BAB I
PENDAHULUAN
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk memperoleh gambaran yang nyata tentang apa itu gangguan kepribadian dan
ganguan seksual
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui apa itu pengertian dari gangguan kepribadian dan ganguan seksual
b. Mengetahui factor penyebab timbulnya gangguan kepribadian dan ganguan seksual
c. Mengetahui gejala umum gangguan kepribadian dan ganguan seksual
d. Mengetahui Klasifikasi dan Diskripsi Gangguan Kepribadian dan ganguan seksual
e. Mengetahui Resiko Gangguan Kepribadian dan ganguan seksual
f. Treatment bagi Gangguan Kepribadian dan ganguan seksual
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. GANGGUAN KEPRIBADIAN
a) Pengertian Gangguan Kepribadian
Kaplan dan Saddock mendefinisikan kepribadian sebagai totalitas sifat
emosional dan perilaku yang menandai kehidupan seseorang dari hari ke hari
dalam kondisi yang biasanya, kepribadian relatif stabil dan dapat diramalkan.
Sedangkan menurut Koswara (1991) dalam pengertian sehari-hari
kepribadian adalah bagaimana individu menampilkan dan menimbulkan kesan bagi
individu lain.
Menurut Maramis (1999) kepribadian adalah keseluruhan pola pikiran,
perasaan, dan perilaku yang sering digunakan oleh seseorang dalam usaha adaptasi
yang terus menerus terhadap hidupnya.
Gangguan kepribadian menurut Rusdi Malim (1998) yang merujuk pada
PPGDJ-III (Pedoman Penggolongan diagnose Gangguan Jiwa III) adalah paranoid,
schizoid, emosional tak stabil tipe implusif dan ambang, historic, anankastik,
cemas (menghindar), dependen, khas lainnya yang tidak tergolongkan.
Gangguan Kepribadian adalah istilah umum untuk suatu jenis penyakit
mental di mana cara berpikir, memahami situasi, dan berhubungan dengan orang
lain tidak berfungsi.
Sedangkan gangguan kepribadian menurut Kaplan dan Saddock adalah
suatu varian dari sifat karakter tersebut yang diluar rentang yang ditemukan pada
sebagian besar orang. Hanya jika sifat kepribadian tidak fleksibel dan maladaptif
dan dapat menyebabkan gangguan fungsional yang bermakna atau penderitaan
subyektif maka dimasukkan sebagai kelas gangguan kepribadian.
2) Kelompok B
Jenis ini adalah gangguan kepribadian yang ditandai dengan terlalu
emosional berpikir atau berperilaku yang mencakup:
- Antisosial (sebelumnya, sosiopat)
- Mengabaikan orang lain
- Terus-menerus berbohong atau mencuri
- Berulangkali bermasalah dengan hokum
- Berulang kali melanggar hak orang lain
- Agresif, sering berperilaku keras
- Mengabaikan keselamatan diri sendiri dan orang lain
Terdiri dari gangguan kepribadiaan antisosial, ambang, histrionic dan
narsistik. Orang dengan gangguan ini sering tampak dramatic, emosional, dan
tidak menentu.
a. Gangguan Kepribadian Antisosial
Orang dengan gangguan kepribadian antisocial ditandai :
- Berulang kali melanggar hokum dan hak orang lain lewat perilaku agresif
- Menipu, berbohong
- Impulsivitas
- Mudah tersinggung dan agresif
- Tidak memperdulikaan keselamatan diri sendiri daan orang lain
- Tidak bertanggung jawab terhadap pekerjaan
- Kurang memiliki rasa penyesaalaan
- Tidak sedikit diantara penderita cukup cerdas dan pandai menampilkna diri
secara meyakinkan untuk menjadi penipu ulung.
b. Gangguan Kepribadian Histrionik
Orang dengan gangguan kepribadian histrionik ditandai :
- Kebutuhan besar untuk menjadi pusat perhatian
- Perilaku tidak senonoh, secara seksual yang tidak pantas
- Perubahan ekspresi emosi secara cepat
- Memanfaatkan penampilan fisik untuk menarik perhatian orang lain pada
dirinya
- Bicaranya sangat tidak tepat
- Ekspresi emosional yang berlebihan
- Sangat mudah sugesti
- Menyalahartikan hubungan sebagai lebih intim dari yang sebenarnya
- Emosinya labil; haus akan hal-hal yang serba menggairahkan (excitement)
- Senang mendramatisasi diri secara berlebihan untuk mencari perhatian
- Tergantung, tak berdaya, dan mudah ditipu
- Egois, congkak, sangat haus akan pengukuhan orang lain
- Sangat reaktif; dangkal atau picik, dan tudal tulus.
c. Gangguan Kepribadian Ambang/ Bordeline
Orang dengan gangguan kepribadian ambang ditandai :
- Berupaya keras untuk mencegah agar tidak diabaikan
- Ketidakstabilan dan intensitas ekstrem dalam hubungan interpersonal
- Rasa diri (sense of self) yang tidak stabil
- Perilaku impulsive, termasuk sangat boros, perilaku seksual yang tidak
pantas
- Perilaku bunuh diri dan mutilasi diri yang berulang
- Kelabilaan emosional yang ekstrem
- Perasaan kosong yang kronis
- Sangat sulit mengendalikan kemarahan.
d. Gangguan Kepribadian Narsistik
Orang dengan gangguan kepribadian narsistik ditandai :
- Pandangan yang dibesar-besarkan mengenai pentingnya diri sendiri
- Terfokus pada kebersihan, kecerdasan dan kecantikan diri
- Kebutuhan ekstrem untuk dipuja
- Perasaan kuat bahwa mereka berhak mendapatkan segala sesuatu
- Kecenderungan memanfaatkan orang lain
- Iri pada orang lain
- Merasa diri penting dan haus akan perhatian dari orang lain
- Selalu menuntut perhatian dan perlakuan istimewa dari orang lain
3) Kelompok C
Terdiri dari gangguan kepribadian menghindar, dependen dan obsesif
kompulsif. Orang dengan gangguaan ini sering tampak cemas dan ketakutan
a. Gangguan Kepribadian Menghindar/ Avoid
Orang dengan gangguan kepribadian menghindar ditandai :
- Menghindari kontak interpersonal karena takut pada kritikan\
- Keengganan untuk menjalin hubungan dengan orang lain kecuali dirinya
pasti akan disukai
- Membatasi diri dalam hubungan intim
- Penuh kekhawatiran akan dikritik
- Merasa tidak adekuat
- Ketidakmampuan bergaul tersebut menjadi sumber kesusahan dan
penyebab harga dirinya yang rendah.
- Keengganan ekstrem untuk mencoba hal-hal baru
b. Gangguan Kepribadian Dependen
Orang dengan gangguan kepribadian dependen ditandai :
- Sulit mengambil keputusan tanpa saran dari orang lain
- Membutuhkan orang lain untuk mengambil tujuan atas sebagian aspek
kehidupannya yang utama
- Sulit tidak menyetujui orang lain karena takut kehilangan dukungan
mereka
- Sulit melakukan segala sesuatu sendiri karena kurangnya percaya diri
- Melakukan hal-hal yang tidak menyenangkan sebagai suatu cara untuk
mendapatkan persetujuan dan dukungan orang lain.
- Merasa tidak berdaya bila sendirian karena kurangnya rasa percaya pada
kemampuannya untuk menangani segala sesuatu tanpa intervensi dari
orang lain
- Berupaya untuk sesegera mungkin menjalin hubungan baru bila hubungan
yang dimilikinya saat ini berakhir
- Dipenuhi ketakutan bila harus mengurus diri sendiri
B. Ganguan seksual
a) Pengertian Gangguan seksual
Perilaku seksual adalah bermacam-macam dan ditentukan oleh suatu
interaksi faktor-faktor yang kompleks. Seksualitas abnormal yaitu perilaku seksual
yang destruktif bagi diri sendiri maupun orang lain, yang tidak dapat di arahkan
kepada seseorang pasangan, yang diluar stimulasi organ seks primer, dan yang di
sertai dengan rasa bersalah dan kecemasan yang tidak sesuai, atau konfulsif.
Rafelia secara harfiah para artinya penyimpangan filia artinya objek atau
situasi yang disukai. Parafilia adalah dorongan seksual yang mendalam dan
berulang yang menimbulkan fantasi seksual yang difokuskan pada objek yang
bukan pada manusia saja, penderita atau penghinaan diri sendiri atau partnernya,
atau anak-anak atau orang-orang yang tidak mengizinkan. Parafilia dapat di
artikan juga yang menunjukkan pada objek seksual yang menyimpang (misalnya
dengan benda atau anak kecil) maupun aktivitas ang menyimpang (misalnya
dengan memamerkan alat genital).
c) TERAPI
Psikoanalisa lebih menekankan pada penyelesaian konflik yang tidak disadari
untuk mengatasi disfungsi seksual. Terapi kognitif/behavioris lebih banyak
dipakai dalam mengatasi gangguan ini. Terapi menekankan pada disfungsi itu
sendiri serta sikap dan fikiran yang turut menyumbang timbulnya disfungsi.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Maramis (1999) kepribadian adalah keseluruhan pola pikiran, perasaan, dan
perilaku yang sering digunakan oleh seseorang dalam usaha adaptasi yang terus menerus
terhadap hidupnya.
