Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN ASUHAN

KEPERAWATAN PADA PASIEN


DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
DI RSJ LAWANG MALANG

oleh:
Nurul Fitriyah, S. Kep.
NIM 112311101010

PROGRAM PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016
LAPORAN PENDAHULUAN
JUDUL: DEFISIT PERAWATAN DIRI
Oleh: Nuru Fitriyah, S. Kep.

I. Kasus (Masalah Utama): Defisit Perawatan Diri

II. Proses Terjadinya Masalah


1. Definisi
Menurut Keliat, dkk., (2011) defisit perawatan diri adalah ketidakmampuan
dalam: Kebersihan diri, makan, barpakaian, berhias diri, makan sendiri, buang air
besar atau kecil sendiri (toileting). Kurangnya perawatan diri pada pasien
gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan
untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun, kurang perawatan diri
ketidakmampuan merawat kebersihan diri, makan secara mandiri, berhias diri
secara mandiri, dan toileting (Buang Air Besar atau Buang Air Kecil) (Mukhripah,
2008).
Defisit perawatan diri juga diartikan gangguan kemampuan melakukan
aktivitas yang terdiri dari mandi, berpakaian, berhias, makan, toileting atau
kebersihan diri secara mandiri (Nanda, 2010). Keadaan individu mengalami
kerusakan fungsi motorik atau fungsi kognitif, yang menyebabkan penurunan
kemampuan untuk melakukan masing-masing dari kelima aktivitas perawatan
diri (makan, mandi atau higiene, berpakaian atau berhias, toileting,
instrumental) (Carpenito, 2007).
Higiene adalah ilmu kesehatan, cara perawatan diri manusia untuk memelihara
kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi pasien disebut higiene
perorangan. Pemenuhan personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan individu,
keamanan, dan kesehatan. Praktik personal hygiene bertujuan untuk peningkatan
kesehatan dimana kulit merupakan garis tubuh pertama dari pertahanan melawan
infeksi. Dengan implementasi tindakan hygiene pasien, atau membantu anggota
keluarga untuk melakukan tindakan itu maka akan menambah tingkat kesembuhan
pasien (Potter & Perry, 2006).
Berdasarkan beberapa penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa defisit
perawatan diri merupakan suatu kondisi dimana seorang individu tidak dapat
melakukan atau memenuhi kebutuhan terkait kebersihan dirinya mulai dari mandi,
berhias, makan, dan toileting, sehingga memerlukan penanganan dan bantuan
dalam pemenuhan personal hygiene nya.

2. Rentang Respon
Adaptif Maladaptif
Pola Perawatan Kadang perawatan diri Tidak melakukan
diri seimbang kadang tidak perawatan diri

a. Pola perawatan diri seimbang, yaitu dimana pasien mampu untuk berperilaku
adaptif dengan cara tetap melakukan perawatan diri walaupun mendapatkan
stressor.
b. Kadang perawatan diri kadang tidak, yaitu dimana pasien terkadang
mendapatkan stressor tetapi terkadang pula pasien tidak memperhatikan
perawatan dirinya
c. Tidak melakukan perawatan diri, yaitu dimana pasien tidak peduli dan tidak
bisa melakukan perawatan diri saat menghadapi stressor

3. Etiologi
Penyebab terjadinya defisit perawatan diri menurut Keliat, dkk (2011) adalah
sebagai berikut:
1. Tidak ada kemauan merawat diri.
2. Gangguan jiwa.

Sedangkan Menurut Depkes (2000) penyebab kurang perawatan diri adalah:


1. Faktor Predisposisi
a) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan pasien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
b) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan pasien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
c) Kemampuan realitas turun
Pasien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan
diri.
d) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.
Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
2. Faktor presipitasi
Menurut Wartonah (2006) ada beberapa faktor persipitasi yang dapat
menyebabkan seseorang kurang perawatan diri. Faktor-faktor tersebut dapat
berasal dari berbagai stressor antara lain:
a) Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli
terhadap kebersihannya.
b) Praktik sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, makan kemungkinan
akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
c) Status sosioekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat
gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
d) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik
dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes
mellitus dia harus menjaga kebersihan kakinya.
Menurut Nanda (2010), faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah
kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perseptual, hambatan
lingkungan, cemas, lelah atau lemah yang dialami individu sehingga
menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.

4. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala yang muncul pada pasien dengan defisit perawatan diri
menurut Keliat, dkk (2011) antara lain:
1. Kurang merawat kebersihan diri
Rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki, bau, kuku panjang atau kotor.
2. Tidak mampu berhias atau berdandan
Rambut acak-acakan, pakaian kotor, tidak rapi, tidak sesuai, pria tidak
bercukur, wanita tidak berdandan.
3. Tidak mampu makan sendiri
Tidak mampu mengambil makanan sendiri, makan berceceran, makan tidak
pada tempatnya.
4. Tidak mampu buang air besar atau kecil
BAB atau BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri setelah BAB
atau BAK
Menurut Nanda (2010), terdapat jenis dan karakteristik dari defisit perawatan
diri beserta tanda dan gejala, yaitu:
1. Kurang perawatan diri mandi atau hygiene
Kerusakan kemampuan dalam memenuhi aktivitas mandi atau kebersihan diri
secara mandiri, dengan batasan karakteristik ketidakmampuan pasien dalam
memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air
mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk
dan keluar kamar mandi.
2. Kurang perawatan diri berpakaian atau berhias
Kerusakan kemampuan dalam memenuhi aktivitas berpakaian dan berhias
untuk diri sendiri, dengan batasan karakteristik ketidakmampuan pasien dalam
mengenakan pakaian dalam, memilih pakaian, menggunakan alat tambahan,
menggunakan kancing tarik, melepaskan pakaian, menggunakan kaos kaki,
mempertahankan penampilan pada tingkat yang memuaskan, mengambil
pakaian dan mengenakan sepatu.

3. Kurang perawatan diri makan


Kerusakan kemampuan dalam memenuhi aktivitas makan, dengan batasan
karakteristik ketidakmampuan pasien dalam mempersiapkan makanan,
menangani perkakas, mengunyah makanan, menggunakan alat tambahan,
mendapatkan makanan, membuka container, memanipulasi makanan dalam
mulut, mengambil makanan dari wadah lalu memasukkannya ke mulut,
melengkapi makan, mencerna makanan menurut cara yang diterima
masyarakat, mengambil cangkir atau gelas, serta mencerna cukup makanan
dengan aman.
4. Kurang perawatan diri toileting
Kerusakan kemampuan dalam memenuhi aktivitas toileting, dengan batasan
karakteristik ketidakmampuan pasien dalam pergi ke toilet atau menggunakan
pispot, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian untuk toileting,
membersihkan diri setelah BAB atau BAK dengan tepat, dan menyiram toilet
atau kamar kecil.

5. Akibat
Ketika seseorang mengalami gangguan pada defisit perawatan dirinya, hal
tersebut diakibatkan karena awal mulanya pasien merasa dirinya tidak berharga
lagi sehingga merasa tidak aman untuk berhubungan dengan orang lain. Biasanya
pasien mengalami masalah di lingkungannya dimana adanya permasalahan,
ketegangan, kecemasan, emosional, dan lain sebagainya. Ketika seseorang tidak
mampu dalam mengatasi masalah dan adanya perilaku maladaptif, maka orang
tersebut tidak mempedulikan lagi terhadap perawatan dirinya. Dampak yang
terjadi akibat defisit perawatan diri menurut Wartonah (2006) yaitu:
1. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering
terjadi adalah: Gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut,
infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.

2. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga
diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

III. A Pohon Masalah

Faktor Predisposisi
1) Perkembangan
2) Biologis (penyakit kronik)
3) Kemampuan realitas turun (ODGJ)
4) Sosial
(Depkes RI, 2000)

Faktor Presipitasi
1) Body image
2) Praktik sosial
3) Status sosial ekonomi
4) Pengetahuan
5) Penurunan motivasi
6) Kerusakan kognisi/perseptual
7) Hambatan lingkungan
8) Cemas
(NANDA, 2010 dan Wantonah, 2006)
Berespon terhadap stress

Mekanisme koping mal adaptif

Defisit perawatan diri: Mandi,


Core problem
berhias, makan, toileting

Gangguan pemeliharaan kesehatan

Gambar 1. Pohon Masalah Defisit Perawatan Diri

III. B Masalah Keperawatan dan Data Yang Perlu di Kaji


1. Pengkajian
Pada pasien dengan defisit perawatan diri umumnya saat dilakukan
pengkajian akan ditemui hal hal seperti berikut:
a) Gangguan kebersihan diri: rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan bau,
kuku panjang dan kotor.
b) Ketidakmampuan berhias/berdandan: rambut acak-acakan, pakaian kotor dan
tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki tidak bercukur, pada
pasien wanita tidak berdandan.
c) Ketidakmampuan makan secara mandiri: ketidakmampuan mengambil
makan sendiri, makan berceceran, dan makan tidak pada tempatnya.
d) Ketidakmampuan BAB/BAK secara mandiri: BAB/BAK tidak pada
tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAB/BAK
Faktor lain yang berhubungan: menurun atau kurang motivasi, kecemasan
berat, gangguan persepsi atau kognitif, kelemahan dan ketakutan, hambatan
lingkungan

IV. Diagnosa Keperawatan


Menurut Widodo (2013), diagnosa keperawatan yang dapat muncul yaitu
Defisit perawatan diri: kebersihan diri berhubungan dengan menurunnya motivasi
perawatan diri, yang ditandai dengan data subyektif dan obyektif
a. Data Subyektif:
Pasien mengatakan malas mandi, tidak mau menyisir rambut, tidak mau
menggosok gigi, tidak mau memotong kuku, tidak mau berhias, tidak bias
menggunakan alat mandi/kebersihan diri.

b. Data Obyektif:
Badan terasa bau, pakaian kotor, rambut dan kulit kotor, kuku panjang dan
kotor, gigi kotor dan mulut bau, penampilan tidak rapi, tidak bias
menggunakan alat mandi.
V. Rencana Keperawatan
Diagnosa Perencanaan
Rencana Tindakan Keperawatan
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi
Defisit perawatan TUM: 1. Ekspresi wajah bersahabat, Bina hubungan saling percaya dengan prinsip
diri Pasien dapat memelihara 2. menunjukan rasa senang, komunikasi terapeutik
kebersihan diri secara mandiri 3. pasien bersedia berjabat tangan, 1. Sapa pasien dengan ramah baik verbal maupun
4. pasien bersedia menyebutkan nama, nonverbal
TUK: 5. ada kontak mata, 2. Perkenalkan diri dengan sopan
1. Pasien dapat membina hubungan 6. pasien bersedia duduk berdampingan 3. Tanyakan nama lengkap pasien dan nama
saling percaya dengan perawat, panggilan
7. pasien bersedia mengutarakan 4. Jelaskan tujuan pertemuan
masalah yang dihadapinya 5. Jujur dan menempati janji
6. Tunjukan sikap empati dan menerima pasien
apa adanya
7. Beri perhatian pada pemenuhan kebutuhan
dasar pasien
SP 1
1. Pasien dapat identifikasi kebersihan Pasien dapat menyebutkan 1. Kaji pengetahuan pasien tentang kebersihan
diri pasien kebersihan dirinya diri dan tandanya
2. Beri kesempatan pasien untuk menjawab
pertanyaan
3. Berikan pujian terhadap kemampuan pasien
menjawab pertanyaan
2. Pasien dapat menjelaskan Pasien dapat memahami 1. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri
pentingya kebersihan diri pentingnya kebersihan diri 2. Meminta pasien menjelaskan kembali
pentingnya kebersihan diri
3. Diskusikan dengan pasien tentang kebersihan
diri
4. Beri penguatan positif atas jawabannya
3. Pasien dapat menjelaskan peralatan Pasien dapat menyebutkan 1. Jelaskan alat yang dibutuhkan dan cara
yang digunakan untuk menjaga peralatan digunakan untuk menjaga membersihkan diri
kebersihan diri dan cara menjaga kebersihan diri dan cara menjaga 2. Peragakan cara membersihkan diri dan
kebersihan diri kebersihan diri mempergunakan alat untuk membersihkan diri

4. Pasien dapat mempraktekkan cara Pasien mendemostrasikan cara menjaga 1. Minta pasien untuk memperagakan cara
menjaga kebersihan diri kebersihan diri membersihkan diri dan mempergunakan alat
untuk membersihkan diri
2. Beri pujian positif terhadap pasien
5. Pasien dapat menyusun atau Pasien menyusun jadwal kegiatan dan 1. Diskusikan dengan pasien terkait penyusunan
memasukkan ke dalam jadwal melakukan kegiatan sesuai jadwal yang jadwal kegiatan kemampuan yang telah dilatih
kegiatan sehari-hari terkait telah dibuat ke dalam kegiatan sehari-hari
kemampuan yang telah dilatih. 2. Motivasi pasien untuk melakukan kegiatan
sesuai jadwal yang telah dibuat
SP 2
1. Pasien mampu menjelaskan cara 1. Pasien dapat mengerti cara 1. Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien yang
berdandan berdandan telah dibuat sebelumnya
2. Pasien mampu mempraktekkan 2. Pasien dapat mendemonstrasikan 2. Jelaskan cara berdandan yang benar
cara berdandan cara berdandan 3. Beri kesempatan pasien untuk bertanya
3. Pasien dapat menyusun atau 3. Pasien menyusun jadwal kegiatan 4. Minta pasien untuk mendemonstrasikan cara
memasukkan ke dalam jadwal dan melakukan kegiatan sesuai berdandan
kegiatan sehari-hari terkait jadwal yang telah dibuat 5. Memberi pujian positif terhadap pasien
kemampuan yang telah dilatih. 6. Diskusikan dengan pasien terkait penyusunan
jadwal kegiatan kemampuan yang telah dilatih
ke dalam kegiatan sehari-hari
7. Motivasi atau anjurkan pasien untuk
melakukan kegiatan sesuai jadwal yang telah
dibuat
SP 3
1. Pasien mampu menjelaskan cara 1. Pasien dapat mengerti cara makan 1. Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien yang
makan yang benar yang benar telah dibuat sebelumnya
2. Pasien mampu mempraktekkan 2. pasien dapat mendemonstrasikan 2. Jelaskan cara makan yang benar
cara makan yang benar cara makan yang benar 3. Beri kesempatan pasien untuk bertanya
3. Pasien dapat menyusun atau 3. Pasien menyusun jadwal kegiatan 4. Minta pasien untuk memperagakan cara
memasukkan ke dalam jadwal dan melakukan kegiatan sesuai makan yang benar
kegiatan sehari-hari terkait jadwal yang telah dibuat 5. Beri pujian positif terhadap pasien
kemampuan yang telah dilatih. 6. Diskusikan dengan pasien terkait penyusunan
jadwal kegiatan kemampuan yang telah dilatih
ke dalam kegiatan sehari-hari
7. Motivasi atau anjurkan pasien untuk
melakukan kegiatan sesuai jadwal yang telah
dibuat
SP 4
1. Pasien mampu menjelaskan cara 1. Pasien dapat mengerti cara 1. Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien yang
eliminasi yang baik eliminasi yang baik telah dibuat sebelumnya
2. Pasien mampu mempraktekkan 2. Pasien dapat mendemonstrasikan 2. Jelaskan cara eliminasi yang baik
cara eliminasi yang baik cara eliminasi yang baik 3. Beri kesempatan pasien untuk bertanya
3. Pasien dapat menyusun atau 3. Pasien menyusun jadwal kegiatan 4. Minta pasien untuk demonstrasikan cara
memasukkan ke dalam jadwal dan melakukan kegiatan sesuai eliminasi yang baik
kegiatan sehari-hari terkait jadwal yang telah dibuat 5. Beri pujian positif terhadap pasien
kemampuan yang telah dilatih. 6. Diskusikan dengan pasien terkait penyusunan
jadwal kegiatan kemampuan yang telah dilatih
ke dalam kegiatan sehari-hari
7. Motivasi atau anjurkan pasien untuk
melakukan kegiatan sesuai jadwal yang telah
dibuat
Strategi Pelaksanaan pada Pasien dengan Defisit Perawatan Diri

SP1 Pasien: Pentingnya kebersihan diri (mandi)


Mendiskusikan pentingnya kebersihan diri, cara-cara merawat diri
dan melatih pasien tentang cara-cara perawatan kebersihan diri
Orientasi:
1. Salam Terapeutik
Selamat pagi, kenalkan saya suster Nurul Fitriyah, senang dipanggil Fitri
Namanya siapa, senang dipanggil apa?
Saya dinas pagi di ruangan ini pk. 07.00-14.00. Selama di rumah sakit ini saya
yang akan merawat T?
2. Evalusi dan atau validasi
Dari tadi suster lihat T menggaruk-garuk badannya, gatal ya?
T sudah melakukan apa untuk gatal gatalnya?
apakah T sudah mandi?
3. Kontrak
a. Topik
Bagaimana kalau kita bicara tentang kebersihan diri? Apakah T
bersedia?
b. Waktu
Berapa lama kita berbicara ? baik, 20 menit ya T?
c. Tempat
Mau dimana...?. bagaimana jika disini?

Kerja:
Berapa kali T mandi dalam sehari? Apakah T sudah mandi hari ini? Menurut T
apa kegunaannya mandi ?
Apa alasan T sehingga tidak bisa merawat diri?
Menurut T apa manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan diri?
Kira-kira tanda-tanda orang yang tidak merawat diri dengan baik seperti apa
ya...?, badan gatal, mulut bau, apa lagi...? Kalau kita tidak teratur menjaga
kebersihan diri masalah apa menurut T yang bisa muncul ? Betul ada kudis,
kutu...dsb.
Apa yang T lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja T menyisir
rambut? Bagaimana dengan bedakan? Apa maksud atau tujuan sisiran dan
berdandan?
(Contoh untuk pasien laki-laki)
Berapa kali T cukuran dalam seminggu? Kapan T cukuran terakhir? Apa gunanya
cukuran? Apa alat-alat yang diperlukan?. Iya... sebaiknya cukuran 2x
perminggu, dan ada alat cukurnya?. Nanti bisa minta ke perawat ya.
Berapa kali T makan sehari?
Apa pula yang dilakukan setelah makan? Betul, kita harus sikat gigi setelah
makan.
Di mana biasanya T berak/kencing? Bagaimana membersihkannya?. Iya... kita
kencing dan berak harus di WC, Nach... itu WC di ruangan ini, lalu jangan lupa
membersihkan pakai air dan sabun.
Menurut T kalau mandi itu kita harus bagaimana ? Sebelum mandi apa yang
perlu kita persiapkan? Benar sekali..T perlu menyiapkan pakaian ganti, handuk,
sikat gigi, shampo dan sabun serta sisir.
Bagaimana kalau sekarang kita ke kamar mandi, suster akan membimbing T
melakukannya. Sekarang T siram seluruh tubuh T termasuk rambut lalu ambil
shampoo gosokkan pada kepala T sampai berbusa lalu bilas sampai bersih.. bagus
sekali.. Selanjutnya ambil sabun, gosokkan di seluruh tubuh secara merata lalu
siram dengan air sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol.. giginya disikat
mulai dari arah atas ke bawah. Gosok seluruh gigi T mulai dari depan sampai
belakang. Bagus, lalu kumur-kumur sampai bersih. Terakhir siram lagi seluruh
tubuh T sampai bersih lalu keringkan dengan handuk. T bagus sekali
melakukannya. Selanjutnya T pakai baju dan sisir rambutnya dengan baik.

