Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati tumbuh dan berkembang dari keanekaragaman jenis,
keanekaragaman genetis, dan keanekaragaman ekosistem. Karena ketiga keanekaragaman ini
saling kait-mengkait dan tidak terpisahkan, maka dipandang sebagai satu keseluruhan (totalitas)
yaitu keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati menunjukkan adanya berbagai macam
variasi bentuk, penampilan, jumlah dan sifat yang terlihat pada berbagai tingkat gen, tingkat jenis
dan tingkat ekosistem (Wolf, 1992).

Keanekaragaman makhluk hidup disebut juga dengan keanekaragaman hayati


atau biodiversitas. Istilah keanekaragaman hayati atau biodiversitas menunjukkan
sejumlah variasi yang ada pada makhluk hidup di suatu lingkungan tertentu. Dengan kata
lain, biodiversitas dapat diartikan sebagai persamaan dan perbedaan ciri makhluk hidup
pada waktu dan tempat tertentu. Keanekaragaman makhluk hidup dapat terjadi karena
adanya proses evolusi yang sangat lama. Selain itu juga dipengaruhi oleh adanya faktor
adaptasi, batas geografi, dan rekayasa genetik . Keanekaragaman hayati yang ada di bumi
kita ini merupakan hasil proses evolusi yang sangat lama, sehingga melahirkan bermacam-
macam makhluk hidup. Keanekaragaman hayati dapat dikelompokkan atas
keanekaraman gen, jenis dan ekosistem (Winchester : 1958).

a. Keanekaragaman Gen
Keanekaragaman Tingkat Gen. Makhluk hidup tersusun atas unit satuan terkecil yang kita kenal
sebagi sel. Dalam inti sel terdapat materi pembawa sifat yang disebut gen. Setiap individu
memiliki jumlah dan variasi susunan gen yang berbeda-beda. Pada prinsipnya bahan penyusun
Gen setiap makhluk hidup adalah sama, namun jumlah dan susunanya yang berbeda-beda
sehingga menampilkan sifat-sifat yang berbeda-beda pula.
b. Keanekaragaman Jenis
Keanekaragaman tingkat jenis adalah perbedaan-perbedaan pada berbagai species makhluk
hidup di suatu tempat. Keanekaragaman hayati tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya
beraneka macam jenis mahluk hidup baik yang termasuk kelompok hewan, tumbuhan dan
mikroba. Misalnya: Variasi dalam satu famili antara kucing dan harimau. Mereka termasuk
dalam satu famili(famili/keluarga Felidae) walaupun ada perbedaan fisik, tingkah laku dan
habitat.
c. Keanekaragaman Ekosistem
Keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya variasi dari ekosistem di biosfir.
misalnya : Ekosistem gurun di dalamnya ada unta, kaktus, dan ekosistem hutan tropis di
dalamnya ada harimau. Di dalam ekosistem, seluruh makhluk hidup yang terdapat di dalamnya
selalu melakukan hubungan timbal balik, baik antar makhluk hidup maupun makhluk tak hidup
dengan lingkungnnya atau komponen abiotiknya. Hubungan timbal balik ini menimbulkan
keserasian hidup di dalam suatu ekosistem (Susanto, Agus : 2011).
Dalam ilmu biologi molekuler persilangan diartikan sebagai teknik berikatannya suatu
untaian tunggal DNA atau RNA dengan untaian komplemen yang berasal dari RNA atau DNA
yang berbeda. Persilangan dapat terjadi di antara individu yang berbeda spesies (persilangan
interspesifik) maupun antar individu dalam satu spesies (persilangan intraspesifik) yang
umumnya dikenal sebagai persilangan antar galur (untuk tanaman) atau antar aksesi.
Perkembangbiakan manusia melalui perkawinan adalah contoh persilangan dalam satu spesies.
Dalam ilmu peternakan istilah persilangan lebih sering disebut dengan perkawinan. Individu
keturunan hasil proses persilangan dapat bersifatsubur, mandul, maupun mandul sebagian.
Generasi keturunan hasil suatu persilangan disebut filial disimbolkan dengan huruf F besar
dan angka yang menandakan urutan generasi. Contoh penulisan generasi keturunan yaitu: F1
untuk generasi pertama hasil persilangan dan F2 untuk generasi kedua hasil persilangan.
Awalnya tujuan utama dari persilangan ialah menggabungkan dua sifat baik atau unggul dari dua
tetua dalam satu individu atau populasi (Yatim, Wildan : 2003).
a. Persilangan Monohibrid

Persilangan/perkawinan monohibrid ialah perkawinan antara dua individu dengan


memperhatikan satu sifat beda. Percobaan Mendel yang menyilangkan ercis berbatang tinggi
dengan ercis berbatang pendek merupakan contoh perkawinan monohibrid. Setiap makhluk
hidup memiliki banyak sifat yang dapat diamati. Dalam persilangan monohibrid, hanya
diperhatikan salah satu sifat seperti tinggi tanaman saja, warna polong saja, atau sifat yang lain.
b. Persilangan Dihibrid
Persilangan dihibrid ialah persilangan dengan dua sifat beda. Contohnya hasil percobaan
Mendel. pada biji tanaman ercis (Starr, Cecie : 2010).
2.2. Keanekaragaman Manusia

Keanekaragaman merupakan dasar ciriciri makhluk hidup. Adanya keanekaragaman


genetik merupakan hasil seleksi alam dari suatu spesies terhadap lingkungannya.
Keanekaragaman tidak hanya terjadi pada tumbuhan dan hewan saja tetapi juga manusia. Namun
pada manusia, keanekaragaman yang terjadi hanya pada tingkat gen dan berkaitan dengan
pewarisan sifat. Manusia memperlihatkan variasi pada beberapa ciri-ciri yang dapat dilihat
dengan mudah melalui fenotip atau sifat yang tampak.
Fenotip dapat dikatakan sebagai karakteristik atau ciri-ciri yang dapat diukur atau sifat
yang nyata yang dmiliki oleh organisme. Ciri itu tampak oleh mata, seperti warna kulit atau
tekstur rambut. Fenotip dapat juga diuji untuk identifikasinya, seperti pada penentuan angka
respiratoris atau uji serologi tipe darah. Fenotip merupakan hasil produk-produk gen yang
diekspresikan di dalam lingkungan tertentu. Namun, gen memiliki batasan-batasan di dalamnya
sehingga lingkungan dapat memodifikasi fenotip.
Genotip ialah seluruh gen yang dimiliki suatu individu. Genotip yang terekpresikan
menampakan fenotip pada suatu individu. Genotip yang melibatkan alel-alel pada suatu lokus
tunggal dapat menghasilkan genotip yang homozigot. Keturunan homozigot dapat dihasilkan
dari galur murni. Perpaduan heterozigot dihasilkan dari alel yang berbeda (Tjan kwiauw : 1990).

2.3.Keanekaragaman Hewan

Hewan adalah kelompok besar organisme yang multiseluler, mampu menanggapi


rangsangan dengan aktif, dan memperoleh nutrien dengan memakan organisme lain (heterotrof).
Keanekaragaman pada hewan merupakan variasi dari struktur, bentuk, jumlah, dan sifat lainnya
pada suatu waktu dan tempat tertentu.
Hewan termasuk dalam Kingdom Animalia. Berdasarkan ada atau tidaknya tulang belakang,
hewan dibagi menjadi dua yaitu:
a. Invertebrata
Hewan Invertebrata adalah hewan yang tidak bertulang belakang. Hewan ini memiliki struktur
morfologi dan anatomi lebih sederhana dibandingkan dengan kelompok hewan bertulang
punggung/belakang. Selain itu, sistem pencernaan, pernapasan dan peredaran darah lebih
sederhana dibandingkan hewan invertebrata.
b. Vertebrata
Hewan vertebrata yaitu hewan yang bertulang belakang atau punggung. Memiliki
struktur tubuh yang jauh lebih sempurna dibandingkan dengan hewan Invertebrata. Hewan
vertebrata memiliki tali yang merupakan susunan tempat terkumpulnya sel-sel saraf dan
memiliki perpanjangan kumpulan saraf dari otak. Tali ini tidak di memiliki oleh yang tidak
bertulang punggung. Dalam memenuhi kebutuhannya, hewan vertebrata telah memiliki system
kerja sempurna peredaran darah berpusat organ jantung dengan pembuluh-pembuluh menjadi
salurannya (Stansfield : 1983).

2.4. Persilangan
Persilangan dalam ilmu biologi pada cabang ilmu genetika merupakan suatu peristiwa
perkawinan antara satu individu ataupun populasi yang berbeda secara genetik untuk
menghasilkan keturunan yang merupakan gabungan sifat dari tetua ataupun rekombinasi gen-
gen pada keturunannya.
2.5. Variasi Tumbuhan

Jika kita mengamati sifat sifat yang ada pada tumbuhan akan terlihat persamaan
persamaan dan perbedaan perbedaan. Hal ini terjadi karena adanya sifat sifat yang menurun
dan adanya pengaruh lingkungan. Tumbuhan juga mempunyai variasi antara lain dalam bentuk,
warna dan ukuran.
2.6. Variasi Ikan
Keanekaragaman adalah sifat beda dari organisme dalam satu spesies atau populasi.
Dengan adanya sifat beda akan terjadi variasi atau keanekaragaman dari organisme dalam suatu
spesies. Begitu juga halnya dengan ikan, yang akan memiliki persamaan maupun perbedaan
dalam satu spesies. Ikan juga mempunyai variasi antara lain dalam bentuk, warna dan ukuran.
2.7. Variasi Manusia
Tidak ada dua manusia yang tepat sama, individu satu dengan yang lainnya mempunyai
persamaan dan perbedaan, sifat yang menurun; baik sifat kualitatif maupun kuantitatif.
Perbedaan yang ada diantaranya individu satu dengan yang lainnya ditentukan faktor genetik dan
faktor lingkungan (Bhimasarf, 2009)

Anda mungkin juga menyukai