Pengaruh PH THD Aktivitas Enzim
Pengaruh PH THD Aktivitas Enzim
BIOKIMIA
PERCOBAAN VII
PENGARUH pH TERHADAP KEAKTIFAN SUATU ENZIM
LABORATORIUM BIOKIMIA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011
BAB I
PENDAHULUAN
berbagai reaksi kimia dalam sistem biologis. Hampir tiap reaksi kimia dalam sistem
biologis dikatalisis oleh enzim. Sintesis enzim terjadi di dalam sel dan sebagian besar
Seluruh reaksi kimia yang berlangsung di dalam sel memerlukan jasa enzim,
enzim disintesis di dalam sel, namun aktivitasnya tidak selalu di dalam sel. Berbagai
reaksi kimia yang dikendalikan oleh enzim antara lain respiasi, pertumbuhan,
antara lain suhu dan pH. Di samping itu, kecepatan reaksi enzimatik dipengaruhi pula
aktivitas enzim pada beberapa macam pH yang berlainan, sebagian besar enzim di
dalam tubuh akan menunjukkan aktivitas maksimum antara pH 5,0 sampai 9,0.
menguji kebenaran dari teori tersebut agar dapat lebih mudah untuk dipahami dan
dipelajari.
I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
amilase.
indikator yang memberi warna biru yang akan berubah menjadi bening.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
biokimia. Enzim ini berubah menjadi sangat khas, seperti misalnya terhadap jenis
reaksi yang dikatalisisnya dan bahkan tempat pada substrat khusus dimana enzim itu
tarikan van der Waals dan tarikan elektrostatik oleh ikatan hidrogen, atau yang
kurang umum oleh pembentukan ikatan kovalen. Kompleks terbentuk pada sisi aktif
dari enzim. Tempat ini juga merupakan daerah enzim yang memacu reaksi yang khas.
Sisi aktif itu harus memiliki atom dan konfigurasi yang tepat, baik untuk mengikat
Enzim, seperti protein lain, mempunyai berat molekul yang berkisar dari
kira-kira 12.000 sampai lebih dari 1 juta. Oleh karena itu, enzim berukuran amat
besar dibandingkan dengan substrat atau gugus fungsional targetnya. Beberapa enzim
hanya terdiri dari polipeptida dan tidak mengandung gugus kimiawi selain residu
asam amino. Akan tetapi enzim lain memerlukan tambahan komponen kimia bagi
anorganik seperti ion Fe2+, Mn2+ atau Zn2+ atau mungkin juga suatu molekul
koenzim maupun satu atau lebih ion logam bagi aktivitasnya. Pada beberapa enzim,
koenzim atau ion logam hanya terikat secara lemah atau dalam waktu sementara pada
protein, tetapi pada enzim lain senyawa ini terikat kuat, atau terikat secara permanen
yang dalam hal ini disebut gugus prostetik. Enzim yang strukturnya sempurna dan
holoenzim. Koenzim dan ion logam bersifat stabil sewaktu pemanasan, sedangkan
Enzim menyusun sebagian besar dari protein total dalam sel. Suatu sel dapat
memuat 3.000 jenis molekul enzim dan sejumlah besar molekul dari tiap jenis.
Enzim dapat mempercepat reaksi kimia, sedangkan protein lain tak dapat. Oleh
karena itu, enzim adalah katalis. Selain mampu meningkatkan reaksi, enzim memiliki
dua sifat lain sebagai katalis sejati. Pertama, enzim tak berubah oleh reaksi yang
dikatalisnya. Kedua (dan yang penting), walaupun dapat mempercepat reaksi, enzim
tidak mengubah kedudukan normal dari kesetimbangan kimia. Dengan kata lain,
produk tetap sama dengan produk yang diperoleh tanpa enzim (Lehninger, 1997).
prostetik atau kofaktor. Kofaktor ini merupakan bagian nonprotein dari enzim itu.
