Dokumen ini membahas tentang pertambangan bijih Logam dasar (tembaga, timbal, nikel, dan
seng) dan besi. Dokumen pada aluminium dan di Pertambangan Batubara dan Produksi juga
menangani kegiatan penambangan. Fase utama dalam pengembangan tambang adalah (a)
eksplorasi; (B) pengembangan tambang; C) ekstraksi (Lubang bawah tanah dan terbuka) dan
operasi tambang; (D) benefisiasi bijih; (E) penyimpanan dan pengangkutan bijih; Dan (f)
penutupan tambang dan reklamasi. Dokumen ini berfokus pada tahap pengembangan, operasi,
dan penutupan.
KARAKTERISTIK LIMBAH
Volume limbah padat yang dihasilkan termasuk tailing dari pengolahan, merupakan salah satu
masalah polus utama di industri pertambangan. Pemindahan overburden untuk mengakses bijih
bisa menjadi dasar masalah dalam penyimpanan dan reklamasi. Perbandingan Overburden
(;imbah-toore) untuk pertambangan permukaan bijih logam umumnya berkisar antara 2:1
sampai 8:1, tergantung pada kondisi setempat. Rasio untuk limbah solid dari pertambangan
bawah tanah biasanya 0.2 : 1. Dimana konsentrasi atau pengolahan bijihnya dilakukan di
lokasi, tailing yang dihasilkan juga harus dikelola. Bijih dengan kadar logam rendah,
katakanlah kurang dari 0.4%, menghasilkan tailing dengan jumlah yang signifikan.
Di tambang tertentu dimana bijih memiliki kandungan belerang tinggi, drainase dari pekerjaan
dan limbah tambang bisa menjadi sangat asam dan mengandung konsentrasi tinggi logam berat
terlarut. Pengeringan asam tambang ini bisa memiliki pH 3 tau lebih rendah; kadar Sulfat 800-
1.800 miligram per liter (mg/l); tingkat tembaga sampai 50 mg/l; tingkat besi sampai 1.000
mg/l; tingkat timbal sampai 12 mg/l; tingkat zinc sampai 1.700 mg/l, dan tingkat kadmium
beberapa miligram per liter tergantung pada kandungan bijih. Limbah dari tailing kolam
mungkin mengandung kromium beberapa miligram per liter. Penambangan logam dasar
pengambilan tailing mungkin mengandung konsentrasi tinggi dari thiosalit. Bahan kimia yabg
digunakan dalam flotasi dan proses konsentrasi logam lainnya bisa menciptakan masalah
toksisitas saat dilepaskan pada limbah.
Permukaan limpasan juga dapat menimbulkan masalah lingkungan yang signifikan melalui
erosi dan sisa tailing serta residu pertambangan lainnya. Bahan peledak seperti amonium nitrat
mungkin terdapat pada permukaan limpasan. Perawatan dan perbaikan mesin kendaraan
pengangkut mineral di tambang dapat menyebabkan permukaan air terkontaminasi. Tingkat
debu yang signifikan, di atas 3 kilogram per ton (kg/t) bijih ditambang, dan mulai 0.003 sampai
27 kg/t dapat dihasilkan melalui ekstraksi kegiatan penghasncuran, benefisiasi bijih,
transportasi dan lalu lintas dan kerugian akibat angin. Pelepasan debu yang mengandung
logam, termasuk merkuri bisa disebabkan oleh pengeringan bijih konsentrat. Kebakaran bisa
terjadi akibat oksidasi bahan bantalan sulfida dan dapat menghasilkan bahaya yang signifikan.
PENCEGAHAN DAN KONTROL POLUSI
Faktor kritis pada performa lingkungan yang baik di pertambangan adalah cukup dilakukan
perencanaan dan manajemen serta implementasi yang efektif. Responbilitas pada
implementasi dan monitoring pada pengukuran lingkungan seharusnya mrupakan tugas yang
spesial. Sebelum pertambangan dimulai, rencana pertambangan dan penutupan dan reklamasi
tambang harus dipersiapkan. Perencanaan ini seharusnya diperbaharui secara teratur sesuai
progres pertambangan.
