Anda di halaman 1dari 10

BAB 3

DATA DASAR HASIL PELAYANAN KESEHATAN

1. 1. LATAR BELAKANG

Pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah upaya yang dilakukan oleh semua
komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya terwujud, sebagai investasi bagi pembangunan sumberdaya manusia yang produktif
secara sosial dan ekonomi. Oleh sebab itu dalam akselerasi, pemerataan dan peningkatan
mutu pembangunan kesehatan telah dilakukan perubahan cara pandang (mindset) dari
paradigma sakit menuju paradigma sehat untuk mendukung terciptanya masyarakat yang
sehat, cerdas, dan trampil.

Dalam rangka memberikan gambaran situasi kesehatan diwilayah kerja Pukesmas


Pilangkenceng Kabupaten Madiun tahun 2017 perlu diterbitkan Buku Profil Kesehatan
Sewilayah Kerja Puskesmas Pilangkenceng. Dimana profil kesehatan tersebut memuat
berbagai data dan informasi tentang kesehatan dan data pendukung lain yang berhubungan
dengan kesehatan seperti data kependudukan, pendidikan, fasilitias kesehatan, pencapaian
program-program kesehatan, dan keluarga berencana. Ini merupakan salah satu sarana untuk
menilai pencapaian kinerja pembangunan kesehatan dalam rangka Terwujudnya Kecamatan
Pilangkenceng Lebih Sehat dan Mandiri tahun 2021 sesuai dengan Visi Puskesmas
Pilangkenceng.

Berdasarkan kesepakatan global (SDGs 2015) pada tahun 2030, beberapa indkatornya
berkaitan dengan tujuan pembangunan kesehatan. Utamanya Goal pertama yaitu tentang
Pengentasan Kemiskinan dan Peningkatan Asupan Kalori, Goal ke-empat yaitu Penurunan
Angka Kematian Bayi dan Balita, Goal Ke-lima yaitu Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI),
Goal Ke-enam yaitu tentang Penyakit HIV dan AIDS dan Peningkatan Pengetahuan
Komprehensif HIV AIDS, dan Goal ke-tujuh yaitu tentang Penyediaan Air Minum dan
Sanitasi Layak Pedesaan. Diharapkan angka kematian ibu menurun sebesar tiga perempatnya
dalam kurun waktu 1990 2015. Berdasarkan hal itu Indonesia mempunyai komitmen untuk
menurunkan AKI menjadi 102/100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu merupakan
indikator penting untuk menilai derajat kesehatan masyarakat. Di Kabupaten Madiun pada
tahun 2017 Angka Kematian Ibu meningkat drastis menjadi 160/100.000 kelahiran hidup,
sehingga sudah melebihi target yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia yaitu 102/100.000
kelahiran hidup. Di wilayah Puskesmas Pilangkenceng pada tahun 2017 terdapat dua
Kematian Ibu dari 369 Kelahiran Hidup atau 542/100.000 Kelahiran Hidup. Data di desa
Kenongorejo program kesehatan ibu sudah memenuhi target yang telah ditetapkan, adapun
data selengkapnya dapat dilihat di tabel sebagai berikut.

Tabel 1.1. Data Pelayanan Kesehatan Ibu di Desa Kenongorejo Tahun 2017

N PENCAPAIAN BULAN K1 K4 TARGET


O (TAHUN 2017) DATA % DATA %
1 Januari
2 Februari
3 Maret
TOTAL
Sumber: Data Sekunder Puskesmas Pilangkenceng Tahun 2017

Berdasarkan Tabel 1.1 diatas diperoleh informasi bahwa pelayanan kesehatan pada ibu
hamil di desa Kenongorejo tahun 2017 sudah memenuhi target dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Madiun yaitu sebesar XXXXX dari target XXXXX. Hal ini penting untuk
diperhatikan karena masalah kesehatan ibu merupaan salah satu aspek penilaian kesehatan
masyarakat yang memberikan pengaruh tidak hanya bagi keluarga dan masyarakat, akan
tetapi merupakan indicator untuk menilai kemajuan kesehatan di suatu daerah.

