Anda di halaman 1dari 10

Adip Padli

1507114889
Metode Perancangan

PERANCANGAN COTTAGE DI DAERAH PERBUKITAN DENGAN


SUASANA MINANG

A. Konsep Rancangan
Masyarakat perkotaan merupakan masyarakat heterogen dimana individu-
individu dari berbagai daerah berkumpul menjadi suatu komunitas baru.
Komunitas baru ini tidak lagi membawa suasana kedaerahan mereka melainkan
telah bergabung antara suasana satu dengan suasana lainnya sehingga muncul
suasana baru yaitu suasana perkotaan.
Pada umumnya masyarakat minang merupakan masyarakat perantau dimana
masyarakat minang meninggalkan tanah minang untuk merantau ke berbagai kota
di Indonesia. Dampak yang disebabkan dari perantauan ini tidak ditemukan lagi
suasana minang di perkotaan.
Padatnya kegiatan perkotaan menyebabkan masyarakat membutuhkan suatu
cara untuk mengembalikan energi yang telah terkuras pada kurun waktu tertentu.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengembalikan energi tersebut salah
satunya dengan liburan. Liburan merupakan cara pengembalian energi yang cukup
diminati oleh masyarakat dikarenakan liburan sebagai media rekreasi dan
relaksasi. Media rekreasi dan relaksasi yang diharapkan masyarakat adalah media
rekreasi dan relaksasi dengan suasana alam dan tradisional. Sedangkan
masyarakat minang itu sendiri pada umumnya mengisi liburan dengan pulang ke
kampung halaman atau menyewa penginapan yang jauh dari perkotaan.
Penyewaan penginapan dilakukan karena tidak memiliki kesempatan untuk
pulang ke kampung halaman. Perbukitan menjadi salah satu tempat yang diminati
dalam pemilihan lokasi penginapan hal ini dikarenakan pada daerah perbukitan
jauh dari keramaian dan dekat dengan alam sebagai pengalaman yang tidak
didapat diperkotaan.
Salah satu jenis akomodasi penginapan adalah cottage. Cottage merupakan
salah satu tempat peristirahatan dengan bentuk bangunan-bangunan terpisah
disewakan untuk keluarga serta dilengkapi dengan fasilitas rekreasi dan untuk
relaksasi.

1
Berdasarkan pada uraian diatas konsep yang akan diterapkan pada rancangan
cottage adalah like a home . Latar belakang dari konsep like a home pada cottage
ini adalah masyarakat minang yang tidak memiliki kesempatan untuk pulang ke
kampung halaman dan ingin merasakan kembali suasana minang. Konsep like a
home pada cottage ini bagaimana masyarakat minang mengisi liburan tanpa harus
pulang ke kampung halaman untuk merasakan kembali suasana minang sehingga
Konsep like a home akan diaplikasikan pada ruang dalam dan ruang luar
perancangan cottage dimana perancangan tersebut dirancang sesuai dengan
karakteristik minang untuk memberikan suasana minang pada cottage tersebut.
Fungsi cottage ini ditujukan kepada seluruh masyarakat tetapi sasaran dari konsep
like a home ini adalah masyarakat minang yang tidak memiliki kesempatan untuk
pulang ke kampung halaman .
B. Program Bangunan
Program bangunan pada lingkungan cottage terdiri dari program bangunan
cottage, balai, surau, dan bangunan utama dimana dalam pendesainan perancang
menjadikan rumah Gadang sebagai preseden.
1. Program Bangunan Cottage
Hubungan Alam Terhadap Rumah Tradisional Masyarakat Minangkabau
Kolong pada umumnya berfungsi sebagai kandang ternak, sehingga
sekeliling dinding kolom ditutup dengan pagar. Dengan difungsikan sebagai
kandang ternak, rumah tradisional ini selain sebagai tempat hunian juga
memberikan nilai ekonomis bagi penghuninya.
Rumah tradisional Padang berstruktur kayu dalam bentuk rumah panggung.
Sambungan antara kolom kayu dan pondasi batu (umpak) ini bersifat fleksibel,
kolom tidak ditanam di dalam pondasi, tetapi hanya ditumpangkan begitu saja..
Gunung Marapi merupakan tempat asal mula budaya Minangkabau
berkembang, maka dipercaya bahwa Gunung Marapi inilah yang memberi
penghidupan bagi masyarakat Minangkabau karena lahannya yang subur. Jadi
lokasi Gunung Marapi ini memiliki pengaruh terhadap orientasi Rumah
Gadang, yaitu Rumah Gadang harus menghadap Gunung Marapi, tidak boleh
membelakanginya. Sebenarnya ada yang berpendapat bahwa arsitektur
Minangkabau memiliki orientasi ke arah Utara-Selatan. Tapi pendapat ini
kurang kuat, karena pada kenyataannya banyak Rumah Gadang yang
menghadap ke timur-barat.

