakan salah satu bahan pembentuk agregat tanah, yang
mempunyai peran sebagai bahan perekat antar partikel tanah untuk bersatu menjadi
agregat tanah, sehingga bahan organik penting dalam pembentukan struktur tanah.
Pengaruh pemberian bahan organik terhadap struktur tanah sangat berkaitan dengan
tekstur tanah yang diperlakukan. Pada tanah lempung yang berat, terjadi perubahan
struktur gumpal kasar dan kuat menjadi struktur yang lebih halus tidak kasar, dengan
derajat struktur sedang hingga kuat, sehingga lebih mudah untuk diolah. Komponen
organik seperti asam humat dan asam fulvat dalam hal ini berperan sebagai sementasi
pertikel lempung dengan membentuk komplek lempung-logam -humus (Stevenson,
1982).
Mekanisme pembentukan egregat tanah oleh adanya peran bahan organik ini dapat
digolongan dalam empat bentuk: (1) Penambahan bahan organik dapat meningkatkan
populasi mikroorganisme tanah baik jamur dan actinomycetes. Melalui pengikatan
secara fisik butir-bitir primer oleh miselia jamur dan actinomycetes, maka akan
terbentuk agregat walaupun tanpa adanya fraksi lempung; (2) Pengikatan secara
kimia butir-butir lempung melalui ikatan antara bagianbagian positip dalam butir
lempung dengan gugus negatif (karboksil) senyawa organik yang berantai panjang
(polimer); (3) Pengikatan secara kimia butir-butir lempung melalui ikatan antara
bagian-bagian negatif dalam lempung dengan gugusan negatif (karboksil) senyawa
organik berantai panjang dengan perantaraan basa-basa Ca, Mg, Fe dan ikatan
hidrogen; (4) Pengikatan secara kimia butir-butir lempung melalui ikatan antara
bagian-bagian negatif dalam lempung dengan gugus positif (gugus amina, amida, dan
amino) senyawa organik berantai panjang (polimer) (Seta, 1987). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa asam

8. Mikroorganisme perombak bahan organik merupakan activator biologis yang


tumbuh alami atau sengaja diberikan untuk mempercepat pengomposan dan
meningkatkan mutu kompos. Jumlah dan jenis mikroorganisme menentukan
keberhasilan proses dekomposisi atau pengomposan. Proses dekomposisi bahan
organik di alam tidak dilakukan oleh satu mikroorganisme monokultur tetapi
dilakukan oleh konsorsia mikroorganisme.

Bakteri
Bakteri perombak bahan organik dapat ditemukan di tempat yang
mengandung senyawa organik berasal dari sisa-sisa tanaman yang telah mati, baik di
laut maupun di darat. Berbagai bentuk bakteri dari bentuk yang sederhana (bulat,
batang, koma, dan lengkung), tunggal sampai bentuk koloni seperti filamen/spiral
mendekomposisi sisa tumbuhan maupun hewan. Sebagian bakteri hidup secara aerob
dan sebagian lagi anaerob.
Dalam merombak bahan organik, biasanya bakteri hidup bebas di luar
organisme lain, tetapi ada sebagian kecil yang hidup dalam saluran pencernaan hewan
(mamalia, rayap, dan lain-lain). Bakteri yang berkemampuan tinggi dalam memutus
ikatan rantai C penyusun senyawa lignin (pada bahan yang berkayu), selulosa (pada
bahan yang berserat) dan hemiselulosa yang merupakan komponen penyusun bahan
organik sisa tanaman, secara alami merombak lebih lambat dibandingkan pada
senyawa polisakarida yang lebih sederhana (amilum, disakarida, dan monosakarida).
Demikian pula proses peruraian senyawa organik yang banyak mengandung protein
(misal daging), secara alami berjalan relatif cepat.
Cacing
Cacing tanah, berfungsi memakan remah-remahan bahan organik dan
mengeluarkannya dalam bentuk feces setelah melalui pencernaan di dalam tubuh
cacing.
Fungi
Umumnya kelompok fungi menunjukkan aktivitas biodekomposisi paling signifikan,
dapat segera menjadikan bahan organik tanah terurai menjadi senyawa organik
sederhana yang berfungsi sebagai penukar ion dasar yang menyimpan dan
melepaskan nutrien di sekitar tanaman.Unsur Hara K di dalam tanah cukup besar
tersedia jumlahnya mencapai 0,5-2,5 %, tetapi persentase K yang tersedia bagi
tanaman selama musim pertumbuhan tanaman sangat rendah, yaitu kurang dari 2%.
Pada tanah-tanah tropik kadar K tanah bisa sangat rendah karena bahan induknya
miskin K, curah hujan tinggi, dan temperatur tinggi. Curah hujan dan temperatur
mempercepat pelepasan dan pelapukan mineral dalam pencucian K (Winarso, 2005).

9. Tanah menjadi subur. Karena, ketika itu seresah terkena sinar matahari dan lama
kelamaan menjadi lapuk. Proses pelapukan ini merubah seresah menjadi kompos.
Sehingga keadaan tanah menjadi lembab dan memacu pertumbuhan organisme dari
dalam tanah yang membuat tanah menjadi subur.

10 .Karena, tanah yang mengandung bahan organik dan berhumus mempunyai sifat
menyerap yang baik, maka tanah humus ini dapat menambah kandungan air tanah
yang nantinya akan berguna sebagai minuman bagi tumbuhan yang tumbuh di tanah
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai