Anda di halaman 1dari 14

RSIA CATHERINE BOOTH

Jl. Arif Rate No. 15 Makassar 90113


Telp. (0411) 873803, (0411) 852344 Fax. (0411) 858607

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RS IBU DAN ANAK CETHERINE BOOTH

Nomor :

TENTANG

KEBIJAKAN ASESMEN PASIEN

DIREKTUR RSIA CATHERINE BOOTH

MENIMBANG :

a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan RSIA


CATHERINE BOOTH MAKASSAR, maka diperlukan kebijakan
asesmen informasi pasien rawat jalan dan rawat inap.
b. Bahwa agar di RSIA CATHERINE BOOTH MAKASSAR dapat
terlaksana kebijakan asesmen informasi pasien rawat jalan dan rawat
inap dengan baik, perlu adanya kebijakan Direktur RSIA CATHERINE
BOOTH MAKASSAR sebagai landasan bagi pelaksanaan asesmen
informasi pasien rawat jalan dan rawat inap di RSIA CATHERINE
BOOTH .
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan
b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur RSIA CATHERINA
BOOTH MAKASSAR.

Mengingat :
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit
c. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan
d. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 129 /PERMENKES/ III/2008
tentang Rekam Medis
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RSIA CATHERINE BOOTH


MAKASSAR TENTANG KEBIJAKAN ASESMEN
INFORMASI PASIEN RAWAT JALAN DAN RAWAT INAP
RSIA CATHERINE BOOTH MAKASSAR
Pertama : Kebijakan pelaksanaan asesmen informasi pasien rawat jalan dan
rawat inap RSIA CATHERINE BOOTH sebagaimana tercantum
dalam Lampiran Keputusan ini.
Kedua : Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan asesmen informasi pasien
rawat jalan dan rawat inap RSIA CATHERINE BOOTH oleh Kepala
Bagian Pelayanan Medik
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Makassar

Pada Tanggal :

Direktur RS Ibu dan Anak Catherine Booth

Dr.Rita Gaby samahati.AAK


Lampiran Surat Keputusan Direktur RSIA Catherine Booth Makassar
Nomor :

KEBIJAKAN PELAKSANAAN ASESMEN INFORMASI PASIEN


RAWAT INAP
RSB PERMATA SARANA HUSADA

Kebijakan Umum:

1 Setiap pasien dilakukan asesmen berdasarkan format isian yang sudah ditetapkan
2 Format isian dari asesmen pasien rawat inap harus berdasarkan konsep IAR dan
dilaksanakan oleh satu orang dan masing-masing PPA yang bersangkutan

Khusus:

Asesmen Informasi pasien rawat inap meliputi :

1 Pengkajian awal keperawatan


Identitas pasien
Keluhan Utama
Riwayat Kesehatan
Pemeriksaan Fisik
Pengkajian Umum (Riwayat Psikososial dan Spiritual, Status Sosial, Status
Spiritual, Status Ekonomi, Kebutuhan Edukasi, Risiko Cedera/ Jatuh, Status
Fungsional, Satus Nyeri, Skrining Gizi)
Daftar Masalah Keperawatan Prioritas
Rencana Asuhan Keperawatan
2 Pengkajian awal medis:
Anamnesa
Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosa Kerja
Diagnosa Banding
Terapi/ Program
Semua temuan dari hasil pengkajian harus didokumentasikan

Lampiran Surat Keputusan Direktur RSIA Catherine Booth Makassar

Nomor :

