406 794 1 SM PDF
406 794 1 SM PDF
*Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Jurusan Ilmu Kesehatan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas
Negeri Malang, **Bagian Kesehatan Lingkungan dan Penyuluhan Kesehatan Puskesmas Trowulan Mojokerto
Abstrak or tutoring. Trowulan Public Health Centers data indicates increasing num-
Konjungtivitis adalah peradangan konjungtiva karena mikroorganisme, aler- ber of conjunctivitis at elementary schools students, namely 3% (2009), 4%
gi, atau bahan kimia. Total kasus konjungtivitis dan gangguan konjungtiva (2010), 7% (2011), and 9% (2012). The easiest way preventing spreading
di Indonesia (2009) sekitar 73%. Konjungtivitis terjadi karena infeksi is washing hands with soap. Teachers as representatives of parents and
mikroorganisme merupakan penyakit menular yang terjadi lewat kontak students idols are expected to give health education about hand washing
langsung atau barang penderita. Sebagian besar penderita konjungtivitis with soap. This study aimed to analyze the relationship of conjunctivitis
adalah anak-anak yang umumnya tertular dari teman di sekolah, tempat knowledge of elementary schools classrooms teachers with the granting of
bermain, atau bimbingan belajar. Data Puskesmas Trowulan Mojokerto me- health education about hand washing with soap on students. Study design
nunjukkan kenaikan jumlah siswa sekolah dasar penderita konjungtivitis was cross sectional with purposive sampling technique. Sample used are
meliputi 3% (2009), 4% (2010), 7% (2011), dan 9% (2012). Cara termudah all elementary schools classrooms teachers at Trowulan Public Health
mencegah penularan konjungtivitis adalah mencuci tangan dengan sabun. Services district. Research finds 80 respondents (59,7%) less knowledge-
Guru sebagai wakil orang tua di sekolah dan idola anak diharapkan berper- able and behave negatively or not provide health education to their stu-
an dalam memberikan pendidikan kesehatan tentang mencuci tangan dents. The conclusion is there is a meaningful relationship between con-
dengan sabun. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan pengetahuan junctivitis knowledge of elementary schools classrooms teachers with the
konjungtivitis guru kelas sekolah dasar dengan pemberian pendidikan ke- granting of health education about hand washing with soap on students.
sehatan tentang mencuci tangan dengan sabun pada peserta didik. Desain Keywords: Washing hands, teachers, conjunctivitis
penelitian adalah potong lintang, penarikan sampel dengan purposive sam-
pling. Sampel penelitian adalah seluruh guru kelas sekolah dasar di wilayah
kerja Puskesmas Trowulan. Penelitian menemukan 80 responden (59,7%) Pendahuluan
berpengetahuan kurang dan berperilaku negatif atau tidak memberikan Mencuci tangan merupakan pondasi awal untuk me-
pendidikan kesehatan terhadap peserta didiknya. Ditemukan hubungan ngontrol penyebaran penyakit infeksi. Telah lama dike-
yang bermakna pengetahuan konjungtivitis pada guru kelas sekolah dasar tahui bahwa cara ini efektif dan paling murah untuk
dengan pemberian pendidikan kesehatan tentang mencuci tangan dengan mengontrol penyakit.1 Tangan yang kotor atau terkonta-
sabun pada peserta didik. minasi dapat memindahkan bakteri dan virus patogen
Kata kunci: Cuci tangan, guru, konjungtivitis dari tubuh, feses atau sumber lain ke makanan.2 Dengan
mencuci tangan dengan air dan sabun dapat lebih efektif
Abstract menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari
Conjunctivitis is conjunctivas inflammation by microorganisms, allergy, or permukaan kulit dan secara bermakna mengurangi jum-
