Ni Komang Ayu Melisusanti, Cornelius Murdo Yuwono, Sang Putu Kaler Surata
Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Mahasaraswati Denpasar
ayumelisusanti0968@gmail.com
ABSTRAK
Pembelajaran sains khususnya biologi berkaitan dengan mencari tahu dan memahami
tentang alam secara sistematis. Oleh karena itu pembelajaran biologi diharapkan tidak
hanya untuk penguasaan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, dan prinsip saja
tetapi melibatkan siswa secara langsung melalui pengalaman belajar yang memuat
keterampilan proses untuk menemukan nilai baru sebagaimana ilmuan menemukan
pengetahuan. Siklus belajar 5E merupakan model pembelajaran sains yang
beorientasi pada pembelajaran kontruktivis, yaitu siswa belajar secara aktif untuk
membangun konsep dan pengetahuannya secara mandiri melalui pengalaman
nyata. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur pengaruh model pembelajaran
siklus 5E dengan media photovoice terhadap keterampilan proses sains dan sikap
ilmiah siswa Model pembelajaran Siklus 5E diintergrasikan dengan photovoice
sehingga dapat mengembangkan keterampilan proses sains dan sikap ilmiah siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan rancangan intack group
comparison, dari bulan maret hingga april 2015. Hasilnya keterampilan proses sains
dan sikap ilmiah siswa ada perbedaan nyata antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol (p = 0,000). KPS dan sikap ilmiah kelas eksperimen lebih baik dibandingkan
kelas kontrol. Adanya perbedaan nyata pada KPS dan sikap ilmiah menunjukkan ada
perbedaan pengaruh antara penerapan model pembelajaran siklus 5E dan media
photovoice terhadap KPS dan sikap ilmiah SMP (SLUB) Saraswati 1 Denpasar.
Learning science, especially biology related to finding out and understanding of a systematic
nature. Therefore, it is expected biology of learning not only for the mastery of knowledge in
the form of facts, concepts, and principles alone but involve students directly through learning
experiences that includes process skills to find new value as scientists discover knowledge. 5E
learning cycle is a science-oriented learning model on constructivist learning, the students learn
actively to develop the concept and knowledge independently through real experience. The
purpose of this study was to measure the effect of the cycle 5E learning model with media
photovoice against science process skills and scientific attitude of students Model 5E learning
cycle integrated in photovoice so as to develop science process skills and scientific attitude of
students. This research is a quasi-experimental design with comparison group intack, from
March to April 2015. The results are science process skills and scientific attitude of students is
no real difference between the experimental class and control class (p= 0.000). KPS and
scientific attitude experimental class better than the control class. There are real differences in
KPS and scientific attitude showed no difference between the effect of the application of 5E
learning model cycle and photovoice media against the KPS and scientific attitude SMP
(SLUB) Saraswati 1 Denpasar.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah quasi-experimental design dengan rancangan intact group
comparison (Setyosari, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
VII tahun ajaran 2014/2015 di SMP (SLUB) Saraswati 1 Denpasar yang berjumlah dua
kelas. Sampel diambil secara acak, sehingga didapatkan kelas VII F sebagai kelas
eksperimen dengan jumlah 39 orang sedangkan kelas VII D sebagai kelas kontrol yang
berjumlah 43 siswa. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan maret sampai dengan bulan
april. Penelitian ini diawali dengan kegiatan observasi di lokasi penelitian dengan tujuan
untuk mengetahui jumlah siswa maupun penentuan sampel. Kegiatan selanjutnya yaitu
merancang instrumen penelitian yang digunakan meliputi perangkat pembelajaran
seperti RPP dan LKS dengan menggunakan uji validitas kontrak (construct validity).
Setelah itu dilakukan uji coba lapangan yang dianalisis dengan menggunakan
signifikansi p = 0,000 apabila nilai probabilitas korelasi kurang dari taraf signifikansi
tersebut maka instrumen yang di uji adalah valid.
