b.
3. Bahan organic adalah bahan yang berasal dari limbah tumbuhan atau hewan atau
produk sampingan seperti pupuk kandang atau unggas pupuk hijau dll. Pada
umumnya bahan organic mempunyai C/N rasio tinggi (besar dari 30), sehingga bila
digunakan langsung pada lahan pertanian akan mengganggu pertumbuhan tanaman
karena terjadi proses fermentasi dalam tanah.
Bakteri
Bakteri perombak bahan organik dapat ditemukan di tempat yang
mengandung senyawa organik berasal dari sisa-sisa tanaman yang telah mati, baik di
laut maupun di darat. Berbagai bentuk bakteri dari bentuk yang sederhana (bulat,
batang, koma, dan lengkung), tunggal sampai bentuk koloni seperti filamen/spiral
mendekomposisi sisa tumbuhan maupun hewan. Sebagian bakteri hidup secara aerob
dan sebagian lagi anaerob.
Dalam merombak bahan organik, biasanya bakteri hidup bebas di luar
organisme lain, tetapi ada sebagian kecil yang hidup dalam saluran pencernaan hewan
(mamalia, rayap, dan lain-lain). Bakteri yang berkemampuan tinggi dalam memutus
ikatan rantai C penyusun senyawa lignin (pada bahan yang berkayu), selulosa (pada
bahan yang berserat) dan hemiselulosa yang merupakan komponen penyusun bahan
organik sisa tanaman, secara alami merombak lebih lambat dibandingkan pada
senyawa polisakarida yang lebih sederhana (amilum, disakarida, dan monosakarida).
Demikian pula proses peruraian senyawa organik yang banyak mengandung protein
(misal daging), secara alami berjalan relatif cepat.
Cacing
Cacing tanah, berfungsi memakan remah-remahan bahan organik dan
mengeluarkannya dalam bentuk feces setelah melalui pencernaan di dalam tubuh
cacing.
Fungi
Umumnya kelompok fungi menunjukkan aktivitas biodekomposisi paling signifikan,
dapat segera menjadikan bahan organik tanah terurai menjadi senyawa organik
sederhana yang berfungsi sebagai penukar ion dasar yang menyimpan dan
melepaskan nutrien di sekitar tanaman.Unsur Hara K di dalam tanah cukup besar
tersedia jumlahnya mencapai 0,5-2,5 %, tetapi persentase K yang tersedia bagi
tanaman selama musim pertumbuhan tanaman sangat rendah, yaitu kurang dari 2%.
Pada tanah-tanah tropik kadar K tanah bisa sangat rendah karena bahan induknya
miskin K, curah hujan tinggi, dan temperatur tinggi. Curah hujan dan temperatur
mempercepat pelepasan dan pelapukan mineral dalam pencucian K (Winarso, 2005).
9. Tanah menjadi subur. Karena, ketika itu seresah terkena sinar matahari dan lama
kelamaan menjadi lapuk. Proses pelapukan ini merubah seresah menjadi kompos.
Sehingga keadaan tanah menjadi lembab dan memacu pertumbuhan organisme dari
dalam tanah yang membuat tanah menjadi subur.
10 .Karena, tanah yang mengandung bahan organik dan berhumus mempunyai sifat
menyerap yang baik, maka tanah humus ini dapat menambah kandungan air tanah
yang nantinya akan berguna sebagai minuman bagi tumbuhan yang tumbuh di tanah
tersebut.