Osteomielitis adalah infeksi tulang. Infeksi tulang lebih sulit disembuhkan daripada infeksi
jaringan lunak karena terbatasnya asupan darah, respons jaringan terhadap inflamasi, tingginya
tekanan jaringan dan pembentukan involukrum (pembentukan tulang baru di sekeliling jaringan
tulang mati). Osteomielitis dapat menjadi masalah kronis yang akan mempengaruhi kualitas
hidup atau mengakibatkan kehilangan ekstremitas. (Brunner, suddarth. (2001).
Klasifikasi Osteomielitis
1. Osteomielitis akut
Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 2 minggu sejak infeksi pertama atau sejak penyakit
pendahulu timbul. Osteomielitis akut ini biasanya terjadi pada anak-anak dari pada orang
dewasa dan biasanya terjadi sebagai komplikasi dari infeksi di dalam darah. (osteomielitis
hematogen) Osteomielitis akut terbagi menjadi 2, yaitu:
a. Osteomielitis hematogen
Merupakan infeksi yang penyebarannya berasal dari darah. Osteomielitis hematogen akut
biasanya disebabkan oleh penyebaran bakteri darah dari daerah yang jauh. Kondisi ini
biasanya terjadi pada anak-anak. Lokasi yang sering terinfeksi biasa merupakan daerah
yang tumbuh dengan cepat dan metafisis menyebabkan thrombosis dan nekrosis local
serta pertumbuhan bakteri pada tulang itu sendiri. Osteomielitis hematogen akut
mempunyai perkembangan klinis dan onset yang lambat.
b. Osteomielitis direk
Disebabkan oleh kontak langsung dengan jaringan atau bakteri akibat trauma atau
pembedahan. Osteomielitis direk adalah infeksi tulang sekunder akibat inokulasi bakteri
yang menyebabkan oleh trauma, yang menyebar dari focus infeksi atau sepsis setelah
prosedur pembedahan. Manifestasi klinis dari osteomielitis direk lebih terlokasasi dan
melibatkan banyak jenis organisme.
2. Osteomielitis sub-akut
Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 1-2 bulan sejak infeksi pertama atau sejak penyakit
pendahulu timbul.
3. Osteomielitis kronis
Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 2 bulan atau lebih sejak infeksi pertama atau sejak
penyakit pendahulu timbul. Osteomielitis sub-akut dan kronis biasanya terjadi pada orang
dewasa dan biasanya terjadi karena ada luka atau trauma (osteomielitis kontangiosa),
misalnya osteomielitis yang terjadi pada tulang yang fraktur.
Etiologi
1. Bakteri
Menurut Joyce & Hawks (2005), penyebab osteomyelitis adalah Staphylococcus
aureus (70% - 80%), selain itu juga bisa disebabkan oleh Escherichia coli, Pseudomonas,
Klebsiella, Salmonella, dan Proteus.
2. Virus
3. Jamur
4. Mikroorganisme lain (Smeltzer, Suzanne C, 2002).
5. Infeksi dari jaringan lunak di dekatnya
Osteomyelitis dapat berhubungan dengan penyebaran infeksi jaringan lunak Infeksi pada
jaringan lunak di sekitar tulang bisa menyebar ke tulang setelah beberapa hari atau minggu.
Infeksi jaringan lunak bisa timbul di daerah yang mengalami kerusakan karena cedera, terapi
penyinaran atau kanker, atau ulkus di kulit yang disebabkan oleh jeleknya pasokan
darah (misalnya ulkus dekubitus yang terinfeksi).
Osteomyelitis dapat timbul akut atau kronik. Bentuk akut dicirikan dengan
adanya awitan demam sistemik maupun manifestasi lokal yang berjalan dengan cepat.
Osteomyelitis kronik adalah akibat dari osteomielitis akut yang tidak ditangani dengan baik.
Osteomyelitis kronis akan mempengaruhi kualitas hidup atau mengakibatkan kehilangan
ekstremitas. Luka tusuk pada jaringan lunak atau tulang akibat gigitan hewan, manusia atau
penyuntikan intramuskular dapat menyebabkan osteomyelitis eksogen. Osteomyelitis akut
biasanya disebabkan oleh bakteri, maupun virus, jamur, dan mikroorganisme lain.
Pasien yang beresiko tinggi mengalami osteomielitis adalah mereka yang nutrisinya buruk,
lansia, kegemukan, atau penderita diabetes mellitus. Selain itu, pasien yang menderita artritis
rheumatoid, telah di rawat lama di rumah sakit, menjalani pembedahan ortopedi, mengalami
infeksi luka mengeluarkan pus, juga beresiko mengalami osteomyelitis.
Patofisiologi
Fraktur terbuka
Infasi mikroorganisme dari
tempat lain yang beredar
melalui sirkulasi darah
Infasi kuman ke
tulang dan sendi Kerusakan
pembuluh darah
Masuk ke juksta epifilis tulang
panjang
OSTEOMIEITIS
Fagositosis
Abses tulang
Iskemia dan
nekrosis tulang
Perubahan
bentuk tulang Infasi kuman ke
tulang dan sendi
Resiko infeksi
Kemampuan
melakukan pergerakan
Pembentukan
menurun
abses tulang
Involukrum
(pertumbuhan tulang
baru), pengeluaran pus
Gangguan dari luka
Nyeri
mobilitas fisik
Kerusakan
integritas kulit
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.