Anda di halaman 1dari 14

HASIL LAPORAN ACARA PENYULUHAN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIAWI


2016

Disusun oleh :

Arwi Wijaya

11.2015.369

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIAWI - BOGOR
PERIODE 15 AGUSTUS 2016 22 OKTOBER2016
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
JAKARTA BARAT

Kerangka Acuan Kerja

Sosialisasi Pemberian Edukasi Kepada Pasien dan Keluarga


di RSUD Ciawi, Kabupaten Bogor, Juni 2016

1. Pendahuluan

Rumah sakit merupakan salah satu organisasi pemberi jasa pada masyarakat yang
semakin dituntut untuk bekerja secara profesional sesuai dengan standar pelayanan yang telah
ditentukan. Rumah sakit juga mempunyai kewajiban terhadap peningkatan pengetahuan
kesehatan sebagai salah satu bagian dari usaha promotif kesehatan. Hal ini sesuai dengan visi
Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi yaitu Rumah sakit terpercaya pilihan masyarakat dan
misinya berupa Meningkatkan pengelolaan manajemen yang profesional dan akuntabel,
meningkatkan kualitas pelayanan dan fasilitas pendukung Rumah Sakit, meningkatkan
potensi layanan kesehatan dengan menggalang kerjasama dan meningkatkan kapasitas
sumber daya rumah sakit.
Pemberian pendidikan kepada masyarakat tentang hipertensi emergensi merupakan hal
yang sangat penting sehingga diharapkan dapat mengurangi angka morbiditas dan mortalitas
akibat keterlambatan waktu dan tatalaksana.Salah satu kasus yang harus segera ditangani
adalah pankreatitis akut. Dimana pankreatitis akutdapat terjadi kapanpun dan dimanapun
sehingga memerlukan tatalaksana segera mungkin untuk mengurangi kecepatan progesifitas
perburukan kondisi penyakitnya, Sumbatan pada duktus pankreatikus (misalnya oleh batu
empedu pada sfingter Oddi) akan menghentikan aliran getah pankreas. Biasanya sumbatan ini
bersifat sementara dan menyebabkan kerusakan kecil yang akan segera diperbaiki. Namun
bila sumbatannya berlanjut, enzim yang teraktivasi akan terkumpul di pankreas, melebihi
penghambatnya dan mulai mencerna sel-sel pankreas, menyebabkan peradangan yang berat.
Kerusakan pada pankreas bisa menyebabkan enzim keluar dan masuk ke aliran darah atau
rongga perut, dimana akan terjadi iritasi dan peradangan dari selaput rongga perut
(peritonitis) atau organ lainnya. Bagian dari pankreas yang menghasilkan hormon, terutama
hormon insulin, cenderung tidak dihancurkan atau dipengaruhi. Oleh sebab itu, penting
pendidikan tentang pankreatitis akutpada masyarakat, sehingga diperlukan edukasi di
lingkungan rumah sakit.

2. Latar Belakang
Pankreatitis Akut adalah peradangan pankreas yang terjadi secara tiba-tiba, bisa
bersifat ringan atau berakibat fatal. Secara normal pankreas mengalirkan getah pankreas
melalui saluran pankreas (duktus pankreatikus menuju ke usus dua belas jari (duodenum).
Getah pankreas ini mengandung enzim-enzim pencernaan dalam bentuk yang tidak aktif dan
suatu penghambat yang bertugas mencegah pengaktifan enzim dalam perjalanannya menuju
ke duodenum.

3. Tujuan

3.1 Tujuan Umum

Masyarakat dapat mengetahui dan memahami tentangpankreatitis akut

3.2 Tujuan Khusus

Masyarakat dapat mengetahui dan memahami tentang tanda dan gejala dan langkah
pertolongan pertama serta pencegahan pankreatitis akut.

4. Kegiatan dan Rincian Kegiatan

4.1 Waktu

Hari : Jumat

Tanggal : 30September 2016

Jam Kegiatan : 11.00 sampai 11.30 WIB

4.2 Tempat

Ruang tunggu rawat jalan lantai 2 RSUD Ciawi

4.3 Materi Sosialisasi

Pankreatitis Akut

4.4. Pemberi Materi


Coass Kepanitraan Ilmu Bedah; Arwi Wijaya/112015369

5. Cara Melaksanakan Kegiatan

Presentasi edukasi dan tanya jawab interaktif.

