Anda di halaman 1dari 8

TERMODINAMIKA

Ilmu zat : Padat, Cair, dan Gas


a) Gas : - Sifat gas dan hukum-hukum gas ideal
-Teori kinetika gas
-Tetapan gas :
R dalam satuan Cal/K/mol
J/ K/mol
L atm/K/mol
b) Cairan : - Sifat sifat umum cairan
- Antar muka cairan
- Viskositas cairan
c) Padatan : - Sifat-sifat umum cairan
- Kristal
Pengertian Termodinamika
Termo (Thermal) : Panas atau kalor (q)
Satuan : kalori, joule
Termodinamika berasal dari bahasa Yunani dimana Thermos yang artinya panas dan
Dynamic yang artinya perubahan. Termodinamika merupakan ilmu yang menggambarkan
usaha untuk mengubah kalor (perpindahan energi yang disebabkan perbedaan suhu) menjadi
energi serta sifat-sifat pendukungnya. Termodinamika berhubungan erat dengan fisika energi,
panas, kerja, entropi dan kespontanan proses. Termodinamika juga berhubungan dengan
mekanika statik. Cabang ilmu fisika ini mempelajari pertukaran energi dalam bentuk kalor
dan kerja, sistem pembatas dan lingkungan. Aplikasi dan penerapan termodinamika dapat
terjadi pada tubuh manusia, peristiwa meniup kopi panas, perkakas elektronik, Refrigerator,
mobil, pembangkit listrik dan industri.
Dalam termodinamika : panas / kalor merupakan salah satu bentuk energi dari 7 parameter
energi termodinamik .
Kalor yang dilepaskan atau diserap (Q)
Kerja pada sistem atau oleh sistem (W)
Energi dalam (E atau U)
Enthalpi (H)
Entropi (S)
Energi bebas Gibbs (G)
Energi bebas Helmholtz (A atau F)
Panas/kalor : energi yang dipindahkan dari sistem ke lingkungan atau dari lingkungan ke
sistem akibat adanya perbedaan suhu diantara keduanya.
Sistem Pada Termodinamika
Setiap sistem dimana berlangsung suatu proses fisika atau kimia, dapat berupa hal
yang sederhana seperti pemanasan air dalam gelas piala dan yang sangat kompleks
seperti berbagai reaksi biokimia yang terjadi dalam tubuh manusia.
Sistem Termodinamika
Ada lima jenis sistem berdasarkan jenis pertukaran yang terjadi antara sistem dan
lingkungan:

sistem terisolasi: tak terjadi pertukaran panas, benda atau kerja dengan lingkungan.
Contoh dari sistem terisolasi adalah wadah terisolasi, seperti tabung gas terisolasi.
sistem tertutup: terjadi pertukaran energi (panas dan kerja) tetapi tidak terjadi pertukaran
benda dengan lingkungan. Rumah hijau adalah contoh dari sistem tertutup di mana
terjadi pertukaran panas tetapi tidak terjadi pertukaran kerja dengan lingkungan. Apakah
suatu sistem terjadi pertukaran panas, kerja atau keduanya biasanya dipertimbangkanh
sebagai sifat pembatasnya:

o pembatas adiabatik: tidak memperbolehkan pertukaran panas.


o pembatas rigid: tidak memperbolehkan pertukaran kerja.

sistem terbuka: terjadi pertukaran energi (panas dan kerja) dan benda
dengan lingkungannya. Sebuah pembatas memperbolehkan pertukaran benda disebut
permeabel. Samudra merupakan contoh dari sistem terbuka.
Sistem isotermal: suhu proses dalam sistem tetap
Sistem adiabatik: terisolir secara termal dari lingkunganya (tidak
terjadi perpindahan panas antar sistem dan lingkungan)

Dalam kenyataan, sebuah sistem tidak dapat terisolasi sepenuhnya dari lingkungan,
karena pasti ada terjadi sedikit pencampuran, meskipun hanya penerimaan sedikit penarikan
gravitasi. Dalam analisis sistem terisolasi, energi yang masuk ke sistem sama dengan energi
yang keluar dari sistem.

Prinsip Termodinamika
Prinsip termodinamika sebenarnya adalah hal alami yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, termodinamika direkayasa
sedemikian rupa sehingga menjadi bentuk mekanisme yang dapat membantu manusia dalam
kegiatannya. Aplikasi termodinamika yang begitu luas dimungkinkan karena perkembangan
ilmu termodinamika sejak abad 17. Pengembangan ilmu termodinamika dimulai dengan
pendekatan makroskopik yaitu perilaku umum partikel zat yang menjadi media pembawa
energi.

Hukum Termodinamika
Termodinamika memiliki hukum-hukum pendukungnya. Hukum-hukum ini menjelaskan
bagaimana dan apa saja konsep yang harus diperhatikan. Seperti peristiwa perpindahan panas
dan kerja pada proses termodinamika. Sejak perumusannya, hukum-hukum ini telah menjadi
hukum penting dalam dunia fisika yang berhubungan dengan termodinamika. Penerapan
hukum-hukum ini juga diperlukan dalam berbagai bidang seperti bidang ilmu lingkungan,
otomotif, ilmu pangan, ilmu kimaia dan lain-lain. Berikut hukum-hukum termodinamika :

Hukum I termodinamika (Kekekalan Energi dalam Sistem)

Hukum Termodinamika I :
Hukum TD I : Hukum kekekalan energi
Nilai total energi dlam sistem terisolasi : selalu tetap
Pada sistem tidak terisolasi : nilai total energi sistem dan lingkungan selalu tetap
Hubungan panas dengan kerja dan energi yang tersimpan dalam sistem

Hukum TD I : E = Q + W atau U = Q W
Dimana :
U : Perubahan energi dalam sistem (J)
Q : Kalor yang diterima/dilepas sistem (J)
W : Usaha (J)

Ketentuan dalam menggunakan persamaan hukum Termodinamika I :


Sistem menyerap panas, maka nilai q = (+)
Sistem melepaskan panas, maka nilai q = (-)
Sistem melakukan kerja, maka nilai W = (-)
Sistem dikenakan kerja, maka nilai W = (+)

Hukum pertama adalah suatu pernyataan dari kekekalan energi.


Dinyatakan bahwa, walaupun energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain, namun
tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.Dengan kata lain, total energi dari suatu sistem dan
lingkungan di sekitarnya (yang sering dinyatakan sebagai sistem terisolasi) adalah tetaop
dalam tiap proses. Pernyataan ini berdasarkan kenyataan bahwa berbagai bentuk energi
adalah sama, dan jika satu jenis terbentuk, sejumlah yang sama dari jenis lain akan hilang.
Energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan. Manusia hanya dapat mengubah bentuk
energi dari bentuk energi satu ke energi lainnya. Dalam termodinamika, apabila sesuatu
diberikan kalor, maka kalor tersebut akan berguna untukusaha luar dan mengubah energi
dalam.
Bunyi Hukum I Termodinamika untuk setiap proses apabila kalor Q diberikan kepada
sistem dan sistem melakukan usaha W, maka akan terjadi perubahan energi dalam U = Q -
W.

Dari bunyi hukum I Termodinamika, maka rumus hukum I Termodinamika dapat dituliskan
sebagai berikut :
Q = U + W atau U = Q W
Dimana :
U : Perubahan energi dalam sistem (J)
Q : Kalor yang diterima/dilepas sistem (J)

W : Usaha (J)

Dimana E menunjukkan sifat dari sebuah sistem, sedangkan W dan Q tidak. W dan Q bukan
fungsi Variabel keadaan, tetapi termasuk dalam proses termodinamika yang dapat merubah
keadaan. E merupakan fungsi variabel keadaan (P,V,T,n).
W bertanda positif jika sistem melakukan usaha terhadap lingkungan dan negatif jika
menerima usaha lingkungan.
HUKUM TERMODINAMIKA 1

Q bertanda positif jika sistem menerima kalor dari lingkungan dan negatif jika melepas kalor
pada lingkungan.
Perubahan energi dari sebuah sistem hanya tergantung pada transfer panas ke dalam sistem
dan kerja yang dilakukan oleh sistem dan tidak bergantung pada proses yang terjadi. Pada
hukum ini tidak ada petunjuk adanya arah perubahan dan batasan-batasan lain.

Entalpi, adalah istilah dalam termodinamika yang menyatakan jumlah energi dari
suatu sistem termodinamika. Entalpi terdiri darienergi dalam sistem, termasuk satu dari
lima potensial termodinamika dan fungsi keadaan, juga volume dan tekanannya(merupakan
besaran ekstensif. Satuan SI dari entalpi adalah joule, namun digunakan juga satuan British
thermal unit dan kalori.
Total entalpi (H) tidak bisa diukur langsung. Sama seperti pada mekanika klasik,
hanya perubahannya yang dapat dinilai. Entalpi merupakan potensial termodinamika, maka
untuk mengukur entalpi suatu sistem, kita harus menentukan titik reference terlebih dahulu,
baru kita dapat mengukur perubahan entalpi H. . Perubahan H bernilai positif untuk
reaksi endoterm dan negatif untuk eksoterm.
Untuk proses dengan tekanan konstan, H sama dengan perubahan energi dalam
sistem ditambah kerja yang dilakukan sistem pada lingkungannya.
Maka, perubahan entalpi pada kondisi ini adalah panas yang diserap atau dilepas melalui
reaksi kimia atau perpindahan panas eksternal.
Entalpi gas ideal, solid, dan liquid tidak tergantung pada tekanan. Benda nyata pada
temperatur dan tekanan ruang biasanya kurang lebih mengikuti sifat ini, sehingga dapat
menyederhanakan perhitungan entalpi.
Untuk setiap perubahan dari keadaan awal ke keadaan akhir yang tidak ada terdapat
substans gas : H=E
Bila ada gas : H=E+PV H=E+P.V(g)
H=E+nRT n={mol gas (prod)}-{mol gas}
N 2 (g ) +3 H 2( g ) 2 NH 3 (g ) :n=24=2
Contoh :
CaCO3 ( g) +2 HCL CaCl3 + H 2 O ( g) +CO 2 (g ) :n=10=1

H 2 (g )+ I 2 2 HI : n=22=0

Termokimia, ialah cabang kimia yang berhubungan dengan hubungan timbal balik
panas dengan reaksi kimia atau dengan perubahan keadaan fisika. Secara umum, termokimia
ialah penerapan termodinamika untuk kimia. Termokimia ialah sinonim dari termodinamika
kimia. Tujuan utama termokimia ialah pembentukan kriteria untuk ketentuan penentuan
kemungkinan terjadi atau spontanitas dari transformasi yang diperlukan.
Dengan cara ini, termokimia digunakan memperkirakan perubahan energi yang terjadi dalam
proses-proses berikut:
1. reaksi kimia
2. perubahan fase
3. pembentukan larutan
Sebagian besar ciri-ciri dalam termokimia berkembang dari penerapan hukum I
termodinamika, hukum 'kekekalan' energi, untuk fungsi keadaan berikut ini.
Energi dalam (U)
Entalpi (H).
Entropi (S)
Energi bebas Gibbs (G)

Hukum II termodinamika (Arah reaksi sistem dan batasan)


Hukum kedua ini membatasi perubahan energi mana yang dapat terjadi dan yang tidak.
Pembatasan ini dinyatakan dengan berbagi cara, yaitu :
Hukum II termodinamika dalam menyatakan aliran kalorKalor mengalir secara spontan dari
benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah dan tidak mengalir secara spontan dalam
arah kebalikannya.

Hukum II termodinamika dalam pernyataan tentang mesin kalor


Tidak mungkin membuat suatu mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang semata-
mata menyerap kalor dari sebuah reservoir dan mengubah seluruhnya menjadi usaha luar.
Hukum II termodinamika dalam pernyataan entropi (besaran termodinamika yang menyertai
perubhan setiap keadaan dari awal sampai akhir sistem dan menyatakan ketidakteraturan
suatu sistem)
Total entropi semesta tidak berubah ketika proses reversibel terjadi dan bertambah ketia
proses irreversible terjadi.

