Anda di halaman 1dari 27

NASKAH UJIAN

I IDENTITAS PASIEN
Ny. S, umur 41tahun, jenis kelamin perempuan, pendidikan terakhir
SMP,tidak bekerja, agama Islam, suku Jawa, alamatGotong Royong, Bandar
Lampung,sudah menikah, nomor rekam medis 03XXX, pasien rawat inap
ruang Melati dilakukan pemeriksaan pada tanggal 14 Mei2017 Pukul 14.10
WIB.

II PEMERIKSAAN PSIKIATRI
Diperolehdariautoanamnesis pada tanggal 14 Mei2017 dan alloanamnesis dari
Tn. Jmerupakan suami pasien usia 50 tahun, laki-laki, pendidikan terakhir
SMP, pekerjaan wiraswasta, alamat Gotong Royong, Bandar Lampung.
Alloanamnesis dilakukan lewat telefon pada tanggal 14 mei 2017 pukul 19.15

A Keluhan Utama
Sering bengong

B Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien diantar keluarganya ke UGD RumahSakit Jiwa (RSJ) pada tanggal
5 Mei 2017. Pasien dibawa oleh pamannyakarenakan pasien sering
bengong dan tidak merespon komunikasi dari keluarga sejak 5 hari
terakhir. Selain itu pasien juga mengalami gangguan tidur sejak 3 tahun
yang lalu.

C Riwayat Penyakit Sebelumnya


1 Riwayat Penyakit Psikiatri
Pasien mulai berobat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung
sejak akhir 2016. Pada akhir 2016, pasien dibawa ke Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung dalam keadaan mengamuk dan pasien
dirawat di ruang Melati Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung
selama 22 hari dan pulang dalam keadaan yang membaik. Selama
rawat jalan, pasien tidak rutin minum obat dan pasien seringkali
menyendiri.
Sampai pada bulan Mei 2017, menurut keluarga pasien tampak
bengong dan tidak merespon komunikasi selama 5 hari dan akhirnya
keluarga memutuskan untuk membawa pasien ke Rumah Sakit Jiwa
Daerah Provinsi Lampung untuk mendapatkan penanganan lebih
lanjut. Saat ini pasien sudah dirawat di ruang Melati selama 9 hari.

2 Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif


Pasien mengatakan tidak menggunakan zat psikoaktif dan narkotika.
Pasien juga tidak pernah mengkonsumsi minuman beralkohol.

3 Riwayat Penyakit Medis Umum


Menurut keluarga,memiliki riwayat asma.Dan sudah pernah berobat
ke dokter umum di puskesmas.

D RiwayatTumbuh Kembang
1 Periode Prenatal dan Perinatal
Kedua orang tua pasien sudah meninggal dan suami pasien tidak
mengetahui riwayat kelahiran pasien, saudara kandung pasien juga
tidak mengetahui riwayat kelahiran pasien. Namun pasien adalah anak
yang di harapkan dari pernikahan kedua orangtuanya. Pasien
merupakan anak terakhir dari 7 bersaudara.

2 Periode Masa Kanak Awal (0-3 tahun)


Pasien dapat bermain dengan anak seusianya, tidak ada masalah
tumbuh kembang dan pasien tergolong anak yang aktif, pola
pemberian makanan teratur. Riwayat imunisasi dasar dan pemberian
ASI tidak didapatkan data. Pasien lebih banyak diasuh oleh ayah
angkatnya.

3 Periode Masa Kanak Pertengahan (3-7 tahun)


Menurut keluarga, pasien mempunyai cukup teman, sering
menghabiskan waktu untuk bermain bersama teman-temannya, dan
cukup aktif dalam bergaul. Pasien mulai masuk sekolah dan memiliki
perilaku baik dan aktif di lingkungan sekolah maupun rumah.
Kemampuan pasien pada periode ini sama seperti anak-anak
seusianya.

4 Periode Masa Kanak Akhir dan Remaja


Pasien merupakan anak yang memiliki cukup banyak teman, ia cukup
pandai menempatkan diri.Jika ada masalah, ia berbagi terhadap salah
satu anggota keluarga lebih banyak ke alm. ibu kandungnya. Pada usia
16 tahun pasien menikah dan pernikahannya sudah berjalan 25 tahun
sampai saat ini

5 Periode Saat Ini


Pada tahun 2014 pasien dan suami pasien mengalami selisih paham
akibat permasalahan ekonomi yang berakibat pasien kabur dari rumah
selama 8 bulan. Pasien kabur ke Palembang, dan selama di palembang
pasien tinggal bersama temannya dan sempat bekerja di pabrik.
Selama 8 bulan suami tidak menjatuhkan talak ataupun menceraikan
pasien secara hukum, namun tidak pernah ada komunikasi antara
suami pasien dan pasien selama 8 bulan.
Setelah 8 bulan kabur dari rumah, pasien pulang ke rumah keluarga
besarnya di Bandar Jaya lalu dijemput oleh suaminya dan kembali ke
Bandar Lampung. Semenjak kejadian itu, menurut suami pasien,
pasien menjadi sulit tidur, pembicaraan sering melantur, sering
berkata-kata kasar kepada suami dan anaknya dan sering bengong dan
sulit diajak berkomunikasi. Bahkan pada akhir 2016 pasien pernah
mengamuk yang mengakibatkan pasien dirawat di Rumah Sakit Jiwa
Daerah Provinsi Lampung.

E Riwayat Pendidikan
Pasien menempuh pendidikan SMP hingga tamat.

F Riwayat Pekerjaan
Pada awal pernikahan dari tahun 1992-2003 pasien membantu suaminya
bekerja sebagai petani. Tahun 2003-2014 pasien bekerja serabutan sebagai
tukang cuci dan tukang cangkul. Tahun 2014-2015 pasien bekerja di pabrik
yang berada di Palembang. Tahun 2015 sampai sekarang pasien menjadi
Ibu Rumah Tangga dan tidak bekerja.

G Riwayat Hukum
Menurut keluarga dan pasien, pasien tidak pernah terkait atau bermasalah
dengan hukum yang berlaku di Indonesia.

H Riwayat Perkawinan
Pasien sudah menikah sejak usia 16 tahun. Pernikahan sudah

IRiwayat Kehidupan Beragama


Pasien pemeluk agama Islam dan tekun beribadah. Pendidikan agamanya
didapat dari keluarga dan lingkungan sekitar. Pasien merupakan orang
yang menjalankan nilai agamanya sesuai keyakinan yang dianut.

J Riwayat Keluarga
Pasien tinggal bersama suami dan 2 anaknya. Anak pertama pasien sudah
menikah dan hidup terpisah dari pasien.Pasien sudah menikah selama 25
tahun. Selama pernikahan menurut pasien dan suami pasien pernikahan
mereka cukup harmonis sampai pada tahun 2014 terjadi masalah ekonomi
yang menyebabkan pasien kabur dari rumah selama 8 bulan namun tidak
terjadi perceraian. Ayah pasien sudah meninggal sejak pasien usai 3 tahun
dan ibu kandung pasien sempat menikah lagi. Ibu kandung pasien
meninggal 8 tahun yang lalu sehingga orang tua yang masih dimiliki oleh
pasien hanya ayah angkat pasien. Hubungan ayah angkat pasien dengan
pasien cukup dekat. Tidak ada riwayat penyakit ganggun jiwa dalam
keluarga.
Gambar 1. Skema Genogram

Keterangan:

: Laki-laki : Laki-laki telah meninggal


: Wanita
: Pasien : Wanita telah meninggal

...... : tinggal dalam satu rumah

K Riwayat Sosial Ekonomi Keluarga


Pasien tinggal bersama suami dan 2 anaknya. Anak pertama pasien sudah
menikah dan hidup terpisah dari pasien. Pasien bukan tulang punggung
keluarganya. Pasien memiliki tingkat ekonomimenengah.

L Situasi Kehidupan Sekarang


Pasien tinggal bersama suami dan 2 anaknya. Anak pertama pasien sudah
menikah dan hidup terpisah dari pasien.. Pasien tidak bekerja. Hubungan
dengan keluarga menurut pasien dan suami pasien cukup harmonis.
III STATUS MENTAL
A Deskripsi Umum
1 Penampilan
Seorang perempuan sesuai dengan usianya, memakai seragampasien
RSJ dan celana pendek, perawatan diri baik, perawakan sedang,
berambut panjang sampai pundak, tergerai, kulit sawo matang, kuku
bersih.
2 Sikap Terhadap Pemeriksa
Kooperatif
3 Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Selama wawancara, pasien dalam keadaan tenang.Pasien dapat
duduk tenang.Kontak mata dengan pemeriksa cukup baik. Gerakan
involunter tidak ada.

B Keadaan Afektif
Mood : Disforik
Afek : Terbatas
Keserasian : Appropriate

C Pembicaraan
Selama wawancara, pembicaraan pasien spontan, artikulasi jelas, intonasi
sedang, volume cukup, kualitas cukup, kuantitas berlebih.

D Gangguan Persepsi :
1. Halusinasi
Ditemukan adanya
a. Halusinasi visual : pasien melihat adanya 4 jenis hewan yaitu
lebah, kupu-kupu, kuda dan ular. Pasien juga melihat adanya
dua nabi yang datang untuk menemui pasien. Pasien melihat
ada burung kakak tua yang dapat mencabut nyawa seseorang.
b. Halusinasi auditorik : pasien mendengar 4 hewan yang dilihat
pasien berkomunikasi dengan pasien. Pasien diperintah burung
kakak tua yang dilihat pasien untuk memilih siapa yang akan
dicabut nyawanya. Pasien sering mendengar suara almarhum
ibunya yang seringkali memerintah pasien untuk melakukan
sesuatu.
c. Halusinasi taktil : pasien seringkali berkontak fisik dan
disentuh oleh 4 jenis hewan yang dilihat pasien.
d. Halusinasi pengecapan : pasien merasa setiap kali makan nasi,
rasa nasinya berubah menjadi cacing.
e. Halusinasi olfaktori : pasien suka mencium bau amis setiap
makan nasi, tidak ada sumber bau amis.

2. Ilusi
Tidak ditemukan ilusi pada pasien ini.

3. Derealisasi
Tidak ditemukan derealisasi pada pasien ini

4. Depersonalisasi
Tidak ditemukan depersonalisasi pada pasien ini

E Proses Berpikir :
1 Proses dan Bentuk Pikir
Koheran, pasien dapat menjawab cukup spontan bila diajukan
pertanyaan.

2 Arus Pikiran
Produktivitas : cukup
Kontinuitas :relevan
Hendaya berbahasa : tidak ditemukan

3 Isi pikiran
Pasien memiliki waham sistematik, waham dikendalikan dan thought
of broadcasting.

F Sensorium dan Kognisi


Kesadaran : Compos mentis.
Orientasi tempat dan orientasi orang baik. Orientasi waktu kurang
baik.
Daya ingat segera, dan jangka panjang baik. Namun daya ingat jangka
menengah kurang baik.
Konsentrasi dan perhatian : baik
Kemampuan visuospasial :baik
Abstraksi : baik
Intelegensi : baik
G Pengendalian Impuls
Baik. Tidak ada kecenderungan untuk menyerang orang disekitarnya.

H Daya Nilai
Nilai sosial : baik
Uji daya nilai : baik
Penilaian realitas : Gangguan dalam kemampuan menilai realitas.

I Tilikan
Tilikan derajat 1. Menyangkal secara total terhadap penyakitnya.

J Taraf Dapat Dipercaya


Kesan tidakdapat dipercaya

IV PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT


A Status Internus
Keadaan umum baik. Fungsi pernafasan, kardiovaskular, dan
gastrointerstinal dalam batas normal.

B Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg, nadi :84x/menit, RR:20 x/menit, suhu:
36,7C

C Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan mata, hidung, telinga, paru, jantung, abdomen, dan
ekstremitas tidak ditemukan kelainan.

D Status Neurologis
Sistem sensorik, motorik dan fungsi luhur dalam batas normal.
V IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien Ny. S, 41 tahun, tamat SMP, islam, suku Jawa, beralamat di Gotong
Royong, Bandar Lampung, sudah menikah, telah dilakukan auto-
alloanamnesa pada tanggal 14 Mei 2017 pukul 14.15 dan 19.15 WIB.

Pasien diantar keluarganya ke UGD Rumah Sakit Jiwa (RSJ) pada tanggal 5
Mei 2017. Pasien dibawa oleh pamannya karenakan pasien sering bengong
dan tidak merespon komunikasi dari keluarga sejak 5 hari terakhir. Selain itu
pasien juga mengalami gangguan tidur sejak 3 tahun yang lalu.

Pada pasien ditemukan adanya Halusinasi visual dalam bentuk pasien melihat
adanya 4 jenis hewan yaitu lebah, kupu-kupu, kuda dan ular. Pasien juga
melihat adanya dua nabi yang datang untuk menemui pasien. Pasien melihat
ada burung kakak tua yang dapat mencabut nyawa seseorang.Halusinasi
auditorik yaitu pasien mendengar 4 hewan yang dilihat pasien berkomunikasi
dengan pasien. Pasien diperintah burung kakak tua yang dilihat pasien untuk
memilih siapa yang akan dicabut nyawanya. Pasien sering mendengar suara
almarhum ibunya yang seringkali memerintah pasien untuk melakukan
sesuatu.

Halusinasi taktil. Menurut pasien, pasien seringkali berkontak fisik dan


disentuh oleh 4 jenis hewan yang dilihat pasien.Halusinasi pengecapan yaitu
menurut pasien, setiap kali makan nasi, rasa nasi berubah menjadi
cacing.Halusinasi olfaktori yaitu pasien suka mencium bau amis setiap makan
nasi, tidak ada sumber bau amis.

Pada pasien ditemukan waham dikendalikan. Menurut pasien, suara alm. Ibu
kandung yang didengar oleh pasien selalu memerintah pasien untuk
melakukan sesuatu dan pasien tidak bisa melawan perintah tersebut. Pasien
merasa dikendalikan oleh suara tersebut.

Pada pasien ditemukan waham sistematik. Menurut pasien, pasien mengalami


kejadian menerima dua mukjizat dari nabi yang membuat pasien menjadi
sahabat nabi dan dapat berpindah-pindah tempat saat tidur dengan dibawa
oleh 4 jenis hewan.
Pada pasien ditemukan waham bizzar karena menurut pasien, terdapat candi
dan dua orang suci di dalam perut pasien yang dimasukkan secara misterius 5
hari yang lalu.

Pada pasien ditemukan tought of broadcasting. Menurut pasien, setiap pikiran


pasien selalu tersiar di televisi yang menyebabkan semua orang mengetahui
apa yang pasien pikirkan

Pasien memiliki tilikan 1 serta Reality Testing of Abilityditemukan gangguan


dalam kemampuan menilai realitas.

VI FORMULASI DIAGNOSIS
Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan persepsi dan isi pikir yang
bermakna serta menimbulkan suatu distress (penderitaan) dan disability
(hendaya) dalam pekerjaan dan kehidupan sosial pasien, sehingga dapat
disimpulkan bahwa pasien ini mengalami gangguan jiwa.

Berdasarkan hasil pemeriksaan tidak ditemukan riwayat trauma kepala,


demam tinggi atau kejang sebelumnya ataupun kelainan organik. Hal ini
dapat menjadi dasar untuk menyingkirkan diagnosis gangguan mental organik
(F.0). Pada pasien tidak didapatkan riwayat penggunaan NAPZA dan riwayat
konsumsi minuman beralkohol,sehingga menyingkirkan diagnosis gangguan
mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif (F.1).

Pada pasien didapatkan gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik serta


gangguan isi pikir waham dikendalikan, waham sistematik, waham bizzar dan
thought of broadcasting, semua gejala tersebut sudah dialami sejak 1 tahun
lalu. Dari hasil pemeriksaan ini menjadi dasar dalam mendiagnosis pasien
menderita skizofrenia (F.20), sekaligus menyingkirkan diagnosis gangguan
psikotik akut (F.23). Berdasarkan adanya waham dikendalikandidapatkan
diagnosis Aksis I dengan skizofrenia paranoid (F.20.0).
Pada pasien tidak ditemukan tanda-tanda retardasi mental (F.70) sehingga
diagnosis ini dapat disingkirkan. Selain itu pada pasienbelum memiliki tanda-
tanda gangguan kepribadian yang dapat memeuhi kriteria diagnosis sehingga
sampai saat ini belum ada diagnosis pada Aksis II. Pada anamnesis dan
pemeriksaan fisik tidak ditemukan adanya kelainan. Oleh karena itu Aksis
IIIsampai saat inibelum ada diagnosis.

Pasien merupakan seseorang yang pendiam dan jarang memiliki teman. Hal
ini disebabkan karena pasien cenderung tertutup dan pendiam.Pasien tidak
memiliki masalah dengan keluarganya serta memiliki hubungan yang baik
dengan saudara. Pasien juga memiliki masalah ekonomi yang rendah.
Sehingga pada Aksis IV dituliskan masalah psikososial dan ekonomi.

Penilaian terhadap kemampuan pasien untuk berfungsi dalam kehidupannya


menggunakan skala GAF (Global Assessment of Functioning). Pada pasien
ini didapatkan Aksis V, pada saat dilakukan wawancara, skor GAF 60-51
(beberapa gejala sedang dan menetap, disabilitas sedangdalam fungsi, secara
umum masih baik). Hal ini ditandai dengan pasien mampu melakukan
aktivitas sehari-hari secara mandiri disertai gejala psikotik yang sedang. GAF
tertinggi selama satu tahun terakhir adalah 70-61 (beberapa gejala ringan dan
menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik). Hal ini
ditandai dengan pasien yang walaupun sulit tidur dan terkadang melamun,
pasien masih bisa mengerjakan pekerjaan rumah secara mandiri dan tidak
membahayakan orang lain.
VII EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : F 20.0 Skizofrenia Paranoid
Aksis II : Sampai saat ini belum ada diagnosis
Aksis III : Sampai saat ini belum ada diagnosis
Aksis IV : masalah psikososial dan ekonomi
Aksis V : GAF 70-61(HLPY)
GAF 60 51 (saat ini)

VIII DAFTAR MASALAH


Organobiologik :Tidak ditemukan adanya kelainan fisik yang
bermakna tetapi diduga terdapat ketidakseimbangan neurotransmiter.
Psikologik :Pada pasien ditemukan hendaya dalam menilai
realita berupa waham dikendalikansehingga pasien membutuhkan
psikoterapi.
Sosiologik : Ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial
dan ekonomi sehingga pasien membutuhkan psikoedukasi.

IX PROGNOSIS
A Faktor internal
Awitan usia muda
Awitan gejala-gejala psikotik aktif terjadi dengan secara
mendadak
Fungsi pekerjaan dan sosial premorbid (sebelum sakit) baik.
Performa sebelumnya tetap merupakan prediktor terbaik untuk
meramalkan performa dimasa datang;
B Faktor eksternal
1. Berasal dari pasien
Kepatuhan pasien dalam minum obat dan rutinitas kontrol;
Kesadaran pasien akan penyakitnya
2. Berasal dari lingkungan
Keadaan perekonomian dalam keluarga yang sangat rendah.
Dukungankeluarga dan kemauan pasien untuk sembuh.
Dukungan teman-teman dan masyarakat tentang kemauan pasien
untuk sembuh

Sehingga pada pasien ini didapatkan prognosis:


1 Quo ad vitam : Dubia ad Bonam
2 Quo ad functionam : Dubia ad malam
3 Quo ad sanationam : Dubia ad malam

X RENCANA TERAPI
1. Psikofarmaka
Risperidone 2x2mg, selama 5 hari
Trihexypenidyl 2x2 mg
2. Psikoterapi
Ventilasi: Memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan
keluhan dan isi hati sehingga pasien menjadi legah.
Konseling: Memberikan pengertian kepada pasien tentang penyakitnya
dan memahami kondisinya lebih baik serta menganjurkan untuk
berobat teratur.
Psikoedukasi: Memberikan penjelasan pada pasien dan orang sekitar
pasien untuk memberikan dorongan dan menciptakan lingkungan
yang kondusif.
XI DISKUSI
Pada pasien ini perlu dijadikan kasus ujian dalam pembelajaran, karena
memiliki gejala khas sehingga bisa menjadi pembelajaran mengenai episode
skizofrenia dan juga mengetahui perkembangan pengobatan selama di rawat
di RSJ. Pada pasien ini mengalami gangguan jiwa karena, ditemukan adanya
gangguan persepsi dan gangguan isi pikir yang bermakna serta menimbulkan
suatu distress (penderitaan) dan disability (hendaya) dalam pekerjaan dan
kehidupan sosial pasien, sesuai dengan pengertian gangguan jiwa.1

Pada pasien didapatkan gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik serta


gangguan isi pikir waham dikendalikan, waham sistematik danthought of
broadcasting, semua gejala tersebut sudah dialami sejak 1 tahun lalu. Dari
hasil pemeriksaan ini menjadi dasar dalam mendiagnosis pasien menderita
skizofrenia (F.20).2
Skizofrenia adalah suatu sindrom klinis bervariasi, namun sangat
mengganggu,psikopatologi yang mencakup kognisi, emosi, persepsi, dan
aspek lain dari perilaku. Ekspresi dari manifestasi ini bervariasi pada semua
pasien dan dari waktu ke waktu, tetapi efek dari penyakit ini selalu berat dan
biasanya berlangsung lama.3 Untuk diagnosis Skizofrenia menurut Pedoman
Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ)-III sebagai berikut1,4
Persyaratan yang normal untuk diagnosis skizofrenia ialah harus
ada sedikitnya satu gejala tersebut di bawah yang amat jelas (dan
biasanya dua gejala atau lebih apabila gejala-gejala itu kurang
tajam atau kurang jelas) dari gejala yang termasuk salah satu dari
kelompok gejala (a) sampai (d) tersebut di bawah, atau paling
sedikit dua gejala dari kelompok (e) sampai (h), yang harus selalu
ada secara jelas selama kurun waktu 1 bulan atau lebih.
(a) thought echo, thought insertion atau withdrawal, dan thought
broadcasting
(b) Waham dikendalikan (delusion of control), waham dipengaruhi
(delusion of influence), atau passivity yang jelas merujuk kepada
pergerakan tubuh atau pergerakan anggota gerak, atau pikiran,
perbuatan atau perasaan (sensations) khusus : persepsi delusional
(c) Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap
perilaku pasien, atau mendiskusikan perihal pasien di antara
mereka sendiri, atau jenis suara halusinasi lain yang berasal dari
salah satu bagian tubuh
(d) Waham-waham menetap jenis lain yang menurut budayanya
dianggap tidak wajar serta sama sekali mustahil, seperti misalnya
mengenai identitas keagamaan atau politik, atau kekuatan dan
kemampuan manusia super (misalnya mampu mengendalikan
cuaca, atau berkomunikasi dengan makhluk asing dari dunia lain)
(e) Halusinasi yang menetap dalam setiap modalitas, apabila disertai
baik oleh waham yang mengambang/melayang maupun yang
setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun
oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau
apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau
berbulan-bulan terus menerus
(f) Arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan
(interpolasi) yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang
tidak relevan, atau neologisme
(g) Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (excitement),
sikap tubuh tertentu (posturing), atu fleksibilitas serea,
negativisme, mutisme dan stupor
(h) Gejala-gejala negatif seperti sikap sangat masa bodoh (apatis),
pembicaraan yang terhenti, dan respons emosional yang menumpul
atau tidak wajar, biasanya mengakibatkan penarikan diri dari
pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial, tetapi harus jelas
bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau
medikasi neuroleptika
(i) Suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan dari beberapa aspek perilaku perorangan,
bermanifestasi sebagai hilangnya minat, tak bertujuan, sikap malas,
sikap berdiam diri (self absorbed attitude) dan penarikan diri
secara sosial
Skizofrenia paranoid adalah jenis skizofrenia yang paling sering dijumpai di
negara manapun. Simptom utama dari skizofrenia paranoid adalah delusi
persecusion dan grandeur, dimana individu merasa dikejar-kejar. Gambaran
klinis di dominasi oleh waham-waham yang secara relatif stabil, sering kali
bersifat paranoid, biasanya disertai oleh halusinasi-halusinasi, terutama
halusinasi pendengaran, dan gangguan-gangguan persepsi. Gangguan afektif,
dorongan kehendak (volition) dan pembicaraan serta gejala-gejala katatonik
tidak menonjol.4

Berdasarkan PPDGJ III, maka kasus ini dtitikberatkan pada:2,4


Gangguan Skizofrenia Paranoid (F20.0)
Pedoman diagnostik :
Memenuhi kriteria umum skiofrenia.
Sebagia tambahan :
o Halusinasi dan atau waham harus menonjol;
a) Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien
atau memberi perintah, atau halusinasi auditorik
tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit
(whistling), mendengung (humming), atau bunyi
tawa (laughing);
b) Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau
bersifat seksual, atu lain-lain perasaan tubuh;
halusinasi visual mungkin ada tapi jarang
menonjol;
c) Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi
waham dikendalikan (delusion of
control),dipengaruhi (delusion of influence),
atau passivity(delusion of passivity), dan
keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam,
dalah yang paling khas;
o Gangguan afektif, dorongan kehendak dan
pembicaraan, sert gejala katatonik secara relatif tidak
nyata/tidak menonjol.
Gangguan afektif pada dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala
katatonik secara relatif tidak menonjol. Pasien skizofrenik paranoid biasanya
lebih tua daripada pasien skizofrenik katatonik jika mereka mengalami
episode pertama penyakitnya. Pasien skizofrenik paranoid menunjukkan
regresi yang lambat dari kemampuan mentalnya, respon emosional, dan
perilakunya dibandingkan tipe lain pasien skizofrenik.1

Pada kasus ini penegakan diagnosis aksis I berdasarkan anamnesis dari pasien
dan keluarga, didapatkan beberapa gejala yaitu halusinasi auditroik berupa
suara tawa (laughing) dan waham dikendalikan sertathought of broadcasting
dimana pasien mengatakanbahwa ia merasa dikendelikan dalam melakukan
sesuatu, seperti berjalan dan lain-lain, pasien juga mengatakan bahwa
pikirannya dapat diketahui oleh orang lain seperti tersiar, dengan demikian
pasien ini dapat didiagnosis dengan Skizofrenia. Pada pasien ini gejala yang
menonjol adalahwaham dikendalikan sehingga diagnosis pasien adalah
Skizofrenia paranoid.