KEBIJAKAN ASESMEN PASIEN

1. Asesmen pasien terdiri atas 3 proses utama :


- Mengumpulkan informasi dari data keadaan fisik, psikologis, sosial, dan riwayat
kesehatan pasien.
- Analisis informasi dan data, termasuk hasil laboratorium dan Imajing Diagnostic
(Radiologi) untuk mengidentifikasi kebutuhan pelayanan kesehatan pasien.
- Membuat rencana pelayanan untuk memenuhi semua kebutuhan pasien yang telah
diidentifikasi
2. Isi minimal asesmen rawat inap dan rawat jalan ditetapkan berdasarkan pada regulasi
perundang undangan dan standar profesi yang berlaku.
3. Kebutuhan keperawatan pasien ditetapkan melalui proses asesmen keperawatan yang
didokumentasikan , asesmen medis, dan asesmen lain yang dilaksanakan berdasarkan
kebutuhan pasien.
4. Kebutuhan medis yang teridentifikasi melalui proses asesmen dicatat dalam rekam medis.
5. Kebutuhan keperawatan yang teridentif ikasi melalui proses asesmen dicatat dalam rekam
medis.
6. Bila asesmen sebagaian atau seluruhnya dilaksanakan diluar rumah sakit, maka temuan dinilai
ulang dan atau diverifikasi pada saat masuk sebagai pasien rawat inap sesuai waktu antara
asesmen diluar dengan masuk rawat inap, sesuai dengan kompleksitas pasien, rencana
pelayanan dan pengobatan.
7. Untuk asesmen kurang dari 30 hari , setiap perubahan kendisi paien yang signifikan sejak
asesmen,dicatat dalam rekam medis pasein pada saat masuk rawat inap.
8. Temuan pada asesmen didokumentasikan dalam rekam medis pasien dan siap tersedia bagi
para penganggung jawab asuhan pasien.
9. Hasil asesmen medis dan setiap pemeriksaan diagostik dicatat dalam rekam medis pasien
sebelum tindakan anestise atau bedah.
10. Asesmen dicatat dalam rekam medis sehingga memfasilitasi asesmen ulang yang teratur dan
tindak lanjut sesuai kriteria yang dikembangkan dan kebutuhan pasien.
11. Asesmen dan asesmen ulang perluh dilaksanakan secara individual untuk memenuhi
kebutuhan pasien dan keluarga apabila pasien mendekati kematian.
12. Aesmen dan aesmen ulang, sesuai kondisi pasien, harus mengevaluasi:
a. Gejala seperti mau muntah daari kesulitan pernafasan
b. Faktor faktor yang meingkatkan dan membangkitkan gejala fisik
c. Manajemen gejala saat ini dan hasil respon pasien
d. Orientasi spiritual pasien dan keluarga dan kalau perluh keterlibatan kelompok agama
e. Urusan kebutuhan spiritual pasien dan keluarga, seperti putus asa, penderota rasa bersalah
atau pengampunan.
f. Status psikologis pasien dan keluarga seperti hubungan keluarga, lingkungan rumah yang
memadai apabila diperlukan perawatan rumah, cara mengatasi dan reaksi pasien dan
keluarga atas penyakit pasien
g. Kebutuhan dukungan atau kelonggaran pelgayanan (respite services) bagi pasien,
keluarga dan pemberian palayanan lain.
h. Kebutuhan akan alternatif atau tingkat pelayanan lain.
i. Faktor resiko bagi yang ditinggalkan dalam hal cara mengatasi dan potensi reaksi
patologis atas kesedihan.
13. Setiap jenis asesmen dilakukan oleh staf terkait yang kompeten dan sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan, khususnya untuk melakukan asesmen gawat darurat dan atau terhadap
kebutuhan keperawatan.
14. Staf yang bertanggung jawab atas pasien bekerja sama menganalisis temuan pada asesmen
dan mengkombinasi informasi dalam suatu ganbaran komprehensif dari kondisi pasien.
15. Pada pasien dengan kebutuhan yang kompleks kebutuhannya yang tidak jelas, diperlikan
adanya pertemuan formal tom pengobatan, rapat kasus dan ronde pasien. Bila diperlukan,
pasien/keluarga dan orang lain yang membuat keputusan atas nama pasien dapat
diikutsertakan dalam proses pengambilan keputusan.
16. Pasien dan keluarga diberitahu tentang hasil dari proses aesemen, tentang perencanaan asuhan
dan pengobatan dan diikutsertakan dalam pengambilan keputusan.

Ditetapkan di : Makassar
Pada Tanggal :
Direksi RSIA Catherine Booth

Dr. Rita Gaby Samahati.AAK


RSIA CATHERINE BOOTH
Jl. Arif Rate No. 15 Makassar 90113
Telp. (0411) 873803, (0411) 852344 Fax. (0411) 858607

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK CATHERINE


BOOTH

Nomor :

TENTANG

PEMBERLAKUAN PANDUAN PENDAFTARAN PASIEN

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK CATHERINE BOOTH

DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK CATHERINE BOOTH MAKASSAR

Menimbang : a. Bahwa pendaftran merupakan suatu tata cara untuk


menerima pasien dengan melakukan pendataan identitas
pasien

b. Bahwa untuk melaksanakan proses pendaftran pasien perlu


adanya panduan dalam pelaksanaannya.

c. Bahwa untuk kepentinagan tersebut diatas, perluh diterbitkan


keputusan kepala RSIA tentang panduan pendaftran pasien
rumah sakit RSIA Catherine Booth.

