Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KIMIA KOLOID DAN ANTAR MUKA

Oleh:
KELOMPOK 4

Mega Musfita Sari (RSA1C113024)


Rani khairiyah (RSA1C114002)
Ferdinan (RRA1C114005)
Lusiana Simalango(RSA1C114009)
Fitri khairati (RSA1C114014)
Yunda Septiana Yusmar (RRA1C113035)

Dosen Pengampu:
Nazarudin, S.Si., M.Si., Ph.D

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Osmosis berasal dari kata os artinya lubang dan move artinya pindah, maka
osmosis adalah mengalirnya zat cair melalui membran (dinding yang sangat tipis).
Osmosis merupakan fenomena yang penting di dalam system biologis
karena kebanyakan membran biologis bersifat semi-permiabel.Membran
semipermiabel adalah selaput pemisah yang hanya bisa ditembus oleh air dan zat
tertentu yang larut di dalamnya.Secara umum, membrane tersebut permiabel
terhadap air dan zat-zat kecil dan tidak bermuatan. Misalnya molekul air dapat
bergerak melewati dinding sel. Osmosis memberikan cara yang mudah bagi
transport air keluar atau masuk sel. Proses osmosis akan berhenti ketika kedua
larutan mempunyai konsentrasi yang sama atau disebut isotonik.
Pada tumbuhan protoplasma sel mempunyai plasma dan pada hewan berupa
selaput sel yang mampu mengatur sel secara selektif aliran cairan dari lingkungan
suatu sel ke dalam sel atau sebaliknya. Terdapat dua proses fisiokimia yang
penting, yaitu difusi dan osmosis, dengan adanya proses osmosis suatu selaput
dinyatakan permeabel, semipermiabel, atau impermiabel. Sistem transportasi
pada tumbuhan melibatkan proses difusi, osmosis, dan transpor aktif .
Makhluk hidup terdiri atas sel, karena itulah manusia harus mempelajari
tentang keadaan selnya atau sel- sel lainnya yang menunjang kehidupannya.Suatu
sistem transportasi sangat penting bagi tunbuhan dan hewan yang berkaitan
dengan masa organisme tersebut. Pada tanaman dan hewan yang masih sederhana
transfor materi berlangsung secara osmosis, dan difusi. Pada sel hewan, jika suatu
sel (sel darah merah) berada pada cairan yang Hipotonik maka sel darah merah
akan pecah, namun jika berada dalam cairan yang hiportonis maka sel darah akan
pecah.
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa Pengertian difusi?


2. Bagaimana proses difusi?
3. Apa Pengertian osmosis?
4. Bagaimana proses osmosis?
5. Apa Pengertian plasmolysis?

1.3 TUJUAN

1. Dapat megetahui pengertian difusi


2. Dapat megetahui proses difusi
3. Dapat megetahui Pengertian osmosis
4. Dapat megetahui proses osmosis
5. Dapat megetahui Pengertian plasmolysis

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN DIFUSI
Difusi adalah penyebaran molekul-molekul zat secara lebar, baik zat padat,
zat cair maupun gas, ke segala arah yang digerakkan oleh energi kinetik yang
menyebabkan molekul zat selalu dalam keadaan bergerak.Molekul-molekul zat itu
saling tarik-menarik atau saling tolak-menolak. Difusi berlangsung dari larutan
yang berkadar tinggi ke larutan yang berkadar rendah, sehingga kadar larutan
tersebut merata. Kecepatan difusi tergantung pada tekanan, konsentrasi zat
terlarut dan suhu.
Difusi merupakan peristiwa zat yang ada didalam pelarut berpindah atau
mengalir, dari bagian yang memiliki konsentrasi tinggi ke bagian yang memiliki
konsentrasi rendah. Proses difusi akan terus terjadi hingga semua zat tersebar
secara merata dan seimbang. Proses ini terjadi karena adanya pergerakan partikel
suatu zat cair, padat maupun gas.

Difusi dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :


1. Difusi biasa,
Difusi ini terjadi pada molekul atau partikel yang tidak berpolar dan terjadi
pada sel yang akan mengambil nutrisi. Partikel akan langsung berdifusi tanpa
harus memerlukan energi dan juga bisa melewati membran sel langsung.
2. Difusi khusus
Difusi ini terjadi pada sel yang ingin mengambil nutrisi dan partikel yang
memiliki ion hydrolhilic. Pada difusi khusus, memerlukan protein yang khusus
juga agar partikel dapat melewati membran.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi difusi :


1. Area yang luas dapat memperbesar kecepatan difusi.
2. Ukuran partikel, partikel yang kecil akan lebih mudah bergerak dan akan
membuat difusi semakin cepat.
3. Ketebalan membran, membran yang tipis akan membuat difusi semakin
cepat.
4. Suhu yang tinggi dapat mempercepat difusi, karena partikel mendapatkan
energi dari panas.
5. Jarak, jarak diantara dua konsentrasi tentunya berbeda, kecepatan difusi
pun akan melambat.
2.2 PROSES DIFUSI
Proses difusi terjadi ketika adanya pergerakan partikel suatu zat padat,
cair, maupun gas dari bagian yang memiliki konsentrasi tinggi ke bagian yang
memiliki konsentrasi rendah yang melewati suatu membran.Proses difusi juga
disebut sebagai proses transportasi, karena proses ini tidak memerlukan energi.
Dalam proses ini salah satu syarat agar partikel dapat melewati membrane yaitu,
partikel harus memiliki bentuk yang lebih kecil, sehingga dapat larut dalam air
ataupun lemak.

Contoh difusi :
1. Ketika menaburkan garam pada makanan, maka proses difusi yang terjadi
pada garam dan makanan yaitu ketika garam lebur dan merata .

2. Ketika menyemprotkan parfum pada salah satu ruangan, maka aromanya


akan langsung menyebar pada seluruh ruangan, karena parfum memiliki
partikel yang berdifusi pada udara.
3. Ketika memberikan tambahan gula pada cairan teh tawar, lambat laun cairan
teh tersebut akan menjadi manis, hal ini merupakan proses difusi yang terjadi
ketika gula melebur dan merata dengan cairan teh.

4. Konduksi panas, energi suatu benda yang panas bergerak dari suhu yang
tinggi ke suhu yang rendah, sehingga membuat benda lain yang akan
menyentuhnya menjadi panas.

Kecepatan difusi hanya akan ditentukan oleh jumlah zat yang ada, jumlah
celah pada membran sel dan kecepatan gerak kinetik.

2.3 PENGERTIAN OSMOSIS


Osmosi adalah proses berpindahnya pelarut dari sebuah larutan yang mana
mempunyai daya konsentrasi yang rendah ataupun pelarut yang murni dengan
melewati membran semppermeabel ke larutan yang mempunyai daya konsentrasi
yang lebih tinggi sehingga pada akhirnya tercapai keseimbangan untuk laju
pelarutnya. Proses ini tentu akan membuat molekul-molekul yang ada pada
pelarut akan berpindah dari larutan yang lebih encer ke larutan yang lebih kental
ataupun pekat. Osmosis juga bisa diartikan sebagai suatu fenomena yang terjadi
alami namun bisa bisa dihambat secara buatan tentunya dengan meningkatkan
tekanana dibagian konsentrasi yang lebih tinggi ataupun pekat sehingga nantinya
akan melebih bagian konsentrasi yang lebih encer yang dilambangkan dengan .

Osmosis merupakan difusi air melintasi membran semipermeabel dari


daerahdimana air lebih banyak ke daerah dengan air yang lebih sedikit.Osmosis
sangat ditentukan oleh potensial kimia air atau potensial air, yang
menggambarkan kemampuan molekul air untuk dapat melakukan difusi. Sejumlah
besar volume air akan memiliki kelebihan energi bebas daripada volume yang
sedikit, di bawah kondisi yang sama. Energi bebas zuatu zat per unit jumlah,
terutama per berat gram molekul (energi bebas mol-1) disebut potensial
kimia.Potensial kimia zat terlarut kurang lebih sebanding dengan konsentrasi zat
terlarutnya.Zat terlarut yang berdifusi cenderung untuk bergerak dari daerah yang
berpotensi kimia lebih tinggi menuju daerah yang berpotensial kimia lebih kecil.
Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini
bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu
sendiri.Osmosis terbalik adalah sebuah istilah teknologi yang berasal dari
osmosis. Osmosis adalah sebuah fenomena alam dalm sel hidup di mana molekul
solvent (biasanya air) akan mengalir dari daerah solute rendah ke daerah solute
tinggi melalui sebuah membran semipermeable. Membran semipermeable ini
menunjuk ke membran sel atau membran apa pun yang memiliki struktur yang
mirip atau bagian dari membran sel. Gerakan dari solvent berlanjut sampai sebuah
konsentrasi yang seimbang tercapai di kedua sisi membran.