Pada pasien ini diberikan pengobatan berupa kombinasi Risperidone dan


Trihexyphenidyl. Obat yang dikonsumsi oleh pasien adalah Risperidone
2x2mg dan Trihexyphenidyl 2x2 mg.Rencana terapi yang diberikan saat ini
yaitu, respiridon 2x2mg selama 5 hari, lalu dievaluasi selama dua minggu
mengenai kondisi pasien, naikkan hingga dosis maksimal lalu dipertahankan
sampai 8-12 minggu lalu diturunkan perlahan selama 2 minggu dipertahankan
selama 6 bulan sampai dengan 2 tahun.5

Risperidone merupakan golongan anti psikosi atipikal dengan mekanisme kerja


adalah memblokade dopamine pada reseptor pasca sinaptik neuron di otak,
khususnya di sistem limbik dan system ekstrapiramidal (Dopamine D2
receptor antagonists) dan juga berafinitas terhadap Serotonin 5 HT2
Receptors (Serotonin-dopamine antagonists), sehingga efektif untuk gejala
negatif. Efek samping yang terjadi dapat berupa sedasi dan inhibisi psikomotor
(rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang, kinerja psikomotor menurun,
kemampuan kognitif menurun), dan gangguan otonomik (hipotensi,
antikolinergik/parasimpatolitik, mulut kering, kesulitn miksi dan defekasi,
hidung tersumbat, mata kabur, tekanan intraokuler meninggi, gangguan irama
jantung), gangguan ekstrapiramidal (dystonia akut, akathisia, sindrom
Parkinson seperti tremor, brdikinesia, rigiditas), gangguan endokrin,
hematologik biasanya pada pemakaian jangka panjang. Risperidone diberikan
sebagai pilihan pengobatan pasien ini karena resiko terjadi efek samping dapat
ditolerir.6

Pada pasien juga diberikan Trihexyphenidyl (THP) untuk mengurangi


kegoyahan dan gelisah yang dapat disebabkan oleh beberapa obat penenang.
Menurut penelitian pengobatan tidak cukup hanya dengan pengobatan secara
farmakologi tetapi harus diiringi dengan lingkungan keluarga yang
mendukung. Pada pasien ini diperlukan dorongan dari keluarga dan
lingkungan untuk mengurangi faktor resiko dan pencetus.7,8

Pada umumnya pemberian obat anti-psikosis sebaiknya dipertahankan selama


3 bulan sampai 1 tahun setelah semua gejala psikosis mereda sama sekali.
Untuk Psikosis Reaktif Singkat penurunan obat secara bertahap setelah
hilangnya gejala dalam kurun waktu 2 minggu 2 bulan. Obat anti psikosis
tidak menimbulkan gejala lepas obat yang hebat walaupun diberikan dalam
jangka waktu lama, sehingga potensi ketergantungan obat kecil sekali.
DAFTAR PUSTAKA

