MOLA HIDATIDOSA
A. Pengertian.
Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal dimana hampir seluruh Villi
Korialisnya mengalami perubahan hidrofik. ( Mansjoer, Arif, dkk, 1999: 265 ).
Mola hidatidosa adalah jonjot-jonjot khorion tumbuh berganda merupakan
gelembung-gelembung kecil mengandung banyak cairan menyerupai buah anggur
atau mata ikan. Karena itu disebut juga hamil anggur atau mata ikan.
Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar
dimana tidak ditemukan janin dan hampir seluruh Villi Korialis mengalami
perubahan hidropik. Dalam hal demikian disebut Mola hidatidosa atau Complete
mole, sedangkan bila disertai janin atau bagian dari janin disebut Mola Parsialis
atau Partial Mole. ( Wiknjosastro, Hanita, dkk, 1999; 342 )
Mola hidatidosa adalah poliferasi dan degenerasi dari Villi trofoblas. Sel-
sel tersebut berdegenerasi dan telah berisi dengan cairan, gelembung-gelembung
tersebut berukuran seperti buah anggur. Pada kondisi ini embrio tidak
berkembang, mola dapat diidentifikasikan menjadi Choriocarsinoma, jika
berkembang dengan cepat dan menjadi ganas. ( Mochtar, Rustam, 1998;238 ).
B. Etiologi.
Penyebab Mola hidatidosa tidak diketahui, faktor-faktor yang dapat
menyebabkannya adalah :
1. Faktor ovum.
2. Imunoselektif dari trofoblas.
3. Keadaan sosio ekonomi rendah.
4. Varitas tinggi.
5. Kekurangan protein.
6. Infeksi virus dan faktor kromosom belum jelas.
Faktor predisposisi yaitu kehamilan mola sangat dipengaruhi oleh umur
dan juga oleh status sosial ekonomi. Biasanya sering dijumpai lebih sering pada
umur reproduktif ( 15 45 th ), dan multi para. Jadi dengan meningkatnya varitas
kemungkinan menderita mola akan lebih besar, dan kalau terjadi kehamilan pada
wanita yang berumur lebih dari 45 tahun, kehamilan mola 10x > dibandingkan
dengan gravida antara 20 40 tahun.
C. Patofisiologi.
Proliferasi Trofoblas
Mola Hidatidosa
Gelembung-gelembung mola seperti buah anggur, kistik, berdinding
Tipis dan mudah pecah dengan keluarnya cairan jernih.
Ket: Pada pemeriksaan serum HCG, kadarnya sangat tinggi.
E. Pemeriksaan Penunjang.
1. Pemeriksaan sonde uterus ( Hanifa ). Pada mola sonde mudah masuk ke dalam
cavum uteri pada kehamilan biasa ada tahanan oleh janin.
2. Tes Acosia Sison dengan tang abortus, gelembung mola dapat dikeluarkan.
3. Peningkatan kadar beta HCG darah atau urine. Maka uji biologik dan uji
imunologik ( Galli mainina dan Planotest ) akan positif setelah pengenceran
(fitrasi)>
4. Ultrasonografi menunjukan gambaran badai salju ( Snow Flarepattern ).
5. Foto thorax ada gambaran emboli udara.
6. Pemeriksaan T3 dan T4 bila ada gejala Tirotoksikosis.
F. Penatalaksanaan Medis.
1. Terapi.
a) Kalau pendarahan banyak dan keluar jaringan mola, atasi syok dan
perbaiki keadaan umum penderita dengan pemberian cairan dan tranfusi
darah. Tindakan pertama adalah melakukan manual digital untuk
pengeluaran sebanyak mungkin jaringan dan bekuan darah: barulah
dengan tenang dan hati-hati evakuasi sisanya dengan kuretase.
b) Jika pembukaan kanalis servikalis masih kecil.
1) Pasang beberapa gagang laminaria untuk memperlebar pembukaan
selama 12 jam.
2) Setelah itu pasang infus D5% yang berisi 50 satuan oksitosin ( pitosin
atau sintosinon ), cabut laminaria, kemudian setelah ini lakukan
evaluasi isi kavum uteri dengan hati-hati, pada kuretase pertama ini,
keluarkan jaringan sebanyak mungkin, tak usah terlalu bersih.
