Anda di halaman 1dari 25

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................1

DATA SUBJEKTIF..................................................................................................2

ANALISA KASUS................................................................................................16

TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................18

A. Definisi.....................................................................................................18

B. Etiologi.....................................................................................................18

C. Klasifikasi................................................................................................19

D. Patofisiologi.............................................................................................20

E. Manifestasi klinis.....................................................................................20

F. Patogenesis................................................................................................21

G. Diagnosis penunjang................................................................................22

H. Pemeriksaan penunjang...........................................................................23

I. Tatalaksana................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................27

1
DATA SUBJEKTIF

I. Identitas Pasien
MR No. : 00.07.96.58
Nama : An. N
Tanggal lahir : 1 Mei 2015
Umur : 11 tahun 2 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : Pelajar
Alamat : Jl. Sawo 5 Rt 04. RW 02

II.Anamnesis (dilakukan secara alloanamnesis pada tanggal 28/07/16)

Keluhan Utama : Demam

Keluhan tambahan : Lemas, mual, pusing, nyeri otot, sakit perut dan nafsu
makan turun

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien diantar oleh orangtuanya ke IGD RS UKI dengan keluhan demam sejak
2 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam datang mendadak tinggi 39 derajat dan
berlangsung terus menerus. Demam dirasakan terutama pada malam hari. Selain
demam, pasien mengeluhkan lemas, pusing, nyeri otot dan sakit perut dan nafsu
makan pasien juga menurun. Keluhan tersebut muncul bersamaan dengan demam
yang dirasakan pasien. Menurut Ibu pasien, sebelum keluhan muncul, pasien sangat
sering bermain pada siang hari bersama teman-temannya dan jarang tidur siang dan
dua teman bermain pasien ada yang mengalami keluhan seperti ini dan sudah dirawat
di Rumah Sakit sejak 1 hari yang lalu dan terdiagnosa demam berdarah. Pasien sudah
dibawa ke puskesmas kemarin dan di diagnosis demam berdarah dan demam typhoid
lalu diberi obat namun keluhan tidak berkurang. Pasien jarang sekali jajan di sekolah
atau jajan sembarangan karena selalu membawa bekal. BAB dan BAK baik tidak ada
keluhan. Pasien merasa mual, namun tidak ada muntah.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien baru pertama kali mengalami keluhan seperti ini.

Riwayat Penyakit Keluarga


Menurut ibu pasien di keluarga tidak ada yang mengalami kejadian serupa.

Riwayat Kehamilan :

2
Sakit selama hamil (-), demam (-), kuning (-), keputihan (-), perut tegang (-), BAK
sakit dan anyang-anyangan (-), kencing manis (-), dan darah tinggi (-).

Perawatan antenatal : Trimester I 2x/ bulan di Puskesmas


Trimester II 2x/ bulan di Puskesmas
Trimester III 3x/ bulan di Puskesmas

Riwayat Kelahiran :
Cara lahir : Spontan
Tempat lahir : Rumah sakit
Ditolong oleh : Dokter
Masa gestasi : Cukup bulan
Berat lahir : 3700 gram
Panjang lahir : 52 cm
Lahir normal, langsung menangis, sianosis (-), kejang (-), nilai APGAR 9/10.

Kelainan bawaan :
Disangkal

Riwayat tumbuh kembang:


Gigi pertama : 8 bulan
Psikomotor
Tengkurap : 4 bulan
Duduk : 9 bulan
Berdiri : 10 bulan
Berjalan : 11 bulan
Berbicara : 12 bulan
Membaca/menulis : 36 bulan

Perkembangan Pubertas

Rambut Pubis, Tumbuh Payudara, Timbul Menarche -

Kesan : Tumbuh dan kembang anak sesuai dengan umur pasien berdasarkan
kriteria Milestone
Riwayat Imunisasi :

VAKSIN DASAR UMUM ULANGAN

BCG 1 bln -

DPT/DT 2 bln 3 bln 4 bln -

POLIO 1 bln 2 bln 3 bln 4 bln -

3
CAMPAK 9 bln -

HEP B 2 bln 3 bln 4 bln -

MMR - -

TIPA - -

Kesan Imunisasi sesuai dengan jadwal DEPKES di Puskesmas


Riwayat makanan :
0-6 bulan
ASI eksklusif setiap 3 jam sekali, 15 menit pada payudara kanan dan kiri.
6-11 bulan
ASI dengan kuantitas 3x per hari ditambah dengan susu formula 2x sehari 100cc
per sekali minum disertai bubur olahan sendiri dengan lauk wortel dan tempe,
tahu atau bubur instant sebanyak 2 kali perhari menggunakan mangkok kecil

1 3 tahun

Nasi tim dengan kuantitas 3x per hari di tambah susu formula 2x perhari. Nasi tim
yang dibuat berisikan sayur dan lauk. Buah-buahan juga diberikan pada pasien
sekali sehari.

