Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

Kanker prostat merupakan keganasan tersering pada laki-laki di negara-

negara barat, sedangkan di Asia baru dalam sepuluh tahun terakhir menunjukkan

peningkatan insiden. Data dari dua rumah sakit besar di Jakarta juga menunjukkan

kenaikan hampir tiga kali lipat dalam sepuluh tahun terakhir.1,2

Insiden karsinoma prostat akhir akhir ini mengalami peningkatan karena :

(1) meningkatnya umur harapan hidup, (2) penegakkan diagnosis yang menjadi

lebih baik, dan (3) kewaspadaan (awarness) tiap-tiap individu mengenai adanya

keganasan prostat makin meningkat karena informasi dari majalah, media

elektronika, atau internet.1

Kanker prostat merupakan tumor yang paling sering terjadi pada pria di

Amerika Serikat. Sekitar 200.000 kasus baru di diagnosis setiap tahunnya. Kanker

prostat menunjukkan morbiditas dan mortalitas yang sangat tinggi pada populasi

pria di Amerika. Secara khusus kanker prostat ternyata lebih banyak diderita oleh

bangsa Afro-Amerika yang berkulit hitam daripada bangsa kulit putih. 1

Hal ini disebabkan oleh bertambahnya kemudahan mendatangi fasilitas

kesehatan, adanya kebijakan melakukan pemeriksaan colok dubur serta kadar

prostate specific antigen (PSA) sebagai penanda tumor pada penderita dengan

keluhan lower urinary tract symptoms (LUTS), serta pemeriksaan volume prostat

dan biopsi prostat dengan tuntunan trans-rectal ultrasonography (TRUS).3,4,5

3
Berikut ini akan dilaporkan kasus laki-laki berusia 66 tahun yang

didiagnosis suspek karsinoma prostat berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik,

dan pemeriksaan penunjang berupa Prostat Spesific Antigen (PSA) yang masih

menunggu hasil patologi anatomi post tindakan Trans-urethral Resecection of

Prostat (TUR-P). Pasien dirawat sejak tanggal 30 Desember 2016 di RSUD Ulin

Banjarmasin. Dalam perjalanannya, pasien dilakukan tindakan terapi operatif

yaitu TURP dan pasien hingga saat ini masih di rawat di Bangsal Bedah Umum

RSUD Ulin Banjarmasin.

Anda mungkin juga menyukai