3) Kalau perdarahan banya, berikan tranfusi darah dan lakukan tampon
utero vaginal selama 24 jam.
c) Bahan jaringan dikirim untuk pemeriksaan Histopatologik dalam 2 porsi :
1) Porsi 1 : Yang dikeluarkan dengan canam ovum.
2) Porsi 2 : Yang dikeluarkan dengan kuretase.
d) Berikan obat-obatan: Antibiotika, uterus tonika dan perbaikan keadaan
umum penderita.
e) 7 10 hari sesudah kerokan pertama, dilakukan kerokan kedua untuk
membersihkan sisa-sisa jaringan, dan dikirim lagi hasilnya untuk
pemeriksaan laboratorium.
f) Kalau mola terlalu terlalu besar dan takut perforasi bila dilakukan kerokan,
ada beberapa institusi yang melakukan Histerotomia untuk mengeluarkan
isi rahim (mola).
g) Histerektomi total dilakukan pada mola resiko tinggi (High Risk Mola),
usia lebih dari 3 tahun, paritas 4 atau lebih dan uterus yang sangat besar
(mola besar), yaitu setinggi pusat atau lebih.
2. Periksa Ulang ( Follow Up )
Ibu dianjurkan jangan hamil dulu dan dianjurkan memakai kontrasepsi
pil kehamilan, dimana reaksi kehamilan menjadi positif akan menyulitkan
observasi, juga dinasehatkan untuk mematuhi jadwal periksa ulang selama 2
3 bulan.
a) Setiap minggu pada triwulan pertama.
b) Setiap 2 minggu pada triwulan kedua.
c) Setiap bulan pada 6 bulan berikutnya.
d) Setiap 2 bulan pada tahun berikutnya, dan selanjutnya setiap 3 bulan.
Kalau reaksi titer tetap (+) maka harus dicurigai adanya keganasan-
keganasan masih dapat timbul setelah tiga tahun pasca terkenanya Mola
hidatidosa. Menurut Harahap (1970) tumor timbul 34,5 % dalam 6
minggu, 62,1 % dalam 12 minggu, dan 79,4 % dalam 24 minggu, serta
97,2 % dalam 1 tahun setelah mola keluar.
G. Diagnosa Keperawatan.
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan anorexia, mual dan muntah
yang berlebihan.
Intervensi :
1) Pantau TTV. ( TD, N, R, T )
2) Observasi terhadap kehilangan darah yang berlebihan.
3) Catat intake dan output.
4) Ukur suhu setiap 4 jam sesuai indikasi.
5) Kaji turgor kulit, kekeringan kulit dan mukosa mulut.
Kolaborasi :
6) Beri obat Homeostatikum sesuai dengan program dokter.
7) Pantau Hb dan Ht.
H. Daftar Pustaka.
Bobak, Lowdermik, Perry, 1999. Maternity Nursing, Fifth Edition. New York: J.B.
Lippincott Company.
Doengoes, Marylin, E. 1993. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi Ke-3. Jakarta:
EGC.
Farrer, Helen, 1999. Perawatan Maternitas, Edisi Ke-2. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC.
Himawan, Sutisna, 1973. Patologi. Jakarta: Bagian Patologi Anatomik. FKUI.
Liewllyn, Derek, Jones. 2001. Dasar-Dasar Obstetri Dan Ginekologi, Edisi Ke-6
Jakarta: Hipokrates.
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri, Jilid 1, Edisi Ke-3. Jakarta: Buku
Kedokteran. EGC.
Wikajosastro, Hanifa, dkk. 1999. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
HASIL ASUHAN
A. Gambaran Kasus.
Klien bernama Ny. H, umur 31 tahun, jenis kelamin perempuan, suku
dayak, agama islam, klien tidak pernah sekolah, pekerjaan ibu rumah tangg,
alamat pangkalanbun (Kal-Teng), status perkawinan sudah kawin, klien MRS
pada tanggal 03 Oktober 2004 di ruang nifas, kelas III ginekologi, tanggal
pengkajian 04 Oktober 2004 dengan diagnosa medis Mola Hidatidosa.
Suami klien bernama Tn. P umur 35 tahun, tidak pernah sekolah, suku
dayak, agama islam, pekerjaan buruh bangunan, alamat Pangkalanbun (Kal-Teng).
