Anda di halaman 1dari 6

1.

PENDAHULUAN
Cedera pada satu bagian sistem muskuloskletal biasanya menyebabkan cedera
atau disfungsi struktur di sekitarnya dan struktur yang dilindungi atau disangganya.
Bila tulang patah, otot tak bisa berfungsi, bila saraf tak dapat menghantarkan impuls
ke otot, seperti pada paralisis, tulang tak dapat bergerak, bila permukaan sendi tak
dapat berartikulasi dengan normal, baik tulang maupun otot tak dapat berfungsi
dengan baik. Jadi meskipun fraktur secara primer hanya mengenai tulang, namun
juga mengakibatkan cedera pada otot, pembuluh darah, dan saraf di sekitar daerah
fraktur.
Penanganan cedera sistem muskuloskletal meliputi pemberian dukungan pada
bagian yang cedera sampai penyembuhan selesai. Dukungan dapat diperoleh
secara eksternal dengan pemberian balutan, plester, bidai, atau gips. Selain itu,
dukungan dapat langsung dipasang ketulang dalam bentuk pin atau plat. Kadang,
traksi harus diberikan untuk mengoreksi deformatis atau pemendekan.
Setelah efek cedera segera dan nyeri telah hilang,usaha penanganan difokuskan
pada pencegahan fibrosis dan kekakuan pada struktur tulang dan sendi yang
cedera. Latihan yang baik dapat melindungi terhadap terjadinya kecacatan tersebut.
Pada beberapa keadaan, dukungan yang diberikan memungkinkan aktivitas awal.
Proses penyembuhan dan pengembalian fungsi dapat dipercepat dengan berbagai
bentuk terapi fisik.
2. PENGERTIAN
Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi
ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh
komponen tulang dari tempat yang seharusnya ( dari mangkuk sendi ). Seseorang
yang tidak dapat mengatupkan mulutnya kembali sehabis membuka mulutnya
adalah karena sendi rahangnya terlepas dari tempatnya, artinya sendi rahangnya
mengalami dislokasi.
Dislokasi sendi adalah suatu kedaruratan yang memerlukan pertolongan segera.
Pada tempat kejadian, dislokasi dapat direposisi tanpa anestesi seperti pada
dislokasi siku atau bahu.
Dislokasi sendi merupakan suatu keadaan dimana permukaan sendi tulang yang
membentuk sendi tak lagi dalam hubungan anatomis. Secara kasar tulang lepas
dari sendi. Subluksasi adalah dislokasi parsial permukaan persendian. Dislokasi
traumatik adalah kedaruratan ortopedi, karena struktur sendi yang terlibat, pasokan
darah, dan saraf rusak susunannya dan mengalami stress berat. Bila dislokasi tidak
ditangani segera, dapat terladi nekrosis avaskuler ( kematian jaringan) akibat
anoksia dan hilangnya pasokan darahdan paralisis saraf ( seperti pada gambar )
.
Bila Kapsula sendi atau ligamentum teregang atau robek tampa lepasnya salah satu
permukaan tulang, maka cedera ini dinakmakan Strain atau Sprain . Jika
kapsula atau ligamentum robek dan permukaan tulang lepas, ia disebut dislokasi.
Jika luka tususk mengenai sendi atau mencapai tulang, meka resiko infeksi
meningkat.
3. Jenis-jenis dislokasi
Dislokasi dapat berupa :
a. Kongenital
Terjadi sejak lahir, akibat kesalahan pertumbuhan, paling sering terdapat pada
pinggul.
b. Spontan atau patologik, dislokasi yang terjadi akibat penyakit struktur sendi dan
jaringan sekitar sendi
c. Traumatik, akibat cidera dimana sendi mengalami kerusakan akibat kekerasan.
Pada dislokasi ini ciri khasnya adalah :
Menimbulkan rasa nyeri yang sangat hebat, biasanya dapat direposisi dengan
anestesi lokal dan obat-obat penenang contohnya Valium.
Perubahan kontur sendi. Kadang-kadang mudah dikenali karena adanya
perubahan dari anaotomi yang normal.
Perubahan panjang ekstremitas
Kehilangan mobilitas normal
Perubahan sumbu tulang yang mengalami dislokasi
4. DISLOKASI YANG SERING TERJADI
Dislokasi bahu.
Paling sering dialami mereka yang masih muda dan biasanya diakibatkan oleh
abduksi, ekstensi dan rotasi eksterna traumatik yang berlebihan pada ekstremitas
atas. (Gambar 1). Kaput humeri biasanya tergeser ke anterior dan inferior melalui
robekan traumatik pada kapsul sendi bahu. Ciri khasnya penderita tampak duduk
membungkuk, menopang lengan yang mengalami cedera dengan tangan yang
normal, lengan yang cedera berada dalam keadaan fleksi dan menjauhi dada atau
sisi tubuh (abduksi). Kaput humeri dapat dengan mudah diraba di bagian anterior
aksila. Dapat juga diraba cekungan dibawah origo sentral otot deltoideus pada
akromion. Saraf yang sering mengalami cedera adalah saraf aksilaris yang berfungsi
untuk abduksi bahu, saraf ulnaris yang berpengaruh pada fungsi tangan.

