Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan kewarganegaraan sebenarnya dilakukan dan


dikembangkan di seluruh dunia, meskipun dengan berbagai macam istilah
atau nama. Dengan adanya penyempurnaan kurikulum mata kuliah
pengembangan kepribadian tersebut maka pendidikan kewarganegaraan
memiliki paradigma baru, yaitu pendidikan kewarganegaraan berbasis
Pancasila. Sehingga seluruh penerus bangsa Indonesia bisa memahami arti
dari Negara yang memiliki hukum dan arti dari hak asasi manusia
sehingga bisa saling menghargai satu sama lainnya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah makna Indonesia sebagai Negara Hukum ?
2. Bagaimanakah hubungan Negara Hukum dengan HAM ?
3. Bagaimana menerapkan Prinsip Negara Hukum dalam kehidupannya
sebagai warga negara ?
4. Bagaimana mendukung Penegakkan HAM di Indonesia ?
5. Apa contoh kasus pelanggaran HAM?
C. TUJUAN

Berdasarkan latar belakang, tujuan yang ingin dicapai dalam


penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian dari pada Hak
Asasi Manusia dan seperti apa praktek pelanggaran Hak Asasi Manusia di
Indonesia. Serta hukuman apa yang diberlakukan untuk orang yang
melanggar Hak Asasi Manusia.

D. MANFAAT

Agar para intelektual khusus nya para mahasiswa bisa lebih


memahami lagi tentang sistem Negara hukum di Indonesia dan prinsip-
prinsip Negara hukum dan juga mengerti tentang paradigma hak asasi
manusia yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945.

BAB II

Pendidikan Kewarganegaraan 1
PEMBAHASAN

1. MAKNA NEGARA INDONESIA SEBAGAI NEGARA HUKUM

Bukti yuridis atas keberadaan negara hukum Indonesia dalam arti


material tersebut harus dimaknai bahwa negara Indonesia adalah negara
hukum dinamis, atau negara kesejahteraan (welfare state), yang membawa
implikasi bagi para penyelenggara negara untuk menjalankan tugas dan
wewenangnya secara luas dan komprehensif dilandasi ide-ide kreatif dan
inovatif.

Makna negara Indonesia sebagai negara hukum dinamis, esensinya


adalah hukum nasional Indonesia harus tampil akomodatif, adaptif dan
progresif. Akomodatif artinya mampu menyerap, menampung keinginan
masyarakat yang dinamis. Makna hukum seperti ini menggambarkan
fungsinya sebagai pengayom, pelindung masyarakat. Adaptif, artinya
mampu menyesuaikan dinamika perkembangan jaman, sehingga tidak
pernah usang. Progresif, artinya selalu berorientasi kemajuan, perspektif
masa depan. Makna hukum seperti ini menggambarkan kemampuan
hukum nasional untuk tampil dalam praktiknya mencairkan kebekuan-
kebekuan dogmatika. Hukum dapat menciptakan kebenaran yang
berkeadilan bagi setiap anggota masyarakat.

Dasar pijakan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum


tertuang pada Pasal 1 ayat 3 UUD 1945, yang menyebutkan bahwa
Negara Indonesia adalah Negara Hukum. Dimasukkannya ketentuan ini
ke dalam bagian pasal UUD 1945 menunjukkan semakin kuatnya dasar
hukum serta menjadi amanat negara, bahwa negara Indonesia adalah dan
harus merupakan negara hukum.

Pendidikan Kewarganegaraan 2
Sebelumnya, landasan negara hukum Indonesia ditemukan dalam
bagian Penjelasan Umum UUD 1945 tentang Sistem Pemerintahan
Negara, yaitu sebagai berikut :

1. Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum (Rechsstaat).


Negara Indonesia berdasar atas Hukum (Rechsstaat), tidak berdasar
atas kekuasaan belaka (Machtsstaat).
2. Sistem Konstitusional. Pemerintah berdasar atas sistem konstitusi
(hukum dasar), tidak bersifat absolutisme (kekuasaan yang tidak
terbatas).

Berdasarkan perumusan di atas, negara Indonesia memakai sistem


Rechsstaat yang kemungkinan dipengaruhi oleh konsep hukum Belanda
yang termasuk dalam wilayah Eropa Kontinental.

