Anda di halaman 1dari 2

BAB IX

PENUTUP
IX.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil evaluasi manajemen program Puskesmas Grabag I


pada bulan Januari hingga Maret 2017, didapatkan skor pencapaian program
cakupan suspek TB paru yaitu 33,19 %, jauh di bawah target pencapaian Dinas
Kesehatan Kabupaten Magelang yaitu 70%. Kemudian selanjutnya dilakukan
analisis kemungkinan penyebab masalah yang melatarbelakangi rendahnya
cakupan suspek TB paru antara lain adalah kurangnya pengetahuan pasien dan
suspek TB paru (keluarga) terhadap penyakit TB paru, kurangnya perilaku dan
kesadaran pasien suspek TB untuk memeriksakan diri ke Puskesmas, belum
terbentuknya tim khusus untuk menangani TB paru, masih kurangnya pemberian
penyuluhan tentang TB paru kepada masyarakat dan kader, kurangnya peran serta
unit pelayanan kesehatan lain(dokter praktek swasta dan bidan swasta) dalam
menemukan suspek TB paru, tidak ada koordinasi dengan unit pelayanan
kesehatan lain baik pemerintah maupun swasta (BKPM,dokter praktek
swasta,bidan swasta) dalam pencatatan dan pendataan maupun evaluasi terhadap
pasien suspek TB paru yang memeriksakan diri ke unit pelayanan kesehatan
tersebut.
Alternatif pemecahan masalah yang paling bermanfaat adalah memberikan
penyuluhan tentang Penyakit TB dan rumah sehat yang terjadwal dan diutamakan
pada pasien TB dan keluarga pasien, memberikan edukasi mengenai cara
dilakukannya pemeriksaan sputum dan mantoux serta penularan TB kepada
keluarga pasien yang berada satu rumah dengan pasien TB paru BTA (+),
penambahan jumlah kader TB, edukasi mengenai cara mengeluarkan dahak yang
benar pada pasien, rapat koordinasi lintas program, dilakukannya pelatihan pada
kader TB 6 bulan sekali, dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelatihan
yang telah dilakukan.

IX.2 Saran

76
1. Untuk Puskesmas Grabag I :
a. Memberikan penyuluhan tentang Penyakit TB dan rumah sehat yang
terjadwal dan diutamakan pada pasien TB dan keluarga pasien
b. Memberikan edukasi mengenai cara dilakukannya pemeriksaan sputum
dan mantoux serta penularan TB kepada keluarga pasien yang berada satu
rumah dengan pasien TB paru BTA (+)
c. Penambahan jumlah kader TB
d. Edukasi mengenai cara mengeluarkan dahak yang benar pada pasien
e. Rapat koordinasi lintas program
f. Dilakukannya pelatihan pada kader TB 6 bulan sekali
g. Dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelatihan yang telah
dilakukan

2. Untuk masyarakat:
a Masyarakat diharapkan untuk lebih memahami dan mawas diri terhadap
gejala gejala TB paru dan faktor risikonya
b Pasien suspek TB paru diharapkan menyadari pentingnya melakukan
pemeriksaan dahak di Puskesmas setempat
c Masyarakat terutama masyarakat disekitar pasien dengan TB postif untuk
menciptakan lingkungan dan rumah yang sehat.

77

Anda mungkin juga menyukai