chemicals. Total conjunctivitis and conjunctiva disorders cases in Indonesia lah mikroorganisme penyebab penyakit seperti virus,
(2009) is 73%. Conjunctivitis caused by infection is infectious that transmit-
ted through direct contact or contaminated goods. Most conjunctivitis pa- Alamat Korespondensi: Anindya Hapsari, Prodi Ilmu Kesmas Fakultas Ilmu
tients are children. They mostly caught from friends at school, playground, Keolahragaan Universitas Negeri Malang, Jl. Veteran No. 1 Malang 65145,
Hp. 085649999005, e-mail: averdy.ave@gmail.com
366
Hapsari & Isgiantoro, Pengetahuan Konjungtivitis pada Guru Kelas
bakteri, dan parasit lainnya pada kedua tangan.3 Di maju seperti Amerika, insidensi konjungtivitis bakteri
China, beberapa penelitian dilakukan untuk menunjuk- mencapai 135 per 10.000 penderita. Sementara di Indo-
kan kepentingan mencuci tangan. Salah satu penelitian nesia, pada tahun 2009, dari 135.749 kunjungan ke poli
tersebut dilakukan dengan cara menyosialisasikan pro- mata, total kasus konjungtivitis dan gangguan lain pada
gram pembelajaran kesehatan tentang kebersihan tangan konjungtiva didapatkan hasil sebesar 73%. Konjungtivi-
pada 87 sekolah di Provinsi Fujian. Program ini secara tis juga termasuk dalam 10 penyakit terbesar yang dia-
signifikan berhasil menurunkan jumlah ketidakhadiran lami pasien rawat jalan pada tahun 2009.11
murid di sekolah karena gejala penyakit infeksi.1 Di Sebuah penelitian di poliklinik infeksi Rumah Sakit
Indonesia, telah banyak penelitian yang mengkaji hu- Mata Cicendo Bandung tahun 2010 dilakukan untuk
bungan antara kebiasaan cuci tangan dengan kejadian mengidentifikasi adanya hubungan antara perilaku
diare. Sedangkan, penelitian yang bertujuan untuk me- pasien dengan kejadian konjungtivitis. Penelitian ini di-
ngetahui hubungan kebiasaan cuci tangan dengan keja- dasari karena peningkatan kejadian konjungtivitis dari
dian penyakit lain masih jarang dilakukan. Kebiasaan 7.176 orang pasien pada tahun 2008 meningkat menjadi
mencuci tangan dengan sabun, ternyata dapat mengu- 7.228 pasien pada taun 2009. Penelitian ini melibatkan
rangi insiden diare sampai 50% atau sama dengan me- 225 pasien sebagai responden. Perilaku pasien yang
nyelamatkan sekitar 1 juta anak di dunia dari penyakit diteliti meliputi kebiasaan cuci tangan, penggunaan han-
tersebut setiap tahunnya.4 Oleh sebab itu, kebersihan duk secara bersama-sama, penggunaan sapu tangan se-
tangan dengan mencuci tangan perlu mendapat prioritas cara bergantian, dan penggunaan bantal/sarung bantal
yang tinggi, walaupun hal tersebut sering disepelekan.5 secara bersama-sama. Hasil penelitian ini menunjukkan
Mencuci tangan dengan sabun harus mulai dibiasakan bahwa terdapat hubungan antara perilaku pasien dengan
pada diri dan lingkungan sekitar. Mencuci tangan dengan kejadian konjungtivitis. Hal ini dapat diartikan bahwa
sabun dapat dilakukan kapan saja, tetapi ditekankan un- responden yang memiliki perilaku memiliki kemungkin-
tuk dilakukan pada keadaan tertentu, seperti sebelum, an menderita konjungtivitis lebih tinggi dari responden
selama, dan setelah menyiapkan makanan; sebelum ma- yang tidak memiliki perilaku berisiko. Berkaitan dengan
kan; sebelum dan setelah merawat orang sakit; sebelum hal ini, perlu upaya-upaya yang dilakukan untuk mengu-
dan setelah merawat luka atau menyentuh bagian tubuh rangi makin meluasnya penularan konjungtivitis.12 Salah
kita yang sakit; setelah dari toilet; setelah mengganti satu upaya yang dapat dilakukan adalah mengubah peri-
popok atau membersihkan anak-anak setelah dari toilet; laku yang mempercepat penularan konjungtivitis, antara
setelah menyentuh ingus, kotoran mata, batuk, atau lain dengan membiasakan mencuci tangan.