Terminasi:
1. Evaluasi Subjektif
Bagaimana perasaan T setelah kita mendiskusikan tentang pentingnya
kebersihan diri tadi ?
2. Evaluasi Objektif
Coba T sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik yang sudah T
lakukan tadi?.
3. Rencana Tindak Lanjut
Bagus sekali mau berapa kali T mandi dan sikat gigi...? dua kali pagi dan sore,
Mari...kita masukkan dalam jadwal aktivitas harian. Nah... lakukan ya T..., dan
beri tanda kalau sudah dilakukan Spt M ( mandiri ) kalau dilakukan tanpa
disuruh, B ( bantuan ) kalau diingatkan baru dilakukan dan T ( tidak ) tidak
melakukan?
4. Kontrak Waktu
Besok pagi kita latihan lagi ya dan latihan bagaimana cara berhias yang baik
dan benar? Oke? Pagi-pagi sehabis makan sekitar jam 7 pagi ya?. Sampai
jumpa besok ya T!
SP 2 Pasien: Percakapan Melatih Pasien Berhias diri (berdandan) bagi laki-
laki
a) Berpakaian
b) Menyisir rambut
c) Bercukur
Orientasi:
1. Salam Terapeutik
Selamat pagi T?
Masih ingat dengan suster? Ya betul, saya suster Fitri
2. Evalusi dan atau validasi
Bagaimana perasaan T hari ini? Apakah masih terasa gatal badannya?
Bagaimana mandinya?sudah dilakukan?
Sudah ditandai di jadwal hariannya?
3. Kontrak
a. Topik
Hari ini kita akan latihan berdandan ya T. bagaimana T, T bersedia?

b. Waktu
Berapa lama kita berbicara ? baik, 30 menit ya T?
c. Tempat
T ingin dimana latihannya. Bagaimana kalau di ruag tamu?

Kerja:
Apa yang T lakukan setelah selesai mandi ?apa T sudah ganti baju?
Untuk berpakaian, pilihlah pakaian yang bersih dan kering. Berganti pakaian
yang bersih 2x/hari. Sekarang coba bapak ganti baju.. Ya, bagus seperti itu.
Apakah T menyisir rambut ? Bagaimana cara bersisir ?Coba kita praktekkan,
lihat ke cermin, bagussekali!
Apakah T suka bercukur ?Berapa hari sekali bercukur ? betul 2 kali perminggu
Tampaknya kumis dan janggut bapak sudah panjang. Mari Pak dirapikan ! Ya,
Bagus ! (catatan: janggut dirapihkan bila pasien tidak memelihara janggut)
Terminasi:
1. Evaluasi Subjektif
Bagaimana perasaan T setelah berdandan?.
2. Evaluasi Objektif
Coba T, sebutkan cara berdandan yang baik sekali lagi
ya, betul sekali yang T sebutkan
3. Rencana Tindak Lanjut
Selanjutnya T setiap hari setelah mandi berdandan dan pakai baju seperti tadi
ya! Mari kita masukan pada jadwal kegiatan harian, pagi jam berapa, lalu sore
jam berapa?
baik, pagi jam 06.30, dan sore jam 16.30
4. Kontrak Waktu
Nanti siang kita latihan makan yang baik ya T. T bersedia?
Baik, nanti Diruang makan bersama dengan pasien yang lain ya T

SP 2 Pasien: Percakapan melatih berdandan untuk pasien wanita


a) Berpakaian
b) Menyisir rambut
c) Berhias
Orientasi:
1. Salam Terapeutik
Selamat pagi T?
Masih ingat dengan suster? Ya betul, saya suster Fitri
2. Evalusi dan atau validasi
Bagaimana perasaan T hari ini? Apakah masih terasa gatal badannya?
Bagaimana mandinya?sudah dilakukan?
Sudah ditandai di jadwal hariannya?
3. Kontrak
a. Topik
Hari ini kita akan latihan berdandan ya T. bagaimana T, T bersedia?

b. Waktu
Berapa lama kita berbicara ? baik, 30 menit ya T?
c. Tempat
T ingin dimana latihannya. Bagaimana kalau di ruang tamu?

Kerja:
Sudah diganti tadi pakaianya sehabis mandi ? Bagus.! Nachsekarang disisir
rambutnya yang rapi, bagus! Apakah T biasa pakai bedak? coba dibedakin
mukanyaT, yang rata dan tipis. Bagus sekali. T, punya lipstik mari dioles tipis.
Nahcoba lihat dikaca! .

Terminasi:
1. Evaluasi Subjektif
Bagaimana perasaan T setelah berdandan?.
2. Evaluasi Objektif
Coba T, sebutkan cara berdandan yang baik sekali lagi
ya, betul sekali yang T sebutkan
3. Rencana Tindak Lanjut
Selanjutnya T setiap hari setelah mandi berdandan dan pakai baju seperti
tadi ya! Mari kita masukan pada jadwal kegiatan harian, pagi jam berapa, lalu
sore jam berapa?
baik, pagi jam 06.30, dan sore jam 16.30
4. Kontrak Waktu
Besok pagi kita latihan makan yang baik ya T?. T bersedia?
Baik, bagaimana jika besok kita latihannya diruang makan bersama dengan
pasien yang lain ya T?
SP 3 Pasien: Percakapan melatih pasien makan secara mandiri
a) Menjelaskan cara mempersiapkan makan
b) Menjelaskan cara makan yang tertib
c) Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
d) Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
Orientasi:
1. Salam Terapeutik
Selamat pagi T? Wow T tampak sudah rapi ya!
2. Evalusi dan atau validasi
Bagaimana perasaan T hari ini? Bagaimana terkait jadwal kegiatan yang
sudah kita buat kemarin, sudah T dilakukan?
Coba saya lihat, sudah ditandai di jadwal hariannya?
Wah bagus sekali T, ternyata T sudah melakukan sesuai jadwal!
3. Kontrak
a. Topik
Hari ini kita akan latihan bagaimana cara makan yang baik ya T?
Bagaimana T, T bersedia?

b. Waktu
Berapa lama kita akan berbincang-bincang T? baik, 30 menit ya T?
c. Tempat
T ingin dimana latihannya. Bagaimana kalau di ruang makan?

Kerja:
Bagaimana kebiasaan sebelum, saat, maupun setelah makan? Dimana T makan?
Sebelum makan kita harus cuci tangan memakai sabun. Ya, mari kita praktekkan!
Bagus! Setelah itu kita duduk dan ambil makanan. Sebelum disantap kita berdoa
dulu. Silakan T yang pimpin!. Bagus..
Mari kita makan.. saat makan kita harus menyuap makanan satu-satu dengan
pelan-pelan. Ya, Ayo...sayurnya dimakanya.
Setelah makan kita bereskan piring,dan gelas yang kotor. Ya betul. dan kita akhiri
dengan cuci tangan. Ya bagus!
Terminasi:
1. Evaluasi Subjektif
Bagaimana perasaan T setelah kita berbincang-bincang dan mempraktekkan
cara makan yang baik dan benar tadi?.
2. Evaluasi Objektif
Nah.. Sekarang T coba sampaikan ke suster apa saja yang harus kita lakukan
pada saat makan, (cuci tangan, duduk yang baik, ambil makanan, berdoa,
makan yang baik, cuci piring dan gelas, lalu cuci tangan.)
ya, betul sekali yang T sampaikan tadi
3. Rencana Tindak Lanjut
Nah... coba T lakukan seperti apa yang sudah kita praktekkan bersama-sama
terkait cara makan yang baik dan benar tadi setiap T makan ya!, sekarang kita
masukkan dalam jadwal sehari-harinya T ya?, T makan dalam sehari berapa
kali?, kalau begitu T harus mempraktekkan cara makan yang baiak dan benar
saat makan pagi jam 07.00, makan siang jam 13.00, dan makan malam jam
18.00 ya!
4. Kontrak Waktu
Besok kita ketemu lagi untuk latihan BAB /BAK yang baik ya T, bagaiman
kalau jam 10.00? T bersedia?
Baik, besok kita bertemu lagi enaknya dimana ya T? Bagaimana jika di teras
depan kamar?
Sampai bertemu besok apagi ya T jam 10.00 di teras depan kamar ya!

SP 4 Pasien: Percakapan mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara


mandiri
a. Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
b. Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
c. Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK
Orientasi:
1. Salam Terapeutik
Selamat pagi T? Wow T tampak sudah rapi ya!
2. Evalusi dan atau validasi
Bagaimana perasaan T hari ini? Bagaimana terkait jadwal kegiatan yang
sudah kita buat kemarin, sudah T dilakukan?
Coba saya lihat, sudah ditandai di jadwal hariannya?
Wah bagus sekali T, ternyata T sudah melakukan sesuai jadwal!
3. Kontrak
a. Topik
Hari ini kita akan latihan bagaimana cara BAB/BAK yang baik dan benar
ya T? Bagaimana T, T bersedia?

b. Waktu
Berapa lama kita akan berbincang-bincang T? baik, 30 menit ya T?
c. Tempat
Seperti janji yang kemaren, kita akan berbincang-bincang di teras depan
kamar ya T?, Bagaimana T?

Kerja:
Untuk pasien pria:
Dimana biasanya T berak dan kencing? Benar T, berak atau kencing yang baik
itu di WC/kakus, kamar mandi atau tempat lain yang tertutup dan ada saluran
pembuangan kotorannya. Jadi kita tidak berak/kencing di sembarang tempat
ya.....
Sekarang, coba T jelaskan kepada saya bagaimana cara T cebok? Sudah bagus
ya T, yang perlu diingat saat T cebok adalah T membersihkan anus atau kemaluan
dengan air yang bersih dan pastikan tidak ada tinja/air kencing yang masih
tersisa di tubuh T. Setelah T selesai cebok, jangan lupa tinja/air kencing yang
ada di kakus/WC dibersihkan. Caranya siram tinja/air kencing tersebut dengan air
secukupnya sampai tinja/air kencing itu tidak tersisa di kakus/WC. Jika T
membersihkan tinja/air kencing seperti ini, berarti Tono ikut mencegah
menyebarnya kuman yang berbahaya yang ada pada kotoran/ air kencing
Setelah selesai membersihan tinja/air kencing, Tono perlu merapihkan kembali
pakaian sebelum keluar dari WC/kakus/kamar mandi. Pastikan resleting celana
telah tertutup rapi , lalu cuci tangan dengan menggunakan sabun.
Untuk pasien wanita:
Cara cebok yang bersih setelah T berak yaitu dengan menyiramkan air dari arah
depan ke belakang. Jangan terbalik ya, Cara seperti ini berguna untuk
mencegah masuknya kotoran/tinja yang ada di anus ke bagian kemaluan kita
Setelah T selesai cebok, jangan lupa tinja/air kencing yang ada di kakus/WC
dibersihkan. Caranya siram tinja/air kencing tersebut dengan air secukupnya
sampai tinja/air kencing itu tidak tersisa di kakus/ WC. Jika Tono membersihkan
tinja/air kencing seperti ini, berarti Tono ikut mencegah menyebarnya kuman
yang berbahaya yang ada pada kotoran/ air kencing
Jangan lupa merapikan kembali pakaian sebelum keluar dari WC/kakus, lalu cuci
tangan dengan menggunakan sabun.