Dislokasi sendi panggul (paha)


Dislokasi ini merupakan keadaan gawat darurat ortopedik, jika tidak direduksi dalam
12 jam 24 jam sesudah cedera, maka kemungkinan penderita akan mengalami
nekrosis aseptik besar sekali ( cacat seumur hidup ). Ciri khasnya adalah nyeri pada
daerah glutea, skrotum dan paha, disertai posisi ekstremitas bawah yang kaku pada
waktu adduksi, rotasi interna dan fleksi. Biasanya dengan reduksi awal pada kasus
yang tidak komplikasi, biasanya penderita akan normal kembali setelah cidera.
Dislokasi pada sendi panggul yang terdislokasi menyebabkan paha dan tungkai
dalam posisi fleksi . tak boleh mengurangi fleksi ini. Bantaln atau selimut penyokong
harus ditempatkan dibawah paha dan lutut yang fleksi serta kirim pasien dengan
eksteremitas dalam posisi sewaktu ditemukan.
Dislokasi lutut
Dislokasi pada daerah ini sangat serius, karena arteri berada dibawah dan diatas
persendian lutut dan dapat menyebabkan terjadinya laserasi.
Cedera pada Kebanyakan sendi terdiri atas robekan ligamen penyokong, biasanya
disertai pergeseran atau robekan kartilago semilunaris, yang merupakan dua kartilgo
berbentuk bulan sabit yang menempel pada tepi permukaan sendi yang dangkal
pada kepala tibia. Dislokasi ini menyebabkan longgarnya kartilago dalam sendi lutut
yang dapat meleset diantara femur dan tibia, sehingga menganggu ekstensi penuh
tungkai. Jika kerusakan semakin meluas akan meyebabkan kecacatan yang sangat
menganggu aktifitas penderita, biasanya dianjurkan untuk operasi artroskopi untuk
mengangkat kartilago yang rusak.
Ujung proximal tulang-tulang tungkai biasanya bergeser kebelakang. Dislokasi ini
membahayakan eksteremiats karena robekan atau obtruksi arteria poplitea.
Sehingga harus dilakukan evaluasi teliti atas pulsasi arteri pada pergelangan kaki.
Bila pulsasi ini tidak ada atau bila kaki pucat/sainosis, maka dianjurkan segera
reposisi dislokosi.
Kadang-kadang traksi manual yang kuat dan mantap pada pergelangan kaki dalam
sumbu panjang ekstremitas akan menhasilkan reduksi dislokasi yang lengkap atau
sebagian. Usaha ini sangat berguna pada tempat kejadian atau dalam unit gawat
darurat. Harus segera diperhatikan gangguan sirkulasi apapun yang terlihat.