6. Sasaran

Pasien dan keluarga pasien.

7. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan

Evaluasi terhadap sosialisasi yang diberikan dilakukan dengan mendokumentasikan


dalam bentuk foto kegiatan penyuluhan dan daftar hadir peserta penyuluhan.

Bogor, 30 September 2016

Coass Bedah RSUD Ciawi, Kabupaten Bogor

Arwi Wijaya/112015369

Laporan Rincian Kegiatan Penyuluhan


Materi Penyuluhan : Pankreatitis AKut

Hari / Tanggal / Jam : Jumat, 30 September 2016, Pukul 11.00 11.30 WIB

Tempat : Ruang Tunggu Rawat Jalan RSUD Ciawi Lantai 2

Peserta : 18 Orang

1. Kegiatan Penyuluhan

No. Langkah Kegiatan Waktu


Kegiatan Pendahuluan
Mengucapkan salam, memperkenalkan diri, dan menjelaskan
1. 2 menit
tujuan kegiatan.
Kegiatan Pokok
a. Menyampaikan pengertian pankreatitis Akut
b. Menyampaikan mekanisme,etiologi, faktor resiko,
2. tanda dan gejalapankreatitis akut 20 menit
c. Menyampaikan tatalaksana pankreatitis akut
d. Menyampaikan pencegahan pankreatitis akut

Kegiatan Penutup
Menjawab pertanyaan yang diajukan peserta dan menarik
3. kesimpulan 8 menit
Mengucapkan salam dan terima kasih atas partisipasi dan
perhatian peserta penyuluhan

Jumlah 30 menit

2. Evaluasi Kegiatan Penyuluhan

Peserta penyuluhan tertarik mengikuti penyuluhan tentang OSTEOCHONDROMA


yang dapat dilihat dengan:
1. Peserta mendengarkan penyuluhan dengan seksama dan mau mengikuti
jalannya penyuluhan sampai selesai

2. Peserta banyak yang bertanya, sehingga terjadi interaksi tanya jawab antara
pemberi penyuluhan dengan peserta.

3. Peserta mengerti dan memahami tentang isi dari penyuluhan, dan mau
menerapkan dalam kehidupannya.

Terdapat partisipasi dari masyarakat sehingga terjadi diskusi dan tanya jawab antara
pembicara penyuluhan dan peserta

1. Pertanyaan : Siapa yang lebih sering mengalami Pankreatitis Akut Laki-laki atau
Perempuan ?

Jawaban : Pankreatitis Akut lebih sering terjadi pada laki-laki dibanding perempuan.
Akut pankreatitis di Eropa terjadi sekitar 30 dalam 100.000 orang per tahun. Kronis
pankreatitis di US tahun 2013 terjadi 50 dalam 100.000 orang per tahun.. Kronik
pankreatitis sering muncul di kisaran usia 30 40 tahun dan sangat jarang terjadi pada
anak-anak.

2. Pertanyaan : Apa yang dapat terjadi jika pankreatitis akut dibiarkan atau tidak
ditangani segera ?

Jawaban : Komplikasi sering terjadi pada kasus yang berat, bisa timbul shock,
dehidrasi, kadar gula tinggi atau menjadi diabetes, pseudokista pankreas, perdarahan,
gagal ginjal, kegagalan paru dan hati, infeksi bahkan bisa sampai kematian. Malnutrisi
bisa terjadi pada kondisi akut dan kronis.

3. Pertanyaan : Kapan saya harus berobat ke dokter ?


Jawaban :Sebaiknya segera periksa ke dokter jika terjadi nyeri perut yang hilang
timbul, apalagi jika nyeri ini terus berat sampai menimbulkan kegelisahan dan tidak
bisa menemukan posisi yang nyaman/mengurangi nyeri. Dokter akan segera
melakukan penanganan dan pemeriksaan untuk memastikan diagnosis.

TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFENISI
1. Pankreatitis
Pankreatitis (inflamasi pankreas) merupakan penyakit yang serius pada pankreas
dengan intensitas yang dapat berkisar mulai dari kelainan yang relatif ringan dan
sembuh sendiri hingga penyakit yang berjalan dengan cepat dan fatal yang tidak
bereaksi terhadap berbagai pengobatan
Pankreatitis adalah kondisi inflamasi yang menimbulkan nyeri dimana enzim
pankreas diaktifasi secara prematur mengakibatkan autodigestif dari pankreas.
2. Pankreatitis Akut
Pankreatitis Akut adalah peradangan pankreas yang terjadi secara tiba-tiba, bisa
bersifat ringan atau berakibat fatal.
Pankreatitis akut adalah suatu proses peradangan akut yang mengenai pankreas
dan ditandai oleh berbagai derajat edema, perdarahan dan nekrosis pada sel-sel asinus
dan pembuluh darah. Mortalitas dan gejala klinis bervariasi sesuai derajat proses
patologi. Bila hanya terdapat edema pankreas, mortalitas mungkin berkisar dari 5%
sampai 10%, sedangkan perdarahan masif nekrotik mempunyai mortalitas 50% sampai
80%. Secara normal pankreas mengalirkan getah pankreas melalui saluran pankreas
(duktus pankreatikus menuju ke usus dua belas jari (duodenum).

B. KLASIFIKASI PANKREATITIS AKUT


Pankreatis akut memiliki keparahan yang berkisar dari kelainan yang relatif
ringan dan sembuh dengan sendirinya hingga penyakit yang dengan cepat menjadi
fatal serta tidak responsif terhadap berbagai terapi.
Berdasarkan pada beratnya proses peradangan dan luasnya nekrosis parenkim
dapat dibedakan:
a. Pankreatitis akut tipe intersitial
Secara makroskopik, pankreas membengkak secara difus dan tampak pucat.
Tidak didapatkan nekrosis atau perdarahan, atau bila ada, minimal sekali. Secara
mikroskopik, daerah intersitial melebar karena adanya edema ekstraselular,
disertai sebaran sel-sel leukosit polimorfonuklear (PMN). Saluran pankreas dapat
terisi dengan bahan-bahan purulen. Tidak didapatkan destruksi asinus. Meskipun
bentuk ini dianggap sebagai bentuk pankreatitis yang lebih ringan, namun pasien
berada dalam keadaan sakit yang akut dan berisiko mengalami syok, gangguan
keseimbangan cairan serta elektrolit dan sepsis.
b. Pankreatitis akut tipe nekrosis hemoragik,
Secara mikroskopik tampak nekrosis jaringan pankreas disertai dengan
perdarahan dan inflamasi. Tanda utama adalah adanya nekrosis lemak pada
jaringan-jaringan di tepi pankreas, nekrosis parenkim dan pembuluh-pembuluh
darah sehingga mengakibatkan perdarahan dan dapat mengisi ruangan
retroperitoneal. Bila penyakit berlanjut, dapat timbul abses atau daerah-daerah
nekrosis yang berdinding, yang subur untuk timbulnya bakteri sehingga dapat
menimbulkan abses yang purulen. Gambaran mikroskopis adalah adanya nekrosis
lemak dan jaringan pankreas, kantong-kantong infiltrat yang meradang dan
berdarah ditemukan tersebar pada jaringan yang rusak dan mati. Pembuluh-
pembuluh darah di dalam dan di sekitar daerah yang nekrotik menunjukkan
kerusakan mulai dari inflamasi peri vaskular, vaskulitis yang nyata sampai
nekrosis dan trombosis pembuluh-pembuluh darah

C. ETIOLOGI
Pankreatitis akut terjadi akibat proses tercernanya organ ini oleh enzim-enzimnya
sendiri, khususnya oleh tripsin.
Delapan puluh persen penderita pankreatitis akut mengalami penyakit pada
duktus billiaris; meskipun demikian, hanya 5% penderita batu empedu yang kemudian
mengalami nekrosis. Batu empedu memasuki duktus koledokus dan terperangkap
dalam saluran ini pada daerah ampula Vateri, menyumbat- aliran getah pankreas atau
menyebabkan aliran balik (refluks) getah empedu dari duktus koledokus ke dalam
duktus pankreastikus dan dengan demikian akan mengaktifkan enzim-enzim yang kuat
dalam pankreas. Spasme dan edema pada ampula Vateri yang terjadi akibat duodenitis
kemungkinan dapat menimbulkan pankreatitis.

