Anda di halaman 1dari 5

1.

Parameter Fisika
a. Suhu air

Suhu air biasanya dipengaruhi oleh banyaknya biota perairan yang melakukan fotosintesis
dan keadaan cuaca. Suhu uadara suatu perairan antara lain dipengaruhi oleh cuaca, vegetasi, dan
fotosintesis. Suhu yang diukur adalah suhu udara dan suhu air. Suhu air pada berbagai lingkungan air
berkisar 20,5 0C 28,5 0C. Keadaan tersebut dapat dipengaruhi tanaman air yang tumbuh
dilingkungan sekitar, sehingga dapat mempengaruhi suhu perairan.
Suhu air tertinggi terdapat pada pengamatan pukul 14.00 WIB (inlet) yaitu 29 0C, sedangkan
suhu terendah terjadi pada pengamatan pukul 06.00 WIB (inlet) yaitu sebesar 20 C. Suhu air yang
tinggi disebabkan karena pengamatan tersebut dilakukan saat sinar matahari maksimum dan tidak
ada penghalang. Sedangkan suhu air yang rendah disebabkan karena pengamatan dilakukan pada
pagi hari dimana sinar matahari belum maksimum / optimal. Suhu air lebih besar jika dibandingkan
suhu udaranya, karena air memiliki kemampuan menyimpan panas yang lebih lama dibandingkan
dengan udara (Nybakken 1992).
b. Suhu udara

Suhu udara suatu perairan antara lain dipengaruhi oleh cuaca, vegetasi, dan fotosintesis
.Suhu udara berkisar antara 23,5 C 28 C dimana suhu tertinggi terjadi pada pukul 14.00 WIB
(inlet) sebesar 29 0C, sedangkan suhu terkecil terjadi pukul 18.00 WIB (inlet) sebesar 23,5 0C. Suhu
udara yang tinggi disebabkan karena pada pengamatan sinar matahari bersinar tanpa penghalang
sehingga suhu udara maksimum dan keadaan tersebut dipengaruhi oleh kanopi yang
terbuka, sedangkan suhu yang rendah disebabkan karena pada sore hari sinar matahari sudah tidak
semaksimum pada saat siang hari.
c. Kecerahan
Tingkat kecerahan yang tinggi disebabkan karena menjelang malam hari, adanya sinar
(lampu senter) partikel terlarut sedikit, terang dan terletak di daerah tidak berkanopi sehingga cahaya
lampu tidak terhalang. Kecerahan yang rendah disebabkan karena terjadi padapagi hari, sehingga
sinar matahari yang mulai terbit berpengaruh pada kecerahan. Kecerahan berkisar antara 21,9375
cm 32,5 cm. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kecerahan tertinggi terjadi di daerah outlet
pada pukul 18.00 (inlet) sebesar 34,5 cm dan terendah terjadi di daerah outlet pada pukul 06.00
sebesar 21,125 cm.
Tingkat kecerahan dapat dipengaruhi oleh adanya intensitas matahari yang masuk ke
perairan, banyaknya padatan terlarut, sedimentasi dan kepadatan organisme atau tumbuhan air pada
perairan tersebut yang dapat mempengaruhi warna dan tingkat kekeruhan suatu perairan.
2. Parameter kimia
a DO (Oksigen terlarut)