Hukum termodinamika 2, Sistem terisolasi yang berlangsung spontan mengalami


peningkatan entropi. Proses spontan : setiap proses yang berlangsung tanpa bantuan energi.
Entropi, S : tingkat ketidakteraturan.
Entropi adalah besaran termodinamika yang nilainya tergantung pada keadaan awal
dan keadaan akhir dan tidak di pengaruhi oleh jalan yang di tempuh. Oleh sebab
itu, S proses reversibel sama dengan irreversibel walaupun kalor yang di serap tidak sama.
qir = U + P (V2 V1)
Perubahan entropi suatu proses di hitung dari qr dan bukan dari qir, baik prosesnya
reversibel maupun irreversibel.
S = qr/T
Karena qr lebih besar dari qir maka dalam proses irreversibel :
S > qir/T
Hukum ke-2 termodinamika menyatakan bahwa entropi, S, sistem yang terisolasi
dalam proses spontan meningkat. Dinyatakan secara matematis
S > 0
S > 0, prosesnya irreversibel = spontan
S = 0, prosesnya reversibel = kesetimbangan
S 0, prosesnya alami yakni irreversibel atau reversibel = tidak spontan.

Jika suhu di turunkan terus menerus,mengakibatkan entropi makin lama makin


mengecil. Dalam dunia keilmuan, suhu terendah adalah 0 K sehingga di asumsikanpada suhu
ini zat murni tersusun paling teratur. Berdasarkan asumsi itu, di sepakati suatu perjanjian
yang di sebut hukum ketiga termodinamika. Berdasarkan hukum ini di lakukan pengukuran
dan perhitungan kalor yang di serap suatu zat murni dari suhu 0 K sampai suhu tertentu.
Akhirnya di hitung entropi zat tersebut pada suhu 25 0 C dan tekanan 1 atm yang di sebut
entropi standar. Dengan adanya entropi standar, dapat di hitung nilai dari S sebuah reaksi
anorganik.
S = entropi produk entropi reaktan
Energi bebas GiBBs (G)
Untuk menyatakan reaksi yang berjalan spontan, maka di gunakan fungsi
termodinamika yang lain yaitu Energi Bebas Gibbs atau dapat di sebut juga sebagai energi
bebas.
Energi bebas suatu sistem adalah selisih entalpi dengan temperatur yang di kalikan dengan
entropi.
G = H TS
Sehingga perubahan energi bebas pada suhu konstan adalah ;
G = H TS
Dan pada keadaan standar, energi bebas dapat di hitung dengan persamaan ;
G0 = H0 TS0
Energi bebas dalam keadaan standar telah di ukur untuk setiap senyawa dan telah di
tabulasikan secara global sehingga perubahan energi gibbs (G) suatu reaksi anorganik, dapat
di hitung dengan rumus :
G0= Gf0produk - Gf0reaktan
Dari persamaan tersebut dapat di ketahui hal-hal seperti berikut ;
G < 0, reaksi berjalan secara spontan
G > 0, reaksi berjalan tidak spontan
G = 0 , reaksi dalam keadaan setimbang
Hubungan energi bebas dengan konstanta kesetimbangan :
G = G0 + RT ln K
Di mana ;
G = energi bebas pada kondisi tertentu
G0 = energi bebas pada kondisi standar
R = Tetapan gas ideal = 8.314 J/mol-K
T = Temperatur (K)
K = Tetapan kesetimbangan
Saat kesetimbangan, G = 0 maka persamaan menjadi :
G0= - RT ln K
Dengan hubungan :
Jika G0 negatif, K > 1 maka reaksi akan berlangsung spontan
Jika G0 positif, K < 1 maka reaksi akan berlangsung tidak spontan
Contoh,
soal: Berapa perubahan energi bebas Gibbs bila 1 mol gas di kompressi dari 1 atm menjadi 10
1 1
atm pada suhu 25 derajat celcius. Diketahui : 8,314 JK mol
P1
G=nRTln
jawaban: P2
10
1 8,314 JK 1 mol1 . 298 ln =5704 ,82 j
1

