Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan seharihari seringkali kita menggunakan baterai untuk berbagai

keperluan. Baterai bisa kita temukan terutama pada peralatan elektronik seperti radio,

mainan, kamera, jam, laptop, telepon genggam, dan alatalat elektronik lainnya. Di USA

dan Eropa, pemakaian baterai diperkirakan 8 juta unit per tahun (Bernardes dk, 2004). Di

Jepang, sekitar 6 juta baterai diproduksi pada tahun 2004, sementara hampir 1 juta baterai

dipakai setiap tahun di Brazil (Salgado dkk, 2003).

LIB pertama kali diproduksi oleh Sony Corp. pada 1991 dan menjadi sumber energi

portable yang sangat disukai oleh konsumen karena banyak keunggulan yang

ditawarkannya (Broussely dan Archdale, 2004). Berdasarkan data, produksi baterai LIB di

seluruh dunia mencapai 2,05 milyar unit pada tahun 2005 dan mencapai 4,6 milyar unit

pada tahun 2010 (Li dkk, 2009). Dari jumlah pemakaian tersebut diperkirakan limbah LIB

adalah 200 500 MT dengan kandungan logam 5 15% Co (Lee, 2003). Ketika limbah

LIB diproses dengan metoda yang tepat, logam berharga seperti Co dapat diambil kembali

(Shin dkk, 2005). Menurut metalbulletin.com (2014), harga Co dengan kualitas tinggi pada

bulan Juli 2014 mencapai $15-15,5 per lb. Nilai ini merupakan yang tertinggi sejak Januari

2012.

Selain mengandung logam berharga, LIB juga menyebabkan masalah lingkungan

karena adanya bahan berbahaya di dalam limbah LIB, seperti logam berat dan elektrolit.

1
Kobalt (Co) yang masuk ke tubuh dalam jumlah besar akan merusak kelenjar gondok, sel

darah merah menjadi berubah, meningkatkan tekanan darah, pergelangan kaki menjadi

bengkak, penyakit gagal jantung, sesak nafas, batukbatuk dan kondisi badan yang lemah.

Di samping itu, kobalt juga dapat mencemari lingkungan perairan dan tanah dalam waktu

yang cukup lama. Karena alasan-alasan tersebut, maka perlu dilakukan upaya untuk

mendaur ulang limbah LIB.

Ada beberapa teknik dalam mendaur ulang LIB, yaitu pirometalurgi, bio-

hidrometalurgi, dan hidrometalurgi. Teknik hidrometalurgi adalah yang sering dipakai

karena tingginya kemurnian logam hasil daur ulang, kebutuhan energi yang rendah, dan

emisi udara yang sedikit (Jha, 2013).

Salah satu tahapan dalam hidrometalurgi adalah leaching. Leaching menggunakan

asam merupakan teknik yang penting dalam mendaur ulang logam dimana asam akan

membawa logam ke dalam larutan, dibantu oleh reduktan (seperti H2O2) yang mereduksi

logam sehingga lebih mudah larut. Di dalam larutan, logam lebih mudah dipisahkan

melalui teknik elektrokimia, pengendapan atau ekstraksi pelarut (Swain dkk, 2007).

Penelitian untuk mendaur ulang limbah LIB telah banyak dikembangkan. Chen dkk

(2011) meneliti proses daur ulang kobalt oksalat dari limbah baterai LIB. Sun dan Qiu

(2012) menggunakan oksalat organik sebagai leaching agent, sementara Pranalo dkk

(2010) mempelajari daur ulang logam dari larutan leaching menggunakan campuran solvent

extractant system. Wang dkk (2009) mengembangkan proses daur ulang logam melalui

leaching dengan HCl sementara Zhu dkk (2012) menyelidiki daur ulang logam melalui

leaching dalam H2SO4.

2
Leaching agent yang menggunakan asam kuat akan melepaskan gas beracun, seperti

Cl2, SO3, serta NOx dan limbah larutan asam tersebut sangat berbahaya bagi lingkungan.

Untuk menghindari dampak terhadap lingkungan, beberapa penelitian telah dilakukan

dengan menggunakan beberapa jenis asam organik sebagai leaching agent.

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan recovery leaching senyawa Co dalam

larutan asam sitrat. Penelitian ini mengacu pada penelitian Li dkk (2010) yang mempelajari

leaching senyawa Co dengan menggunakan asam sitrat. Dengan informasi ini dapat

dilakukan langkah pengembangan terhadap daur ulang baterai LIB, sehingga diperoleh

manfaat sebesarbesarnya dengan dampak negatif sekecilkecilnya.

1.2 Rumusan Masalah

Untuk memperjelas arah penelitian, maka disusun rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh jumlah penambahan H2O2 terhadap recovery leaching

senyawa Co dengan menggunakan asam sitrat?

2. Bagaimana pengaruh suhu terhadap recovery leaching senyawa Co dengan

menggunakan asam sitrat?

1.3 Keaslian Penelitian

Berdasarkan kajian pustaka dapat disimpulkan bahwa telah banyak penelitian yang

mempelajari daur ulang limbah LIB melalui leaching dengan menggunakan jenis asam

yang berbeda. Li dkk (2010) telah mempelajari leaching dengan menggunakan asam sitrat.

Lebih dari 90% senyawa Co dapat diambil dari penelitian tersebut.

3
Penelitian ini mengacu pada penelitian Li dkk (2010) dimana yang dipelajari adalah

pengaruh suhu dan jumlah penambahan H2O2 terhadap recovery leaching dengan metoda

pembongkaran dan pemisahan komponen LIB yang berbeda. Asam organik yang

digunakan adalah asam sitrat. Proses leaching ini juga menggunakan H2O2 sebagai

reduktan. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk pengembangan teknik

daur ulang limbah LIB untuk mengurangi dampak lingkungan.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui bagaimana pengaruh jumlah penambahan H2O2 terhadap recovery leaching

senyawa Co dengan menggunakan asam sitrat.

2. Mengetahui bagaimana pengaruh suhu terhadap recovery leaching senyawa Co dengan

menggunakan asam sitrat.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk

mengembangkan teknik daur ulang limbah LIB yang ramah lingkungan.

2. Bagi lingkungan, penelitian ini diharapkan mampu mengurangi dampak lingkungan dari

pembuangan limbah LIB.

Anda mungkin juga menyukai