Nomor :
TENTANG
MENIMBANG :
Mengingat :
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit
c. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan
d. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 129 /PERMENKES/ III/2008
tentang Rekam Medis
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Makassar
Pada Tanggal :
Kebijakan Umum:
1 Setiap pasien dilakukan asesmen berdasarkan format isian yang sudah ditetapkan
2 Format isian dari asesmen pasien rawat inap harus berdasarkan konsep IAR dan
dilaksanakan oleh satu orang dan masing-masing PPA yang bersangkutan
Khusus:
Nomor :
Ditetapkan di : Makassar
Pada Tanggal :
Direksi RSIA Catherine Booth
Nomor :
TENTANG
Mengingat :
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Ditetapkan di : Makassar
Pada tanggal :
Direktur,
dr. Rita Gaby
Samahati,AAK
A. Tujuan
1. Tujuan umum adalah meregistrasi pasien untuk memastikan agar catatan
pelayanan kesehatan pasien sekarang, sebelumnya dan berikutnya terangkum di
dalam satu catatan rekam medis pasien yang sama.
2. Tujuan khusus dari pendaftaran rawat jalan adalah:
a. Untuk membangun respon yang sesuai oleh unit emergensi dalam menerima,
menyaring dan menstabilitaskan pasien yang datang dengan kondisi klinis
darurat.
b. Untuk memastikan standarisasi penerimaan pasien rawat inap, dan pendaftaran
pelayanan pasien rawat jalan
c. Untuk memberikan pedoman bagi semua staf pertugas kesehatan dalam
memberikan pelayanan.
B. Tanggung jawab
1. Direktur RSIA Catherine Booth bertanggung jawab untuk memastikan bahwa
mekanisme / protokol yang dijelaskan dalam kebijakan ini dan dokumen yang
terkait tersedia untuk implementasi, monitoring dan revisi kebijakan ini secara
keseluruhan serta dapat diakses dan dimengerti oleh semua staf terkait
2. Direktur yang terlibat dalam ruang lingkup kebijakan ini bertanggu jawab untuk
memastikan bahwa semua kepala instalasi:
Menyebarkan kebijakan ini di wilayah yang menjadi tanggung jawab
mereka
Mengimplementasikan kebijakan ini di dalam wilayah yang menjadi
tanggu jawab mereka
Mengidentifikasi dan mengalokasikan sumber daya yang tepat untuk
terpenuhinya kebijakan ini
Memastikan bahwa semua staf dibawah pengawasan mereka mengetahui
kebijakan ini dan mengikuti pelatihan umtuk kebijakan tersebut
Semua kepala instalasi juga bertanggu jawab untuk memastikan bahwa audit internal
dilaksanakan. Kepala instalasi yang terlibat dalam ruang lingkup ini bertanggung jawab untuk
implementasinya di bagian yang mereka kelola dan harus memastikan bahwa:
a. Semua staf baru dan lama mempunyai akses dan tahu mengenai kebijakan, spo
dan formulir lain yang terkait.
b. Adanya SPO tertulis yang mendukung dan patuh pada kebijakan ini dan dipantau
untuk kepatuhannya.
Semua staf yang terlibat dalam ruang lingkup kebijakan ini bertanggung jawab untuk
mengimplementasikannya dan harus memastikan bahwa:
Mereka mengerti dan mematuhi kebijakan ini
Akan menggunakan kebijakan ini dalam hubungannya dengan semua kebijakan
dan SPO lainnya
Ketidak patuhan pada kebujakan ini dapat mengakibatkan tindakan indisiplin
Setiap anggota staf dapat dapat mengisi laporan kejadiaan bila ditemukan ketidak
patuhan.
BAB II
RUANG LINKUP
Pasien dapat mengakses layanan perawatan di instalasi gawat darurat (IGD) dan VK 24
jam /hari, 7 hari 52 minggu/tahun. Pasien akan ditriase dan dikategorikan untuk penilaian
perawatan dapat dilakukan pada saat yang bersamaan. Pasien dapat melakukan akses untuk
mendapat perawatan:
Semua pasien yang mendapatkan pelayanan perawatan kesehatan, atau yang akan
mendapatkan pelayanan kesehatan, harus diregistrasikan di dalam data pasien dan mendapat
nomor rekam medis. Ini meliputi pasien rawat inap (termasuk bayi baru lahir). Pasien rawat
jalan, dan pasien yang hanya memeriksakan spesimen (contoh: sampel darah) diregistrasikan
sebagai pasien. Keberhasilan mengidentifikasi pasien menurunkan angka duplikasi registrasi.
Jika pasien tidak mempunyai satu identitas unik dan spesifik maka hal ini dapat menggangu
pelayanan pasien.
Jika prosedur diatas tidak diindahkan oleh petgas rawat ianp, maka petugas yang
bersangkuatan mendapat sanksi oleh pihak manajemen maupun direktur rumah sakit.