2
Berdasarkan data diatas maka perancangan program bangunan cottage
berdasarkan hubungan alam terhadap rumah masyarakat Minangkabau adalah
sebagai berikut:
1. Massa cottage mengikuti bentuk-bentuk seperti rumah tradisional
minangkabau seperti atap gonjong, silek, pondasi umpak,dan kolong hal
ini sebagai tanggap terhadap iklim dan bersifat tradisional.
2. Atap berbentuk pelana dan gonjong dengan bahan ijuk.
3. Sedangkan material yang digunakan pada cottage menggunakan material
pabrikasi tetapi di clading dengan tekstur alam seperti tektur kayu.
4. Pada dinding eksterior juga akan dihiasi ornamen-ornamen khas minang
seperti di rumah gadang.
5. Untuk orientasi cottage akan menghadap timur ke barat
6. Cottage akan dibuat panggung dimana sisi bawah akan di jadikan area
berkumpul antar pengguna cottage.
2. Program Bangunan Balai
Pada ruang musyawarah akan dirancang tertutup tetapi masih dapat
merasakan keindahan perbukitan dengan dinding kaca menjadi dominan
sebagai pelingkup ruang dan ruang ini akan dibuat kedap suara. Dan pada
ruang ini juga tidak di beri fasilitas kursi melainkan hanya tikar anyaman
sehingga ketika musyawarah pengguna akan duduk lesehan.
Untuk ruang outdoor balai akan sering diadakan pertunjukan kesenian
minang seperti pertunjukan cerita randai, kesenian alat musik talempong
dan saluang pada area ini ruang outdoor akan dikelilingi pohon-pohon
sebagai media pereda akustik.
Massa balai akan dirancang seperti rumah gadang akan tetapi untuk
materialnya menggunakan material beton tetapi di cladding bahan sintetis
bertekstur kayu. Pada area kolong akan digunakan area bersantai yang
ditengah bangunan balai akan ada kolam renang. Dan akan ada ruang
tempat pengumpulan hasil yang kita dapat dari sawah dan kolam ikan
untuk dimakan bersama-sama.
3. Program Bangunan Surau
Pada kontur terendah akan dirancang surau dimana lokasi surau berdekatan
dengan lokasi sungai. Massa surau sendiri berbentuk kubus seperti kabah dengan
memberikan unsur atap gonjong sebagai identitas minang itu sendiri. Bangunan
surau tidak diberi dinding melainkan hanya perletakan kolom di ujung-ujung
bangunan. Surau ini dirancang menjorok ke sungai sehingga ketika dilihat diatas