Pada kebutuhan dasar khusus, pola nutrisi saat di rumah frekuensi makan
3x sehari, nafsu makan baik, jenis makanan nasi, lauk pauk dan kadang pakai
sayur, makanan yang disukai/ pantangan/ alergi tidak ada. Di Rumah Sakit
frekuensi makan 3x sehari, klien terlihat tidak menghabiskan porsi makanan yang
disediakan RS, klien mengatakan hanya dapat menghabiskan 3 4 sendok makan
saja, klien mengeluh tidak nafsu makan dan mual bila makan.
Pola istirahat dan tidur, klien adalah seorang ibu rumah tangga, pekerjaan
sehari-hari dilakukan di rumah dan kadang-kadang ke pasar, klien tidak biasa tidur
siang hanya berbaring saja, tidur malam dari jam 09.30 -05.30 WITA, di RS
klien terlihat berbaring di tempat tidur saja dan kadang-kadang ke kamar kecil.
Pada dada dan axilla, mamae tidak membesar, areola mamae menghitam,
tidak ada suara nafas tambahan, tidak menggunakan otot bantu nafas, frekuensi
nafas 23 x/m.
Untuk sirkulasi jantung, kecepatan jantung teratur, pada perabaan arteri
radialis 100 x/m, tidak ada kelainan bunyi jantung ( S1 dan S2 tunggal ), tidak ada
nyeri pada dada, pada auskultasi bunyi dada sonor.
Pada abdomen, tidak terdapat linea nigra dan striae gravidarum, peristaltik
usus 10 x/m, TFU 3 jari di bawah pusat, tidak ada luka operasi, nyeri tekan positif
pada daerah supra pubis, skala nyeri 1 ( nyeri ringan ) dengan rentang nilai :
0 : Tidak ada nyeri.
1 : Nyeri ringan.
2 : Nyeri sedang.
3 : Nyeri hebat.
4 : Nyeri sangat hebat.
5 : Nyeri kolik.
Pada ekstrimitas, turgor kulit baik bila dicubit kembali dalam 2 detik,
warna tiak sianosis, kulit terlihat pucat, tidak ada kelainan pada persendian
ekstrimitas. Pada ekstrimitas kiri terpasang infus RL 20 tts/m. Skala kekuatan otot:
5
5 5
5 = Kekuatan penuh.
Pemeriksaan Penunjang.
1. Laboratorium. ( Tgl 04 Oktober 2004 )
Hb : 9,1 gr % N ( P: 11,5 15,5 ).
Leukosit : 5.800 /mm3 N ( 5.000 10.000 ).
3. Pengobatan.
a) Infus RL : D5 % = 1 : 1 = 20 tts/m.
b) Inj. Cefotaxime 3x1 gr.
c) Drip Methergin 1 amp.
d) Vomitrol 3x tab.
e) Tranfusi: Jenis PRC = 2 kolf, golongan darah O.
Data Fokus.
1. Inspeksi.
a) Konjunctiva anemis.
b) Klien terlihat pucat.
c) Terpasang tranfusi darah yang pertama ( 1 kolf ), golongan darah O
jenis PRC.
d) Terpasang infus RL 20 tts/m.
e) Klien terlihat lemah.
2. Auskultasi.
a) Peristaltik usus terdengar 10 x/m.
b) DJJ tidak terdengar.
3. Palpasi.
a) Terdapat nyeri tekan di daerah supra pubis ( skala nyeri 1 : nyeri
ringan).
b) TFU 3jari diatas pusat.
c) Perut klien teraba lembek.
d) Perut klien teraba membesar.
4. Perkusi.
-
ANALISA DATA
1 DS : Kekurangan Perdarahan
Klien mengatakan pendarahan pada volume cairan pervagina.
vagina bergumpal-gumpal merah
segar dan kadang kecoklatan.
Klien mengatakan ia memakai 3
pembalut dalam sehari (1 pembalut:
50 cc).
DO :
TTV:
TD: 110/70 mmHg.
R: 23 x/m, N: 100 x/m.
T: 36,5 C.
Klien terlihat pucat.
Klien terlihat lemah.
Turgor kulit kembali dalam 2 detik.
Konjunctiva anemis.
Hb: 9,1 gr % (tgl 04 Oktober 2004)
Terpasang tranfusi darah yang ke-1
(gol darah O)
Infus RL 20 tts/m.
3 DS : Kurang Kurang
Klien menanyakan mengenai pengetahuan informasi.
penyakitnya. mengenai
Klien mengatakan ia tidak tahu apa penyakit dan
itu mola hidatidosa. penanganan.
DO :
Klien terlihat bingung saat ditanya
mengenai penyakitnya.
Klien tidak pernah sekolah.
Prioritas Masalah :
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan pendarahan pervagina.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anorexia dan
mual.
3. Kurang pengetahuan mengenai penyakit, diagnosis dan penanganan berhubungan
dengan kurang informasi.
RENCANA KEPERAWATAN
1. Mengetahui
2 Nutrisi klien terpenuhi 1. Kaji penyebab adekuat/ tidaknya
dalam 4 hari perawatan. perubahan nutrisi. pemasukan
Kriteria Evaluasi : 2. Kaji status nutrisi nutrisi.
Nafsu makan klien klien. 2. Memberikan
baik. 3. Timbang BB setiap gambaran nutrisi
Klien tidak mual. hari dengan klien secara
BB Ideal 49,5 kg. menggunakan keseluruhan.
Klien tidak lemah dan timbangan yang 3. Memberikan
pucat. sama. informasi tentang
Klien dapat 4. Anjurkan klien keadekuatan
menghabiskan porsi untuk makan sedikit masukan diet/
yang disediakan demi sedikit tapi penentuan
Rumah Sakit. sering. kebutuhan
5. Anjurkan klien nutrisi.
untuk melakukan 4. Mencegah
oral hygiene. terjadinya reflusk
Kolaborasi : esophagus yang
6. Beri vitamin sesuai dapat
program medik. menyebabkan
mual dan
muntah.
5. Meningkatkan
nafsu makan dan
makanan dapat
terasa di lidah.
Kolaborasi :
6. Vitamin dapat
menambah nafsu
makan.
1. Membantu
identifikasi ide,
3 Setelah diberi penjelasan 1. Tentukan persepsi rasa sakit,
klien dan keluarga klien tentang mola kesalahan
memahami mengenai hidatidosa dan konsepsi, dan
penyakit, prognosis dan penanganan/ kesenjangan
penanganan/ pengobatan. pengobatannya. pengetahuan
Kriteria Evaluasi : 2. Berikan informasi tentang mola
Klien mengerti dan yang jelas dan hidatidosa.
mengetahui tentang akurat tentang 2. Pemberian
penyakitnya. penanganannya. informasi yang
Klien tidak lagi 3. Berikan materi jelas dapat
bertanya tentang tertulis tentang meningkatkan
penyakitnya. mola, penanganan kemampuan
Klien dapat menjawab dan sistem untuk
pertanyaan minimal 3 pendukung. mengasimilasi
pertanyaan: informasi.
1) Pengertian. 3. Materi tertulis
2) Tanda dan gejala. dibawa pulang
3) Penanganan. memberikan
penguatan dan
klasifikasi
tentang informasi
sesuai
kebutuhan.
No
Hari/ Tgl Jam Implementasi Evaluasi
Dx
1 Senin, 04 12.00 1. Memantau TTV Jam 13.00 WITA.
Oktober 2004 (TD, N, R, T) S :
10.00 2. Mencatat Klien mengatakan
masukan dan perdarahan
pendarahan/ pervagian masih
hemoragi. berwarna merah
09.05 3. Mengkaji turgor segar dan kadang-
kulit, kekeringan kadang kecoklatan.
kulit dan mulut Klien mengatakan
dengan memakai 3
anamnesa. pembalut/ hari.
10.30 4. Mencatat kadar O :
HB. TTV:
TD: 110/70 mmHg.
N: 100 x/m.
R: 23 x/m.
T: 36,5 C.
Klien terlihat pucat,
lemah, konjunctiva
anemis, turgor kulit
kembali dalam 2
detik.
Hb: 9,1 gr.
(terpasang tranfusi
PRC kolf 1), gol
darah O.
A:
Masalah belum
teratasi.
P:
Intervensi 1,2 dan 4
dilanjutkan.
A:
Masalah belum
teratasi.
P:
Intervensi 2, 3, dan
4 dilanjutkan.
P:
Intervensi
dilanjutkan.
A:
Masalah nutrisi
teratasi.
P:
Intervensi
dihentikan.