Mengingat :

a. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009


Tentang Rumah Sakit
b. Undang undang nomor : 36 tahun 2009 tentang kesehatan
c. Undang undang nomor : 29 tahun 2004 tentang praktik
kedokteran
d. Peraturan pemerintah nomor : 32 tahun 1996 tentang tenaga
kesehatan
e. Keputusan menteri kesehatan republik indonesia No.
145/Menkes/SK/2007 tentang pedoman penanggulangan
bencana bidang kesehatan.
f.Peraturan menteri kesehatan repoblik indonesia Nomor :
90/MENKES/PER/III/2008 tentang persetujuan tindakan
kedoteran
g. Peraturan mentri kesehatan Republik Indonesia Nomor :
269/MENKES/PER/III/2008 tentang rekam medis
h. Peraturan mentri kesehatan republik Indonesia Nomor :
1438/MENKES/PER/XI/2010 tentang standar pelayanan
kedokteran
i.Pedoman pelayanan keperawatan gawat darurat di Rumah sakit,
depertemen kesehatan Republik Indonesia tahun 2005

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

Kesatu : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


CATHERINE BOOTH TENTANG PEMBERLAKUAN PANDUAN
PENDAFTRAN PASIEN

Kedua : Kebijakan Pendaftaran Pasien Rumah Sakit Ibu dan Anak


Catherine Booth sebagaimana tercantum dalam lampiran
pertama

Ketiga : Kebijakan ini harus dibahas sekurang kurangnya setiap 3


(tiga) tahun sekali dan apabila diperluhkan, dapat dilakukan
perubahan sesuai dengan perkembangan yang ada

Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan


ketentuan apabila di kemudian hari terjadi kesalahan akan
dilakukan perbaikan sebagaimana semestinya.

Ditetapkan di : Makassar

Pada tanggal :

Direktur,
dr. Rita Gaby
Samahati,AAK

PANDUAN PENDAFTARAN PASEIN RAWAT JALAN DAN


PENERIMAAN PASIEN RAWAT INAP
BAB I
DEFENISI
Pelayanana pendaftaran adalah mencatat data sosial/mendaftar pasien untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan mencatat hasil pelayanannya.RSIA Catherine
Booth Makassar harus menyediakan skrining medis yang sesuai untuk setiap orang yang
datang ke rumah sakit yang meminta pemeriksaan atau pengobatan untuk suatu kondisi medis
yang emergensi atau tidak. Kondisi pasien yang emergensi berarti pasien dengan gejala akut
yang cukup berat dan tanpa perhatian medis yang segera dapat diperkirakan akan
mengakibatkan kesehatan pasien dalam bahaya yang serius,gangguan fungsi tubuh yang
serius, atau disfungsi yang serius dari organ tubuh atau bagian. Pasien bukan emergensi akan
mendapat perawatan yang kontinue sesuai dengan status klinisnya dan sumber daya yang
tersedia. Untuk pasien yang membutuhkan pelayanan diluar dari yang tersedia di RSIA
Catherine Booth , maka akan dipindahkan/dirujuk ke fasilitas perwatan kesehatan yang sesuai
. RSIA mempunyai (MOU) perjanjian dan hubungan dengan organisasi/fasilitasi lain agar
dapat memberikan pelayanan yang sesuai kebutuhan pasien. Daftar dari fasilitas perawatan
kesehatan yang berafiliasi dapat dilihat di ruang emergensi.