3
surau seperti terapung selain itu tujuan dari perletakan surau menjorok ke sungai
untuk menambah ke khusyukan melalui media suara air selain itu disekeliling
surau akan ditanam pohon-pohon rindang mengelilingi sungai sebagai media
penyejuk ruangan. Untuk batas antara laki-laki dengan perempuan adalah dengan
melakukan perbedaan leveling. Atap dari surau ini menggunakan material ijuk.
4. Program Bangunan Utama
Massa bangunan utama didesain berbentuk atap rumah gadang dimana atap
akan melingkup dari atas sampai bawah bangunan , dan tidak memakai kolong,
untuk pegawai pengelola cottage akan memakai pakaian tradisional minang.
Program Ruang
1. Ruang Dalam
Program ruang dalam pada lingkungan Cottage terdiri dari ruang dalam
cottage, bangunan utama, balai, surau.
a. Ruang Dalam Cottage
Perencanaan akan menggunakan luasan 100 m2 untuk beranda, ruang
keluarga, pantry, kamar tidur dan kamar mandi untuk satu Cottage dimana ;
Pola Ruang Dalam Rumah Tradisional Masyarakat Minangkabau
Beranda sekaligus berfungsi sebagai ruang penerima tamu dengan dinding
terbuka (hanya berupa pagar/railing/balok bubutan setinggi 60 cm) untuk
menunjukkan sifat keramah tamahan dan siap menerima tamu. Selain untuk
menerima tamu dan bersantai, beranda juga berfungsi sebagai tempat
merundingkan upacara adat dan keagamaan. Beranda juga berfungsi sebagai
area transisi antara ruang luar dan ruang dalam. Sebagai area transisi, beranda
adalah tempat pemberhentian orang luar atau para tamu, sehingga ruang-ruang
dalam sebagai area privat penghuni tetap terjaga.
Di belakang beranda terdapat ruang keluarga. Ruang ini tidak terlalu luas,
hanya seperlunya saja untuk menampung acara keluarga. Kegiatan keluarga
yang bersifat resmi maupun santai berlangsung di ruang ini. Ruang keluarga
juga menjadi titik sentral bagi acara resmi seperti upacara adat, upacara
keagamaan, dan upacara kematian.
Setelah ruang keluarga terdapat bilik/kamar tidur. Kamar tidur berada di sisi
terdalam di belakang rumah. Kamar tidur adalah daerah yang paling privat.
Pintu ke kamar tersembunyi dan tidak bisa dilihat langsung dari ruang keluarga
apalagi dari pintu masuk di tengah serambi.

4
Dapur di rumah tradisional Padang ada yang menyatu langsung dengan
rumahnya, ada juga yang berupa ruang tambahan di bagian belakang rumah.
Berdasarkan data diatas maka perancangan program ruang dalam cottage
berdasarkan pola ruang dalam rumah tradisional masyarakat minangkabau
adalah sebagai berikut:
1. Ruang yang ada pada satu cottage terdiri dari beranda, ruang keluarga,
kamar tidur, pantry, dan kamar mandi.
2. Hubungan antar ruang pada satu cottage terbuka kecuali pada kamar
tidur dan kamar mandi yang hanya ditutup dengan tirai, tirai terbuat
dari susunan kulit kerang. Agar ketika tirai terhempas angin akan
mengeluarkan bunyi gesekan kulit kerang.
3. Ruang beranda akan diletakan di depan cottage sebagai ruang penerima
tamu dari pengguna cottage lain. Ruang beranda didesain terbuka
dimana di sekeliling beranda dipagari dengan bambu dengan tinggi 60
cm hal ini bertujuan sebagai kesan ramah terhadap tamu dan dapat
bersantai dengan melihat pemandangan di sekitar site cottage.
Disekeliling beranda bagian atas diletakan beberapa tanaman gantung
sebagai penghalau panas matahari. Untuk lantai beranda terbuat dari
bambu-bambu yang disusun secara vertikal.
4. Ruang beranda sendiri tidak diletakan kursi melainkan hanya diletakan
tikar anyaman , pengunjung dan pegguna cottage duduk secara lesehan.
5. Ruang keluarga diletakan setelah ruang beranda dimana ruang keluarga
terletak di tengah cottage untuk lantai pada ruang keluarga
menggunakan lantai purket. Ruang tamu dikelilingi dengan jendela-
jendela tinggi sehingga pemandangan sekitar masih bisa dirasakan
sambil berkumpul dengan keluarga.
6. Kamar tidur diletakan di belakang ruang keluarga, untuk lantai kamar
tidur juga menggunakan lantai purket . Perbedaan batas antar ruang
dengan memainkan leveling dimana kamar lebih tinggi dibandingkan
ruang keluarga. Tempat tidur pada kamar tidur terbuat dari bambu dan
memakai kelambu bewarna putih . Pada setiap kamar akan ada speaker
dimana speaker akan mengeluarkan bunyi suara alat musik saluang
pada waktu-waktu menjelang tidur .
7. Kamar mandi pada cottage akan berada di dalam kamar tidur dimana
kamar mandi tidak menggunakan pintu melainkan hanya tirai. Lantai