Suatu kofaktor dapat berupa ion logam sederhana, ion tembaga misalnya merupakan
kofaktor bagi enzim asam askorbat oksidase. Enzim lain mengandung molekul
Suatu enzim bekerja secara khas terhadap suatu substrat tertentu. Kekhasan
inilah ciri suatu enzim. Ini sangat berbeda dengan katalis lain (bukan enzim) yang
dapat bekerja terhadap berbagai macam reaksi. Enzim urase hanya bekerja terhadap
Misalnya enzim esterase dapat menghidrolisis beberapa ester asam lemak, tetapi
tidak dapat menghidrolisis substral lain yang bukan ester. Kekhasan enzim terhadap
Untuk dapat bekerja terhadap suatu zat atau substrat harus ada hubungannya
atau kontak antara enzim dengan substratnya suatu enzim mempunyai ukuran lebih
besar daripada substratnya. Oleh karena itu tidak seluruh bagian enzim dapat
berhubungan dengan substrat. Hubungan antara substrat dengan enzim hanya terjadi
pada bagian tertentu saja. Tempat atau bagian enzim yang mengadakan hubungan
atau kontak dengan substrat dinamai bagian aktif (active site). Hubungan hanya
mungkin terjadi apabila bagian aktif mempunyai ruang yang tepat dapat menampung
yang bersifat sementara dan akan terurai lagi apabila reaksi yang diinginkan telah
Konsentrasi Enzim
Seperti pada katalis lain, kecepatan suatu reaksi yang menggunakan enzim
tergantung pada konsentrasi enzim tersebut. Pada suatu konsentrasi substrat tertentu,
Konsentrasi Substrat
Akan tetapi pada batas konsentrasi tertentu, tidak terjadi kenaikan kecepatan reaksi
substrat.
Suhu
Pada suhu rendah reaksi kimia berlangsung lambat, sedangkan pada suhu
yang lebih tinggi reaksi berlangsung lebih cepat. Disamping itu, karena enzim adalah
suatu protein, maka kenaikan suhu dapat menyebabkan terjadinya proses denaturasi.
Apabila terjadi proses denaturasi, maka bagian aktif enzim akan terganggu dan
reaksinya pun akan menurun. Kenaikan suhu sebelum terjadinya proses denaturasi
Pengaruh pH
Enzim dapat berbentuk ion positif, ion negatif atau ion bermuatan ganda
Disamping pengaruh terhadap struktur ion pada enzim, pH rendah atau pH tinggi
dapat pula menyebabkan terjadinya proses denaturasi dan ini akan mengakibatkan
Pengaruh Inhibitor
proses destruksi atau modifikasi sebuah gugus fungsi atau lebih yang terdapat pada
molekul enzim. Hambatan reversibel dapat berupa hambatan bersaing atau hambatan
tidak bersaing.
Untuk semua spesies yang digunakan dalam penelitian, pH optimum untuk
aktivitas amilase terjadi pada daerah dengan pH asam rendah (nilai pH berkisar
antara 5,5 dan 6,5), walaupun aktivitas amilase total juga kemungkinan dapat terjadi
pada nilai pH dengan interval yang lebih luas (5,5 7,0), yaitu sesuai dengan data
dari literatur yaitu dimana pH untuk amilase signifikan berada antara 4,5 dan 8,0
(Ciornea, 2008).
Pati tersusun dari unit-unit glukosa yang bergabung terutama lewat ikatan
melewati ikatan 1,6 -glikosidik. Hidrolisis parsial dari pati menghasilkan maltosa,
dengan berbagai teknik menjadi dua fraksi, yaitu amilosa dan amilopeptida. Amilosa
adalah polimer linear dari Dglukosa, sekitar 50 sampai 300 unit-unit glukosa
yang dihubungkan antara satu dengan yang lainnya melalui ikatan 1,4glikosida.
Dalam larutan rantai amilosa berbentuk heliks menyerupai kumparan, karena adanya
ikatan dengan konfigurasi s pada setiap unit glukosa. Kumparan berbentuk tabung ini
molekul-molekul kecil yang dapat masuk ke dalam kumparannya. Warna biru tua
yang ditimbulkan pada penambahan yodium pada pati adalah contoh pembentukan
METODE PERCOBAAN
III. 1 Bahan
saliva encer (enzim amilase) 1 : 9, buffer fosfat pH 7,4; 7,2 ; 6,8; 5,4; 5,2,
III. 2 Alat
tabung reaksi, rak tabung reaksi, gelas ukur 10 mL, waterbath, inkubator, pipet tetes,
pipet skala 1 mL, stopwatch, plat tetes, sikat tabung, dan gegep.
volumenya menjadi 10 mL. Sebanyak 6 buah tabung reaksi disiapkan dan masing-
masing diisi dengan 5 mL larutan buffer berturut-turut pH 7,4; 7,2; 6,8; 6,2; 5,4; 5,2.
NaCl 0,1 M dan 5 tetes saliva encer. Tabung yang berisi larutan pH 7,4 dan pH 7,2
semua tabung ditetesi 5 tetes iodin dan dimasukkan ke dalam inkubator bersuhu
38 oC selama 30 menit. Lalu diperhatikan perubahan warna yang terjadi tiap interval
5 menit. Dicatat perubahan dan waktu yang dibutuhkan. Selanjutnya dibuat grafik pH
versus kebalikan waktu (1/T) dan dari grafik tersebut ditentukan pH optimumnya.