Dislokasi siku
Bagian distal humerus terdorong ke depan akan merobek kapsul bagian anterior,
sedang kepala radius + ulna 1/3 distal dislokasi ke posterior. Pada waktu terjadinya
dorongan bagian distal humerus ke anterior banyak kerusakan yang mungkin terjadi,
yaitu robeknya kapsul sendi, robeknya nn. Brachialis atau avulasi pada insertionya
pada prosessus coronoid, tertekannya a. brachialis dan laesi n. medianus. Kadang-
kadang juga disertai dengan fraktur kepala radius dan fraktur kapitulum. Tampak
pembengkakan yang hebat di siku, posisi siku dalam semifleksi, dan ujung
olecranon teraba lari ke posterior.Pada dislokasi ini tidak boleh memfleksikan siku.
Pembidaian dilakukan dengan membebat seluruh ekstremitas kebatang badan,
munkin setelah membentuk bidai dengan kawat melintang kebentuk siku.

Dislokasi Sendi Acromio-Clavicula


Sering terjadi pada penderita dewasa muda, karena trauma langsung pada waktu
olahraga atau kecelakaan lalu lintas. Terjadi dorongan yang kuat pada daerah
acromion ke bawah, sedang otot-otot trapezius dan otot sternomastoid menarik
dengan kuat klavikula ke atas. Sehingga menyebabkan robeknya kapsul dari sendi
acromio-clavikular. Ditemukan adanya nyeri tekan dipundak, tampak tonjolan ujung
lateral klavikula.
Dislokasi Sendi Sternoklavikula
Jarang terjadi, kecuali pada beberapa trauma yang cukup berat di bagian depan
pundak. Hal ini menyebabkan dorongan kebelakang yang kuat dari ujung lateral
klavikula dan mendorong bagian medial klavikula ke depan. Sehingga merobek
kapsul sendi sterniklavikula yang menyebabkan dislokasi. Terasa nyeri di daerah
sendi sternoklavikula, tampak benjolan, nyeri tekan +.
Dislokasi pergelangan kaki dan dislokasi kaki.
Pada dislokasi ini hampir sselalu disertai fraktur.deformitas hebat harus dikoreksi
dengan traksi dan manipulasi sedang sebelum pembidaian. Bidai yang memuaskan
di gunakan bidai udara, papan yang berbantalan yang hanya meluas kelutut, bidai
logam atau bidai bantal,harus dilipat dan diletakan sekitar kaki untuk mendapatkan
imobilisasi maksimun.

Mengurangi dan menghilangkan rasa nyeri


Mencegah gerakan patah tulang yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan
lunak sekitarnya seperti: pembuluh darah, otot, saraf dan lainnya.
PENANGANAN SECARA UMUM
Mengetahui mekanisme fraktur sehingga kita dapat menentukan etiologi
dan mencegah komplikasi
Selalu mulai dengan survey primer
Lihat dan periksa bagian yang luka/cedera
Reposisi segera:
1. dislokasi sendi kecil dapat direposisi di tempat kejadian tanpa anastesi, misalnya:
dislokasi siku, dislokasi bahu, dislokasi jari
2. dislokasi bahu, siku atau jari dapat direposisi dengan anastesi lokal dan obat-obat
penenang, misalnya valium. Jangan di pilih cara reposisi yang traumatis yang bila
dilakukan tanpa relaksasi maksimal dapat menyebabkan fraktur, misalnya dislokasi
bahu cara yang baik adalah cara Hipocrates dengan menarik lengan dalam posisi
abduksi. Cara Kocher harus dengan hati-hati
3. dislokasi sendi besar contohnya sendi panggul memerlukan anastesi umum. Bila
harus dilakukan tanpa narkose misalnya pada anak pilihlah cara yang tidak
traumatis ( cara Allis)
Cara-cara yang tidak traumatis: satu asisten memfiksasi pelvis, satu asisten lagi
mendorong trochanter, operator menarik femur pada posisi panggul dan lutut 90-90
Waspada terhadap patah tulang panjang dan segera terapi syok
Immobilisasi sendi dengan penyandang, pembalut atau bidai
Amati dan catat pulsasi pembuluh darah sebelum dan sesudah
manipulasi dan splinting/ pembidaian.
Luruskan persendian dengan hati-hati dan seluruh splint harus terpasang dengan
baik
Jika kita mencurigai adanya fraktur lakukan immobilisasi sendi di bawahnya/di
atasnya fraktur
Jika anda tidak terlatih dan tidak berpengalaman jangan melakukan tindakan
reposisi baik pada dislokasi tanpa fraktur maupun dislokasi dengan fraktur
Segera cari pertolongan medis