Penyebab Pankreatitis Akut :


1. Batu empedu
2. Alkoholisme
3. Obat-obat, seperti furosemide dan azathioprine
4. Gondongan (parotitis)
5. Kadar lemak darah yang tinggi, terutama trigliserida
6. Kerusakan pankreas karena pembedahan atau endoskopi
7. Kerusakan pankreas karena luka tusuk atau luka tembus
8. Kanker pankreas
9. Berkurangnya aliran darah ke pankreas, misalnya karena tekanan darah
yang sangat rendah
10. Pankreatitis bawaan

D. PATOFISIOLOGI
Dalam keadaan normal pankreas terlindung dari efek enzimatik enzim
digestifnya sendiri. Enzim pankreas (enzim proteolitik (tripsin, kimotripsin,
karboksipeptidase, elastase) dan fosfolipase A) disintesis sebagai zimogen inaktif dan
diaktivasi dengan pemecahan rantai peptik secara enzimatik.Sedangkan enzim
pankreas lainnya (amilase dan lipase) disintesis dalam bentuk inaktif dan disimpan
dalam butir zimogen sehingga terisolasi oleh membran fosfolipid dalam sel asini
Aktivasi enzim dicegah oleh inhibitor dalam jaringan pankreas, cairan
pankreas dan serum. Dalam proses aktivasi enzim, tripsin memegang peranan penting
yang mengaktivasi yang terlihat pada proses autodigesti. Hanya lipase yang tidak
tergantung tripsin. Aktivasi zimogen secara normal dimulai oleh enterokinase di
duodenum. Adanya aktivasi dini enzim dalam pankreas menyebabkan autodigesti
pankreas.
Adanya mekanisme aktivasi dini enzim ini antara lain adanya refluks isi
duodenum dan refluks cairan empedu, aktivasi sistem komplemen, stimulasi, dan
sekresi enzim berlebih.
Isi duodenum merupakan campuran enzim pankresas aktif, asam empedu,
lisolesitin dan lemak yang teremulsi.
Asam empedu mempunyai efek detergen pada sel pankreas, meningkatkan
aktivasi lipase dan fosfolipase A, memecah lesitin menjadi lisolesitin dan asam lemak,
serta menginduksi spontan sejumlah kecil tripsinogen. Perfusi asam empedu ke dalam
duktus pankreatikus menambah permeabilitas sehingga mengakibatkan perubahan
struktural yang jelas
Alkohol. Pengaruhnya ke pankreatitis akut mungkin efek toksik alkohol yang
langsung pada orang tertentu dengan kelainan enzimatik yang tidak diketahui. Teori
lain adalah merangsang sfingter oddi sehingga terjadi spasme dan meningkatkan
tekanan di saluran bilier dan saluran dalam pankreas, merangsang enzim pankreas
sehingga terjadi pankreatitis.
Alkohol juga mengurangi inhibitor tripsin (fungsi inhibitor pankreas, lihat atas),
mengakibatkan sekresi pankreas pekat sehingga terbentuk small protein plugs yang
menyebabkan obstruksi saluran pankreas.
Penyakit Saluran Empedu. Batu empedu yang terjepit pada ampula
vater/sfingter oddi atau adanya mikrolitiasis (mengandung kolesterol monohidrat,
kalsium bilirubinat, kalsium karbonat) dapat mengakibatkan pankreatitis akut karena
refluks cairan empedu ke dalam saluran pankreas. Pengobatan dengan asam
ursodeoksikolat atau tindakan kolesistektomi atau sfingterotomi per endoskopik
mengurangi insidensi pankreatitis akut rekuren.
Obat bisa mengakibatkan hipersensitivitas atau terbentuknya metabolik yang
toksik. Penyakit metabolik, misal Hipertrigliseridemia dapat memicu pankreatitis
akut, mungkin karena efek toksik langsung lemak pada sel pankreas; tapi pada pasien
hipertrigliseridemia dan pankreatitis akut adalah alkoholik, dan kelainan lemak
diakibatkan sekunder oleh alkoholisme