Konsepsi negara hukum Indonesia dapat dimasukkan negara


hukum materiil, yang dapat dilihat pada Pembukaan UUD 1945 Alenia IV.
Dasar lain yang dapat dijadikan landasan bahwa negara Indonesia adalah
negara hukum yakni pada Bab XIV tentang Perekonomian Negara dan
Kesejahteraan Sosial Pasal 33 dan 34 UUD 1945, yang menegaskan
bahwa negara turut aktif dan bertanggung jawab atas perekonomian negara
dan kesejahteraan rakyat.

Negara Hukum Indonesia menurut UUD 1945 mengandung prinsip-


prinsip sebagai berikut :

1. Norma hukumnya bersumber pada Pancasila sebagai hukum dasar


nasional.
2. Sistem yang digunakan adalah Sistem Konstitusi.
3. Kedaulatan rakyat atau Prinsip Demokrasi.
4. Prinsip kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan (Pasal
27 (1) UUD 1945).
5. Adanya organ pembentuk undang-undang (Presiden dan DPR).
6. Sistem pemerintahannya adalah Presidensiil.

Kekuasaan kehakiman yang bebas dari kekuasaan lain (eksekutif);

Pendidikan Kewarganegaraan 3
Hukum bertujuan untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Adanya jaminan akan hak asasi dan kewajiban dasar manusia


(Pasal 28 A-J UUD 1945).

2. HUBUNGAN NEGARA HUKUM DENGAN HAM

PENGERTIAN NEGARA HUKUM

Negara dalam pandangan teori klasik diartikan sebagai suatu


masyarakat yang sempurna (a perfect society). Negara pada hakikatnya
adalah suatu masyarakat sempurna yang para anggotanya mentaati aturan
yang sudah berlaku. Suatu masyarakat dikatakan sempurna jika memiliki
sejumlah kelengkapan yakni internal dan eksternal. Kelengkapan secara
internal, yaitu adanya penghargaan nilai-nilai kemanusiaan di dalam
kehidupan masyarakat itu. Saling menghargai hak sesama
anggotamasyarakat. Kelengkapan secara eksternal, jika keberadaan suatu
masyarakat dapat memahami dirinya sebagai bagian dari organisasi
masyarakat yang lebih luas. Dalam konteks ini pengertian negara seperti
halnya masyarakat yang memiliki kedua kelengkapan internal dan
eksternal, there exists onlyone perfect society in the natural order, namely
the state (Henry J. Koren(1995:24).

Dalam perkembangannya, teori klasik tentang negara ini tampil


dalam ragam formulasinya, misalnya menurut tokoh; Socrates, Plato dan
Aristoteles. Munculnya keragam konsep teori tentang negara hanya karena
perbedaan cara-cara pendekatan saja. Pada dasarnya negara harus
merepresentasikan suatu bentuk masyarakat yang sempurnya. Teori klasik
menginspirasikan lahirnya teori modern tentang negara, kemudian dikenal
istilah negara hukum. Istilah negara hukum secara terminologis
terjemahan dari kata Rechtsstaat atau Rule of law. Para ahli hukum di
daratan Eropa Barat lazim menggunakan istilah Rechtsstaat, sementara

Pendidikan Kewarganegaraan 4
tradisi AngloSaxon menggunakan istilah Rule of Law. Di Indonesia,
istilah Rechtsstaat dan Rule of law biasa diterjemahkan dengan istilah
Negara Hukum (Winarno, 2007). Gagasan negara hukum di Indonesia
yang demokratis telah dikemukakan oleh para pendiri negara Republik
Indonesia (Dr. Tjipto Mangoenkoesoemo dan kawan-kawan) sejak hampir
satu abad yang lalu.

Walaupun pembicaraan pada waktu itu masih dalam konteks


hubungan Indonesia (Hindia Belanda) dengan Netherland. Misalnya
melalui gagasan Indonesia (Hindia Belanda) berparlemen,
berpemerintahan sendiri, dimana hak politik rakyatnya diakui dan
dihormati. Jadi, cita-cita negara hukum yang demokratis telah lama
bersemi dan berkembang dalam pikiran dan hati para perintis kemerdekaan
bangsa Indonesia. Apabila ada pendapat yang mengatakan cita negara
hukum yang demokratis pertama kali dikemukakan dalam sidang Badan
Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
adalah tidak memiliki dasar historis dan bisa menyesatkan. Para pendiri
negara waktu itu terus memperjuangkan gagasan negara hukum. Ketika
para pendiri negara bersidang dalam BPUPKI tanggal 28 Mei 1 Juni
1945 dan tanggal 10-17 Juli 1945 gagasan dan konsep Konstitusi
Indonesia dibicarakan oleh para anggota BPUPKI. Melalui sidang-sidang
tersebut dikemukakan istilah rechsstaat (Negara Hukum) oleh Mr.
Muhammad Yamin (Abdul Hakim G Nusant ara, 2010:2). Dalam sidang
sidang tersebut muncul berbagai gagasan dan konsep alternatif tentang
ketatanegaraan sepert i: negara sosialis, negara serikat dikemukakan oleh
para pendiri negara.