Dua faktor penting yang mempengaruhi osmosis yaitu :


1. Kadar air dan materi terlarut yang ada di dalam sel.
2. Kadar air dan materi terlarut yang ada di luar sel.

2.4 PROSES OSMOSIS


Pada proses osmosis suatu partikel molekul zat pelarut bergerak dari
larutan encer (konsentrasi rendah) menuju larutan yang lebih pekat (konsentrasi
tinggi).
Peristiwa osmosis merupakan salahsatu peristiwa yang berlangsung secara
alami. Peristiwa osmosis dapat dikurangi atau dihambat dengan cara
meningkatkan tekanan pada bagian yang lebih pekat (konsentrasi tinggi) melebihi
konsentrasi yang lebih encer. Tekanan yang diaplikasikan untuk menghambat atau
menghentikan proses osmosis dari pelarut murni atau larutan encer ke dalam
larutan yang lebih pekat disebut tekanan osmotik buatan.
Dapat dlihat bahwa proses Osmosis itu sendiri melalui suatu bejana yang
dipisahkan oleh selaput semipermiable yang mana ditempatkan 2 larutan glukosa
yang terdiri dari air yang berfungsi sebagai pelarut dan juga glukosa sebagai zat
yang akan terlarut tentunya dengan konsentrasi yang berbeda satu sama lain. Air
tersebut akan bergerak mulai dari larutan konsentrasi yang rendah bergerak
menuju ke glukosa yang memiliki konsentrasi yang lebih tinggi melewati selaput
permeable. Di proses ini, pergerakan air itu sendiri mulai berjalan dari larutan
yang konsentrasinya tinggi ke konsentrasinya yang rendah. Larutan dengan
konsentrasi zat larut lebih tinggi disini disebut juga dengan larutan hipertonis
sedangkan untuk larutan dengan konsentrasi yang lebih rendah disebut juga
dengan isotonis. Sedangkan untuk larutan yang berada diluar sel dan
konsentrasinya lebih rendah didalam sel disebut juga dengan larutan hipotonis.

Contoh osmosis :
1. wortel yang direndam di dalam larutan garam dengan konsentrasi 10 %, sel-
sel wortel akan kehilangan kekakuannya (rigid). Hal ini terjadi karena sel
wortel mempunyai potensial air yang lebih tinggi (hipertonis) dibandingkan
dengan larutan garam sehingga air akan keluar dari dalam sel wortel menuju
larutan garam. Apabila diamati menggunakan mikroskop vakuola sel wortel
tidak terlihat dan sitoplasma sel wortel akan mengkerut sehingga membran
sel akan terlepas dari dinding sel yang mengakibatkan terjadinya plasmolisis.
2. Pemasangan cairan infus harus isotonik dengan sel darah merah di dalam
tubuh untuk mencegah terjadinya plasmolisis dan krenasi.
3. Penyerapan air dan zat hara dari dalam tanah oleh akar secara osmosis.
Adanya perbedaan konsentrasi air antara tanah dan sel akar tumbuhan
menyebabkan air dari dalam tanah masuk ke dalam sel tumbuhan melalui
rambut akar kemudian melewari jaringan epidermis, korteks, endodermis dan
xylem.