E. TANDA DAN GEJALA


1. Nyeri
Hampir setiap penderita mengalami nyeri yang hebat di perut atas bagian tengah,
dibawah tulang dada (sternum). Nyeri sering menjalar ke punggung. Kadang nyeri
pertama bisa dirasakan di perut bagian bawah. Nyeri ini biasanya timbul secara tiba-
tiba dan mencapai intensitas maksimumnya dalam beberapa menit. Nyeri biasanya
berat dan menetap selama berhari-hari. Batuk, gerakan yang kasar dan pernafasan
yang dalam, bisa membuat nyeri semakin memburuk. Duduk tegak dan bersandar ke
depan bisa membantu meringankan rasa nyeri.
2. Mual dan muntah. Sebagian besar penderita merasakan mual dan ingin muntah.
Penderita pankreatitis akut karena alkoholisme, bisa tidak menunjukkan gejala
lainnya, selain nyeri yang tidak terlalu hebat.
3. Sedangkan penderita lainnya akan terlihat sangat sakit, berkeringat
4. Denyut nadinya cepat (100-140 denyut per menit) dan
5. Pernafasannya cepat dan dangkal.
6. Pada awalnya, suhu tubuh bisa normal, namun meningkat dalam beberapa jam sampai
37,8-38,8? Celsius.
7. Tekanan darah bisa tinggi atau rendah, namun cenderung turun jika orang tersebut
berdiri dan bisa menyebabkan pingsan.
8. Kadang-kadang bagian putih mata (sklera) tampak kekuningan.
9. 20% penderita pankreatitis akut mengalami beberapa pembengkakan pada perut
bagian atas. Pembengkakan ini bisa terjadi karena terhentinya pergerakan isi lambung
dan usus (keadaan yang disebut ileus gastrointestina atau karena pankreas yang
meradang tersebut membesar dan mendorong lambung ke depan.
10. Bisa juga terjadi pengumpulan cairan dalam rongga perut (asites). Pada pankreatitis
akut yang berat (pankreatitis nekrotisasi), tekanan darah bisa turun, mungkin
menyebabkan syok. Pankreatitis akut yang berat bisa berakibat fatal.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Scan-CT : menentukan luasnya edema dan nekrosis
2. Ultrasound abdomen: dapat digunakan untuk mengidentifikasi inflamasi pankreas,
abses, pseudositis, karsinoma dan obstruksi traktus bilier.
3. Endoskopi : penggambaran duktus pankreas berguna untuk diagnosa fistula, penyakit
obstruksi bilier dan striktur/anomali duktus pankreas. Catatan : prosedur ini dikontra
indikasikan pada fase akut.
4. Aspirasi jarum penunjuk CT : dilakukan untuk menentukan adanya infeksi.
5. Foto abdomen : dapat menunjukkan dilatasi lubang usus besar berbatasan dengan
pankreas atau faktor pencetus intra abdomen yang lain, adanya udara bebas intra
peritoneal disebabkan oleh perforasi atau pembekuan abses, kalsifikasi pankreas.
6. Pemeriksaan seri GI atas : sering menunjukkan bukti pembesaran pankreas/inflamasi.
7. Amilase serum : meningkat karena obstruksi aliran normal enzim pankreas (kadar
normal tidak menyingkirkan penyakit).
8. Amilase urine : meningkat dalam 2-3 hari setelah serangan.
9. Lipase serum : biasanya meningkat bersama amilase, tetapi tetap tinggi lebih lama.
10. Bilirubin serum : terjadi pengikatan umum (mungkin disebabkan oleh penyakit hati
alkoholik atau penekanan duktus koledokus).
11. Fosfatase Alkaline : biasanya meningkat bila pankreatitis disertai oleh penyakit bilier.
12. Albumin dan protein serum dapat meningkat (meningkatkan permeabilitas kapiler dan
transudasi cairan kearea ekstrasel).
13. Kalsium serum : hipokalsemi dapat terlihat dalam 2-3 hari setelah timbul penyakit
(biasanya menunjukkan nekrosis lemak dan dapat disertai nekrosis pankreas).
14. Kalium : hipokalemia dapat terjadi karena kehilangan dari gaster; hiperkalemia dapat
terjadi sekunder terhadap nekrosis jaringan, asidosis, insufisiensi ginjal.
15. Trigliserida : kadar dapat melebihi 1700 mg/dl dan mungkin agen penyebab
pankreatitis akut.
16. LDH/AST (SGOT) : mungkin meningkat lebih dari 15x normal karena gangguan
bilier dalam hati.
17. Darah lengkap : SDM 10.000-25.000 terjadi pada 80% pasien. Hb mungkin menurun
karena perdarahan. Ht biasanya meningkat (hemokonsentrasi) sehubungan dengan
muntah atau dari efusi cairan kedalam pankreas atau area retroperitoneal.
18. Glukosa serum : meningkat sementara umum terjadi khususnya selama serangan awal
atau akut. Hiperglikemi lanjut menunjukkan adanya kerusakan sel beta dan nekrosis
pankreas dan tanda aprognosis buruk. Urine analisa; amilase, mioglobin, hematuria
dan proteinuria mungkin ada (kerusakan glomerolus).
19. Feses : peningkatan kandungan lemak (seatoreal) menunjukkan gagal pencernaan
lemak dan protein

G. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pankreatitis akut bersifat simtomatik dan ditujukan untuk
mencegah atau mengatasi komplikasi.Semua asupan per oral harus dihentikan untuk
menghambat stimulasi dan sekresi pankreas.Pelaksanaan TPN (total parental
nutrition) pada pankreatitis akut biasanya menjadi bagian terapi yang penting, khusus
pada pasien dengan keadaan umum yang buruk, sebagai akibat dari stres metabolik
yang menyertai pankreatitis akut. Pemasangan NGT dengan pengisapan (suction) isi
lambung dapat dilakukan untuk meredakan gejala mual dan muntah, mengurangi
distensi abdomen yang nyeri dan ileus paralitik serta untuk mengeluarkan asam
klorida.
a. Tindakan pada penatalaksanaan :
1. Penanganan Nyeri. Pemberian obat pereda nyeri yang adekuat merupakan
tindakan yang esensial dalam perjalanan penyakit pankreatitis akut karena akan
mengurangi rasa nyeri dan kegelisahan yang dapat menstimulasi sekresi pankreas.
2. Perawatan Intensif. Koreksi terhadap kehilangan cairan serta darah dan kadar
albumin yang rendah diperlukan untuk mempertahankan volume cairan serta
mencegah gagal ginjal akut.
3. Perawatan Respiratorius. Perawatan respiratorius yang agresif diperlukan
karena risiko untuk terjadinya elevasi diafragma, infiltrasi serta efusi dalam paru
dan atelektasis cenderung tinggi.
4. Drainase Bilier. Pemasangan drainase bilier dalam duktus pankreatikus melalui
endoskopi telah dilakukan dengan keberhasilan yang terbatas. Terapi ini akan
membentuk kembali aliran pankreas dan akibatnya, akan mengurangi rasa sakit
serta menaikkan berat badan.
5. Penatalaksanaan Pasca-akut. Antasid dapat diberikan ketika gejala akut
pankreatitis mulai menghilang. Pemberian makanan makanan per oral yang
rendah lemak dan protein dimulai secara bertahap. Kafein dan alkohol tidak boleh
terdapat dalam makanan pasien.
6. Pertimbangan Gerontik. Pankreatitis akut dapat mengenai segala usia;
meskipun demikian, angka mortalitas pankreatitis akut meningkat bersamaan
dengan pertambahan usia.

b. Tindakan Bedah
Tindakan segera untuk eksplorasi bedah pada umumnya tidak dilakukan,
kecuali pada kasus-kasus berat di mana terdapat:
1. Perburukan sirkulasi dan fungsi paru sesudah beberapa hari terapi
intensif.
2. Pada kasus pankreatitis hemoragik nekrosis yang disertai dengan rejatan
yang sukar diatasi.
3. Timbulnya sepsis.
4. Gangguan fungsi ginjal yang progresif.
5. Tanda-tanda peritonitis.
6. Bendungan dari infeksi saluran empedu.
7. Perdarahan intestinal yang berat.
Tindakan bedah juga dapat dilakukan sesudah penyakit berjalan
beberapa waktu (kebanyakan sesudah 2-3 minggu perawatan intensif)
bilamana timbul penyulit seperti pembentukan pseudokista atau abses,
pembentukan fistel, ileus karena obstruksi pada duodenum atau kolon, pada
perdarahan hebat retroperitoneal atau intestinal.
4. Lampiran Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai