TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati tumbuh dan berkembang dari keanekaragaman jenis,
keanekaragaman genetis, dan keanekaragaman ekosistem. Karena ketiga keanekaragaman ini
saling kait-mengkait dan tidak terpisahkan, maka dipandang sebagai satu keseluruhan (totalitas)
yaitu keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati menunjukkan adanya berbagai macam
variasi bentuk, penampilan, jumlah dan sifat yang terlihat pada berbagai tingkat gen, tingkat jenis
dan tingkat ekosistem (Wolf, 1992).
a. Keanekaragaman Gen
Keanekaragaman Tingkat Gen. Makhluk hidup tersusun atas unit satuan terkecil yang kita kenal
sebagi sel. Dalam inti sel terdapat materi pembawa sifat yang disebut gen. Setiap individu
memiliki jumlah dan variasi susunan gen yang berbeda-beda. Pada prinsipnya bahan penyusun
Gen setiap makhluk hidup adalah sama, namun jumlah dan susunanya yang berbeda-beda
sehingga menampilkan sifat-sifat yang berbeda-beda pula.
b. Keanekaragaman Jenis
Keanekaragaman tingkat jenis adalah perbedaan-perbedaan pada berbagai species makhluk
hidup di suatu tempat. Keanekaragaman hayati tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya
beraneka macam jenis mahluk hidup baik yang termasuk kelompok hewan, tumbuhan dan
mikroba. Misalnya: Variasi dalam satu famili antara kucing dan harimau. Mereka termasuk
dalam satu famili(famili/keluarga Felidae) walaupun ada perbedaan fisik, tingkah laku dan
habitat.
c. Keanekaragaman Ekosistem
Keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya variasi dari ekosistem di biosfir.
misalnya : Ekosistem gurun di dalamnya ada unta, kaktus, dan ekosistem hutan tropis di
dalamnya ada harimau. Di dalam ekosistem, seluruh makhluk hidup yang terdapat di dalamnya
selalu melakukan hubungan timbal balik, baik antar makhluk hidup maupun makhluk tak hidup
dengan lingkungnnya atau komponen abiotiknya. Hubungan timbal balik ini menimbulkan
keserasian hidup di dalam suatu ekosistem (Susanto, Agus : 2011).
Dalam ilmu biologi molekuler persilangan diartikan sebagai teknik berikatannya suatu
untaian tunggal DNA atau RNA dengan untaian komplemen yang berasal dari RNA atau DNA
yang berbeda. Persilangan dapat terjadi di antara individu yang berbeda spesies (persilangan
interspesifik) maupun antar individu dalam satu spesies (persilangan intraspesifik) yang
umumnya dikenal sebagai persilangan antar galur (untuk tanaman) atau antar aksesi.
Perkembangbiakan manusia melalui perkawinan adalah contoh persilangan dalam satu spesies.
Dalam ilmu peternakan istilah persilangan lebih sering disebut dengan perkawinan. Individu
keturunan hasil proses persilangan dapat bersifatsubur, mandul, maupun mandul sebagian.
Generasi keturunan hasil suatu persilangan disebut filial disimbolkan dengan huruf F besar
dan angka yang menandakan urutan generasi. Contoh penulisan generasi keturunan yaitu: F1
untuk generasi pertama hasil persilangan dan F2 untuk generasi kedua hasil persilangan.
Awalnya tujuan utama dari persilangan ialah menggabungkan dua sifat baik atau unggul dari dua
tetua dalam satu individu atau populasi (Yatim, Wildan : 2003).
a. Persilangan Monohibrid
2.3.Keanekaragaman Hewan
2.4. Persilangan
Persilangan dalam ilmu biologi pada cabang ilmu genetika merupakan suatu peristiwa
perkawinan antara satu individu ataupun populasi yang berbeda secara genetik untuk
menghasilkan keturunan yang merupakan gabungan sifat dari tetua ataupun rekombinasi gen-
gen pada keturunannya.
2.5. Variasi Tumbuhan
Jika kita mengamati sifat sifat yang ada pada tumbuhan akan terlihat persamaan
persamaan dan perbedaan perbedaan. Hal ini terjadi karena adanya sifat sifat yang menurun
dan adanya pengaruh lingkungan. Tumbuhan juga mempunyai variasi antara lain dalam bentuk,
warna dan ukuran.
2.6. Variasi Ikan
Keanekaragaman adalah sifat beda dari organisme dalam satu spesies atau populasi.
Dengan adanya sifat beda akan terjadi variasi atau keanekaragaman dari organisme dalam suatu
spesies. Begitu juga halnya dengan ikan, yang akan memiliki persamaan maupun perbedaan
dalam satu spesies. Ikan juga mempunyai variasi antara lain dalam bentuk, warna dan ukuran.
2.7. Variasi Manusia
Tidak ada dua manusia yang tepat sama, individu satu dengan yang lainnya mempunyai
persamaan dan perbedaan, sifat yang menurun; baik sifat kualitatif maupun kuantitatif.
Perbedaan yang ada diantaranya individu satu dengan yang lainnya ditentukan faktor genetik dan
faktor lingkungan (Bhimasarf, 2009)