Upaya kesehatan ibu yang dilakukan sebelum dan semasa hamil hingga melahirkan,
ditujukan untuk menghasilkan keturunan yang sehat dan lahir dengan selamat (intact
survival). Upaya yang dilakukan selama hamil dinamakan pelayanan ante natal care (ANC).
Pelayanan ANC yang berkualitas (K4) adalah bila setiap ibu hamil mendapat pelayanan oleh
petugas kesehatan minimal 4 kali dalam masa kehamilannya dengan distribusi tribulan I 1x,
tribulan ke II 1x dan tribulan ke III 2x dan mendapat pelayanan sesuai dengan standart yang
telah ditetapkan. Hal ini dilakukan selain untuk memantau perkembangan janin juga bisa
mendeteksi kelainan sedini mungkin sehingga bisa segera diambil tindakan pencegahan dan
penanganan komplikasi

Pelayanan kesehatan ibu , selain memberikan pelayanan kesehatan ibu hamil secara
rutin, juga mengupayakan penjaringan/screening ibu hamil resiko tinggi sehingga bila
ditemukan ibu hamil dengan faktor resiko apapun yang dapat mempengaruhi status kesehatan
ibu hamil maupun berpengaruh pada janin yang dikandung, dapat segera diambil langkah-
langkah maupun tindakan pencegahan komplikasi. Dan bila memang sudah terjadi
komplikasi atau kejadian yang tidak diinginkan dapat segera diambil tindakan, sampai
dengan merujuk ke sarana kesehatan yang lebih mampu ( Rumah sakit ), sehingga dapat
dicegah dan diminimalisir kejadian kesakitan maupun kematiuan baik ibu maupun janin.

Adapun data pelayanan Ibu Hamil Resiko Tinggi ( Bumil Resti) di Desa Kenongorejo
pada Tahun 2017 dapat dilihat pada tabel 1.2 sebagai berikut:

Tabel 1.2. Data Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil Resiko Tinggi Desa Kenongorejo Tahun
2017

IBU HAMIL
DETEKSI DINI RESIKO KOMPLIKASI
N PENCAPAIAN OLEH TINGGI KEBIDANAN TARGET
O BULAN MASYARAKAT YANG DITANGANI
DITANGANI
DATA % DATA % DATA %
1 Januari
2 Februari
3 Maret
TOTAL
Sumber: Data Sekunder Puskesmas Pilangkenceng Tahun 2017

Berdasarkan data diatas maka dapat dilihat bahwa pelayanan pada Ibu Hamil Resti di
Desa Kenongorejo sudah memenuhi target dari Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun yaitu
Deteksi Dini Oleh Masyarakat dari target XXXXX % yang tercapai adalah XXXXX %.
Bumil Resti yang ditangani dari target XXXXX % tercapai sebanyak XXXXX %.
Komplikasi kebidanan pada Bumil Resti dari target XXXXX % tercapai sebanyak XXXXXX
%. Hal ini menunjukkan sudah adanya keterlibatan masyarakat dalam upaya kesehatan ibu
hamil serta penanganan Bumil Resti yang sudah memenuhi standar di Desa Kenongorejo
Tahun 2017.