3 tahun sampai sekarang

pasien sudah diberikan makanan seperti orang dewasa, dengan kuantitas 3x sehari
dan pasien juga minum susu 2x perhari setiap pagi dan malam hari sebelum tidur.

Kesimpulan : Pasien mendapat asupan nutrisi yang baik sesuai usia perkembangan
pasien.

Data Perumahan:
Kepemilikan Rumah : Rumah Pribadi
Keadaan Rumah :
Ukuran/tipe : luas tanah dan bangunan 198 m2
Dinding terbuat dari : tembok
Atap terbuat dari : genteng
Ventilasi : baik
Jarak Septic tank ke sumber air bersih : 7 meter
Lain-lain = Perumahan pasien jarang melakukan fogging. Sudah setahun
perumahan tidak melakukan fogging. Tempat pembuangan sampah berjarak

4
200 meter dari perumahan pasien. Setiap 2 hari terdapat petugas kebersihan
yang membuang sampah warga ke tempat pembuangan.

III. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan saat pertama datang ke UGD (28/07/2016), pukul 14.00 WIB


Keadaan umum : Tampak sakit sedang
(sadar, sianosis (-), sesak nafas (-), letargi +)
Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah : 110/80
Denyut Nadi : 111 x/menit (reguler, kuat angkat, isi cukup)
Frekwensi Pernafasan : 26 x/menit (reguler, retraksi -)
Suhu tubuh : 38,4oC (aksila)
Data Antropoemetri
- Berat Badan : 35 kg
- TinggiBadan : 122 cm
- BMI : 21,5 kg/m2
- BBI : 26 kg
Menurut CDC
BB/U: 35 / 38 X 100% = 92 % ( BB normal )
BB/U: p25<x<p50
Kesan : BB normal
TB/U: 122 / 145 X 100% = 84%
TB/U: x<p3
Kesan : TB stunted
BB/TB: 35 / 23 X 100% = 152 %
Kesan: Status gizi kurang

5
Kepala
Kepala : Normocephali
Rambut : Hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut
Mata : Konjungtiva pucat -/-, kelopak mata cekung -/-
Sklera ikterik -/-, pupil isokor 3 mm/3 mm,
refleks cahaya +/+, oedem palpebra -/-
Telinga : Normotia, liang telinga lapang, serumen -/-,
sekret -/-

6
Hidung : Cavum nasi lapang, sekret -/-, deviasi septum -, pernapasan
Cuping hidung -
Bibir : Mukosa bibir kering (+), sianosis sirkumoral (-)
Gigi geligi : Tidak ada kelainan
Lidah : Coated tongue -
Tonsil : T1 T1, hiperemis -/-
Faring : Hiperemis (+)
Leher : Kelenjar Getah Bening tidak teraba membesar

Dada

Paru

Inspeksi : Pergerakan dinding dada kanan dan kiri simetris


Retraksi (-)
Palpasi : Vocal fremitus kanan dan kiri sama
Perkusi : Sonor-sonor
Auskultasi : Bunyi napas dasar vesikuler
Ronkhi -/-, Wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba di IC V garis midclavicula sinistra
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II reguler, murmur -, gallop -

Abdomen
Inspeksi : Perut tampak datar ( Lingkar Perut = 65 cm )
Auskultasi : Bising usus (+) 4 x/menit
Palpasi : Supel, Nyeri tekan dan lepas + pada kuadran kanan atas
dan ulu hati, hepar dan lien tidak dapat diraba karena pasien mengeluh sakit
Perkusi : Nyeri ketok pada kuadran kanan atas dan ulu hati +
Kulit : Warna kulit sawo matang, ikterik (-),
Uji Rumple Leed +
Ekstremitas : Bentuk biasa, simetris, deformitas (-),
sianosis (-), edem (-).
Kiri Kanan
ATAS CRT< 2 detik CRT< 2 detik
Akral hangat Akral hangat
BAWAH CRT< 2 detik CRT< 2 detik
Akral hangat Akral hangat

Pemeriksaan neurologis :
Reflek fisiologis :
o Biceps : ++/++
o Triceps : ++/++
o KPR : ++/++
o APR : ++/++

7
Reflek patologis : Tidak dilakukan pemeriksaan
Rangsang meningen : Tidak dilakukan pmeriksaan
Nervus kranialis : Tidak dilakukan pemeriksaan

IV. Pemeriksaan Penunjang


Hasil Laboratorium Puskesmas

Jenis pemeriksaan Hasil


28 Juli 2016

Hemoglobin 12,7 g/dl

Hematokrit 38 %

Leukosit 3,4 x 1000 /ul

Trombosit 85.000 /ul

Hasil Laboratorium RS UKI

Jenis pemeriksaan Hasil


28 Juli 2016
pkl. 18.00

Hemoglobin 13,5 g/dl

Hematokrit 40.4 %

Leukosit 3,9 x 1000 /ul

Trombosit 80.000 /ul

Jenis pemeriksaan Hasil


28 Juli 2016
pkl. 24.00

Hemoglobin 14,4 g/dl

Hematokrit 39,9 %

Leukosit 4,8 x 1000 /ul

Trombosit 78.000 /ul

8
Jenis pemeriksaan Hasil
29 Juli 2016
pkl. 06.00

Hemoglobin 13,6 g/dl


Jenis pemeriksaan 39 %Hasil
Hematokrit
30 Juli 2016
Leukosit 5,3 x 1000 /ul
Hemoglobin 13,1 g/dl
Trombosit 76.000 /ul
Hematokrit 38,7 %

Leukosit 6,6 x 1000 /ul

Trombosit 73.000 /ul

Jenis pemeriksaan Hasil


31 Juli 2016

Hemoglobin 13,9 g/dl

Hematokrit 40,5 %

Leukosit 7,6 x 1000 /ul

Trombosit 124.000 /ul

V. Diagnosa Kerja
Demam Dengue

VI. Diagnosa Banding


Demam Tifoid
Infeksi virus chikungunyah

VII. Penatalaksanaan

CIV : Ringer Laktat ( 19 tpm)

MM /

Ranitidine 2 x 60 mg (PO)

Paracetamol 3 x 500 mg tab (PO)

9
Follow Up Hari 1
Subyektif Obyektif Assessment Rencana Terapi
Hari/
Tanggal

28/7/16 Nyeri otot (-) KU: TSS Demam Dengue Diet: lunak
PH: 1 Kes: CM IFDV: Ringer Laktat 21 tpm
PP: 3 Batuk (+) N: 88x/menit ( kuat angkat, regular, isi Hasil Lab :
Demam (+) Hb : 13,5 g/dl MM/
cukup)
Sakit perut HT : 44 % Sanmol 3x500mg
RR: 16 x/menit
L : 3,9 x 1000/ul Ranitidine 2x 35 mg (IV)
(+) S: 38,5 C
Tr:80.000 /ul
Lemas (+) TD: 100/80
Sulit BAB
Mata : CA-/-, SI -/-
(+)
Mulut : mukosa bibir kering + & pecah (-)
Nafsu Diuresis = 8,8
THT: Tonsil T1-T1, faring hiperemis (+),
makan cc/kgBB/jam
lidah : kotor dan hiperemis
( 17.00-23.00)
turun (+) Thorax:
I: pergerakan dinding dada simetris
P: VF simetris
P: sonor/sonor
A: BND vesikuler, rh -/-, wh -/-. BJ I & II
regular, murmur (-), gallop (-)

Abdomen:

10
I: perut tampak datar
A: BU (+) 4 x/menit
P: Nyeri ketok + (kuadran kanan atas + ulu
hati)
Pem. Undulasi
Pekak alih -
P: supel, hepar& lien tidak teraba
membesar, nyeri tekan dan lepas
epigastrium, kuadran kanan atas +.
Turgor baik
Lingkar perut 68 cm

Ekstremitas : Akral hangat, CRT <2


petekie +
Test Rumple leed : + 25 buah.