bersin; setelah menyentuh hewan, makanan hewan, atau Sebagian besar penderita konjungtivitis adalah anak-
kotoran hewan; dan setelah membuang sampah.6 anak. Sumber penularan konjungtivitis terbesar pada
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir meru- anak-anak adalah teman-temannya sendiri. Mereka
pakan cara terbaik untuk mengurangi jumlah mikroba umumnya tertular di sekolah, taman bermain, atau tem-
pada tangan. Apabila sabun dan air tidak tersedia, guna- pat bimbingan belajar. Anak-anak pada usia ini belum
kanlah hand sanitizer dengan kandungan alkohol mini- sadar akan pentingnya menjaga kebersihan diri agar ter-
mal 60%. Cara ini dapat dengan cepat mengurangi jum- hindar dari agen penyakit. Mereka juga belum sadar pen-
lah mikroba di tangan pada situasi tertentu, tetapi tidak tingnya mencuci tangan dengan sabun untuk mencegah
dapat menghilangkan semua jenis mikroba. Hand sani- penyebaran penyakit. Di wilayah kerja Puskesmas Tro-
tizer juga tidak dapat berfungsi efektif pada tangan yang wulan Mojokerto, jumlah penderita konjungtivitis dari
kotor. Hand sanitizer digunakan dengan cara menggosok kalangan siswa sekolah dasar dari tahun ke tahun cen-
kedua telapak tangan secara bersamaan pada seluruh derung mengalami kenaikan. Data menunjukkan jumlah
permukaan tangan dan jari hingga tangan kering.6 siswa sekolah dasar penderita konjungtivitis sebesar 3%
Konjungtiva berisi banyak pembuluh darah dan ber- pada tahun 2009, 4% pada 2010, 7% pada 2011, dan
ubah merah saat terjadi peradangan.7 Lokasi konjungti- 9% pada tahun 2012.
va berisiko tinggi untuk terpajan banyak mikroorganisme Guru sebagai wakil orang tua anak di sekolah sangat
dan faktor lingkungan lain.8 Lapisan yang terus dibentuk diharapkan perannya, terutama dalam upaya memberi-
dan diperbaharui membentuk lingkungan yang tidak kan pendidikan kesehatan kepada anak untuk mencuci
mendukung perkembangan bakteri secara fisik dan imu- tangan dengan menggunakan sabun.13 Atas dasar uraian
nologis.9 Bersama epitel kornea dan tear film, epitel kon- tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
jungtiva membentuk barrier pelindung terhadap infeksi tentang hubungan pengetahuan konjungtivitis guru kelas
mata.10 sekolah dasar dengan pemberian pendidikan kesehatan
Konjungtivitis merupakan peradangan pada konjung- tentang mencuci tangan dengan sabun pada peserta
tiva oleh mikroorganisme (virus, bakteri, jamur, klami- didik. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis
dia), alergi, atau iritasi bahan-bahan kimia.7 Di negara adanya hubungan pengetahuan konjungtivitis guru kelas
367
Kesmas, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 8, No. 8, Mei 2014
sekolah dasar dengan pemberian pendidikan kesehatan kadang konjungtivitis bisa berlangsung selama berbulan-
tentang mencuci tangan dengan sabun pada peserta di- bulan atau bertahun-tahun.
dik. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Responden yang menjawab pertanyaan pengetahuan
Trowulan, Mojokerto. dan mempunyai kategori kurang baik pada pertanyaan
tentang tanda dan gejala konjungtivitis yang meliputi,
Metode mata berwarna merah (hiperemi) dan membengkak; pro-
Penelitian dengan desain penelitian potong lintang ini duksi air mata berkurang; kelopak mata akan meng-
mengukur variabel independen dan dependen pada saat gelantung (pseudoptosis) seolah akan menutup akibat
yang bersamaan.13 Populasi penelitian ini adalah seluruh pembengkakan konjungtiva dan peradangan konjungtiva
guru kelas sekolah dasar, sampel adalah seluruh guru ke- bagian atas. Pertanyaan lain tentang cara penularan kon-
las 1 sampai dengan kelas 6 di wilayah kerja Puskesmas jungtivitis yang meliputi penularan konjungtivitis ini ter-
Trowulan Kabupaten Mojokerto yang berjumlah 134 jadi lewat kontak langsung atau menggunakan barang
orang. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling penderita; penyakit konjungtivitis tidak akan menular
yang menyertakan seluruh populasi subjek penelitian. melalui alat-alat kebutuhan sehari-hari seperti handuk,
Penelitian dilakukan pada bulan Oktober sampai No- alat-alat kecantikan dan lain-lain; selalu mencuci tangan
vember 2013 menggunakan sumber data primer dan data dengan sabun sebelum mengusap wajah atau mata dap-
sekunder. Data primer diperoleh secara langsung dari at menghindarkan dari penularan penyakit konjungtivi-
hasil pengisian kuesioner dan checklist oleh guru kelas tis. Pertanyaan lain adalah tentang pencegahan dan peng-
sekolah dasar yang menjadi subjek penelitian. Data obatan konjungtivitis, yang meliputi tidak menyentuh
sekunder diperoleh dari Puskesmas Trowulan tentang mata yang sehat sesudah mengenai mata yang sakit
jumlah kejadian penyakit konjungtivitis atau penyakit dapat mencegah penularan konjungtivitis; menggunakan
mata. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner untuk handuk dan lap secara bersama-sama dengan orang lain
menilai tingkat pengetahuan guru kelas sekolah dasar tetap boleh dilakukan penderita konjungtivitis dan
tentang penyakit konjungtivitis dan checklist untuk me- penanganan konjungtivitis dapat dimulai dengan edukasi
nilai perilaku pemberian pendidikan kesehatan tentang pasien untuk memperbaiki higiene kelopak mata (Tabel
mencuci tangan dengan sabun pada peserta didik. 2).
Checklist yang digunakan dalam penelitian ini menggu- Hasil penelitian perilaku pemberian pendidikan kese-
nakakan skala Likert berupa suatu pernyataan dengan hatan tentang mencuci tangan dengan sabun sebagian
pilihan jawaban berupa perilaku subjek penelitian ter- besar adalah negatif, yaitu sekitar 80 responden (59,7%)
hadap pernyataan tersebut. Pilihan jawaban subjek (Tabel 3).
penelitian adalah tidak pernah, kadang-kadang, sering, Responden menjawab pernyataan sikap dan mem-
atau selalu. Kuesioner dan checklist ini diberikan kepada punyai kategori baik (berperilaku positif) pada pernyata-
subjek penelitian dalam waktu yang bersamaan. Data an tentang menyuruh anak untuk melakukan cuci tangan
yang diperoleh dari hasil kuesioner diolah secara manu- dengan sabun sebelum dan sesudah makan serta setelah
al dengan proses editing, coding, scoring dan tabulating. bermain, menyuruh anak untuk meratakan sabun dengan
kedua telapak tangan saat mencuci tangan, menyuruh
Hasil anak untuk menggosok kedua telapak dan sela-sela jari
Guru kelas sekolah dasar sebagian besar memperli- tangan dan tidak menyuruh siswa untuk mengeringkan
hatkan pengetahuan kurang tentang penyakit konjung- dengan lap tangan yang kering dan bersih atau meng-
tivitis sekitar 80 (59,7%) (Tabel 1). gunakan tisu.
Responden menjawab pertanyaan pengetahuan dan Responden menjawab pernyataan sikap dan mem-
mempunyai kategori baik pada pertanyaan tentang pe- punyai kategori kurang baik (berperilaku negatif) pada
ngertian konjungtivitis yang meliputi pertanyaan, kon- pernyataan tentang menyuruh anak untuk melakukan
jungtivitis adalah peradangan selaput bening yang me- cuci tangan setelah bersin atau setelah menyentuh mata
nutupi bagian putih mata dan bagian dalam kelopak ma- yang sakit, menyuruh anak menggosok punggung tangan
ta; semua jenis konjungtivitis dapat hilang dengan dan sela-sela jari tangan kiri dan tangan kanan, tidak me-
sendiri, tanpa memerlukan pengobatan; konjungtivitis nyuruh anak untuk membasuh jari-jari sisi dalam kedua
terkadang dapat ditandai dengan mata berwarna sangat Tabel 1. Distribusi Pengetahuan Penyakit Konjungtivitis pada Guru Kelas
merah dan menyebar begitu cepat dan biasanya menyebab- Sekolah Dasar
kan mata rusak. Pertanyaan selanjutnya adalah tentang
Variabel Kategori n %
etiologi konjungtivitis yang meliputi pertanyaan, kon-
jungtivitis dapat disebabkan oleh infeksi oleh virus atau Pengetahuan Kurang 80 59,7
bakteri; pemakaian lensa kontak, terutama dalam jangka Cukup 30 22,4
Baik 24 17,9
panjang dapat mengobati penyakit konjungtivitis; dan
368
Hapsari & Isgiantoro, Pengetahuan Konjungtivitis pada Guru Kelas
Pengertian Konjungtivitis adalah peradangan selaput bening yang menutupi bagian Baik
putih mata dan bagian dalam kelopak mata.
Semua jenis konjungtivitis dapat hilang dengan sendiri, tanpa memerlukan Baik
pengobatan.