2.5 PENGERTIAN PLASMOLISIS


Plasmolisis adalah proses terlepasnya protoplasma dari dinding sel yang
disebabkan oleh air yang berada dalam vakoula merembes keluar dari sel, yaitu
bila tumbuhan berada pada lingkungan yang kadar airnya rendah, maka tumbuhan
akan sulit menyerap air. Pada kasus tertentu, air di dalam sel juga akan keluar.
Bila terjadi terus-menerus, maka selaput plasma akan lepas dari dinding sel. Bila
plasmolisis berkepanjangan, maka sel tersebut akan mati dan untuk
mengembalikannya diperlukan proses sebaliknya. Keadaan ini dapat kembali ke
keadaan semula apabila sel tersebut diletakkan di lingkungan dengan kadar air
yang lebih tinggi (hipotonis). Peristiwa kembalinya protoplasma ini disebut
dengan deplasmolisis.
Plasmolisis merupakan dampak dari peristiwa osmosis. Jika sel tumbuhan
diletakkan di larutan garam terkonsentrasi (hipertonik), sel tumbuhan akan
kehilangan air dan juga tekanan turgor, menyebabkan sel tumbuhan
lemah.Tumbuhan dengan sel dalam kondisi seperti ini layu.Kehilangan air lebih
banyak akan menyebabkan terjadinya plasmolisis.Dampak plasmolisis yang
meneyebabkan tekanan terus berkurang sampai di suatu titik di mana protoplasma
sel terkelupas dari dinding sel, menyebabkan adanya jarak antara dinding sel dan
membran.Akhirnya cytorrhysis runtuhnya seluruh dinding sel dapat
terjadi.Tidak ada mekanisme di dalam sel tumbuhan untuk mencegah kehilangan
air secara berlebihan, juga mendapatkan air secara berlebihan, tetapi plasmolisis
dapat dibalikkan jika sel diletakkan di larutan hipotonik. Proses sama pada sel
hewan disebut krenasi. Sel tumbuhan dalam kondisi lingkungan berbeda.

Sebelum plasmolisis Sesudah plasmolisis


Plasmolisis hanya terjadi pada kondisi ekstrem, dan jarang terjadi di alam.
Biasanya terjadi secara sengaja di laboratorium dengan meletakkan sel pada
larutan bersalinitas tinggi atau larutan gula untuk menyebabkan ekosmosis,
seringkali menggunakan tanaman Elodea atau sel epidermal bawang yang
memiliki pigmen warna sehingga proses dapat diamati dengan jelas. Bila sel
tumbuhan dimasukkan kedalam cairan hipotonik,turgor sel akan meningkat..Bila
berada dalam keadaan isotonik (larutan yang konsentrasinya sama dengan
konsentrasi isi sel,maka sebagian sel yang ada mengalami plasmolisis,sebagian sel
tidak.Keadaan ini dapat dipakai untuk menentukan tekanan osmosis sel dengan
meletakkan pada larutan yang ditentukan molaritas larutan atau tekanan
osmotiknya dan melihat berapa banyak sel yang terplasmolisis.

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1WAKTU DAN TEMPAT
Waktu pelaksanaan percobaan ini dilaksanakan pada hari Rabu, 10 mei 2017.

3.2 ALAT DAN BAHAN


Alat yang di gunakan ketika praktikum adalah :
Cawan
Silet atau pisau
Kapas
Tusuk gigi
Penggaris

Bahan yang digunakan ketika praktikum adalah:


Kentang
Timun
Air
Garam
Aquades

3.3 CARA KERJA


1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Kupas timun dan kentang
3. Kemudian cuci timun dan kentang dengan air bersih
4. Lalu iris melintang timun dan kentang setebal 0,5 masing 2 irisan
5. Kemudian letakkan kentang dan timun didalam cawan petri yang telah di beri
aquades dan air garam
6. Lalu amati setelah 15 menit pertama dan 15 menit kedua
7. Lalu catat ap yang telah diamati

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL
Percobaan dengan air biasa :
15 menit
No Pengamatan Sebelum 15 menit kedua
pertama
1. Warna
Kentang Kuning cerah Kuning pucat Semakin pucat
Putih
Timun Pucat Semakin pucat
kehijauan
2. Tekstur
Kentang Keras Keras Keras
Timun Keras Keras Keras
3. Ketebalan
Kentang 0,8cm Tetap 0,8cm 0,9cm
Timun 0,8cm 0,8cm 0,9cm
4. Bentuk
Persegi Persegi
Kentang panjang panjang mengembang
(normal) (normal)
Bulat
Timun Bulat (normal) Bulat
mengembang

Percobaan dengan 1 ml air garam


15 menit
No Pengamatan Sebelum 15menit pertama
kedua
1. Warna
Kentang Kuning cerah Sedikit pucat Pucat
Timun Putih kehijauan Sedikit pucat Pucat
2. Tekstur
Kentang Keras Lunak Lebih lunak
Timun Keras Lunak Lebih lunak
3. Ketebalan
Kentang 0,8cm 0,8 cm 0,7cm
Timun 0,8cm -0,1cm 0,7cm
4. Bentuk
Persegi panjang Persegi panjang
Kentang menyusut
(normal) (normal)
Timun Bulat (normal) Menyusut Tetap