PEMBIDAIAN DAN PEMBALUTAN


Penatalaksanaan fraktura dan dislokasi terbuka diarahkan kepenyembuhan luka
terbuka tampa infeksi dan penyembuhan dislokasi dalam posisi yang baik. Fraktur
dan dislokasi terbuka memerlukan pembalut steril diatas luka sebelum pembidaian.
Pemberian larutan antiseptik di sekitar luka bisa berhaya. Pada pembidaian yang
darurat, traksi tidak boleh mengakibatkan segmen yang menonjol masuk masuk
kembali kedalam luka, dan secepatnya dibawa kerumahsakit terdekat. Tetapi
antibitika dan profilaksis antitetanus yang tepat harus segera diberikan

a. Pembidaian
Adalah proses yang digunakan untuk immobilisasi dislokasi dan fraktur
Dilakukan untuk mencegah pergerakan sendi atau tulang patah Dapat mengurangi
rasa nyeri dan kerusakan lanjut dari otot saraf dan pembuluh darah.
Jenis-jenis bidai :
Bidai Rigid adalah bidai yang terbuat dari kayu, plastik, alumunium atau bahan lain
yang keras
Bidai Soft adalah bidai dari bantal, selimun, handuk atau pembalut atau bahan yang
lunak lainnya
Bidai Traksi merupakan aplikasi dari kekuatan yang cukup untuk menstabilkan patah
tulang yang patah, traksi bukanlah meregangkan atau menggerakkan tulang yang
patah sampai ujung-ujung tulang yang patah menyatu.
Syarat Pembidaian:
1. Bidai harus meliputi 2 sendi, sebelum dipasang diukur terlebih dahulu pada
anggota badan yang tidak sakit
2. Ikatan jangan terlalu ketat dan jangan terlalu kendor
3. Bidai di balut atau dilapisi sebelum digunakan
4. ikatan harus cukup jumlahnya, dimulai dari sebelah atas dan bawah tempat yang
patah
5. Jika mungkin naikkan anggota tersebut setelah dibidai

b. Pembalutan.
Harus dipasang cukup kuat untuk mencegah pergerakan tapi tidak terlalu kencang
sehingga mengganggu sirkulasi atau menyebabkan nyeri
Dianjurkan menggunakan bantalan lunak untuk menghindari pergesekan dan
ketidaknyamanan pada kulit
Pengikatan selalu dilakukan diatas bidai atau pada sisi yang tidak cedera, jika
kedua kaki bawah mengalami cedera pengikatan dilakukan di bagian depan dan
diantara bagian yang cedera
Periksa dengan interval 15 menit untuk menjamin bahwa pembalut tidak terlalu
kencang akibat pembengkakan dari jaringan yang cedera. Lewatkan pembalut pada
bagian lekuk tubuh seperti leher, lutut dan pergelangan kaki jika diperlukan

DAFTAR PUSTAKA

1. Perawatan gawat darurat , Jhon A.Boswick, Ir.MD, EGC Jakarta, 1988


2. Patofsiologi, Konsep klinis proses-proses penyakit, Sylvia A. Price, Lorrarine M.
Wilson, EGC Buku Pertama,Edisi 4,Jakarta 1997
3. Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah, Brunner & suddarth,Edisi 8, volume 3
EGC, Jakarta 2002
4. Internet, www. Fraktur dan dislokasi sendi

Anda mungkin juga menyukai