Gangguan kepribadian menurut Rusdi Malim (1998) yang merujuk pada PPGDJ-III
(Pedoman Penggolongan diagnose Gangguan Jiwa III) adalah paranoid, schizoid, emosional
tak stabil tipe implusif dan ambang, historic, anankastik, cemas (menghindar), dependen,
khas lainnya yang tidak tergolongkan.
Gangguan Kepribadian adalah istilah umum untuk suatu jenis penyakit mental di
mana cara berpikir, memahami situasi, dan berhubungan dengan orang lain tidak berfungsi.
Sedangkan gangguan kepribadian menurut Kaplan dan Saddock adalah suatu varian
dari sifat karakter tersebut yang diluar rentang yang ditemukan pada sebagian besar orang.
Hanya jika sifat kepribadian tidak fleksibel dan maladaptif dan dapat menyebabkan
gangguan fungsional yang bermakna atau penderitaan subyektif maka dimasukkan sebagai
kelas gangguan kepribadian.
Penderita gangguan kepribadian mempunyai karakteristik perilaku yang kaku sulit
menyesuaikan diri sehingga orang lain seperti bersikap impulsif, lekas marah, banyak
permintaan, ketakutan, permusuhan, manipulatif, atau bahkan bertindak kasar.
Kesehatan seksual yaitu pencegahan penyakit menular seksual dan kehamilan yang tidak di
inginkan, kenikmatan seks. Sebagai bagian dari hubungan intim dan kendali yang lebih besar
terhadap keputusan seksual seseorang. Seksualitas abnormal yaitu perilaku seksual yang
destruktif bagi diri sendiri maupun oranglain, yang tidak dapat di arahkan kepada seseorang
pasangan, yang diluar stimulasi organ seks primer, dan yang di sertai dengan rasa bersalah
dan kecemasan yang tidak sesuai, atau konfulsif.
Parafilia secara harfiah para artinya penyimpangan filia artinya objek atau situasi
yang disukai. Parafilia adalah dorongan seksual yang mendalam dan berulang yang
menimbulkan fantasi seksual yang fokuskan pada objek yang bukan pada manusia saja,
penderita atau penghinaan diri sendiri atau partner nya, atau anak-anak atau orang-orang yang
tidak mengizinkan
Jenis-jenis dan gangguan parafilia : Pedofilia, Exibionisme, Voyeurisme, Sadomasokis,
Masokhisme, Fetisisme, Transvestisme, Zofilia, Froterisme, Homoseksual.
DISFUNGSI SEKSUAL (DSM IV)
a. Gangguan keinginan seksual yaitu kurangnya atau tidak
adanya keinginan untuk melakukan hubungan seks
b. Gangguan hasrat seksual ditandai oleh defisiensi atau tidak
adanya fantasi seksual dan hasrat untuk aktivitas seksual.
c. Orgasme terhambat (Inhibited Orgasme)
d. Ejakulasi dini (premature ejaculation)
e. Dispareunia (Dyspareunia)
DAFTAR PUSTAKA
Maslim rudi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III: Jakarta
Sunaryo. Psikologis untuk Keperawatan. Jakarta : EGC
http://www.indonesiaindonesia.com/f/47044-gangguan-kepribadian-personality-disorder/
http://health.detik.com/read/2009/12/03/091252/1253138/770/gangguan-kepribadian 9:23
http://www.acehforum.or.id/jenis-jenis-gangguan-t23256.html?
s=12abdddb7b8d366fa5e539952ef528ae&
http://one.indoskripsi.com/node/9597 9:28
Sulistianngsih, Sulis. Psikologi Abnormal Dan Psikofatologi..
Vina, Ashra dan Mohanraj, Andrew. 2001. Ketika Tidak Ada Psikiater. London: The
RoyalCollege Psikitrists.
Kaplan, Harold dan Sadock, Benjamin. 1994. Sinopsis Psikiatri Jilid 2. New York: New York
University Medical Center.
Martaniah, Sri Mulyani. 2001. Psikologi Abnormal Dan Psikopatologi. Yogyakarta.
Walker, Kenneth. 2005. The Handbook Sex. Yogyakarta. Diva Press