Follow Up Hari 2
Subyektif Obyektif Assestment Rencana Terapi
Hari/
Tanggal

29/7/16 Nyeri otot (-) KU: TSS Demam dengue Diet: lunak
PH: 2 Sakit perut (+) Kes: CM IVFD: Ringer laktat (18
PP: 4 Demam (+) TD : 100/70 mmHg Hasil Lab :
tpm)
Nafsu makan N: 62x/menit ( kuat angkat, Hemoglobin 13,1 g/dl
Hematokrit 38,7 %
turun (+) regular, isi cukup) MM/
L:6,6 x 103 /ul
Batuk (+) RR: 21 x/menit Ranitidine 2x 35 mg
Trombosit
Pusing (+) S: 37,6 C
73.000 /ul (IV)
Mual (+)
Lemas (+) Mata : CA-/-, SI -/-
Diuresis = 4,1 cc/kgBB/jam
Mulut : mukosa bibir kering +
03.00-09.00
& pecah (-)
THT: Tonsil T1-T1, faring
hiperemis (+), lidah : kotor dan
hiperemis
Thorax:
I: pergerakan dinding dada
simetris
P: VF simetris
P: sonor/sonor
A: BND vesikuler, rh -/-, wh -/-.
BJ I & II regular, murmur (-),
gallop (-)

Abdomen:
I: perut tampak datar
A: BU (+) 5 x/menit
P: Nyeri ketok + (kuadran kanan
atas + ulu hati)

11
Pem. Undulasi
Pekak alih -
P: supel, hepar& lien tidak
teraba membesar, nyeri tekan
dan lepas epigastrium, kuadran
kanan atas +.
Turgor baik
Lingkar perut 66 cm

Ekstremitas : Akral hangat,


CRT <2

Follow Up Hari 3
Subyektif Obyektif Assestment Rencana Terapi
Hari/
Tanggal

30/7/16 Demam (-) KU: TSS Demam dengue Diet: biasa


PH: 3 Sakit perut (-) Kes: CM IVFD: Ringer laktat (18 tpm)
PP: 5 Batuk (-) TD : 110/70 mmHg Hasil Lab :
Nafsu makan N: 92x/menit ( kuat angkat, Hemoglobin 13,3 MM/
Ranitidine 2x 35 mg (IV)
turun (+) regular, isi cukup) g/dl
Pusing (+) RR: 22 x/menit Hematokrit 40,1 %
Mual (+) S: 36,5 C L:8,9 x 103 /ul
Lemas (+) Trombosit
Mata : CA-/-, SI -/- 95.000 /ul
Mulut : mukosa bibir kering - &
Diuresis 16.00-
pecah (-)
THT: Tonsil T1-T1, faring 22.00
= 6,2 cc/kgBB/jam
hiperemis (+), lidah : kotor dan
hiperemis
Thorax:
I: pergerakan dinding dada
simetris
P: VF simetris
P: sonor/sonor
A: BND vesikuler, rh -/-, wh -/-.
BJ I & II regular, murmur (-),
gallop (-)

Abdomen:
I: perut tampak datar
A: BU (+) 5 x/menit
P: Nyeri ketok -
Pem. Undulasi
Pekak alih -
P: supel, hepar& lien tidak
teraba membesar, nyeri tekan
dan lepas -
Lingkar perut 65 cm

Ekstremitas : Akral hangat,

12
CRT <2

Follow Up Hari 4
Subyektif Obyektif Assestment Rencana Terapi
Hari/
Tanggal

31/7/16 Tidak ada keluhan KU: TSS Perbaikan klinis Diet: biasa
PH: 4 Kes: CM IVFD: Ringer laktat (18 tpm)
Demam dengue
PP: 6 TD : 110/80 mmHg
N: 80x/menit ( kuat angkat, MM/ -
Hasil Lab :
regular, isi cukup) Hemoglobin 13,6
RR: 22 x/menit
g/dl
S: 35,9 C
Hematokrit 40,9 %
L:7,8 x 103 /ul
Mata : CA-/-, SI -/-
Trombosit
Mulut : mukosa bibir lembab
165.000 /ul
pecah (-)
THT: Tonsil T1-T1, faring Diuresis
22.00-04.00
hiperemis (+), lidah : kotor dan
= 2,5 cc/kgBB/jam
hiperemis
Thorax:
I: pergerakan dinding dada
simetris
P: VF simetris
P: sonor/sonor
A: BND vesikuler, rh -/-, wh -/-.
BJ I & II regular, murmur (-),
gallop (-)