Pelayanan kesehatan pada ibu dimulai sejak kehamilan sampai dengan persalinan.
Sehingga pengawasan petugas kesehatan terhadap ibu hamil dapat menjamin kesehatan dan
keselamatan ibu hamil dan janinnya sampai dengan proses persalinan yang aman di fasilitas
kesehatan yang memadai. Data pelayanan ibu bersalin di Desa Kenongorejo Tahun 2017
dapat dilihat pada Tabel 1.3 sebagai berikut :
Tabel 1.3. Data Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin Desa Kenongorejo Tahun 2017

PERSALINAN
PERSALINAN
OLEH
OLEH
TENAGA PELAYANAN
N PENCAPAIAN TENAGA TARGET
KESEHATAN IBU NIFAS
O BULAN KESEHATAN
DI FASILITAS
KOMPETEN
KESEHATAN

DATA % DATA % DATA %


1 Januari
2 Februari
3 Maret
TOTAL
Sumber: Data Sekunder Puskesmas Pilangkenceng Tahun 2017

Dari data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pelayanan kesehatan pad ibu bersalin
di Desa Kenongorejo tahun 2017 sudah memenuhi target dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Madiun memenuhi target yaitu Persalinan oleh tenaga kesehatan yang kompeten dari target
XXXXX % yang tercapai adalah XXXXX %. Persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas
kesehatan dari target XXXXX % tercapai sebanyak XXXXX %. Pelayanan ibu nifas dari
target XXXXX % tercapai sebanyak XXXXXX %. Hal ini menunjukkan sudah adanya
pelayanan ibu bersalin yang berkualitas dan sudah memenuhi standar di Desa Kenongorejo
Tahun 2017.

Tahun 2017 di Desa Kenongorejo ditemukan kasus kematian ibu hamil/bersalin


sebanyak satu orang ibu. Kejadian ini tepatnya pada bulan XXXXX dengan penyebab
kematian yaitu XXXXX. Hal ini merupakan kejadian luar biasa karena angka kematian ibu
merupakan salah satu indicator keberhasilan program pembangunan kesehatan. Sehingga
apabila terjadi kejadian kematian ibu perlu adanya evaluasi mendalam terhadap penyebab
kejadian kematian tersebut sampai dengan akar masalahnya dan dicari solusi pemecahan agar
tidak terjadi kasus kematian lagi.

AKB (Angka kematian bayi) merupakan tolak ukur yang paling peka untuk menilai
derajat kesehatan suatu bangsa. Di Indonesia dari seluruh kematian bayi sebanyak 47%
meninggal pada masa neonatal. Penyebab utama kematian neonatal tersebut adalah sebagian
besar karena BBLR sebanyak 29% dan asfiksia 27 % sisanya karena penyebab lain yaitu
infeksi, trauma lahir, kelainan congenital anemia dll. Kita dapat menurunkan prevalensi
BBLR di masyarakat dengan upaya mendorong semua perawatan kesehatan remaja putri dan
mengupayakan semua ibu hamil mendapatkan perawatan antenatal yang komperhensif.

Data pelayanan kesehatan bayi di Desa Kenongorejo tahun 2017 dapat dilihat pada
tabel 1.4 dibawah ini:

Tabel 1.4. Data Pelayanan Kesehatan Bayi Desa Kenongorejo Tahun 2017

PELAYANAN
KUNJUNGAN KUNJUNGAN
KUNJUNGAN NEONATAL
N PENCAPAIAN NEONATAL BAYI TARGET
NEONATAL 1 KOMPLIKAS
O BULAN LENGKAP PARIPURNA
I
DATA % DATA % DATA % DATA %
1 Januari
2 Februari
3 Maret
TOTAL
Sumber: Data Sekunder Puskesmas Pilangkenceng Tahun 2017

Dari data tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pelayanan pada Bayi di Desa
Kenongorejo sudah memenuhi target dari Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun yaitu
Kunjungan Neonatal 1 dari target XXXXX % yang tercapai adalah XXXXX %. Kunjungan
Neonatal Lengkap yang ditangani dari target XXXXX % tercapai sebanyak XXXXX %.
Pelayanan Nonatal Komplikasi dari target XXXXX % tercapai sebanyak XXXXXX %.
Kunjungan bayi paripurna dari target XXXXX % tercapai sebanyak XXXXXX %. Hal ini
menunjukkan sudah tercapainya dengan baik pelayanan kesehatan pada bayi sehat maupun
bayi dengan komplikasi sudah memenuhi standar di Desa Kenongorejo Tahun 2017.