1. Maslim R. 2011.
Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ. Jakarta : Bagian
Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Unika Atmajaya.
2. Hendarsyah F. 2016.
Diagnosis Dan Tatalaksana Skizofrenia ParanoidDengan Gejala-Gejala
Positif Dan Negatif. J Medula Unila. Lampung : Fakultas Kedokteran,
Universitas Lampung;4(3); Hal 58-63.
3. Hirjak D, Hochlehnert
A, Thomann PA, Kubera KM, Knut S. 2016. Evidence For Distinguishable
Treatment Costs Among Paranoid Schizophrenia And Schizoaffective
Disorder. Germany : Center For Psychosocial Medicine, Department Of
General Psychiatry, University Of Heidelberg
4. Kusumawardhani A,
Husain AB, dkk. 2013. Buku Ajar Psikiatrik. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
5. Lieberman JA. 2005.
Effectiveness ofantipsychotic drugs in patients withchronic schizophrenia. N
Engl J Med.; 353:1209-23.
6. Maslim R. 2007.
Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi III. Bagian Ilmu
Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya. PT Nuh Jaya; Jakarta.
7. Maramis WF. 2010.
Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi II. Surabaya: FK Unair.
8. Kaplan, H.I.,
Saddock, B.J., dan Grebb J.A., 2010. Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Ilmu
Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis Jilid 2. Jakarta: Binanupa Aksara
LAMPIRAN
AUTOANAMNESIS TANGGAL 25 MARET2017
Keterangan :
Dokter Muda (D)
Pasien (P)
D : Siang ibu, perkenalkan saya dokter muda ferina. Mohon maaf bu
mengganggu istirahat siangnya, boleh kita ngobrol-ngobrol sebentar?
P :Boleh dok
D : Silahkan duduk bu *dokter dan pasien duduk*
D : Ibu, boleh tau namanya siapa?
P : Putri Cahaya Sulastri
D : Enaknya saya manggil apa nih? Mbak apa ibu?
P : Bu aja dok, bu sulastri
D : Oke bu. Ibu ini umur berapa?
P : Saya 18 tahun dok
D : Ibu memangnya tanggal lahirnya berapa?
P : 28 Agustus dok, tahun 1976 (Memori jangka panjang baik)
D : Berarti sekarang harusnya berapa?
P : Iya dok harusnya 41 th. Tapi gatau nih dok, ibu saya yang ngasi tau terus.
D : Ngasi tau gimana mba? Ibu nya mba masih ada?
P : Udah meninggal dok. Tapi ya ibu itu sering ngomong di pikiran saya.
Mempengaruhi saya gitu deh dok. (Halusinasi Auditorik)
D : Apa saja memang yang ibu dengar dari suara ibu-nya ibu tadi?
P : Sering merintah ini itu mba
D : contohnya mba?
P : Misalnya ndok, angkat jemuran padahal mah jemuran saya masih
basah. Tapi tetep saya angkat
D : Apapun perintahnya tetep mba lakukan?
P : Iya dok. Saya jadi seperti dikendalikan sama ibu saya itu. (Waham
dikendalikan)
D : Tapi bagaimana caranya mba seseorang yang sudah meninggal bisa
berkomunikasi dengan kita yang masih hidup?
P : Saya juga ga ngerti dok. Tapi saya yakin itu suara dari arwah ibu saya.
D : Oke bu...tadi saya mau tanya, ibu sudah menikah?
P : Iya dok sudah dari saya umur 12 tahun
D : Wah sudah lama dong bu...suami masih ada? Anaknya berapa bu?
P : ada dok namanya riko sekarang lagi kerja dia. Saya belum punya anak
dok ngasuh ponakannya pakde aja 3 orang itu. Dari kecil saya yang asuh.
(Berdasarkan Alloanamnesa, pasien sudah punya 3 anak Memori
jangka sedang buruk)
D : Hoo jadi serumahnya sama siapa aja mba?
P : Suami, pakde sama keponakan saya 3 orang mba. Berenam.
D : Ibu sekolahya terakhir tamat apa?
P : Saya tamat SMP aja dok
D : Sempet kerja bu?
P : Kerja mba tapi kerja saya mah gitu dok serabutan. Semua saya kerjain ya
nyuci ya nyangkul. Dulunya saya tani mba tapi 5 tahun belakangan ini
saya ya kerja serabutan karena rumah saya kan di gotong royong itu kan
ga ada sawah.
D : Ibu terakhir kerja nya kapan?
P : Setahun yang lalu dok, disuruh berhenti dulu sama suami saya.
D : Ibu pernah coba konsumsi obat-obatan terlarang atau sering disebut
narkoba?
P : Astaghfirullah ngga dok
D : iya bu, bagus kalau begitu. Kalau minuman beralkohol atau yang
memabukkan?
P : aduh ngga dok apalagi itu...
D : kalau merokok?
P : ngga mba, paling ngga suka saya sama asap rokok
D : Oke deh kalau gitu bu. Sekarang saya mau tanya, ibu inget ngga dibawa
kesininya karena apa?
P : Iya dok, saya ini soalnya suka susah tidur. Udah lama banget mba,
makanya dibawa sama pakde dan temennya pakde 2 orang buat berobat
kesini. (Memori Jangka Pendek Baik)
D : ini pertama kalinya dirawat?
P : ngga dok, akhir tahun kemarin pernah juga dirawat disini 22 hari.
D : Waktu pertama kali dirawat kenapa bu memangnya?
P : kalau yang pertama itu saya memang ngamuk dok. Tapi yang sekarang
ini saya udah ngga ngamuk lagi kok dok. Cuma saya susah tidur aja.
D : Bisa ibu ceritakan apa yang membuat ibu susah tidur?
P : ya ini lah dok saya itu tujuan memang mau menceritakan ini. Saya itu
dok setiap kali saya tidur, saya merasa sukma saya itu terbawa kemana-
mana. Ke jawa, bali, surabaya, arab, malaysia.
D : Wah jauh jauh yaa bu...nah kalau Sukma itu apa bu?
P : Sukma tuh bagian dari diri kita dok, kan tubuh kita terdiri dari raga,
nyawa, sama sukma. Apa yah dok...jiwa gitu dok mungkin...
(Neologisma)
D : oke bu, lantas siapa yang membawa sukma ibu?
P : Ada 4 hewan mba, lebah, kupu-kupu, kuda cantik sama ular dok.
D : 4 hewan itu ibu pernah liat?
P : bisa dok, tapi saya aja yang bisa liat dok karena ini kan rahasia saya sama
mereka berempat aja (halusinasi visual)
D : Mereka bisa berkomunikasi atau kontak fisik ga sama ibu?
P : Bisa dok saya biasa ngobrol sama mereka. Mereka juga suka gelayutan di
