DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS NARINGGUL
Jl. Raya Naringgul No 4 Naringgul Cianjur 43274
1. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kondisi sanitasi yang buruk dan ketersedian air minum yang tidak
memenuhi syarat kesehatan akan berkontribusi terhadap berbagai kasus penyakit
berbasis lingkungan,seperti diare, cacingan.hal ini terlihat dari angka kejadian
penyakit diare pada tahun 2006 sebesar 423 per 1.000 penduduk pada semua
umur,pada tahun yang sama terjadi wabah /KLB diare di 16 provensi dengan case
fatality rate sebesar 2,52.
Salah satu cara untuk meningkatkan akses masyarat terhadap layanan
sanitasi serta upaya mengendalikan penyakit diare, penyakit kecacingan dan
penyakit berbasis lingkungan lainya adalah kegiatan terpadu melalui pendekatan
sanitasi total berbasis masyarakat,dan hal perlu dilakukan meningkatkan berbagai
upaya peningkatan cakupan jamban melalui berbagai proyek dan pendekatan top-
down yang selama ini dilakukan tidak memberikan hasil yang memuaskan.
Sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) merupakan suatu pendekatan yang
dianut dalam program Pamsimas, dalam rangka meningkatkan PHBS, khususnya
untuk meningkatkan cakupan jamban keluarga, sehingga terwujud target yang
ingin dicapai dalam Pamsimas, yaitu persentase penduduk yang akses terhadap
jamban keluarga, serta kondisi cuci tangan pakai sabun (CTPS) dimasyarakat
secara keseluruhan.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), merupakan suatu hal yang sangat
penting dan menjadi tantangan tersendiri dalam mewujudkan kesehatan
masyarakat khususnya masyarakat di pedesan. Hal tersebut disebabkan karena
sarana untuk PHBS dimasyarakat masih sangat terbatas, disamping kesadaran
mereka akan hidup sehat yang masih kurang dan perlu ditingkatkan.untuk
mencapai sasaran tersebut perlu dirumuskan STATEGY yang tepat,yang dapat
merupakan ujung tombak terdepan dalam pelaksanaan STBM.
1. TUJUAN
1.1 Tujuan Umum
Tidak berperilaku membuang air besar sembarang ,serta perilaku lain sesuai
dengan kaidah kesehatan lingkungan.
1.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui perilaku hidup bersih dan sehat
2. Untuk mengetahui jumlah KK yang memiliki jamban
3. Untuk mengetahu jumlah rumah yang memiliki SPAL sesuai standar
kesehatan.
4. Untuk mengetahui jumlah rumah yang memiliki jamban dan tidak memiliki
jamban.
2. KEGIATAN POKOK
1. Bina suasana
Perkenalkan diri dari seorang fasilitator adalah merupakan upaya pembukan
pintu masuk untuk berkomunikasi dengan masyarakat . fase perkenalan
merupakan fase sensitif ,karena pada fase ini masyarakat sudah tertarik, sudah
percaya akan kedatangan seorang fasilitator, maka mereka akan terhipnotis untuk
selalu berperan aktif dalam setiap tahap proses pemicuan .untuk menghidupkan
suasana awal,maaka perlu dikembangkan adanya proses ice breaking lebih
dalam,yaitu melalui permainan (geme) atau bentuk bentuk roll playing lainya.
1. Pemetaan perilaku PHBS
Pemicuan melaui analisis partisipasi dimulai dengan menggambarkan peta
wilayah RT/RW didukung masyarakat sendiri.kemudian peserta di minta
menggambar sungai,mesjid, sekolah,dll yang merupakan sarana umum
tersebut.
Selanjutnya peseta diminta menggambarkan peta lokasi rumah masing-
masing, sekaligus tanyakan kepada mereka kemana saat ini mereka
buang air besar.beri kode simbol atau gambar rumah dengan warna kuning
yang BAB sembarang ,dan warna hijau untuuk rumah yang BAB di jamban.
1. Transek walk
Pemicuan nyata lapangan dilakukan dengan cara menelusuri wilayah dalam
suatu RT/RW untuk mengetahui lokasi-lokasi dimana warga setempat buang air
besar sembarang. semua peserta yang hadir dalam proses pemicuan diajak untuk
jalan bersama melihat kondisi tersebut.bila peserta transek melewati suatu lokasi
BABS kepada mereka dilarang untuk menutup hidung,sehingga peserta
merasakan betapa bau yang timbul akibat tinja berada diruangan terbuka
sembarangan. ingat,dilarang menutup hidung saat transek walk dan tetap
berhenti ditempat sekejap untuk diskusi. ajak peserta mendiskusikan keadan
tersebut, baik dari aspek keindahan dan kebersihan liingkungan,dari aspek
penyebaran penyakit, dari aspek keselamatan,dll.tanyakan pada warga yang
BABS, bagaimana perasaan sekarang setelah orang lain menderita akibat bau
menyengat. Pemicuan dengan melalui transect walk ini menyentuh ego
seseorang, dengan timbulnya rasa jijik seseorang apalagi melihat tinja yang
berserakan ditanah terbuka.
1. Pemicuan melalui analisa kuantitatif tinja
Untuk lebih memberi gambaran tentang tingkat besaran tinja yang tersebar
luas secara sembarang ,masyarakat diminta untuk menghitung sendiri berapa
kg/kwt/ton jumlah tinja yang berhamburan. Tanyakan kepada mereka berapa
jumlah anggota keluarga ,kemudian kalikan dengan jumlah tinja yang dibuang
manuasia per orang per hari (yaitu sekitar 400/gram/orang/hari) maka dapat
dihitung berapa besar tinja yang bertaburan suatu wilayah, dalam kurun waktu
sehari, seminggu, sebulan, setahun dan seterusnya.
Teruskan pertanyaan, kemana selama ini tinja tersebut pergi???
Tinja dikebun dimakan ayam, dan dimakan ayam.
Tinja dilahan kosong, mengering, menjadi debu, dihirup manuasia.
Tinja diselokan/empang, dimakan ikan dan akhirnya dimakan masuk ke
manusia.
Tinja masuk ke sungai mencemari air dan akhirnya masuk ke manuasia
juga.