Abdomen:
I: perut tampak datar
A: BU (+) 5 x/menit
P: Nyeri ketok -
Pem. Undulasi
Pekak alih -
P: supel, hepar& lien tidak
teraba membesar, nyeri tekan
dan lepas -
Lingkar perut 64 cm

Ekstremitas : Akral hangat,


CRT <2

13
ANALISA KASUS

Telah dirawat seorang pasien anak perempuan berumur 11 tahun 2 bulan di bangsal

Anggrek RSU UKI pada tanggal 31 Juli 2016 dengan diagnosa Demam Dengue.

Berdasarkan Buku Ajar Infeksi dan Penyakit Tropis Pediatri Jilid 3 IDAI 2014,

Demam dengue mempunyai masa inkubasi berkisar 3-5 hari (pada umumnya 5-8 hari). Awal

penyakit biasanya mendadak tinggi (39-40 derajat celcius), terus-terusan disertai gejala

prodromal seperti nyeri kepala, myalgia, sakit punggung, mual, fotofobia, gangguan

pencernaan dan nyeri perut.

Manifestasi perdarahan pada umumnya sangat ringan berupa uji tourniquet yang

positif (>10 petekiae dalam area 2,8 x2,8 cm).

Pada pemeriksaan laboratorium menunjukkan jumlah leukosit yang normal, namun


pada beberapa kasus ditemukan leukositosis pada awal demam, namun kemudian terjadi
leukopenia dengan jumlah PMN yang turundan ini berlangsung selama fase demam. Jumlah
trombosit dapat normal atau menurun (100.000-150.000/mm3), jarang ditemukan trombosit
lebih rendah dari 50.000/mm3.

Dari anamnesis didapatkan pasien diantar oleh orangtuanya ke IGD RS UKI dengan
keluhan demam mendadak tinggi 390c sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit dan
berlangsung terus menerus. Pasien dibawa ke puskesmas sebelumnya dan di diagnosis DBD
dan diberi obat penurun panas namun keluhan tidak berkurang. Selain demam, pasien
mengeluhkan lemas, pusing, nyeri otot dan sakit perut dan nafsu makan pasien juga menurun.
Riwayat lingkungan menderita keluhan yang sama +. Riwayat jajan sembarangan disangkal.
Sulit BAB +, sulit BAK -, mual -, muntah -.

Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran
composmentis, suhu tubuh 38,40C, tekanan darah 110/80, frekuensi nadi 111x/menit reguler,
kuat angkat, isi cukup, frekuensi pernafasan 26x/menit, status gizi baik, mata cekung -/-,
konjungtiva anemis -/-, tidak ada sekret di hidung, mukosa bibir kering, turgor baik, akral

14
hangat, bunyi nafas dasar vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-, bunyi jantung 1 dan 2 normal,
nyeri tekan, lepas dan ketok + pada kuadran kanan atas abdomen dan epigastrica, pekak alih
-, undulasi -. Uji Rumple Leed +. Hasil laboratorium menunjukkan nilai Hb 13,5 g/dl, Ht 40.4
%, Leukosit 3,9 x 1000 /ul, trombosit 80.000 /ul. Pasien dirawat inap dan diberikan diet
lunak, IVFD RL 19 tpm, Ceftriaxone 2x 800 mg, Ranitidine 2 x 60 mg (PO), Paracetamol 3
x 500 mg tab (PO) dan Immunos syr 1x1cth.

Dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang saat pertama kali
masuk RS, penulis berpendapat diagnosis pasien adalah demam dengue.

Perbedaan demam dengue dan demam berdarah dengue terdapat pada kebocoran
plasma yang dapat dilihat dari adanya asites, efusi pleura dan hemokonsentrasi yaitu
peningkatan hematokrit >20% dan penurunan trombosit yaitu <100.000/ul. Sedangkan, pada
pasien ini, pasien tidak mempunyai manifestasi perdarahan berat, asites, efusi pleura. Dan
pada demam berdarah dengue, perjalanan penyakitnya berbeda dengan demam dengue yaitu
yang terjadi pada pasien ini.

