sistem terisolasi: tak terjadi pertukaran panas, benda atau kerja dengan lingkungan.
Contoh dari sistem terisolasi adalah wadah terisolasi, seperti tabung gas terisolasi.
sistem tertutup: terjadi pertukaran energi (panas dan kerja) tetapi tidak terjadi pertukaran
benda dengan lingkungan. Rumah hijau adalah contoh dari sistem tertutup di mana
terjadi pertukaran panas tetapi tidak terjadi pertukaran kerja dengan lingkungan. Apakah
suatu sistem terjadi pertukaran panas, kerja atau keduanya biasanya dipertimbangkanh
sebagai sifat pembatasnya:
sistem terbuka: terjadi pertukaran energi (panas dan kerja) dan benda
dengan lingkungannya. Sebuah pembatas memperbolehkan pertukaran benda disebut
permeabel. Samudra merupakan contoh dari sistem terbuka.
Sistem isotermal: suhu proses dalam sistem tetap
Sistem adiabatik: terisolir secara termal dari lingkunganya (tidak
terjadi perpindahan panas antar sistem dan lingkungan)
Dalam kenyataan, sebuah sistem tidak dapat terisolasi sepenuhnya dari lingkungan,
karena pasti ada terjadi sedikit pencampuran, meskipun hanya penerimaan sedikit penarikan
gravitasi. Dalam analisis sistem terisolasi, energi yang masuk ke sistem sama dengan energi
yang keluar dari sistem.
Prinsip Termodinamika
Prinsip termodinamika sebenarnya adalah hal alami yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, termodinamika direkayasa
sedemikian rupa sehingga menjadi bentuk mekanisme yang dapat membantu manusia dalam
kegiatannya. Aplikasi termodinamika yang begitu luas dimungkinkan karena perkembangan
ilmu termodinamika sejak abad 17. Pengembangan ilmu termodinamika dimulai dengan
pendekatan makroskopik yaitu perilaku umum partikel zat yang menjadi media pembawa
energi.
Hukum Termodinamika
Termodinamika memiliki hukum-hukum pendukungnya. Hukum-hukum ini menjelaskan
bagaimana dan apa saja konsep yang harus diperhatikan. Seperti peristiwa perpindahan panas
dan kerja pada proses termodinamika. Sejak perumusannya, hukum-hukum ini telah menjadi
hukum penting dalam dunia fisika yang berhubungan dengan termodinamika. Penerapan
hukum-hukum ini juga diperlukan dalam berbagai bidang seperti bidang ilmu lingkungan,
otomotif, ilmu pangan, ilmu kimaia dan lain-lain. Berikut hukum-hukum termodinamika :
Hukum Termodinamika I :
Hukum TD I : Hukum kekekalan energi
Nilai total energi dlam sistem terisolasi : selalu tetap
Pada sistem tidak terisolasi : nilai total energi sistem dan lingkungan selalu tetap
Hubungan panas dengan kerja dan energi yang tersimpan dalam sistem
Hukum TD I : E = Q + W atau U = Q W
Dimana :
U : Perubahan energi dalam sistem (J)
Q : Kalor yang diterima/dilepas sistem (J)
W : Usaha (J)
Dari bunyi hukum I Termodinamika, maka rumus hukum I Termodinamika dapat dituliskan
sebagai berikut :
Q = U + W atau U = Q W
Dimana :
U : Perubahan energi dalam sistem (J)
Q : Kalor yang diterima/dilepas sistem (J)
W : Usaha (J)
Dimana E menunjukkan sifat dari sebuah sistem, sedangkan W dan Q tidak. W dan Q bukan
fungsi Variabel keadaan, tetapi termasuk dalam proses termodinamika yang dapat merubah
keadaan. E merupakan fungsi variabel keadaan (P,V,T,n).
W bertanda positif jika sistem melakukan usaha terhadap lingkungan dan negatif jika
menerima usaha lingkungan.
HUKUM TERMODINAMIKA 1
Q bertanda positif jika sistem menerima kalor dari lingkungan dan negatif jika melepas kalor
pada lingkungan.
Perubahan energi dari sebuah sistem hanya tergantung pada transfer panas ke dalam sistem
dan kerja yang dilakukan oleh sistem dan tidak bergantung pada proses yang terjadi. Pada
hukum ini tidak ada petunjuk adanya arah perubahan dan batasan-batasan lain.
Entalpi, adalah istilah dalam termodinamika yang menyatakan jumlah energi dari
suatu sistem termodinamika. Entalpi terdiri darienergi dalam sistem, termasuk satu dari
lima potensial termodinamika dan fungsi keadaan, juga volume dan tekanannya(merupakan
besaran ekstensif. Satuan SI dari entalpi adalah joule, namun digunakan juga satuan British
thermal unit dan kalori.
Total entalpi (H) tidak bisa diukur langsung. Sama seperti pada mekanika klasik,
hanya perubahannya yang dapat dinilai. Entalpi merupakan potensial termodinamika, maka
untuk mengukur entalpi suatu sistem, kita harus menentukan titik reference terlebih dahulu,
baru kita dapat mengukur perubahan entalpi H. . Perubahan H bernilai positif untuk
reaksi endoterm dan negatif untuk eksoterm.
Untuk proses dengan tekanan konstan, H sama dengan perubahan energi dalam
sistem ditambah kerja yang dilakukan sistem pada lingkungannya.
Maka, perubahan entalpi pada kondisi ini adalah panas yang diserap atau dilepas melalui
reaksi kimia atau perpindahan panas eksternal.
Entalpi gas ideal, solid, dan liquid tidak tergantung pada tekanan. Benda nyata pada
temperatur dan tekanan ruang biasanya kurang lebih mengikuti sifat ini, sehingga dapat
menyederhanakan perhitungan entalpi.
Untuk setiap perubahan dari keadaan awal ke keadaan akhir yang tidak ada terdapat
substans gas : H=E
Bila ada gas : H=E+PV H=E+P.V(g)
H=E+nRT n={mol gas (prod)}-{mol gas}
N 2 (g ) +3 H 2( g ) 2 NH 3 (g ) :n=24=2
Contoh :
CaCO3 ( g) +2 HCL CaCl3 + H 2 O ( g) +CO 2 (g ) :n=10=1
H 2 (g )+ I 2 2 HI : n=22=0
Termokimia, ialah cabang kimia yang berhubungan dengan hubungan timbal balik
panas dengan reaksi kimia atau dengan perubahan keadaan fisika. Secara umum, termokimia
ialah penerapan termodinamika untuk kimia. Termokimia ialah sinonim dari termodinamika
kimia. Tujuan utama termokimia ialah pembentukan kriteria untuk ketentuan penentuan
kemungkinan terjadi atau spontanitas dari transformasi yang diperlukan.
Dengan cara ini, termokimia digunakan memperkirakan perubahan energi yang terjadi dalam
proses-proses berikut:
1. reaksi kimia
2. perubahan fase
3. pembentukan larutan
Sebagian besar ciri-ciri dalam termokimia berkembang dari penerapan hukum I
termodinamika, hukum 'kekekalan' energi, untuk fungsi keadaan berikut ini.
Energi dalam (U)
Entalpi (H).
Entropi (S)
Energi bebas Gibbs (G)