tangan saya. (Halusinasi auditorik)
D : Kerasa emangnya mba?
P : ya kerasa dok, kayak misalnya saya pegang tangan dokter gini, kerasa
kan dok.
D : hoo gitu yah mba. Kembali ke tadi mba yang mba sukmanya terbawa
kemana-mana setiap kali tidur. Bagaimana caranya mba sukma mba bisa
berpindah ke tempat yang jauh dengan bantuan hewan-hewan tadi
sedangkan waktunya sangat singkat?
P : ya saya ngga tau dok tapi saya terasa dan saya yakin sukma saya
berpindah ke tempat tempat tadi (waham sistematik).
D : Sejak kapan sih ibu bertemu sama keempat hewan itu? Ada kejadian apa
sampai bisa ketemu hewan-hewan itu?
P : Jadi saya ini pernah dapet kayak mukjizatdok Saya melihat cahaya terang
sekali mba. Terus saya itu ketemu ada 2 nabi yang ngasih saya ilham.
Saya sampe nangis karena saya merasa sangat berdosa selama ini saya ga
solat mba. Terus kedua nabi itu mengikuti saya terus sampe saat ini, ada
di tangan kanan dan kiri saya. (Waham berdosa, Waham Sistematik,
Halusinasi Visual)
D : Mba masih merasa berdosa sampe sekarang?
P : masih dok, kalo saya lagi menyendiri suka nangis mikirinnya (waham
berdosa)
D : Tadi kata mba, mba dapet mukjizat...tapi bukannya manusia terakhir yang
mendapatkan mukjizat hanya Nabi Muhammad SAW?
P : Iya dok, tapi saya melihat cahaya itu dan kedua nabi itu masih ada sama
saya di tangan saya. Saya meyakini mereka itu diutus untuk
mengingatkan saya.
D : jadi mba ini Nabi?
P : Ngga mba, saya hanya temannya para nabi.
D : Terus mba bisa ceritakan lagi apa yang mengganggu mba?
P : Ini saya cerita aja semuanya yah dok
D : Silahkan mba
P : Kan tadi udah dok yang 4 hewan itu. Ini ada lagi dok kakak tua yang
nyuruh saya buat milih mana yang mau dicabut duluan nyawanya. Ya
saya timbang-timbang aja yang mana yang mau dicabut, yang reseh aja
dok yang saya suruh dia cabut nyawanya.
Terus dok saya ini ga tau kenapa bisa ngobrol sama TV jadi TV itu
seakan ngerti apa yang saya pikirkan, pikiran saya kan jadi diketahui
orang banyak dok, saya ngga nyaman banget dok makanya. (Tought of
broadcasting)
Sama satu lagi mba, saya merasa di dalem badan saya ini ada candi gitu
mba dan ada 2 orang suci didalamnya seperti dimasukkin gitu secara gaib
sama orang, 5 hari yang lalu (Waham bizzar).
Itu sih dok hal-hal yang mengganggu saya
D : oke mba, coba saya mau tanya dari 3 hal yang mengganggu mba ini.
Pertama, bukannya pencabut nyawa itu malaikat izrail yah mba?
P : Tapi saya tuh yakin setiap yang saya tunjukkin ke dia buat dicabut
nyawanya pasti abis itu meninggal
D : oke oke...terus yang kedua, bagaimana caranya pikiran mba bisa sampe
ada di TV sedangkan kalo mau berkomunikasi yang jauh itu kan butuh
telfon sedangkan mba ga pake telfon
P : sepertinya saya terhubung ke TV itu dengan telepati mba
D : Nah kalau yang ada candi di dalam badan mba? Segitu besarnya candi
gimana caranya bisa masuk ke dalam badan mba?
P : menurut saya ini candi dikirimkan dok beserta isinya si dua orang suci ini
dok. (Waham bizzar)
D : Baiklah...itu kan hal-hal yang membuat ibu terasa mengganggu dari
dalam diri ibu, kalo dari luar gimana? Ada masalahkah dengan keluarga
atau tetangga yang bikin ibu makin kepikiran?
P : ngga kok dok baik baik aja saya sama semuanya.
D : oke...tadi kan tidurnya keganggu, kalo makan gimana bu?
P : keganggu dok seringkali yang saya makan itu beda sama yang saya
rasakan. Saya makannya nasi kok rasanya cacing.
D : maksudnya bu?
P : iya kayak makan cacing, kenyal, manis terus ada bau amisnya kayak
daging mentah padahal cacingnya ga ada tuh dok terus saya makan
dagingnya mateng ga ada merah merahnya (Halusinasi pengecapan dan
halusinasi olfaktori)
D : hoo gitu...udah berusaha ibu lawan?
P : iya dok saya abaikan tapi tetep aja terasa dok
D : Ada lagi ngga bu hal-hal yang mengganggu pikiran ibu?
P : Ngga dok, saya ini cuma mau tidur saya enak lagi ga kayak gitu
kebangun terus.
D : ibu ngerasa diri ibu atau pikiran ibu bermasalah ngga?
P : ngga kok dok saya merasa sehat sehat aja, baik-baik aja
D : Oke deh bu kalo gitu, ini sudah selesai wawancaranya, kan disini ibu
dapet obat dan dapet makan, semuanya harus dikonsumsi secara teratur.
Kalau ada bisikan atau ada hal-hal yang mengganggu ibu, diabaikan
saya. Perbanyak ngobrol yah bu atau aktivitas sama temen-temen ibu
yang disini. Ngga boleh ngelamun lagi. Nanti kalau sudah diperbolehkan
pulang, ibu harus rajin kontrol disini 1 bulan sekali, ngga boleh males ya
bu.
P : iya dokter saya terima kasih banyak lho dokter mau kesini. Nanti tolong
kasih tau keluarga saya yah dok kabarin gitu dok.
D : iya bu nanti saya coba hubungi yah, silahkan ibu kembali istirahat lagi.
P : iya dok makasi banyak dok.
GRAFIK RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT

Tahun 1992
Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 (akhir) Tahun 2017
Pasien menikah
Terjadi masalah Pasien pulang ke Pasien tiba-tiba Pasien sering
pada usia 16 th
ekonomi pada lampung dan mengamuk dan melamun 5 hari
keluarga pasien. kerumah dibawa ke RSJD. terakhir dan sering.
Hingga pasien orangtuanya. Lalu Diputuskan untuk
kabur ke suami pasien pasien rawat inap.
Palembang selama menjemput pasien Pasien dirawat di
8 bulan. Pasien ke rumah keluarga ruang melati.
sempat bekerja di pasien Dirawat selama 22
pabrik di Mulai terjadi hari, ada perbaikan
palembang gangguan tidur kondisi

Anda mungkin juga menyukai