Perbedaan demam dengue dan demam akibat virus lainnya adalah hasil laboratorium
yang menunjukkan leukositopenia dengan trombositopenia dan uji rumple leed yang positif,
namun klinis yang ditunjukkan hampir sama.

TINJAUAN PUSTAKA

15
A. Definisi
Penyakit demam berdarah dengue ( DBD ) adalah penyakit menular yang disebabkan

oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini

dapat menyerang semua orang dan dapat mengakibatkan kematian terutama pada

anak, serta sering menimbulkan kejadian luar biasa atau wabah 1.


B. Etiologi
Infeksi virus dengue ditularkan melalui gigitan vector nyamuk stegomiya aegipty atau

dahulu disebut Aedes aegipty dan Stegomiya albopictus dahulu disebut Aedes

albopictus. Transmisi virus tergantung dari faktor biotik dan abiotik. Termasuk dalam

faktor biotik adalah faktor virus, vector nyamuk, pejamu manusia. Sedangkan faktor

abiotic adalah suhu lingkungan, kelembaban dan curah hujan.


1. Virus Dengue
Termasuk genus Flavivirus dari family Flaviviridae. Selain virus dengue, virus

lain yang termasuk dalam genus ini adalah Japanesse encephalitis virus (JEV),

yellow fever virus (YFV), west nile virus (WNV) dan tickborne encephalitis virus

(TBEV). Berdasarkan genom yang dimiliki, virus dengue termasuk virus RNA.

Genom ini dapat di translasikan langsung menghasilkan satu rantai polipeptida

berupa tiga protein struktural Capsid, pre- membrane, Envelope dan tujuh protein

non struktural NS1, NS2A, NS2B, NS3, NS4A, NS4B dan NS5. Selanjutnya,

melalui aktivitas berbagai enzim, baik yang berasal dari virus maupun sel pejamu

polipeptida tersebut membentuk suatu enzim. Protein NS1 merupakn satu-satunya

protein non struktural yang dapat disekresikan oleh sel pejamu tapi tidak oleh

nyamuk, sehingga dapat ditemukan dalam darah pejamu sebagai antigen.


Berdasarkan sifatnya ada 4 jenis serotype virus dengue, yaitu DENV-1, DENV-2,

DENV-3 dan DENV-4. Di Indonesia keempatnya dapat ditemukan dan yang

paling virulen adalah DENV-3 1.


2. Vektor Nyamuk
Nyamuk Stegomiya (Aedes aegipty) merupakan nyamuk domestic yang memiliki

afinitas tinggi untuk menggigit manusia serta dapat menggigit lebih dari satu

16
individu untuk memenuhi nutrisinya. Stegomiya albopictus selain dapat

menularkan keempat jenis virus dengue, juga merupakan vektor untuk 22 spesies

arbovirus lain 1.
3. Pejamu
Saat nyamuk menghisap darah manusia yang sedang mengalami viremia, virus

masuk ke tubuh nyamuk yaitu 2 hari sebelum timbul demam sampai hari 5-7 fase

demam 1 .
C. Klasifikasi Infeksi Virus Dengue
Infeksi Virus Dengue
Asimptomatik Simptomatik

Demam tidak khas Demam Dengue DBD Expanded dengue syndrom


( dengan kebocoran plasma)
Tanpa perdarahan dengan perdarahan DBD non syok DBD dengan syok =DSS

D. . Patofisiologi
Bagan 1. Klasifikasi Infeksi Virus
Dengue

Bagan 2. Patofisiologi DHF 4

E.

Manifestasi Klinis
1. Demam

Dengue
Penyakit demam

akut 2-7 hari durasi dengan dua atau lebih manifestasi berikut :
Sakit kepala , retro - orbital sakit , mialgia , artralgia , ruam , manifestasi perdarahan 4.
Dijumpai trias syndrom, yaitu demam tinggi, nyeri pada anggota badan dan timbulnya

ruam. Anoreksia dan obstipasi sering dilaporkan, disamping itu perasaan tidak

nyaman di daerah epigastrium disertai nyeri kolik dan perut lembek sering ditemukan.

17
Jumlah trombosit jarang dapat normal atau menurun , jarang ditemukan

jumlah trombosit <50.000/mm3.