Percobaan dengan 2 ml air garam


15 menit
No Pengamatan Sebelum 15menit pertama
kedua
1. Warna
Kentang Kuning cerah Sedikit pucat Pucat
Timun Putih kehijauan Sedikit pucat Pucat
2. Tekstur
Kentang Keras Lunak Lebih lunak
Timun Keras Lunak Lebih lunak
3. Ketebalan
Kentang 0,8cm 0,8 cm 0,7cm
Timun 0,8cm -0,1cm 0,7cm
4. Bentuk
Persegi panjang Persegi panjang
Kentang menyusut
(normal) (normal)
Timun Bulat (normal) Menyusut Tetap

4.2 PEMBAHASAN

1. Kentang dan Mentimun pada air biasa (selama 15 menit pertama)


Kentang dan mentimun setelah direndam kedalam larutan air selama 15 menit,
warna pada kentang masih sama seperti semula, yaitu warna kuning, sedangkan
mentimun warnanya tetap putih. Tekstur pada kentang dan mentimun sama-sama
keras, ketebalan masing-masing kentang dan mentimun masih 0.8 cm. Serta
bentuk pada kentang dan mentimun masih bulat dan juga masih normal (bulat)
seperti pertama kali dimasukkan ke dalam air.

2. Kentang dan Mentimun pada air biasa selama 15 menit kedua


Kentang dan mentimun pada air biasa pada waktu 15 menit yang kedua
warnanya berubah agak pucat dari warna awalnya, tekstur kentang dan mentimun
menjadi agak lembut, ketebalan kentang dan mentimun berubah menjadi agak
tipis dan bentuk kentang dan mentimun agak menyusut dari bentuk awalnya.

3. Kentang dan Mentimun pada air garam selama 15 menit pertama


Kentang dan mentimun pada air garam, warna kentang berubah menjadi
kuning pucat, sedangkan mentimun berubah menjadi putih pucat, tekstur pada
kentang dan mentimun menjadi lebih lembut dengan ketebalan kentang dan
mentimun lebih tebal dari ketebalan awalnya dan bentuk kentang dan mentimun
sedikit menyusut.
4. Kentang dan mentimun pada air garam selama 15 menit kedua
Kentang dan mentimun pada air garam pada waktu 15 menit kedua, warna
mereka berubah, kentang warnanya menjadi kuning pucat, sedangkan warna
mentimun menjadi putih pucat. Lalu untuk tekstur, tekstur kentang tetap keras
seperti sebelumnya, sedangkan tekstur mentimun menjadi agak lembut, lalu
ketebalan kentang dan mentimun masing-masing menjadi 0.7 cm dan 0.7 cm.
Untuk bentuk, kentang dan mentimun bentuknya menyusut/jadi lebih kecil dari
sebelumnya.

BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Osmosis adalah perpindahan konsentrasi suatu zat dari konsentrasi rendah


ke konsentrasi tinggi.Sedangkan perpindahan konsentrasi suatu zat dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah disebut Difusi.
Hasil dari praktikum, kentang dan mentimun bila diberi air warnanya semakin
pucat,teksturnya agak lembut, ketebalannya semakin tipis, dan bentuknya semakin
mengembang, sedangkan kentang dan mentimun bila diberi garam warnanya agak
pucat, teksturnya lebih lunak, ketebalannnya lebih tebal , dan bentuknya semakin
menyusut.
DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, D.1986.Pengantar Fisiologi Tumbuhan.Gramedia.Jakarta.


Kimball, J.W.1992.Biologi jilid 1. Erlangga. Jakarta
Sobono. 1992.Histologi Umum.Bumi Aksara.Jakarta.
Wilkina.1992.Fisiologi Tumbuhan.Bumi Aksara.Jakarta.
http://izafaqih.blogspot.com/2010/12/laporan-praktikum-difusi-osmosis.pdf.
http://niethajutniez.wordpress.com/2011/05/25/praktikum-ii-difusi-dan-
osmosis/.pdf.

Anda mungkin juga menyukai