Terminasi:
1. Evaluasi Subjektif
Bagaimana perasaan T setelah kita berbincang-bincang dan mempraktekkan
cara BAB/BAK yang baik dan benar tadi?.
2. Evaluasi Objektif
Nah.. Sekarang T coba sampaikan ke suster apa yng sudah kita diskusikan
tadi?
ya, betul sekali yang T sampaikan tadi

3. Rencana Tindak Lanjut


Nah... coba T lakukan seperti apa yang sudah kita praktekkan bersama-sama
terkait cara BAB/BAK yang baik dan benar tadi setiap T BAB/BAK ya!,
sekarang kita masukkan dalam jadwal sehari-harinya T ya?
4. Kontrak Waktu
Nach...besok kita ketemu lagi, untuk melihat sudah sejauhmana T bisa
melakukan jadwal kegiatan yang sudah kita buat tadi, oke? T maunya dimana,
di kamar atau di ruang tamu?, enaknya jam berapa ya T, jam seperti sekarang?.
Oke..besok kita bertemu lagi di ruang tamu jam 10 pagi ya T?. Sampai
berjumpa besok ya!

Strategi Pelaksanaan pada Keluarga Pasien dengan Defisit Perawatan Diri


SP1 Keluarga: Memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang
masalah perawatan diri dan cara merawat anggota keluarga
yang mengalami masalah kurang perawatan diri
Orientasi:
1. Salam Terapeutik
Selamat pagi Pak / Bu, saya Fitri perawat yang merawat T.
Dengan bapak/ibu siapa jika saya boleh tahu? Enaknya saya pangging
bpk/ibu siapa?
2. Evalusi dan atau validasi
Apa pendapat Bapak tentang anak Bapak, T?
3. Kontrak
a. Topik
Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa masalah yang dialami T dan
bantuan apa yang dapat diberikan. Bapak dan ibu apakah bersedia?.
b. Waktu
Berapa lama waktu Bapak/ Ibu yang tersedia?, bagaimana kalau 20
menit?
c. Tempat
Bagaimana jika kita berbincang-bincang di ruang perawat saja bpk/ibu?

Kerja:
Apa saja masalah yang Bapak/ Ibu rasakan dalam merawat T ? Perawatan diri
yang utama adalah kebersihan diri, berdandan, makan dan BAB/BAK.
Perilaku yang ditunjukkan oleh T itu dikarenakan gangguan jiwanya yang
membuat pasien tidak mempunyai minat untuk mengurus diri sendiri. Baik...akan
saya jelaskan ; untuk kebersihan diri, kami telah melatih T untuk mandi, keramas,
gosok gigi, cukuran, ganti baju, dan potong kuku. Kami harapkan Bapak/Ibu
dapat menyediakan alat-alatnya.
T juga telah mempunyai jadwal pelaksanaanya untuk berdandan, karena anak
Bapak/ Ibu perempuan, kami harapkan dimotivasi sehabis mandi untuk sisiran
yang rapi, pakai bedak,dan lipstik. Untuk makan, sebaiknya makan bersama
keluarga dirumah, T telah mengetahui lanhkah-langkahnya : Cuci tangan, ambil
makanan, berdoa, makan yang rapih, cuci piring dan gelas, lalu cuci tangan.
Sebaiknya makan pas jam makan obat, agar sehabis makan langsung makan obat.
Dan untuk BAB?BAK, dirumah ada WC Bapak/Ibu? Iya..., T juga sudah belajar
BAB/BAK yang bersih. Kalau T kurang motivasi dalam merawat diri apa yang
bapak lakukan?
Bapak juga perlu mendampinginya pada saat merawat diri sehingga dapat
diketahui apakah T sudah bisa mandiri atau mengalami hambatan dalam
melakukannya.
Ada yang Bapak/Ibu tanyakan?

Terminasi:
1. Evaluasi Subjektif
Bagaimana perasaan Pak T setelah kita bercakap-cakap?
2. Evaluasi Objektif
Coba Pak T sebutkan lagi apa saja yang harus diperhatikan dalam membantu
anak Bapak, T dalam merawat diri.
ya, betul sekali yang bapak sampaikan tadi

3. Rencana Tindak Lanjut


Baik nanti kalau Bapak/Ibu besuk bisa ditanyakan pada T.
Dan dirumah nanti, cobalah Bapak/Ibu mendampingi dan membantu T saat
membersihkan diri.
4. Kontrak Waktu
Dua hari lagi kita akan ketemu dan Bapak/Ibu akan saya dampingi untuk
memotivasi T dalam merawat diri.

SP 2 Keluarga: Melatih keluarga cara merawat pasien


Orientasi:
1. Salam Terapeutik
Assalamualaikum Bapak/Ibu sesuai janji kita dua hari yang lalu kita sekarang
ketemu lagi
2. Evalusi dan atau validasi
Bagaimana Bapak/Ibu, ada pertanyaan tentang cara merawat yang kita
bicarakan dua hari yang lalu?
3. Kontrak
a. Topik
Sekarang kita akan latihan cara-cara merawat tersebut ya pak? apakah
Bapak dan ibu apakah bersedia?
b. Waktu
Berapa lama waktu Bapak/ Ibu yang tersedia?, bagaimana kalau 20
menit?
c. Tempat
Kita akan coba disini dulu, setelah itu baru kita coba langsung ke T ya?
Kerja:
Sekarang anggap saya adalah T, coba bapak praktekkan cara memotivasi T untuk
mandi, berdandan, buang air, dan makan
Bagus, betul begitu caranya
Sekarang coba praktekkan cara memberikan pujian kepada T
Bagus, bagaimana kalau cara memotivasi T minum obat dan melakukan kegiatan
positifnya sesuai jadwal?
Bagus sekali, ternyata bapak dan ibu sudah mengerti cara merawat T
Bagaimana kalau sekarang kita mencobanya langsung kepada T? (Ulangi lagi
semua cara diatas langsung kepada pasien)

Terminasi:
1. Evaluasi Subjektif
Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita berlatih cara merawat T ?
2. Evaluasi Objektif
Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap kali
bapak dan ibu membesuk T
3. Rencana Tindak Lanjut
Baik nanti kalau Bapak/Ibu besuk bisa ditanyakan pada T.
Dan dirumah nanti, cobalah Bapak/Ibu mendampingi dan membantu T saat
berdanan dan menghias diri
4. Kontrak Waktu
Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi bapak dan ibu datang kembali kesini
dan kita akan mencoba lagi cara memotivasi T berdandan atau berhiassampai
bapak dan ibu lancar melakukannya
Jam berapa bapak dan ibu bisa kemari?
Baik saya tunggu, kita ketemu lagi di tempat ini ya pak, bu

SP 3 Keluarg : Membuat perencanaan pulang bersama keluarga


Orientasi:
1. Salam Terapeutik
Assalamualaikum Bapak/Ibu hari ini T sudah boleh pulang, untuk itu
perlu dibicarakan jadwal T selama dirumah
2. Evalusi dan atau validasi
Bagaimana pak, bu, selama bapak dan ibu membesuk apakah sudah terus
dilatih cara merawat T?

3. Kontrak
a. Topik
Nah sekarang mari kita bicarakan jadual di rumah tersebut
apakah bapak bersedia?
b. Waktu
Berapa lama waktu Bapak/ Ibu yang tersedia?, bagaimana kalau 20
menit?
c. Tempat
dimana kita akan berbincang bincang?
baik, jika disini saja.
Kerja:
Pak/Bu...,ini jadual kegiatan T dirumah sakit, coba perhatikan apakah dapat
dilaksanakan dirumah.?
Pak/Bu..jadual yang telah dibuat selama T di rumah sakit tolong dilanjutkan
dirumah, baik jadual aktivitas maupun jadual minum obatnya
Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan
oleh anak ibu dan bapak selama di rumah. Kalau misalnya T menolak terus
menerus untuk makan, minum, dan mandi serta menolak minum obat atau
memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain, maka segera hubungi Suster
S di Puskesmas Ingin Jaya, puskesmas terdekat dari rumah ibu dan bapak, ini
nomor telepon puskesmasnya: (0651) 446xxx. Selanjutnya suster S yang akan
membantu memantau perkembangan T selama di rumah

Terminasi:
Bagaimana Pak, Bu...ada yang belun jelas?. Ini jadual harian T untuk dibawa
pulang. Dan ini surat rujukan untuk perawat K di puskesmas Indrapuri.
Jangan lupa kontrol ke Puskesmas sebelum obat habis, atau ada gejala-gejala
yang tampak. Semoga T kondisi T dapat terus membaik ya pak/buk. Sekarang
bapak dan ibu bisa menyelesaikan administrasinya.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Moyet. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC

Keliat, Budi dkk. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC

Nanda. 2010. Diagnosa Keperawatan: definisi dan klasifikasi 2009-201. Jakarta:


EGC.

Potter, & Pery. 2006. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC

Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Jakarta:


Salemba Medika.

Widodo, Arif. 2013. Penuntun Praktek Laboratorium Keperawatan Jiwa.


Surakarta: UMS.

Anda mungkin juga menyukai