Oksigen terlarut (DO) adalah banyaknya oksigen yang terkandung didalam air yang diukur
dalam satuan mg/L. Oksigen terlarut digunakan olehorganisme akuatik untuk bernafas dan juga
digunakan untuk proses dekomposisi jasad organisme yang telah mati. Besar kecilnya kandungan
DO suatu perairan disebabkan oleh organisme berklorofil seperti fitoplankton dan tanaman air.
Semakin besar kandungan DO maka kandungan CO 2 bebas semakin sedikit. Kandungan DO pada
inlet berkisar antara 1,45 ppm 4,0 ppm, sedangkan kandungan DO pada outlet berkisar antara 1,35
ppm 3,1 ppm. Hasil pengamatan diperoleh DO terendah pada inlet terdapat pada pukul 18.00
sebesar 1,4 ppm ; kadar DO tertinggi terdapat pada pukul 06.00 sebesar 4,4 ppm. Untuk DO
terendah pada outlet terdapat pada pukul 18.00 sebesar 1,3 ppm; kadar DO tertinggi terdapat pada
pukul 10.00 sebesar 4 ppm. Kadar DO terendah disebabkan karena aktivitas fotosentesis belum
berlangsung secara maksimal yang dipengaruhi oleh sinar matahari, sebaliknya kadar DO tertinggi
disebabkan karena aktivitas fotosentesis berlangsung secara maksimal, karena sinar matahari
bersinar maksimum, sehingga pembentukan oksigen terlarut di dalam perairan menjadi tinggi.
Keberadaan oksigen terlarut didalam suatu perairan sangat penting karena digunakan oleh
hewan aie untuk proses respirasi. Oleh karena itu suatu perairan yang baik harus memiliki kadar DO
yang lebih dari 3. (Welch 1952).
b. CO2 bebas

Kadar CO2 bebas dipengaruhi oleh factor-faktor antara lain limbah organik dan faktor biologi
seperti fotosintesis dan respirasi. Kandungan CO 2 pada inlet berkisar antara 7 ppm 10 ppm, begitu
juga kandungan CO2 pada outlet berkisar antara 7 ppm 10 ppm. Kandungan CO 2 bebas dari hasil
pengamatan menunjukkan bahwa pada inlet dan outlet kandungan terbesar terjadi pada pengamatan
pukul 06.00 yaitu sebesar 10 ppm (baik didasar maupun permukaan perairan). Kandungan CO2 yang
tinggi tersebut disebabkan karena pada saat itu proses fotosintesis masih berjalan lambat sehingga
CO2 mulai meningkat karena adanya respirasi yang tinggi serta adanya bahan-bahan asing yang
masuk yang dapat berpengaruh pada naiknya kadar CO 2 di perairan, sehingga terjadi penumpukan
kadar CO2 bebas dari hasil respirasi.dalam air . Kandungan CO2yang terrendah pada inlet dan outlet
terjadi pada pukul 18.00. Kadar CO 2 yang rendah disebabkan karena pada saat itu (siang hari),
proses fotosintesis berjalan sangat cepat, sehingga kandungan CO 2 yang digunakan sudah dalam
keadaan.Besarnya konsumsi pada phytoplankton, tumbuhan hijau faktor pendukung efektivitas sinar,
kecerahan dan waktu juga berpengaruh terhadap kandungan CO 2 didalam suatu perairan. (Welch
1952).
c. pH

Kandungan pH pada suatu perairan menggambarkan tingkat keasaman serta banyaknya


kandungan CO2. Kadar pH pada kolam hampir sama, berkisar antara 7,7 7,15. Hasil pengamatan
menunjukkan bahwa kadar pH berkisar antara 7,7 7,15 dimana pH tertinggi terdapat di daerah inlet
pada pukul 06.00 hal ini di karenakan CO 2 bebas dan nilai alkalinitas yang tinggi pada perairan ini,
tingginya CO2 bebas dan alkalinitas menunjukkan bahwa perairan memiliki ketersediaan ion karbonat
dan bikarbonat yang tinggi, sehingga perairan dapat bersifat lebih basa. Kandungan pH terendah
terjadi hampir sepanjang waktu pengamatan, yaitu di daerah inlet maupun outlet pada pukul 10.00,
14.00 dan pukul 18.00 yaitu sebesar 7,1 dikarenakan kandungan CO 2 bebas dan alkalinitas yang
relatif rendah pada perairan ini.
d. Alkalinitas