Konjungtivitis terkadang dapat ditandai dengan mata berwarna sangat Baik
merah dan menyebar begitu cepat dan biasanya menyebabkan mata rusak.
Etiologi Konjungtivitis dapat disebabkan oleh infeksi oleh virus atau bakteri. Baik
Pemakaian lensa kontak, terutama dalam jangka panjang dapat mengobati Baik
penyakit konjungtivitis.
Kadang konjungtivitis bisa berlangsung selama berbulan-bulan atau Baik
bertahun-tahun.
Tanda dan gejala Konjungtivis ditandai mata berwarna merah (hiperemi) dan membengkak. Kurang baik
Produksi air mata berkurang adalah salah satu tanda penyakit konjungtivitis. Kurang baik
Kelopak mata akan menggelantung (pseudoptosis) seolah akan menutup Kurang baik
akibat pembengkakan konjungtiva dan peradangan konjungtiva bagian atas.
Cara penularan Penularan konjungtivitis terjadi lewat kontak langsung atau Kurang baik
menggunakan barang penderita konjungtivitis.
Penyakit konjungtivitis tidak akan menular melalui alat- alat kebutuhan Kurang baik
sehari-hari seperti handuk, alat-alat kecantikan, dan lain-lain.
Selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum mengusap wajah atau mata Kurang baik
dapat terhindar dari penularan penyakit konjungtivitis.
Pencegahan dan pengobatan Tidak menyentuh mata yang sehat sesudah mengenai mata yang sakit dapat Kurang baik
mencegah penularan konjungtivitis.
Menggunakan handuk dan lap secara bersama-sama dengan orang lain Kurang baik
tetap boleh dilakukan oleh penderita konjungtivitis.
Penanganan konjungtivitis dapat dimulai dengan edukasi pasien untuk Kurang baik
memperbaiki higiene kelopak mata.
369
Kesmas, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 8, No. 8, Mei 2014
Keterangan Kategori
Menyuruh anak untuk melakukan cuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan serta setelah Baik
bermain.
Menyuruh anak untuk meratakan sabun dengan kedua telapak tangan saat mencuci tangan. Baik
Menyuruh anak untuk melakukan cuci tangan setelah bersin atau setelah menyentuh mata yang sakit. Kurang baik
Menyuruh anak untuk menggosok kedua telapak dan sela - sela jari tangan. Baik
Menyuruh anak menggosok punggung tangan dan sela - sela jari tangan kiri dan tangan kanan. Kurang baik
Tidak menyuruh anak untuk membasuh jari-jari sisi dalam kedua tangan dengan saling mengunci dan tidak Kurang baik
menyuruh anak untuk menggosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan sebaliknya.
Menyuruh anak untuk menggosokkan dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan kiri Kurang baik
dan sebaliknya.
Menyuruh anak untuk menggosokkan pergelangan tangan kiri dengan menggunakan tangan kanan dan Kurang baik
sebaliknya.
Menyuruh anak membilas kedua tangan dengan air yang mengalir. Kurang baik
Tidak menyuruh siswa untuk mengeringkan dengan lap tangan yang kering dan bersih atau menggunakan Baik
tisu.
Tabel 5. Tabulasi Silang Hubungan Pengetahuan Konjungtivitis Guru Kelas terhadap stimulus rangsangan dari luar. Dengan demi-
Sekolah Dasar dengan Pemberian Pendidikan Kesehatan tentang kian, perilaku manusia terjadi melalui proses stimulus,
Mencuci Tangan dengan Sabun pada Peserta Didik
organisme, kemudian respons, sehingga teori Skinner ini
Perilaku disebut teori S-O-R (stimulus-organisme-respons).
Perilaku adalah keseluruhan pemahaman dan aktivitas
Pengetahuan Negatif Positif Total
seseorang yang merupakan hasil bersama antara faktor
n % n % n % internal dan eksternal. Perilaku seseorang sangat kom-
pleks dan terbentangan sangat luas.15 Hasil penelitian
Kurang 80 59,7 0 0 80 59,7
Cukup 0 0 30 22,4 30 22,4
menunjukkan bahwa sebagian besar responden berperi-
Baik 0 0 24 17,9 24 17,9 laku negatif (80; 59,7%), hanya sebagian kecil yang
berperilaku positif (54; 40,3%).