A. Tujuan
1. Tujuan umum adalah meregistrasi pasien untuk memastikan agar catatan
pelayanan kesehatan pasien sekarang, sebelumnya dan berikutnya terangkum di
dalam satu catatan rekam medis pasien yang sama.
2. Tujuan khusus dari pendaftaran rawat jalan adalah:
a. Untuk membangun respon yang sesuai oleh unit emergensi dalam menerima,
menyaring dan menstabilitaskan pasien yang datang dengan kondisi klinis
darurat.
b. Untuk memastikan standarisasi penerimaan pasien rawat inap, dan pendaftaran
pelayanan pasien rawat jalan
c. Untuk memberikan pedoman bagi semua staf pertugas kesehatan dalam
memberikan pelayanan.
B. Tanggung jawab
1. Direktur RSIA Catherine Booth bertanggung jawab untuk memastikan bahwa
mekanisme / protokol yang dijelaskan dalam kebijakan ini dan dokumen yang
terkait tersedia untuk implementasi, monitoring dan revisi kebijakan ini secara
keseluruhan serta dapat diakses dan dimengerti oleh semua staf terkait
2. Direktur yang terlibat dalam ruang lingkup kebijakan ini bertanggu jawab untuk
memastikan bahwa semua kepala instalasi:
Menyebarkan kebijakan ini di wilayah yang menjadi tanggung jawab
mereka
Mengimplementasikan kebijakan ini di dalam wilayah yang menjadi
tanggu jawab mereka
Mengidentifikasi dan mengalokasikan sumber daya yang tepat untuk
terpenuhinya kebijakan ini
Memastikan bahwa semua staf dibawah pengawasan mereka mengetahui
kebijakan ini dan mengikuti pelatihan umtuk kebijakan tersebut

Semua kepala instalasi juga bertanggu jawab untuk memastikan bahwa audit internal
dilaksanakan. Kepala instalasi yang terlibat dalam ruang lingkup ini bertanggung jawab untuk
implementasinya di bagian yang mereka kelola dan harus memastikan bahwa:

a. Semua staf baru dan lama mempunyai akses dan tahu mengenai kebijakan, spo
dan formulir lain yang terkait.
b. Adanya SPO tertulis yang mendukung dan patuh pada kebijakan ini dan dipantau
untuk kepatuhannya.
Semua staf yang terlibat dalam ruang lingkup kebijakan ini bertanggung jawab untuk
mengimplementasikannya dan harus memastikan bahwa:
Mereka mengerti dan mematuhi kebijakan ini
Akan menggunakan kebijakan ini dalam hubungannya dengan semua kebijakan
dan SPO lainnya
Ketidak patuhan pada kebujakan ini dapat mengakibatkan tindakan indisiplin
Setiap anggota staf dapat dapat mengisi laporan kejadiaan bila ditemukan ketidak
patuhan.
BAB II

RUANG LINKUP

Pasien dapat mengakses layanan perawatan di instalasi gawat darurat (IGD) dan VK 24
jam /hari, 7 hari 52 minggu/tahun. Pasien akan ditriase dan dikategorikan untuk penilaian
perawatan dapat dilakukan pada saat yang bersamaan. Pasien dapat melakukan akses untuk
mendapat perawatan:

a. Rawat jalan : poliklinik spesialis dan spesialis gigi


b. One day care ( ODC )
c. Instalasi gawat darurat
d. VK
e. Pendaftaran langsung ke unit rawat inap
Pasien hanya dapat dilanyani di RSIA Catherine Booth jika tersedia jenis layanan yang
dibutuhkan. Apabila layanan yang dibutuhkan tidak memadai atau tidak ada, maka pasein
akan dirujuk kerumah sakit lain yang memiliki kebutuhan jenis layanan yang dibutuhkan
pasien saat itu dengan sebelumnya dilakukan test pemeriksaan penunjang sebagai dasra
pengambilan keputusan sesuai standar pelayanan medis. Pasien akan dipindahkan ke rumah
sakit lain, untuk mendapatkan pelayanan yang sesuai, ketika tidak tersedianya pelayanan
tersebut di RSIA Catherine Booth atau jika pasien ingin untuk dipindahkan kerumah sakit
lain dikarenakan asuransi atau masalah lainnya (merujuk kepada kebijakan transfer pasien).
Pada pasien dengan hambatan/batasan/kendala fisik/komunikasi/bahasa/budaya,RSIA
Catherine Booth memfasilitasi untuk menyelesaikan kendala.
BAB III
TATA LAKSANA

Semua pasien yang mendapatkan pelayanan perawatan kesehatan, atau yang akan
mendapatkan pelayanan kesehatan, harus diregistrasikan di dalam data pasien dan mendapat
nomor rekam medis. Ini meliputi pasien rawat inap (termasuk bayi baru lahir). Pasien rawat
jalan, dan pasien yang hanya memeriksakan spesimen (contoh: sampel darah) diregistrasikan
sebagai pasien. Keberhasilan mengidentifikasi pasien menurunkan angka duplikasi registrasi.
Jika pasien tidak mempunyai satu identitas unik dan spesifik maka hal ini dapat menggangu
pelayanan pasien.