Anda mungkin juga menyukai

  • Krim Eritromisin
    Krim Eritromisin
    Dokumen18 halaman
    Krim Eritromisin
    Dea Safitri Febriyani
    Belum ada peringkat
  • Makala H
    Makala H
    Dokumen17 halaman
    Makala H
    Dea Safitri Febriyani
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Dea Safitri Febriyani
    Belum ada peringkat
  • Glikosida Sianogenik Makalah
    Glikosida Sianogenik Makalah
    Dokumen15 halaman
    Glikosida Sianogenik Makalah
    Dea Safitri Febriyani
    Belum ada peringkat
  • Makalah
    Makalah
    Dokumen20 halaman
    Makalah
    Dea Safitri Febriyani
    Belum ada peringkat
  • File Bab Ii
    File Bab Ii
    Dokumen2 halaman
    File Bab Ii
    Dea Safitri Febriyani
    Belum ada peringkat
  • Imunologi
    Imunologi
    Dokumen1 halaman
    Imunologi
    Dea Safitri Febriyani
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Dea Safitri Febriyani
    Belum ada peringkat
  • Farklin
    Farklin
    Dokumen1 halaman
    Farklin
    Dea Safitri Febriyani
    Belum ada peringkat
  • TUBERKULOSIS
    TUBERKULOSIS
    Dokumen40 halaman
    TUBERKULOSIS
    Dea Safitri Febriyani
    Belum ada peringkat
  • Print
    Print
    Dokumen7 halaman
    Print
    Dea Safitri Febriyani
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Ariya Prahasta
    Belum ada peringkat
  • Tinjauan Pustaka Hematologi
    Tinjauan Pustaka Hematologi
    Dokumen15 halaman
    Tinjauan Pustaka Hematologi
    Melfi Triani Siska
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Ariya Prahasta
    Belum ada peringkat
  • Desain Obat
    Desain Obat
    Dokumen12 halaman
    Desain Obat
    Dea Safitri Febriyani
    Belum ada peringkat
  • Kuisioner
    Kuisioner
    Dokumen6 halaman
    Kuisioner
    Dea Safitri Febriyani
    Belum ada peringkat
  • TUBERKULOSIS
    TUBERKULOSIS
    Dokumen40 halaman
    TUBERKULOSIS
    Dea Safitri Febriyani
    Belum ada peringkat
  • 24c84443f9f66c008cfe2967d4ec91e9
    24c84443f9f66c008cfe2967d4ec91e9
    Dokumen24 halaman
    24c84443f9f66c008cfe2967d4ec91e9
    David T
    Belum ada peringkat
  • Fito
    Fito
    Dokumen2 halaman
    Fito
    Dea Safitri Febriyani
    Belum ada peringkat
  • LATAR BELAKANG SERAI
    LATAR BELAKANG SERAI
    Dokumen2 halaman
    LATAR BELAKANG SERAI
    Dea Safitri Febriyani
    Belum ada peringkat
  • Berat & HDL
    Berat & HDL
    Dokumen3 halaman
    Berat & HDL
    Dea Safitri Febriyani
    Belum ada peringkat
  • Makalah Farklin
    Makalah Farklin
    Dokumen28 halaman
    Makalah Farklin
    Dea Safitri Febriyani
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi
    Dea Safitri Febriyani
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi
    Dea Safitri Febriyani
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Dea Safitri Febriyani
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Ariya Prahasta
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Ariya Prahasta
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi
    Dea Safitri Febriyani
    Belum ada peringkat
  • Copy Resep
    Copy Resep
    Dokumen1 halaman
    Copy Resep
    Dea Safitri Febriyani
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen17 halaman
    Bab I
    Dea Safitri Febriyani
    Belum ada peringkat