5
pada kamar mandi menggunakan keramik bertekstur kayu posisi bathup
ditenggelamkan di bawah lantai dan bathup diletakkan di dekat dinding
batu alam dimana shower di letakan di sela-sela batu alam tersebut
seolah-olah air keluar dari batu alam. Pada kamar mandi dindingnya
memakai kaca jenis one way sehingga bisa mandi dengan melihat
pemandangan alam dengan tetap menjadi ruang privasi.
8. Pantry diletakkan berdekatan dengan ruang keluarga, dimana lantai
pantry juga menggunakan lantai purket, meja makan dibuat dari bahan
sintetis menyerupai kayu begitu juga dengan kursi dan perkakas
masaknya.
9. Pada setiap cottage hanya ada satu pintu sebagai akses keluar masuk.
NO NAMA RUANG PROGRAM RUANG
1. Beranda Isi (Tikar anyaman bambu, meja
kayu, lukisan, vas bunga)
2. Ruang Keluarga Isi (Sofa kapasitas 3 orang,
tikar, meja kaja, 1 televisi, DVD
player, speaker)
3. Pantry Isi (Kitchen set, meja makan dan
kursi kapasitas 5 orang)
4. Kamar Tidur Isi (Tempat tidur, lemari, meja
rias, lukisan, jam )
5. Kamar Mandi Isi (Bathup, closet, walking
closet, cermin)
Tabel 1. Program Ruang Dalam Cottage

b. Ruang Dalam Bangunan Utama


Ruang bangunan utama terdiri dari lobby, recepsionist, ruang tunggu, area
makan, WC. Perancangan ruang dalam bangunan utama adalah sebagai berikut :
1. Lobby akan didesain tegak lurus dengan balai dan surau sehingga dari
Lobby pengguna sudah bisa melihat apa yang ada pada lingkupan cottage.
Ditengah lobby akan dibuat taman dan dikelilingi kursi bambu untuk area
tunggu. Ditengah taman indoor dijadikan area bermain anak dan air
mancur sebagai central point pada taman tersebut.
2. Area makan akan dirancang outdoor dimana area makan berada di bawah
kontur lobby sehingga area makan juga dapat melihat apa yang ada di
lingkupan cottage. Area makan diatapi dengan kolam renang (bukan untuk

6
renang) dan apabila air kolam renang penuh karena hujan makan air akan
jatuh seperti air terjun dan air mengalir menuju sungai

NO NAMA RUANG PROGRAM RUANG


1. Lobby Isi (Taman)
2. Recepsionist Isi(Meja pegawai, kursi,
komputer)
3. Area Tunggu Isi (Kursi yang disusun
melingkari taman tong sampah )
4. Area Makan Isi (Meja makan berbentuk
lingkaran kapasitas 5 orang
untuk 1 meja, jumlah meja ada
100 meja terbuat dari bambu
dan kursi kayu)
5. WC Isi (closet, Urinoir, cermin,
westafel)
Tabel 2. Program Ruang Dalam Bangunan Utama

c. Ruang Dalam Musyawarah (rapat)