A. Proses penerimaan pasien rawat jalan:


1. Pasien datang ambil nomor dibagian pendaftaran
2. Pasien menunggu nomor antrian dipanggil oleh petugas pendaftaran
3. Petugas pendaftaran menanyakan apakah pasien tersebut pasien baru(pasien baru
pertama kali berkunjung, tidak membawa kartu berobat dan kehilangan kartu)atau
pasien lama, pasien asuransi atau pasien umum:
4. Jika pasien tersebut adalah pasien baru, maka petugas pendaftaran mendaftar pasien
sbb: petugas melengkapi formulir pendaftaran pasien baru dengan mewawancarai
pasien atau orang tua pasien tersebut: pasien asuransi syarat syarat harus sudah
lengkap dibawa (kartu asuransi,ktp, kartu keluarga/KK, surat rujukan atau surat
kontrol)
a. Petugas pendaftaran mencetak KIB(kartu indentitas berobat)
b. Petugas pendaftran menyerahkan KIB kepada pasien
c. Petugas pendaftar membuat surat jaminan (SEP)
d. Petugas pendaftaran mempersilahkan pasien menuju poliklinik yang dituju
e. Di pelayanan / poliklinik:
Petugas poliklinik memberikan pelayanan kepada pasien:
Apaka pasien perluh dirujuk ke unit pelayanan penunjang yang lain? Jika ya
maka petugas membawa formulir rujukan ke unit yang dituju: jika tidak, maka
pasien/keluarganya dipersilahkan mengambil obat bagian farmasi;
Kemudian petugas mempersilahkan pasien menyelesaikan administrasi
pembyaran di kasir jika pasien tersebut adalah pasien umum
5. Jika pasien tersebut adalah pasien lama, maka petugas pendaftaran mendaftar pasien
sebagai berikut:
Petugas menerima dan meneliti kartu identitas berobat pasien
Petugas pendaftaran mendaftar pasien sesuai dengan pelayanan yang akan
dituju dengan mewawancarai pasien atau keluarga pasien tersebut
Petugas pendaftaran membuat surat jaminan (SEP) bagi pasien asuransi
dengan surat lengkap.
Petugas pendaftaran mempersilahkan pasien menuju poliklinik yang dituju
Di poloklinik: petugas memberikan pelayanan kepada pasien.
Apakah pasien perlu dirujuk ke unit pelayanan penunjang yang lain?
Jika ya, maka petugas membawa formulir rujukan ke unit yang dituju:
Jika tidak, maka pasien / keluaraga dipersilahkan mengambil obat dibagian
farmasi.
Petugas mempersilahkan pasien menyelesaikan administrasi pembayaran
dikasir jika pasien tersebut adalah pasien umum
Petugas mempersilahkan pasien pulang
B. Jenis jenis pendaftaran
1. Pendaftaran bagi pasien rawat jalan: pasien dari poliklinik langsung menuju ke
pendaftaran rawat inap. Dokumen yang diperluhkan akan dikirim ke bagian
pendaftran dan pasien akan mendapatakan kamar perawatan yang sesuai dan tersedia
di unit rawat inap.
2. Pendaftaran dari IGD: pasien dari instalasi gawat darurat memerlukan pendaftaran
rawat inap, harus mempunyai formulir dari pendaftaran dan dikirim bagian
pendaftaran dan pasien akan diberikan kamar rawat yang tersedia di ruang rawat
inap.
3. Pendaftaran pasien obserfasi: pasien dapat diobservasi di IGD dan VK maksimal 6
jam sejak pasien masuk rumah sakit, selanjutnya dokter harus memutuskan apakah
pasien masuk dalam perawatan RS,rujuk ke rumah sakit lain atau pasien
dipulangkan dan informasikan kepada pasien atau keluarga. Selama observasi pasien
dimonitor secara bekala. Ketika pasien diobservasi dan diputuskan oleh dokter
memerlukan perawatan rawat inap, harus melengkapi formulir dan dikirim ke bagian
pendaftaran dan pasein akan diberikan kamar yngb tersedia di ruang rawat inap.
4. Pasien transfer dari rumah sakit lain: ketika permintaan transfer diterima oleh bagian