Perdebatan pun dalam sidang terjadi, namun karena dilandasi tekad


bersama untuk merdeka, jiwa dan semangat kebangsaan yang tinggi
(nasionalisme) dari para pendiri negara, menjunjung tinggi azas
kepentingan bangsa, secara umum menerima konsep negara hukum dalam
wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).Semangat cita negara
hukum para pendiri negara secara formal dapatditemukan dalam setiap

Pendidikan Kewarganegaraan 5
penyusunan konstitusi, yaitu Konstitusi RIS 1949 danUUDS 1950. Dalam
konstitusi konstitusi tersebut dimasukkan Pasal-pasalyang termuat
dalam Deklarasi Umum HAM PBB tahun 1948. Hal itumenunjukkan
bahwa ketentuan-ketentuan tentang penghormatan, danperlindungan HAM
perlu dan penting unt uk dimasukkan ke dalam konstitusinegara (Abdul
Hakim G Nusantara, 2010:2)Pengertian negara hukum selalu
menggambarkan adanyapenyelenggaraan kekuasaan pemerintahan negara
yang didasarkan atas hukum. Pemerintah dan unsur unsur lembaga di
dalamnya dalam menjalankan tugas dan wewenangnya terikat oleh hukum
yang berlaku. Menurut Mustafa Kamal (2003), dalam negara hukum,
kekuasaan menjalankan pemerintahan berdasarkan kedaulatan hukum
(supremasihukum) dan bertujuan untuk menyelenggarakan ketert iban
hukum. Dasar yuridis bagi negara Indonesia sebagai negara hukum tertera
pada Pasal 1 ayat (3) UUD Negara RI 1945 (amandemen ketiga), Negara
Indonesia adalah Negara Hukum Konsep negara hukum mengarah pada
tujuan terciptanya kehidupan demokratis, dan terlindungi hak azasi
manusia, serta kesejahteraan yang berkeadilan. Menurut Winarno (2010),
konsepsi negara hukum Indonesia dapat di masukkan dalam konsep negara
hukum dalam arti material atau negara hukum dalam arti luas.

Pembuktiannya dapat kita lihat dari perumusan mengenai t ujuan


bernegara sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD Negara RI 1945
Alenia IV. Bahwasannya, negara bertugas dan bertanggungjawab tidak
hanya melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia tetapi juga memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.Bukti
lain yang menjadi dasar yuridis bagi keberadaan negara hukumIndonesia
dalam arti material, yaitu pada: Bab XIV Pasal 33 dan Pasal 34UUD
Negara RI 1945, bahwa negara turut aktif dan bertanggungjawab
atasperekonomian negara dan kesejahteraan rakyat.

PENGERTIAN HAK ASASI MANUSIA

Pendidikan Kewarganegaraan 6
HAM / Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri
setiap manusia sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak
dapat diganggu gugat siapa pun. Sebagai warga negara yang baik kita
mesti menjunjung tinggi nilai hak azasi manusia tanpa membeda-bedakan
status, golongan, keturunan, jabatan, dan lain sebagainya.

Apabila melanggar HAM maka seseorang akan bertentangan


dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Hak asasi manusia memiliki
wadah organisasi yang mengurus permasalahan seputar hak asasi manusia
yaitu Komnas HAM.

Kasus pelanggaran ham di Indonesia memang masih banyak yang


belum terselesaikan / tuntas sehingga diharapkan perkembangan dunia
ham di Indonesia dapat terwujud ke arah yang lebih baik. Salah satu tokoh
ham di Indonesia adalah Munir yang tewas dibunuh di atas pesawat udara
saat menuju Belanda dari Indonesia.

3. PRINSIP NEGARA HUKUM DALAM KEHIDUPAN SEBAGAI


WARGA NEGARA

Prinsip Negara Hukum yang berkembang pada abad 19


cenderungmengarah pada konsep negara hukum formal, yaitu pengertian
negara hukumdalam arti sempit. Dalam Prinsip ini negara hukum
diposisikan ke dalamruang gerak dan peran yang kecil atau sempit. Seperti
dalam uraian terdahulunegara hukum dikonsepsikan sebagai sistem
penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan negara yang didasarkan atas
hukum. Pemerintah dan unsur - unsur lembaganya dalam menjalankan
tugas dan wewenangnya terikat oleh hukum yang berlaku. Peran
pemerintah sangat kecil dan pasif. Dalam dekade abad 20 konsep negara
hukum mengarah pada pengembangan negara hukum dalam arti material.
Arah tujuannya memperluas peran pemerintah terkait dengan tuntutan dan
dinamika perkembangan jaman.

Pendidikan Kewarganegaraan 7
Prinsip Negara Hukum material yang dikembangkan di abad ini
sedikitnya memiliki sejumlah ciri yang melekat pada negara hukum atau
Rechtsstaat, yaitu sebagai berikut :

HAM terjamin oleh undang-undang.

a. Supremasi hukum.
b. Pembagian kekuasaan ( Trias Politika) demi kepastian hukum.
c. Kesamaan kedudukan di depan hukum.
d. Peradilan administrasi dalam perselisihan.
e. Kebebasan menyatakan pendapat, bersikap dan berorganisasi.
f. Pemilihan umum yang bebas.
g. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak.
4. UPAYA PENEGAKKAN HAM DI INDONESIA

Upaya penegakan HAM dapat dilakukan melalui jalur hukum dan


politik. Maksudnya terhadap berbagai pelanggaran HAM maka upaya
menindak para pelaku pelanggaran diselesaikan melalui Pengadilan HAM
bagi pelanggaran HAM berat dan melalui KKR (Komisi Kebenaran dan
Rekonsiliasi).

Upaya penegakan HAM melalui jalur Pengadilan HAM, mengikuti


ketentuan-ketentuan antara lain, sebagai berikut:

Kewenangan memeriksa dan memutus perkara pelanggaran hak


asasi manusia yang berat tersebut di atas oleh Pengadilan HAM tidak
berlaku bagi pelaku yang berumur di bawah 18 tahun pada saat kejahatan
dilakukan.

Terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang berat yang terjadi


sebelum diundangkan UURI No.26 Tahun 2000, diperiksa dan diputus
oleh Pengadilan HAM adhoc. Pembentukan Pengadilan HAM ad hoc
diusulkan oleh DPR berdasarkan pada dugaan telah terjadinya pelanggaran
hak asasi manusia yang berat yang dibatasi pada tempat dan waktu
perbuatan tertentu (locus dan tempos delicti ) yang terjadi sebelum
diundangkannya UURI No. 26 Tahun 2000.

Pendidikan Kewarganegaraan 8
Agar pelaksanaan Pengadilan HAM bersifat jujur, maka
pemeriksaan perkaranya dilakukan majelis hakim Pengadilan HAM yang
berjumlah 5 orang. Lima orang tersebut, terdiri atas 2 orang hakim dari
Pengadilan HAM yang bersangkutan dan 3 orang hakim ad hoc (diangkat
di luar hakim karir). Sedang penegakan HAM melalui KKR penyelesaian
pelanggaran HAM dengan cara para pelaku mengungkapkan pengakuan
atas kebenaran bahwa ia telah melakukan pelanggaran HAM terhadap
korban atau keluarganya, kemudian dilakukan perdamaian.

Jadi KKR berfungsi sebagai mediator antara pelaku pelanggaran


dan korban atau keluarganya untuk melakukan penyelesaian lewat
perdamaian bukan lewat jalur Pengadilan HAM.

Beberapa contoh kegiatan yang dapat dimasukan menghargai upaya


penegakan HAM, antara lain :

1. Membantu dengan menjadi saksi dalam proses penegakan HAM;


2. Mendukung para korban untuk memperoleh restitusi maupun
kompensasi serta rehabilitasi;
3. Tidak mengganggu jalannya persidangan HAM di Pengadilan HAM;
4. Memberikan informasi kepada aparat penegak hokum dan lembaga
lembaga HAM bila terjadi pelanggaran HAM;
5. Mendorong untuk dapat menerima cara rekonsiliasi melalui KKR
kalau lewat jalan Peradilan HAM mengalami jalan buntu, demi
menghapus dendam yang berkepanjangan yang dapat menghambat
kehidupan yang damai dan harmonis dalam bermasyarakat.