Pelayanan kesehatan bayi meliputi pelayanan kesehatan yang komprehensif dimulai


dari janin dalam kandungan yaitu pelayanan kesehatan pada ibu hamil. Hal ini dimaksudkan
untuk mencegah kejadian kelahiran Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) yaitu Bayi Berat Lahir
kurang dari 2500 gram karena kejadian BBLR akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan
dan perkembangan bayi selanjutnya. Oleh karena itu kejadian BBLR sebisa mungkin dicegah
agar tidak menambah kejadian kesakitan maupun kematian pada bayi.

Desa Kenongorejo Tahun 2017 ditemukan kasus kelahiran BBLR sebanyak satu kasus.
Kejadian ini tepatnya pada bulan XXXXX dengan penyebab yaitu XXXXX. Hal ini
merupakan kejadian luar biasa karena angka kelahiran BBLR merupakan salah satu indikator
keberhasilan program pembangunan kesehatan. Sehingga apabila terjadi kejadian kelahiran
BBLR perlu adanya evaluasi mendalam terhadap penyebab kejadian kasus tersebut sampai
dengan akar masalahnya dan dicari solusi pemecahan agar tidak terulang kembali. Upaya
pencegahan BBLR melalui perbaikan gizi mulai usia remaja putri dengan perbaikan kadar
hemoglobin (Hb) dengan konsumsi Tablet Tambah Darah (tablet Fe/Zat Besi), Hal tersebut
terutama saat menstruasi. Peningkatan gizi pada Wanita Usia Subur (WUS) yang memiliki
Lingkar Lengan Atas (LILA) kurang dari 23.5 cm yang masuk kategori Kurang Energi Kalori
(KEK) sehingga tidak terjadi kejadian kelahiran BBLR di kemudian hari.

Upaya kesehatan pada balita dan anak pra sekolah merupakan tindak lanjut dari upaya
kesehatan anak setelah melewati usia bayi. Upaya kesehatan balita dan anak pra sekolah ini
meliputi pelayanan penimbangan berat badan, pengukuran panjang badan, deteksi dini
tumbuh kembang (DDTK), pemberian vitamin A dua kali dalam satu tahun, imunisasi
tambahan bila ada, yang dilaksanakan di beberapa lokasi yaitu Posyandu, Taman Kanak-
kanak (TK) / Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), maupun di Puskesmas.

Data pelayanan kesehatan balita dan anak pra sekolah dapat diliat pada tabel 1.5
dibawah ini sebagai berikut :

Tabel 1.5. Data Pelayanan Kesehatan Balita dan Anak Pra-Sekolah Desa Kenongorejo Tahun
2017

KUNJUNGAN
KUNJUNGAN
ANAK PRA-
N BALITA TARGET
PENCAPAIAN BULAN SEKOLAH
O PARIPURNA
PARIPURNA
DATA % DATA %
1 Januari
2 Februari
3 Maret
TOTAL
Sumber: Data Sekunder Puskesmas Pilangkenceng Tahun 2017

Berdasarkan Tabel 1.5 diatas diperoleh informasi bahwa pelayanan balita di desa
Kenongorejo tahun 2017 sudah memenuhi target dari Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun
yaitu sebesar XXXXX dari target XXXXX. Hal ini penting untuk diperhatikan karena
masalah kesehatan ibu merupakan salah satu aspek penilaian kesehatan masyarakat yang
memberikan pengaruh tidak hanya bagi keluarga dan masyarakat, akan tetapi merupakan
indicator untuk menilai kemajuan kesehatan di suatu daerah.