TPPRI selanjutnya dialihkan kepada dokter jaga IGD. Kemudian IGD akan
mengkoordinasi transfer pasien dan mengumpulkan data yang diperluhkan. Merujuk
kepada prosedur dibawah ini:
Pendaftaran pasien rawat jalan dan IGD
Pendaftaran pasien rawat inap
Penerimaan pelayanan di IGD
Menerima pasien rujukan dari fasilitas kesehatan lain untuk perawatan
Observasi pasien di IGD
Observasi pasien di VK
C. Proses penerimaan pasien rawat inap:
1. Pasien datang di bagaian admisi dan diterima oleh petuga admisi
2. Petugas menyerahkan surat pengantar Rawat Inap yang berasal dari poliklinik,
IGD maupun rujukan dari dokter swasta.
3. Petugas mengisi berkas rekam medis dengan melakukan wawancara kepada
pasien mengenai tempat/fasilitas dan jaminan kesehatan yang diinginkan.
4. Petugas mengecek/mencarikan tempat/fasilitas yang diinginkan.
5. Petugas menanyakan apakah pasien meminta fasilitas atau perawatan yang lain:
a. Jika pasien/keluarag pasien meminta fasilitas / perawatan yang lain sesuai
permintaan pasien tersebut, maka pasien diminta untuk mengisi form
persetujuan;
b. Jika pasien tidak memiliki fasilitas yang lain, maka petugas mendaftar pasien
berdasarkan indentifikasi data social;
6. Petugas menayakan apakah pasien setuju dengan fasilitas yang sesuai dengan
permintaan pasien;
a. Jika setuju, maka pasien mengisi formulir persetujuan
b. Jika tidak setujuh, maka petugas menanyakan apakah pasien memilih tempat
yang lain selama tempat yang diinginkan belum ada.
c. Jika setuju, maka petugas mengisi formulir persetujuan sesuai tempat yang
diinginkan pasien,
d. Jikia tidak setuju, maka petugas merujuk pasien ke rumah sakit lain sesuai
permintaan pasien.
e. Petugas mendaftar pasien berdasarkan identifikasi data social pasien.
7. Petugas memberitahuakn ke pihak ruangan rawat inap akan ada pasien baru.
a. Petugas memberikan informasi kepada pasien bahwa tempat sesudah
disiapkan
b. Petugas mengantarakan pasien untuk diantar ke ruangan rawat inap.
8. Petugas medis di unit pelayanan rawat inap memberikan pelayanan kesehatan
bagi pasien:
a. Apakah pasien perlu pemeriksaan penunjang yang lain atau tidak.
b. Jika perlu pemeriksaan penunjang, maka petugas memberikan formulir ke
unit pemeriksaan yang dituju.
c. Jika tidak, maka pasien tetap mendapatkan pelayanan kesehatan rawat inap
9. Petugas rawat inap menayakan kepada dokter apakah pasien sudah diperbolehkan
untuk pulang;
a. Jika diperbolehkan untuk pulang, petugas mempersilahkan pasien untuk
menyelesaikan administrasi pembayaran dibagian kasir;
b. Petugas mempersilahkan pasien untuk pulang;
c. Jika tidak diperbolehkan untuk pulang, maka pasien tetap mendapatkan
pelayanan kesehtan rawat inap;

Jika prosedur diatas tidak diindahkan oleh petgas rawat ianp, maka petugas yang
bersangkuatan mendapat sanksi oleh pihak manajemen maupun direktur rumah sakit.

D. Pengaturan kamar rawat


Alokasi kamar RSIA Catherine Booth dibedahkan berdasarkan :
Pengalokasian kamar dikendalikan oleh bagian pendaftaran. Pasien diperbolehkan untuk
memilih kelas ruangan yang diinginkan, terkecuali pasien dengan kebutuhan ruang
isolasi atau pelayanan intensive. Jika kelas kamar yang diminta tidak ada akan
ditawarkan kelasyang tersedia. Jika pasien tetap menolak, permintaan pasien akan
disampaikan kepada manajemen untuk ditindakjanjuti. Pasien yang sudah tidak ada
indikasi rawat disegerakan untuk dipulangkan dari RS untuk berobat jalan.

Anda mungkin juga menyukai