2. Demam Berdarah Dengue (DBD)4
a. Memiliki kriteria klinis Demam dengue
b. kecenderungan perdarahan dibuktikan oleh satu atau lebih dari berikut ini :
1. uji tourniquet positif
2. petechiae , ekimosis atau purpura
3. Perdarahan dari mukosa , saluran pencernaan
c. Trombositopenia ( < 100 000 sel per cumm )
d. Bukti kebocoran plasma akibat peningkatan permeabilitas pembuluh darah ,

dimanifestasikan oleh satu atau beberapa hal berikut :


a. Peningkatan hematokrit > 20 %
b. Penurunan lebih dari 20 % hematokrit setelah pengobatan penggantian volume

dibandingkan baseline
c. Tanda-tanda kebocoran plasma ( efusi pleura , asites , hypoproteinemia )
3. Dengue syok syndrome

Semua kriteria di atas untuk DBD dengan bukti kegagalan sirkulasi

dimanifestasikan oleh cepat dan lemah pulsa dan tekanan sempit pulsa ( < 20

mmHg ) atau hipotensi untuk usia , dingin dan kulit berkeringat dan kegelisahan .

F. Patogenesis
a. Fase demam
Pada kasus ringan semua tanda dan gejala sembuh seiring dengan menghilangnya

demam.
b. Fase kritis
Terjadi saat demam turun sekitar 24 48 jam, saat ini terjadilah kebocoran plasma

sehingga pasien mengalami syok hipovolemi. Waspada pada warning sign hari ke

3 7 : muntah terus menerus, nyeri perut, lemas, hepatomegali, perdarahan

mukosa spontan.
c. Fase penyembuhan
Terjadi resorbsi cairan dari ruang ekstravaskular ke dalam ruang intravaskular

berlangsung bertahap 48 72 jam. Keadaan umum membaik, nafsu makan

membaik. Jumlah leukosit mulai meningkat, hematokrit kembali stabil.

18
Gambar 1. Kurva Demam Berdarah Dengue 3

G. Derajat Penyakit
Derajat I : Demam disertai gejala tidak khas dan satu satunya manifestasi

perdarahan ialah uji bendung.


Derajat II : Seperti derajat I, disertai perdarahan spontan di kulit dan atau perdarahan

lain.
Derajat III : Didapatkan kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan tekanan nadi

menurun <20 mmHg atau hipotensi, sianosis disekitar mulut, akral dingin dan

lembab, anak tampak gelisah.


Derajat IV : Syok berat ( profound shock ), nadi tidk dapat diraba dan tekanan darah

tidak terukur.

19
H. Pemeriksaan
1. Deteksi respon imun serum
a. Haemaglutination inhibition test ( uji HI)
Kurang spesifik dan memerlukan dua sediaan serum akut dan konvalesens.
b. Complement fixation test (CFT)
Tidak banyak dipakai. Biasanya timbul setelah antibody HI timbul dan

sifatnya lebih spesifik pada infeksi primer dan cepat menghilang dari darah 2-

3 tahun.
I. Tatalaksana
a. Prinsip umum terapi cairan pada DBD
Kristaloid intravascular harus digunakan selama masa kritis.
Cairan koloid digunakan pada pasien dengan perembesan plasma hebat,

dan tidak ada respon pada minimal volume cairan kristaloid yang diberikan.
Volume cairan rumatan + dehidrasi 5% harus diberikan untuk menjaga

volume dan cairan intravascular yang adekuat.


Pada pasien dengan obesitas, digunakan berat badan ideal sebagai acuan untuk

menghitung jumlah cairan.

Tabel 1. Cairan yang dibutuhkan berdasarkan berat badan 2

20
Tabel 2. Kecepatan cairan rumatan 2

Gambar 3. Tatalaksana Pasien


DHF Grade I dan II

21
22
Gambar 4. Tatalaksana DHF Grade III

23
Gambar 5. Tatalaksana Pasien DHF grade IV

24
DAFTAR PUSTAKA
1. Sri Rejeki H. Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana Infeksi Virus Dengue Pada

Anak. IDAI : 2015 Hal 4 36


2. National Guidelines For Clinical Management of Dengue. WHO : 2015 Hal 6-18
3. Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. WHO: 2009 Hal 161 162
4. Handbook For Clinical Treatment of Dengue. WHO : 2012

25

Anda mungkin juga menyukai