Alkalinitas adalah kemampuan air untuk menetralisir keasaman perairan, atau dengan kata
lain alkalinitas merupakan kemampuan air untuk mempertahankan agar tidak terjadi penurunan pH.
Kandungan alkalinitas di daerah inlet berkisar antara 101 ppm 130 ppm, sedangkan pada daerah
outlet berkisar antara 110 ppm 116 ppm. Alkalinitas tertinggi di daerah inlet pada pukul 14.00
sebesar 130 ppm dan terendah pada pukul 18.00 sebesar 101 ppm. Untuk outlet alkalinitas terbesar
terjadi pada pukul 14.00 sebesar 116 ppm, sedangkan terkecil pada pukul 06.00 sebesar 110 ppm.
Alkalinitas yang tinggi disebabkan karena CO 2 yang rendah sehingga mengakibatkan
alkalinitasnya tinggi. Kandungan ion-ion karbonat pada daerah ini tinggi karena terjadi hidrolisis yang
besar dan akan membentuk ion-ion karbonat. Reaksi yang terjadi di perairan kaitannya dengan
alkalinitas :
Menurut Thomas (1980), alkalinitas dirumuskan sebagai berikut :
CO2 + H2O H2CO3
H2CO3 H + + HCO3
HCO3 H + + CO2 .
B. Parameter Biologi
a. Kepadatan Plankton
Densitas atau kepadatan plankton dapat dijadikan sebagi indikator meningkatnya produktivitas
perairan. Plankton merupakan penyumbang perairan, semakin banyak plankton maka semakin
banyak jumlah ikan dan organisme pemakan plankton, sehingga perairan tersebut menjadi produktif.
Dari hasil pengamatan kepadatan plankton terbesar di daerah inlet pada pukul 14.00 wib yaitu
sebesar 198 ind/l karena pada saat itu memiliki suhu perairan yang tidak terlalu tinggi (sedang) kadar
pH yang netral, alkalinitas, CO2 bebas yang sedang dan DO yang tinggi dan kecerahan yang sedang.
Suhu yang tidak tinggi memungkinkan plankton untuk mendiami daerah ini, karena planton menyukai
suhu yang tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. Kadar pH, alkalinitas, CO 2 bebas yang tinggi,
menunjukkan bahwa pada perairan ini banyak mengandung ion karbonat dan bikarbonat, yang
berguna sebagai bahan penyuplai nutrien dan bahan utama fotosintesis bagi plankton. Tingginya DO,
mengakibatkan plankton mudah mendapat oksigen sebagai bahan dasar respirasi dalam aktivitasnya.
Kecerahan yang sedang berhubungan dengan penetrasi cahaya matahari. Plankton cenderung
menyukai daerah yang penetrasi cahaya mataharinya sedang, agar aktivitas plankton berjalan secara
optimal.
dan terendah juga terjadi pada daerah outlet juga pada pukul 14.00 sebesar 125 ind/l karena
intensitas cahaya matahari sangat kecil, bahkan tidak ada sama sekali, karena pada saat itu sedang
terjadi penutupan sinar matahari oleh awan sehingga reaksi fotosintesis tadak dapat berlangsung
secara optimal.
b. Diversiitas Plankton
Dilingkungan perairan ada tiga unsur pokok yang mempengaruhi kehidupan biota
perairan. Pertama adalah unsur fisik yang berupa sifat-sifat fisika air seperti suhu, kekeruhan,
kekentalan, cahaya, suara, getaran serta berat jenis. Unsur kedua adalah sifat kimiawi air seperti pH,
kadar oksigen terlarut, karbondioksida terlarut, alkalinitas dan lain-lainnya. Unsur ketiga adalah yaitu
sifat-sifat biologinya seperti keadaan organismenya, pemakai dan pengurai. Ketiga unsur pokok
tersebut tergantung pada sumber alam pokok yaitu sinar matahari dan Diversitas plankton merupakan
keragaman plankton yang terdapat pada perairan. Tidak semua plankton dapat hidup pada suatu
perairan. Diversitas plankton dapat menunjukan kualitas perairan. Dari hasil pengamatan diversitas
plankton terbesar di daerah outlet pada pukul 14.00 wib yaitu sebesar 3,822 , sedangkan terendah
juga terjadi pada pukul 14.00 sebesar 3,209 .

Anda mungkin juga menyukai