Sebagai negara hukum, maka dalam upaya menegakan HAM


diatur pelaksanaannya dalam peraturan perundang-undangan, yaitu sebagai
berikut:

UUD 1945

Pendidikan Kewarganegaraan 9
UUD 1945 Pasal 31, menegaskan bahwa setiap warga negara
memiliki hak mendapat pengajaran. Maka untuk mencapainya Pemerintah
membangun gedung-gedung sekolah, mengangkat guru, memberikan bea
siswa pada anak berprestasi tetapi dari segi ekonomi kurang mampu, dan
lain-lain.

Ketetapan MPR

TAP MPR Nomor XVII/MPR/1998, menugaskan Presiden dan


DPR untuk membentuk lembaga yang melakukan penyuluhan, pengkajian,
pemantauan, penelitian, dan mediasi tentang HAM. Maka dibentuklah
KOMNAS HAM melalu Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 1993.

Undang-Undang

UU Nomor 39 tahun 1999 Pasal 9, menegaskan tentang hak untuk


hidup. Maka manakala terjadi pelanggaran terhadap hak ini, maka
pemerintah menggelar peradilan HAM.

5. CONTOH KASUS YANG MELANGGAR HAM


Awal tahun 1993, Gubernur KDH TK I Jawa Timur mengeluarkan
surat edaran No. 50/Th. 1992 yang berisi himbauan kepada pengusaha
agar menaikkan kesejahteraan karyawannya dengan memberikan kenaikan
gaji sebesar 20% gaji pokok. Himbauan tersebut tentunya disambut
dengan senang hati oleh karyawan, namun di sisi pengusaha berarti
tambahnya beban pengeluaran perusahaan. Pada pertengahan April 1993,
Karyawan PT. Catur Putera Surya (PT. CPS) Porong membahas Surat
Edaran tersebut dengan resah. Akhirnya, karyawan PT. CPS memutuskan
untuk unjuk rasa tanggal 3 dan 4 Mei 1993 menuntut kenaikan upah dari
Rp1700 menjadi Rp2250.

Marsinah adalah salah seorang karyawati PT. Catur Putera Surya


yang aktif dalam aksi unjuk rasa buruh. Keterlibatan Marsinah dalam aksi
unjuk rasa tersebut antara lain terlibat dalam rapat yang membahas
rencana unjuk rasa pada tanggal 2 Mei 1993 di Tanggulangin, Sidoarjo.3
Mei 1993, para buruh mencegah teman-temannya bekerja. Komando

Pendidikan Kewarganegaraan 10
Rayon Militer (Koramil) setempat turun tangan mencegah aksi buruh. 4
Mei 1993, para buruh mogok total mereka mengajukan 12 tuntutan,
termasuk perusahaan harus menaikkan upah pokok dari Rp1.700 per hari
menjadi Rp2.250. Tunjangan tetap Rp550 per hari mereka perjuangkan
dan bisa diterima, termasuk oleh buruh yang absen.

Sampai dengan tanggal 5 Mei 1993, Marsinah masih aktif bersama


rekan-rekannya dalam kegiatan unjuk rasa dan perundingan-perundingan.
Marsinah menjadi salah seorang dari 15 orang perwakilan karyawan yang
melakukan perundingan dengan pihak perusahaan. Siang hari tanggal 5
Mei, tanpa Marsinah, 13 buruh yang dianggap menghasut unjuk rasa
digiring ke Komando Distrik Militer (Kodim) Sidoarjo. Di tempat itu
mereka dipaksa mengundurkan diri dari CPS. Mereka dituduh telah
menggelar rapat gelap dan mencegah karyawan masuk kerja. Marsinah
bahkan sempat mendatangi Kodim Sidoarjo untuk menanyakan
keberadaan rekan-rekannya yang sebelumnya dipanggil pihak Kodim.
Setelah itu, sekitar pukul 10 malam, Marsinah lenyap. Mulai tanggal 6,7,8,
keberadaan Marsinah tidak diketahui oleh rekan-rekannya sampai akhirnya
ditemukan telah menjadi mayat pada tanggal 8 Mei 1993.

Marsinah adalah salah satu korban pelanggaran HAM di negeri ini.


Marsinah memperjuangkan haknya sebagai buruh untuk meningkatkan
kesejahteraan seperti tertera dalam surat edaran gubernur. Namun
demikian perusahaan kiranya memiliki pandangan berseberangan dengan
kaum buruh tersebut. Perusahaan cenderung untuk tetap tidak memberikan
hak buruh berupa kenaikan gaji. Atas keadaan tersebut buruh bereaksi
dengan berdemonstrasi beberapa kali. Demonstrasi buruh tersebut direaksi
dengan aksi represif oleh pihak perusahaan. Dengan menggandeng pihak
militer mereka memaksa kaum buruh untuk menghentikan aksinya.
Tekanan-tekanan dari pihak perusahaan kiranya tidak menyurutkan
langkah mereka, hingga akhirnya perusahaan memutuskan untuk
membunuh para pimpinan yang dianggap sebagai penggerak demonstrasi
tersebut.

Pendidikan Kewarganegaraan 11
Sepertinya kasus ini adalah suatu hasil konspirasi tingkat tinggi,
karena penyelidikan polisi seolah membentur tembok. Hingga saat ini,
kasus pembunuhan Marsinah menjadi satu kasus misterius tak
terpecahkan. Padahal sebenarnya boleh jadi cukup mudah untuk
mengungkap kebenaran kasus ini, akan tetapi adanya pihak-pihak yang
tidak menginginkan kasus ini terungkap berusaha serapat mungkin
menutupi kasus ini.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pendidikan Kewarganegaraan 12
Pengertian Negara hukum yang berbeda beda memiliki makna
yang sama yaitu Negara yang menjamin keamanan warga Negara nya dan
Negara yang menjadikan hukum sebagai kekuasaan tertinggi. Hukum itu
ada yang disebut dengan hukum Formil dan hukum Materil,hukum formil
dapat di sebut juga dengan hukum dasar tertulis (UUD) yang diartikan
sebagai hukum yang mengatur tentang berita cara mengajukan perkara
baik gugatan maupun permohonan,memeriksa perkara dan memberikan
putusan dengan tujuan untuk mempertahankan hukum materil sedangkan
hukum Materil dan disebut juga dengan hukum dasar yang tidak tertulis
(Convensi) memiliki arti aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara
dalam praktek penyelenggaraan Negara meskipun sifatnya tidak tertulis.
Negara hukum memiliki ciri-ciri yaitu percaya akan adanya Tuhan dan
pengakuan dari perlindungan hak-hak asasi manusia yang mengandung
persamaan di bidang politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan serta
peradilan yang bebas dan tidak memihak dan tidak terpengaruhi sesuatu
kekuasaan apapun.

Negara hukum dan HAM adalah satu kesatuan yang tidak di


pisahkan satu sama lainnya, karena kalau salah satunya tidak ada maka
tidak akan berjalan dengan semestinya sebab itu yang dapat membuat
warga Negara Indonesia mendapat suatu keadialan, perlindungan dan
pengakuan secara sah dan sebagai pembentuk suatu Negara yang adil
makmur dan sejahtera.

B. SARAN

Walau masih bangsa muda dibandingkan dengan Negara-negara


barat, namun waktu seperti itu bukanlah sempit bagi pemerintah kita untuk

Pendidikan Kewarganegaraan 13
mewujudkannya. Namun mari kembali lagi pada kenyataannya. Bangsa
Indonesia belum menjamin HAM warganya.

Di butuhkan keseriusan pemerintah untuk mempelopori


penegakkan HAM di Indonesia. Tentu saja itu tidak cukup, hanya
pemerintah namun, partisipasi dan kerja sama warga masih sangat
dibutuhkan kerjasama warna Negara Indonesia yang semoga baik-baik
saja.

Kita sebagai mahasiswa dan generasi penerus bangsa, sudah


semestinya membantu pemerintah untuk terus menegakkan HAM di
Indonesia. Kondisi HAM di Indonesia sudah saatnya dibenahi dan ditata
ulang agar terbentuk good goverment. Segala jenis hambatan dan
tantangan yang dapat mengganggu terwujudnya pelaksanaan HAM harus
segera dihilangkan.

Demikinlah makalah yang dapat kami sampaikan , kami sadar


kalau dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan oleh sebab
itu kami mohon maaf . Atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Adib. MOHAMMAD. DKK. 2014. PENDIDIKAN PANCASILA &


KEWARGANEGARAAN.

Pendidikan Kewarganegaraan 14
Asshiddiqie, Prof. Dr. Jimly, S.H. Negara Hukum dan HAM. Mahkamah
Konstitusi Republik Indonesia.

Kansil, CST.1983. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Jakarta:
balai Pustaka.

Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP)

Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUH Perdata)

Undang-Undang Dasar 1945

Undang-undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

Undang-undang Nomor 26 tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia

Pendidikan Kewarganegaraan 15

Anda mungkin juga menyukai