BAB IV
IV. 1 Pendahuluan
berkisar antara pH 4,5 - 8.0. Tetapi ada beberapa enzim yang kisaran pHnya sempit,
misalnya peptin yang kisaran pHnya 1,8 dan arginase yang mempunyai pH optimum
10,0. Pada pH yang terlalu tinggi atau terlalu rendah umumnya enzim menjadi non
aktif secara irreversibel karena menjadi denaturasi protein.Pada percobaan kali ini,
aktivitas menurun atau hilang sama sekali karena terjadinya perubahan konfirmasi
akibat pecahnya ikatan ion dari gugu-gugus tertentu. Perubahan pH lingkungan akan
enzim substrat.
Waktu Warna
pH 7,4 pH 7,2 pH 6,8 pH 5,4 pH 5,2
(menit)
0 +++ +++ ++ ++ ++++
5 ++ ++ + ++ ++++
10 + ++ + + +++
15 + + + + ++
20 + + + + ++
25 + + + + +
30 + + + + +
Keterangan : + + + + : biru
+++ : biru muda
++ : biru agak bening
+ : bening
7,2 15 0,066
6,8 5 0,2
5,4 10 0,1
5,2 25 0,04
IV.3 Grafik
IV.4 Reaksi
Adapun reaksi yang terjadi pada percobaan ini adalah:
CH2O CH2O
O H O H
H H
H H
OH H OH H + nI2
O O O
H OH H OH
n
CH2O CH2O
O H I O H
H H
H H amilase
OH H OH H
O O O
H OH H OH
I n
biru
CH2O
O H
H
H + nI2
OH H
OH OH
H OH
bening
IV.5 Pembahasan
Masing-masing tabung reaksi diisi dengan larutan buffer fosfat pada pH yang
berbeda-beda yaitu 7,4; 7,2; 6,8; 5,4; 5,2. Digunakan beberapa macam pH yang
berbeda-beda agar dapat ditentukan pada pH berapa enzim bekerja dengan baik (pH
ditambahkan larutan albumin, larutan NaCl 0,1 M dan saliva encer yang merupakan
enzim amilase. Penambahan NaCl bertujuan sebagai pengaktif kerja enzim dan pati
atau amilum dimana pati ini merupakan substrat yang akan bereaksi dengan iodium
lagi menjadi 2 molekul glukosa secara enzimatis. Pada tabung reaksi yang berisi
larutan buffer dengan pH 7,4 dan pH 7,2 ditambahkan asam asetat (CH 3COOH)
dengan tujuan untuk mengasamkan larutan tersebut karena enzim tidak dapat bekerja
iodium sebagai indikator yang akan bereaksi dengan amilum membentuk kompleks
biru keunguan yang ditandai dengan perubahan warna dari bening menjadi biru.
38 C selama 30 menit dan pengamatan dilakukan pada tiap interval waktu 5 menit.
Dari pengamatan terlihat bahwa yang mengalami perubahan warna yang cepat yaitu
pH 6,8; kemudian disusul oleh pH 7,4; 5,4; 7,2; dan 7,4. Perubahan warna terjadi
pada menit ke-5 yaitu pada pH 6,8 dari warna biru menjadi biru agak bening dan
kemudian bening.
amilase adalah pada pH 6,8. Tentunya hal ini sesuai dengan teori dimana pH
optimum suatu enzim agar dapat bekerja dengan baik yakni berkisar antara 5,4-7,2.
BAB V
5. 1 Kesimpulan
5. 2 Saran
Sebaiknya alat-alat yang digunakan diperiksa terlebih dahulu oleh analis yang
bertugas agar diketahui adanya kerusakan dan bahan yang digunakan diganti kalau
Ciornea, E., Vasile, G., Cojocaru, D., 2008, On The Influence Of The Temperature
And pH Of The Incubation Medium On The Activity Of Total Amylase In
Some Spontaneous And Cultivated poaceae, (online)
(http://www.bio.uaic.ro/publicatii/anale_biochimie/2008_IX_F1/2008_Anale
_GBM_IX_F1_l14.pdf ,diakses 8 Mei 2009.)
Pine, S.H., Hendrickson, J.B., Cram, D.J., dan Hammond, G.S., 1988, Kimia
Organik II, Penerbit ITB, Bandung.
Tim Dosen Kimia, 2007, Kimia Dasar II, Universitas Hasanuddin, Makassar.
LEMBAR PENGESAHAN
Asisten Praktikan