Menurut WHO tahun 2000, lebih kurang 1,5 juta anak meninggal karena pemberian
makanan yang tidak benar. Beberapa penelitian di negara berkembang membuktikan bayi
usia 0-2 bulan yang tidak diberi ASI Eksklusif lebih rentan terkena infeksi pencernaan hingga
40%. Hampir 90% kematian anak balita terjadi karena diare dan infeksi saluran pernafasan
akut penyakit yang dapat dicegah dengan pemberian ASI. Selain itu bayi yang diberi ASI dua
puluh kali lipat jarang terkena diare akut, daripada bayi yang diberikan susu formula, tujuh
kali jarang terkena radang paruparu, empat kali tidak terkena radang otak atau meningitis .
Data tentang kejadian diare pada balita di wilayah Desa Kenongorejo pada tahun 2017 dapat
dilihat pada tabel 1.6

Tabel 1.6. Data kejadian diare pada Balita di Desa Kenongorejo Tahun 2017

NO BULAN KEJADIAN DIARE


1 Januari
2 Februari
3 Maret
Jumlah

Berdasarkan tabel 1.6 diperoleh informasi terjadinya peningkatan kasus diare pada
balita di Desa Kenongorejo Tahun 2017. Hal ini membutuhkan perhatian serius karena diare
merupakan penyakit infeksi saluran pencernaan yang bila tidak tertangani dengan segera akan
menyebabkan balita kurang gizi dan bahkan meninggal karena dehidrasi.

ASI merupakan makanan alamiah untuk bayi karena mengandung nutrisi-nutrisi dasar
dan elemen, dengan jumlah yang sesuai, untuk pertumbuhan bayi yang sehat. Salah satu
indikator kesehatan Balita adalah terbebasnya dari penyakit. ASI Eksklusif menjadi perisai
tangguh anak dari berbagai penyakit infeksi yang berbahaya. Penyakit ISPA merupakan
penyakit saluran pernafasan yang sering terjadi pada balita karena sistim pertahanan tubuh
masih rentan. Ispa dapat dicegah dengan peningkatan daya tahan tubuh melalui pemberian
ASI, nutrisi yang berkualitas dan berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Penyakit ISPA
bila tidak segera ditangani akan menjadi pnemoni yang akan membahayakan jiwa balita. Data
tentang kejadian penyakit ISPA pada Balita di Desa Kenongorejo Tahun 2017 dapat dilihat
pada tabel 1.7.
Tabel 1.7. Data kejadian ISPA pada Balita di Desa Kenongorejo Tahun 2017.

NO BULAN KEJADIAN ISPA


1 Januari
2 Februari
3 Maret
Jumlah

Berdasarkan tabel 1.7 diperoleh informasi terjadinya peningkatan kasus ISPA pada
Balita di Desa Kenongorejo tahun 2017. Hal ini perlu mendapatkan perhatian yang serius
karena bila tidak tertangani dengan baik akan menjadi pnemonia yang berdampak pada
kesakitan dan kematian balita.

Upaya kesehatan yang dilakukan sejak anak masih dalam kandungan sampai 5 tahun
pertama kehidupannya ditujukan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, sekaligus
meningkatkan kualitas hidup anak agar mencapai tumbuh kembang optimal baik fisik,
mental, emosional, maupun social serta memiliki intelengensi majemuk sesuai dengan
potensi genetiknya. Untuk mendekatkan pelayanan kepada balita tersebut disetiap desa sudah
didirikan posyandu yang dikelola oleh masyarakat dan difasilitasi oleh tenaga kesehatan.
Indikator keberhasilan program posyandu bisa dilihat dari pencatatan kegiatan hasil
penimbangan yang diolah menjadi balok SKDN. Data dari balok SKDN dapat digunakan
sebagai tolak ukur penilaian kinerja program balita di posyandu. Pehitungan balok SKDN
dilaksakan setiap bulan setelah pelayanan posyandu dilaksanakan. Huruf S ialah jumlah
balita seluruh posyandu, Huruf K merupakan Jumlah seluruh balita di posyandu yang
meiliki KMS, Huruf D yaitu Jumlah balita yang ditimbang pada bulan tersebut, dan huruf
N memiliki makna Jumah balita yang naik timbangannya pada bulan tersebut. Angka
perbandingan antara balita yang naik timbangannya (N) dibagi jumlah balita yang ditimbang
(D) menunjukkan angka peran serta masyarakat dari perbandingan D/S.