Perencanaan Perkembangan
Perencanaan perkembangan didefinisikan sebagai urutan dan dasar pada operasi ekstraksi dan
detail metode yang digunakan pada penutupan dan pemulihan. Minimal, sebuah perencanaan
memiliki hal berikut:
Perencanaan erosi dan kontrol sedimen seharusnya dipersiapkan. Hal ini termasuk pengukuran
dan metode, sesuai dengan situasi, untuk intersepsi, menghilangkan atau mengurangi
stormwater dari permukaan tanah, tailing dams, dan membuang limbah batuan. Pengukuran
kedua tanah stabil vegetative dan nonvegetative seharusnya menjadi bagial integral pada
rencana kontrol erosi. Struktur kontrol sedimen (contohnya, penahanan dan pelepasan basins)
seharusnya asal intersepsi dan permukaan dibah. Semua kontrol erosi dan sedimen
mengandung fasilitas harus diterima yang sebenarnya pada waktu hidup pada projek.
Tailings Disposal
Tailing harus dimanajemen untuk optimalisasi keselamatan pekerja dan proteksi ligkungan.
Pada land tailings impoundment systems harus didesain dan dibangun menurut Internationally
recognized engineering practices, kondisi seismik lokal, dan kondisi presipitasi. Desain
harusnya disesuaikan dengan integritas struktur pada tailings dams atau deposit saat akhir
penutupan. Pada land disposal systems seharusnya didesain untuk isolasi asam leachate-
generating material dari oksidasi dan penyaringan air.
Desain pada sistem manajemen tailing harus ditujukan pada isu penutupan sesuai dengan
stabilitas geotekik jangka panjang pada impoundment, stabilitas kimia pada tailing, permukaan
jangka panjang dan manajemen dasar air, dan restorasi.
Perencanaan penutupan dan pemulihan tambang seharusnya dicover dengan reklamasi pada
tailings deposits, limbah deposits batuan, area tambang terbuka, penggalian, dan area camp.
Perencanaan reklamasi tambang seharusnya disatukan menurut :
Operasi Pengukuran
Perlakuan Teknologi
AMD dan limbahh air merupakan tipikal dealt dengan menggunakan perlakuan kimia-fisika,
precipitation, flocculation, koagulasi, settling, dan filtrasi. Pada beberapa kasus, oksidasi
sianida dan perubahan ion mungkin juga memiliki performa. Reduksi chrome mungkin
dibutuhkan untuk floatation water.
PEDOMAN EMISI
Tingkat emisi untuk desain dan operasi setiap proyek harus ditetapkan melalui proses peniaian
lingkungan(EA) berdasarkan undang-undang negara dan The Pollution Preventation and
Abatement Handbook, seperti yang diaplikasikan kepada kondisi setempat. Emisi tingkat yang
dipilih harus dibenarkan, EA dan dapat diterima kepada Bank Dunia.
Panduan yang diberikan di bawah tingkat emisi hadir biasanya diterima ke dunia kelompok
bank dalam pengambian keputusan mengenai pemberian bantuan kelompok bank dunia. Setiap
penyimpangan dari tingkat ini harus dijelaskan dalam dokumentasi proyek kelompok bank
dunia. Tingkat emisi yang diberikan di sini dapat secara konsisten dicapai dan dirancang
dengan baik, operasional baik, dan sistem kontrol polusi yang terawat dengan baik.
Limbah Cair
Tabel 1 memberikan tingkat limbah harus dicapai selama operasu dan seteah penutupan
tambang.
Ambient Noise
Limbah cair, termasuk tailing danm arus keluar, harus dipantau setiap hari untuk pH dan
ditangguhkan padatan. Logam dan apabila sesuai, thiosalts dan bahan kimia Azura harus
dipantau secara bulanan. Jika pengibatan diperlukan untuk mengendalikan larutan logam,
logam dan parameter lainnya seperti kekeruhan harus dimonitor lebih sering. Sampling
mungkin diperlukan saat startup dan kondisi upset.
Pemantauan data harus dianalisis dan ditinjau secara berkala dan dibandingkan dengan standar
operasional sehingga tindakan korektif yang diperlukan dapat diambil. Catatan hasil
pengawasan harus disimpan dalam format yang dapat diterima. Hasil harus dilaporkan kepada
penanggung jawab otoritas dan pihak-pihak terkait, seperti yang diperlukan.
ISU-ISU KUNCI
Produksi utama dan kontrol praktek-[raktek yang akan menyebabkan mematuhi persyaratan
emisi dapat diringkas sebagai berikut :