Pada kelas eksperimen pembelajaran dilakukan dengan model pembelajaran
siklus 5E menggunakan media photovoice dengan mengamati keterampilan proses sains
dan sikap ilmiah siswa melalui rubrik pengamatan. adapun aspek-aspek yang digunakan
pada keterampilan proses sains meliputi membuat hipotesis, merumuskan masalah,
mengobservasi, merancang dan melakukan pengamatan, menganalisis data,
mengkomunikasikan hasil penelitian, dan penarikan kesimpulan. sedangkan aspek yang
digunakan pada sikap ilmiah meliputi ketelitian, kejujuran, tanggung jawab, dan kerja
sama. Sintak model pembelajaran siklus belajar 5E yaitu engagement (pembangkitan
minat), exploration (eksplorasi), explanation (penjelasan), elaboration (elaborasi) dan
evaluation (evaluasi) (Bybee, 1989). Pada kelas kontrol pembelajaran dilakukan secara
Konvensional. Sumber belajar dalam pendekatan pembelajaran konvensional lebih
banyak berupa informasi verbal yang diperoleh dari buku dan penjelasan guru atau ahli.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa data
keterampilan proses sains dikumpulkan dengan menggunakan rubrik keterampilan
proses sains yang dilakukan oleh pengamat dengan memberikan penilaian sesuai dengan
kriteria, baik dengan nilai 3, sedang dengan nilai 2, kurang dengan nilai 1. Sedangkan
data sikap ilmiah dikumpulkan dengan menggunakan rubrik sikap ilmiah yang dilakukan
oleh pengamat dengan kriteria, sangat baik dengan nilai 5, baik dengan nilai 4, cukup
dengan nilai 3, kurang baik dengan nilai 2, dan tidak baik dengan nilai 1. Analisis data
dilakukan untuk mengukur pengaruh model pembelajaran siklus 5E dengan media
photovoice terhadap keterampilan proses sains siswa dan sikap ilmiah. apabila terdapat
pengaruh maka akan dilakukan uji komparasi dua sampel menggunakan uji Mann
Whitney U-Test.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Dalam kegiatan pembelajaran, kelas eksperimen menggunakan model
pembelajaran siklus 5E dengan media photovoice. Sedangkan kelas konrol hanya
menggunakan media photovoice. Hasil photovoice kelas eksperimen dan kelas kontrol
ditampilkan pada gambar 1 dan gambar 2
Hal ini menunjukkan bahwa, terdapat perbedaan distribusi frekuensi KPS antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol, yang berarti bahwa kelas eksperimen lebih baik dari
kelas kontrol. Perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol diperkuat dengan
melakukan uji Mann Whitney Test diperoleh hasil (p = 0,000). Hasil uji Mann
Whitney Test menunjukkan bahwa model pembelajaran siklus 5E dengan media
photovoice berpengaruh terhadap semua aspek KPS. Berdasarkan hasil yang dipaparkan
maka Ha yang menyatakan ada pengaruh model pembelajaran siklus 5E dengan media
photovoice terhadap keterampilan proses sains siswa SMP (SLUB) Saraswati 1
Denpasar, diterima.
sikap ilmiah antara kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat pada Gambar 1
150
144.5 143.5
145
139
140
134.5
135 132 132
130
125
Skor 125
120 117.5 Kelas Eksperimen
115 Kelas Kontrol
110
105
100
KT KJ TJ KS
Aspek Sikap Ilmiah
Ditinjau dari keempat aspek sikap ilmiah, terdapat perbedaan antara kelas eksperimen
dan kelas kontrol.
Perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol diperkuat dengan
melakukan uji Mann Whitney Test diperoleh hasil (p = 0,000). Hasil uji Mann
Whitney Test menunjukkan bahwa model pembelajaran siklus 5E dengan media
photovoice berpengaruh terhadap semua aspek sikap ilmiah. Berdasarkan hasil yang
dipaparkan maka Ha yang berbunyi adanya pengaruh model pembelajaran siklus 5E
denganmedia photovoice terhadap sikap ilmiah siswa SMP (SLUB) Saraswati 1
Denpasar, diterima.
Pembahasan
Keterampilan Proses Sains
Berdasarkan distribusi frekuensi, dimana kelas ekperimen terdapat 28, 9%
berada dalam kategori sangat baik dan 71.1% berada dalam kategori baik sedangkan
pada kelas kontrol terdapat 75.6% berada dalam kategori baik dan 24,4% berada dalam
kategori cukup baik. Dari hasil tersebut, terlihat bahwa kelas eksperimen memiliki
keterampilan proses sains lebih baik dengan diterapkannya model pembelajaran siklus
5E, dimana siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri, sehingga siswa menjadi
aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Widhy (2012) yaitu salah satu model yang bisa mengaktifkan siswa adalah
menggunakan model pembelajaran Learning Cycle, dimana model ini merupakan
strategi jitu bagi pembelajaran IPA di sekolah menengah karena dapat dilakukan secara
luwes dan memenuhi kebutuhan nyata guru dan siswa.
Dengan diterapkannya model pembelajaran siklus belajar 5E membuat siswa
berpikir sistematis dalam kegiatan pembelajaran sehingga menyebabkan siswa mengerti
setiap langkah yang telah dilewati selama pembelajaran, hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan Agustyaningrum (2010) yaitu pembelajaran Learning Cycle
5E yang dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas IX SMP.