Total 80 59,7 54 40,3 134 100
Perilaku pendidikan kesehatan yang dilakukan
responden tentang mencuci tangan dengan sabun yang
dari penularan penyakit konjungtivitis; pencegahan dan mempunyai kategori baik terdapat pada pernyataan ten-
pengobatan konjungtivitis yang meliputi tidak menyen- tang menyuruh anak untuk melakukan cuci tangan
tuh mata yang sehat sesudah mengenai mata yang sakit dengan sabun sebelum dan sesudah makan serta setelah
dapat mencegah penularan konjungtivitis, menggunakan bermain, menyuruh anak untuk meratakan sabun dengan
handuk dan lap secara bersama-sama dengan orang lain kedua telapak tangan saat mencuci tangan, menyuruh
tetap boleh dilakukan penderita konjungtivitis dan pe- anak untuk menggosok kedua telapak dan sela-sela jari
nanganan konjungtivitis dapat dimulai dengan edukasi tangan, dan tidak menyuruh siswa untuk mengeringkan
pasien untuk memperbaiki higiene kelopak mata. dengan lap tangan yang kering dan bersih atau meng-
Pengetahuan baik tentang penyakit konjungtivitis gunakan tisu.
yang dimiliki responden yaitu pengetahuan yang meliputi Perilaku pendidikan kesehatan yang dilakukan res-
pengertian konjungtivitis yang meliputi pertanyaan kon- ponden tentang cuci tangan menggunakan sabun yang
jungtivitis adalah peradangan selaput bening yang menu- mempunyai kategori kurang baik terdapat pada pernyataan
tupi bagian putih mata dan bagian dalam kelopak mata, tentang menyuruh anak untuk melakukan cuci
semua jenis konjungtivitis dapat hilang dengan sendiri, tangan setelah bersin atau setelah menyentuh mata yang
tanpa memerlukan pengobatan, konjungtivitis terkadang sakit, menyuruh anak menggosok punggung tangan dan
dapat ditandai dengan mata berwarna sangat merah dan sela-sela jari tangan kiri dan tangan kanan, tidak menyu-
menyebar begitu cepat dan biasanya menyebabkan mata ruh anak untuk membasuh jari-jari sisi dalam kedua ta-
rusak; etiologi konjungtivitis yang meliputi pertanyaan ngan dengan saling mengunci, tidak menyuruh anak un-
konjungtivitis dapat disebabkan oleh infeksi oleh virus tuk menggosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman
atau bakteri, pemakaian lensa kontak, terutama dalam tangan kanan dan sebaliknya, menyuruh anak untuk
jangka panjang dapat menyebabkan penyakit konjung- menggosokkan dengan memutar ujung jari-jari tangan
tivitis, dan kadang konjungtivitis bisa berlangsung sela- kanan di telapak tangan kiri dan sebaliknya, menyuruh
ma berbulan-bulan atau bertahun-tahun. anak untuk menggosokkan pergelangan tangan kiri de-
Perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang ngan menggunakan tangan kanan dan sebaliknya, dan
370
Hapsari & Isgiantoro, Pengetahuan Konjungtivitis pada Guru Kelas
371
Kesmas, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 8, No. 8, Mei 2014
9. Tarabishy AB, Jeng BH. Bacterial conjunctivitis: a review for internists. gan kejadian konjungtivitis di Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung.
Cleveland Clinic Journal of Medicine. 2008; 75 (7): 507-12. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. 2013; 4 (2): 95-100.
10. Dong Q, Brulc JM, Iovieno A, Bates B, Garoutte A, Miller D, et al. 13. Saleh M. Peran guru dalam menanamkan pendidikan karakter anak usia
Diversity of bacteria at healthy human conjunctiva. Investigate dini di PAUD se-Kecamatan Limboto. PEDAGOGIKA Jurnal Ilmu
Ophtalmology & Visual Science Journal. 2011; 52 (8): 5408-13. Pendidikan. 2012; 3 (4): 65-72.
11. Lolowang M, Porotuo J, Rares F. Pola bakteri aerob penyebab kon- 14. Nursalam. Konsep dan penerapan metodologi penelitian imu keper-
jungtivitis pada penderita rawat jalan di balai kesehatan mata awatan. Jakarta: Salemba Medika; 2008.
masyarakat kota Manado. Jurnal eBiomedik eBM. 2014; 2 (1): 279-86. 15. Wawan A. Teori & pengukuran pengetahuan, sikap, dan perilaku manu-
12. Nurhayati S, Hamzah A, Tika A. Hubungan antara perilaku pasien den- sia. Yogyakarta: Nuha Medika; 2010.
372