Tabel 1.8. Data SKDN Desa Kenongorejo Tahun 2017

NO. BULAN S K D N D/S N/D


1 Januari
2 Februari
3 Maret
Berdasarkan tabel 1.8 diperoleh informasi masih rendahnya pencapaian D/S yaitu pada
bulan Oktober sebanyak XXXXX %, November sebanyak XXXXX %, dan Desember
sebanyak XXXXXX %; dan N/D yaitu pada bulan Oktober sebanyak XXXXX %, November
sebanyak XXXXX %, dan Desember sebanyak XXXXXX %di Desa Kenongorejo mulai
bulan Oktober sampai dengan Desember tahun 2017. Hal ini tidak sesuai dengan target yang
ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun yaitu 80% Balita harus ditimbang dan
80% dari yang ditimbang harus naik timbangannya.

Di Posyandu kegiatan pemantauan status gizi balita selalu dilakukan tiap bulan.
Pemantauan status gizi dengan menimbang berat badan dan tinggi badan sangat penting
karena hal itu akan memberi gambaran tentang pertumbuhan balita. Status gizi balita akan
berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan, sehingga jika status gizinya buruk maka
secara otomatis akan mempengaruhi pertumbuhan fisik, mental dan kemampuan berfikir
yang pada akhirnya akan menurunkan SDM yang rendah dimasa yang akan datang. Penyebab
dari gizi buruk sendiri adalah multifaktorial diantaranya adalah pola asuh yang keliru, asupan
gizi yang kurang, dan kesehatan balita itu sendiri. Di Desa Kenongorejo berbagai upaya
sudah dilakukan untuk menangani gizi buruk namun hasilnya belum memuaskan. Hal itu
terbukti masih adanya kasus gizi buruk sebanyak XXXXX kasus dan kasus gizi kurang
sebanyak XXXXX kasus

Berdasarkan data tersebut diperoleh informasi bahwa masih ditemukannya balita gizi
buruk di Desa Kenongorejo. Hal ini membutuhkan perhatian yang serius karena balita dengan
status gizi yang buruk akan berdampak pada penurunan daya tahan tubuh sehingga akan
meningkatkan morbiditas dan mortalitas Balita.

Selain dipantau status gizi dan perkembangannya balita di posyandu juga di berikan
lima imunisasi dasar lengkap. Tuhan menciptakan setiap makhluk hidup dengan kemampuan
untuk mempertahankan diri terhadap ancaman dari luar dirinya. Salah satu ancaman terhadap
manusia adalah penyakit infeksi yang dibawa oleh berbagai macam mikroba seperti virus,
bakteri, parasit dan jamur. Bayi memiliki daya tahan tubuh yang rendah sehingga rentan
untuk terkena penyakit infeksi yang membahayakan dan mematikan misalnya TBC, difteri,
pertusis, tetanus, polio, campak. Salah satu pencegahan yang terbaik dan sangat vital agar
bayi-bayi terlindungi hanya dengan melakukan imunisasi dasar tersebut. Setiap bayi umur 0
12 bulan harus mendapatkan lima imunisasi dasar lengkap yang sudah terjadwal sesuai
dengan usianya. Data tentang pencapaian imunisasi dasar Desa kenongorejo dapat dilihat
pada tabel 1.9.

Tabel 1.9. Data Pencapaian Imunisasi Dasar Desa Kenongorejo Tahun 2017

N PENCAPAIAN
JENIS IMUNISASI
O ANGKA %
1 BCG
2 DPT HB 1, POLIO 2
3 DPT HB 2, POLIO 3
4 DPT HB 3, POLIO 4
5 CAMPAK

Anda mungkin juga menyukai