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan guru pengampu mata pelajaran IPA kelas
VII SMP (SLUB) Saraswati 1 Denpasar.
model siklus belajar 5E siswa lebih sistematis baik dalam tahap pembelajaran
maupun pemahaman konsep
Kegiatan pembelajaran yang menarik dan komunikatif dapat meningkatkan KPS
siswa, sehingga dapat memotivasi siswa untuk belajar. Hal ini sejalan dengan penelitian
Rastini (2014) yaitu penggunaan media storyboard dalam penerapan model
pembelajaran siklus belajar (Learning Cycle) 5E berpengaruh sangat nyata (p= 0,000)
terhadap motivasi belajar siswa. Selain itu, penggunaan model pembelajaran siklus 5E
memberi kesempatan siswa untuk bekerja sama dalam kelompok, saling bertukar pikiran
serta membuka peluang komunikasi antar siswa sehingga siswa terbiasa bekerja sama
dalam kelompok. Hal ini sesuai dengan penelitian Listyorini (2014) yaitu pembelajaran
Learning Cycle 5E berbasis lanskap budaya subak dan media presentasi power point
berpengaruh nyata (p=0,021) terhadap perilaku berkelompok siswa kelas X di SMAN.
Penggunaan media yang inovatif berupa photovoice, mampu membangkitkan
rasa ingin tahu dan memotivasi siswa untuk membuat hasil sebaik-baiknya, sehingga
dapat meningkatkan KPS siswa. Hal ini sejalan dengan penelitian Sutriasih (2014) yaitu
penerapan Learning Cycle 5E dengan photovoice berpengaruh sangat nyata terhadap
keterampilan proses sains siswa. Di dukung pula dengan penelitian yang dilakukan
Mone (2014) yaitu penerapan photovoice berpengaruh nyata terhadap KPS siswa.
Selain itu, media pembelajaran yang menarik akan meningkatkan minat dan motivasi
belajar siswa sehingga akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan Sulastri (2013) yaitu pendekatan CTL yang dikombinasikan
dengan media belajar photovoice terhadap materi kerusakan lingkungan dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII2 SMP.
Berdasarkan catatan lapangan, penerapan model pembelajaran 5E dengan
penggunaan media yang inovatif, pembelajaran terlihat sangat kondusif, siswa dapat
mengembangkan keterampilan-keterampilan yang dimilikinya, bermakna dan
menyenangkan serta tidak membosankan. Selain itu penggunaan kebun biologi sebagai
objek eksplorasi siswa menyebabkan ketertarikan siswa dalam kegiatan pembelajaran
IPA(Biologi). Hal ini juga disampaikan oleh siswa dalam wawancara.
model pembelajaran 5E dengan media photovoice sangat menyenangkan,
dapat mengambil foto langsung, ditambah dengan pembelajaran ke kebun biologi
sehingga tidak membosankan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran siklus 5E dengan media photovoice berpengaruh terhadap
keterampilan proses sains siswa SMP (SLUB) Saraswati 1 Denpasar.
Sikap Ilmiah
Berdasarkan analisis yang dilakukan, diperoleh skor pada setiap aspek sikap
ilmiah, terlihat pada kelas eksperimen aspek ketelitian (144,5), aspek kerjasama (143,5)
dan aspek tanggung jawab (139) lebih tinggi dibandingkan aspek kejujuran (125).
Sedangkan pada kelas kontrol aspek ketelitian (134), kerja sama (132) dan aspek
tanggung jawab (132) lebih tinggi dibandingkan aspek kejujuran (117.5). Namun secara
umum dari keseluruhan aspek sikap ilmiah kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan
kelas kontrol. Berdasarkan hal tersebut terlihat bahwa kelas eksperimen memiliki sikap
ilmiah lebih baik dengan diterapkannya model pembelajaran siklus 5E. Hal ini sejalan
dengan penelitian Ditriguna, dkk (2013) yaitu terdapat perbedaan yang signifikan sikap
ilmiah dan hasil belajar antara siswa yang dibelajarkan model pembelajaran Learning
Cycle 5E dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran
konvensional siswa kelas V SD. Didukung pula dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sayuti, dkk (2013) yaitu penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat
meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar sains siswa biologi siswa kelas XI IPA4
SMA.
Selain itu, dengan diterapkannya model pembelajaran siklus 5E dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami konsep materi pembelajaran, Hal ini
sesuai dengan penelitian Suastika, dkk (2013) yaitu terdapat terdapat perbedaan sikap
ilmiah dan pemahaman konsep fisika siswa yang belajar dengan model pembelajaran
model siklus belajar setting 5E dengan siswa yang belajar dengan model pembelajaran
konvensional (p<0,05).
Media photovoice membuat siswa menjadi lebih aktif dan kreatif kegiatan
pembelajaran sehingga dapat meningkatkan sikap ilmiah siswa serta melatih siswa
bekerja sama dalam kelompok. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
Partini, (2014) yaitu photovoice berbasis lanskap budaya subak berpengaruh nyata
dengan terhadap perilaku berkelompok dan berpengaruh nyata terhadap sikap sains
anggota KIR SMA. Berdasarkan catatan lapangan, penggunaan model pembelajaran
siklus 5E dengan media photovoice serta penggunaan kebun biologi sebagai objek
pengamatan dalam kegiatan pembelajaran berjalan dengan kondusif, siswa dapat
mengembangkan aspek-aspek sikap ilmiah dengan baik.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran siklus 5E dengan media photovoice berpengaruh terhadap
sikap ilmiah siswa SMP (SLUB) Saraswati 1 Denpasar.
SIMPULAN
Simpulan penelitian yaitu model pembelajaran siklus 5E dengan media
photovoice berpengaruh nyata dengan terhadap keterampilan proses sains dan sikap
ilmiah (p = 0,000). KPS dan sikap ilmiah kelas eksperimen dengan model pembelajaran
siklus 5E dengan media photovoice lebih baik dibandingkan kelas kontrol.
SARAN
Berdasarkan temuan dalam penelitian ini dapat disampaikan saran sebagai
berikut : 1) Diharapkan penerapan model pembelajaran dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran siswa lebih ditingkatkan agar pelaksanaan pembelajaran lebih menarik
sehingga menimbulkan motivasi dan minat belajar siswa, 2) Diharapkan penggunaan
media pembelajaran lebih bervariasi guna menggali ide-ide kreatif dan inovatif, 3)
Diharapkan penelitian-penelitian selanjutnya yang terkait dengan penerapan model
pembelajaran siklus 5E lebih inovatif serta lebih memahami sintak model pembelajaran
siklus 5E, 4) Diharapkan penelitian-penelitian selanjutnya yang terkait dengan
penerapan photovoice agar memberikan pelatihan yang intensif kepada siswa sehingga
siswa menghasilkan gambar yang sesuai dengan topik pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Agustyaningrum, N. ( 2010). Implementasi model pembelajaran learning
cycle 5E untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas IX
SMP Negeri Sleman. [PDF Dokumen]. Diunduh dari
http://eprints.uny.ac.id/7389/1/p-34.pdf, Pada tanggal Desember 2013.
Bybee, R.W.(1989). Science and Technology Education for the
Elementary Years: Frame work for Curiculum and Instruction. Washington,
D.C.: The Nationan Center for Improving Insruction.
Darma, K. 2007. Pengaruh model pembelajaran konstruktivisme terhadap prestasi
belajar matematika terapan pada mahasiswa Politeknik Negeri Bali. Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan No.70. Diunduh dari
http://www.depdiknas.go.id/publikasi/balitbang/070/j70_08.pdf. Pada tanggal 30
Maret 2015.
Devi, K.P. (2010). Keterampilan proses dalam pembelajaran IPA. Pusat
Pengembangan dan pemberdayaan Kependidikan dan Tenaga
Kependidikan IPA
Ditriguna, K.A., Sujana, W., Suniasih, W. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran
Learning Cycle 5E terhadap Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas V
SD Negeri 5 Pedungan. Diunduh dari download.portalgaruda.org/article.php?
article. Pada tanggal 26 Mei 2015
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2014). Buku Guru Ilmu
Pengetahuan Alam. Jakarta: Balitbang Kemdikbud.
Listyorini, P. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning cycle) 5E
Berbasis Lanskap Budaya Subak terhadap Perilaku Berkelompok dan Hasil
Media Presentasi Power Point Siswa kelas X SMAN 1 PENEBEL. (Skripsi tidak
dipublikasikan). Universitas Mahasaraswati, Denpasar
Mone, L(2014). Pengaruh Penerapan Photovoice Berbasis
Lanskap Budaya Subak Terhadap Keterampilan Proses Sains dan Karya Tulis
Kelompok Ilmiah Remaja SMA(SLUA) Saraswati Denpasar.Denpasar. (Skripsi
tidak diterbitkan). Universitas Mahasaraswati, Denpasar.
Nelson, E., & Christensen, K. (2012). In the middle : how our students
experience learning at school and beyond. Diunduh dari
www.teacherswork.ac.nz/journal/.../nelson.pdf. Pada tanggal 23 Januari 2015.
Partini, K.(2014). Pengaruh Photovoice Berbasis Lanskap Budaya Subak Terhadap
Perilaku Berkelompok dan Sikap Sains Anggota KIR SMA KRISTEN
HARAPAN DENPASAR. (Skripsi). Universitas Mahasaraswati, Denpasar.
Rastini, M.N. (2014). Penggunaan Media Storyboard Berbasis Etnosains untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dalam Model Pembelajaran Siklus Belajar
(Learning Cycle ) 5E kelas X SMAN 1 PENEBEL tahun ajaran 2013/2014.
(Skripsi tidak dipublikasikan). Universitas Mahasaraswati, Denpasar.