Ruang musyawarah didesain dengan gaya tradisional dimana tidak ada kursi
dan meja. Ruang musyawarah bebas kolom dan hanya ada tikar anyaman
serta lantai ruang musyawarah menggunakan lantai purket.
NO NAMA RUANG PROGRAM RUANG
1. Ruang Rapat Isi (Tikar anyaman, meja,
lukisan, patung, vas bunga)
Tabel 3. Program Ruang Dalam Ruang Musyawarah

d. Ruang dalam surau


Ruang dalam surau akan diletakan lemari untuk al-quran dan mukenah. Pada
ruang dalam surau semua material diekspos.
NO NAMA RUANG PROGRAM RUANG
1. Ruang Surau Isi (Area shalat, lemari untuk
alquran, lemari untuk
mukenah)
Tabel 4. Program Ruang Dalam Ruang Surau

2. Ruang Luar
Dalam perencanaan program ruang luar dengan konsep like a home
perencana akan mengkaji studi literatur mengenai suasana minang sebagai bahan

7
pertimbangan dalam pengaplikasian konsep pada program luar cottage. Aspek-
aspek yang menjadi bahan pertimbangan dalam pengaplikasian konsep pada
program ruang luar adalah sebagai berikut:
a. Geografi Perbukitan Terhadap Rumah Masyarakat Minangkabau
Kondisi topografi daerah Minangkabau memiliki pengaruh kepada letak lahan
atau site didirikannya Rumah Gadang. Rumah Gadang tidak boleh didirikan
pada tanah yang basah, rendah atau labil, atau di atas lahan pertanian.
Tanah datar digunakan untuk perumahan, yang lereng ditanami tebu, rawa
untuk itik berenang, berair sawah, yang tinggi untuk pemakaman.
Berdasarkan data diatas maka perancangan program ruang luar cottage
berdasarkan perbukitan terhadap rumah tradisional Minang adalah sebagai
berikut:
1. Cottage akan dibangun pada lahan perbukitan dimana kondisi lahan
perbukitan memiliki kontur-kontur tanah yang berbeda sehingga untuk
cottage-nya sendiri akan dibangun pada sisi kontur tanah yang relatif
datar, tidak basah, tidak rendah atau labil.
2. Karena kondisi tanah pada setiap kontur-kontur berbeda maka perletakan
cottage pada setiap kontur tidak sama. Agar penyebaran perletakan
cottage teratur maka perencana akan membuat pola penyebaran cottage
sebelum pelaksanaan pembangunan. Perancangan pola penyebaran
cottage akan dibuat berbentuk lingkaran dimana bangunan cottage akan
melingkup bangunan inti yang ada dalam lingkupan cottage tersebut.
3. Akses masuk yang akan dirancang adalah pengunjung harus naik untuk
beberapa meter menuju tanah datar, untuk membuat tetap terasa nyaman
jalur masuk dituntun oleh pohon-pohon rindang sampai ke bangunan
utama. Hal ini dilakukan agar ketika pengunjung naik menuju bangunan
utama dapat melihat seluruh apa yang ada di sekitar lahan.
4. Posisi bangunan utama (kontur tertinggi) , balai (kontur tengah), dan
surau (kontur terendah) berada pada satu garis lurus dimana dikelilingi
oleh cottage itu sendiri.

b. Karakteristik Hubungan Sosial Masyarakat Minangkabau


Sosio-budaya masyarakat Minangkabau umtermanifestasi dalam adat
Minangkabau yang berlandaskan ajaran Islam. Masyarakat Minangkabau

8
bersifat terbuka karena terbiasa hidup berdampingan dengan orang lain baik di
perantauan atau di daerah sendiri.
Kelompok kecil dalam masyarakat Minangkabau adalah suku. sedangkan
kelompok terbesar adalah nagari. Selain itu Sifat dasar masyarakat Minangkabau
adalah kepemilikan bersama (komunal bezit). Tiap individu menjadi milik
bersama dari kelompoknya sebaliknya, tiap kelompok (suku/nagari) menjadi
milik dari semua individu yang menjadi anggota kelompok itu. Rasa saling
memiliki ini menjadi sumber dari timbulnya solidaritas, rasa kebersamaan, dan
rasa tolong menolong.
Setiap orang Minangkabau dituntut memiliki sikap tenggang rasa . Setia
(loyal) adalah teguh hati, merasa senasib dan menyatu dalam lingkungan
kekerabatan. Sifat ini merupakan awal sikap saling membantu, saling membela
dan saling berkorban untuk sesama. Apabila terjadi suatu konflik dan orang
Minangkabau terpaksa harus memilih, maka ia akan memihak kepada dunsanak
(saudara) nya.
Kegiatan perekonomian masyarakat Minangkabau, memiliki pengaruh
terhadap perkampungan masyarakat Minangkabau. Di mana secara umum, pola
perkampungannya mengelompok padat di daerah yang dapat dilakukan
pertanian dan nelayan.
Berdasarkan data diatas maka perancangan program ruang luar cottage
berdasarkan karakteristik hubungan sosial masyarakat minang adalah sebagai
berikut:
1. Karakteristik hubungan sosial masyarakat minang akan diterapkan pada
ruang luar cottage untuk mengingatkan kembali bagaimana suasana
minang khususnya dari segi sosial.
2. Cottage akan dibuat berkelompok-kelompok dimana dalam satu
kelompok terdiri dari 4 cottage, bagian depan cottage akan dibuat
halaman yang luas sebagai area santai , area bermain anak dan area
menanam tanaman.
3. Pada setiap cottage tidak disediakan ruang shalat dimana jika ingin shalat
harus pergi ke surau, perjalanan menuju surau akan melewati kelompok-
kelompok cottage lain hal ini dilakukan untuk memunculkan rasa sosial
antar pengguna cottage.
4. Balai menjadi central point pada site perancangan cottage dimana balai
menjadi titik temu antar pengguna cottage sehingga balai akan

9
difungsikan sebagai area sosial dimana pada balai akan diberi fasilitas
untuk bermusyawarah (rapat), fasilitas), fasilitas relaksasi dan pada
halaman balai akan dirancang teater outdoor dimana akan ada
pertunjukan nuansa minangkabau seperti kisah randai dan alat musik
saluang dan talempong.

c. Pola Pemukiman Masyarakat Minangkabau


Rumah gadang biasanya didirikan dalam kelompok-kelompok tertentu yang
antara satu kelompok dengan kelompok lainnya dibatasi oleh jalan maupun
lahan yang berbeda.
Dari Taratak manjadi Dusun, dari Dusun manjadi Koto, dari Koto manjadi
Nagari, Nagari ba Panghulu. Jadi dalam sistem administrasi pemerintahan di
kawasan Minang dimulai dari struktur terendah disebut dengan Taratak,
kemudian berkembang menjadi Dusun, Koto dan terakhir Nagari.
Ciri-ciri dusun pada perkampungan minangkabau:
Merupakan gabungan dari beberapa Taratak atau Taratak yang
berkembang (minimal dihuni oleh 2 suku)
Boleh mendirikan surau tapi tidak boleh mendirikan masjid
Rumah boleh bergonjong 2, dan ruangan berderet 2
Berdasarkan data diatas maka perancangan program ruang luar cottage
berdasarkan pola pemukiman masyarakat minangkabau adalah sebagai berikut:
1. Tatanan ruang luar cottage mengadopsi dusun pada masyarakat
minangkabau.
2. Pembatas antara kelompok cottage satu dengan cottage yang lain adalah
kolam dan jalan setapak dari bambu.
3. Kolam akan berada di setiap halaman depan cottage. Dan akan ada sampan
untuk keliling cottage melalui air.

10

Anda mungkin juga menyukai